"Kamu belajar dari mana kata - kata itu?" tanya Daddy Dennis tanpa menjawab pertanyaan Dennisa.
"Dari teman Dennisa katanya Dennisa sangat manis seperti es krim," jawab Dennisa polos.
"Yang mengatakan itu laki-laki atau perempuan?" tanya Daddy Dennis penasaran.
"Laki - laki dad," jawab Dennisa polos.
"Kamu suka padanya?" tanya Daddy Dennis.
"Tidak," jawab Dennisa singkat tanpa banyak berfikir.
"Lho kenapa?" tanya Daddy Dennis.
"Karena Dennisa ingin menikah dengan Daddy," jawab Dennisa polos.
"Dennisa umur Daddy dan kamu selisih dua puluh tahun kamu remaja Daddy sudah tua masa kamu menikah dengan pria yang sudah tua?" tanya Daddy Dennis.
"Menikah itu tidak pandang umur dad," jawab Dennisa polos.
"Tahu dari mana kata itu?" tanya Daddy Dennis penasaran.
"Kata teman Dennisa yang bernama Loren, waktu itu Loren tidak sengaja mendengar kalau kekasih Ibunya menyatakan cinta dan mengatakan seperti yang Dennisa katakan barusan," jawab Dennisa dengan wajah polosnya.
"Mulai besok Daddy akan pindahkan sekolahmu di tempat yang baru," ucap Daddy Dennis.
"Memangnya kenapa dad?" tanya Dennisa dengan wajah bingung.
"Supaya kamu berteman dengan anak-anak yang masih polos dan tidak kontaminasi dengan pikiran orang dewasa," jawab Daddy Dennis.
"Polos itu apa dad? Terus pikiran orang dewasa sama pikiran anak - anak memang berbeda ya dad?" tanya Dennisa dengan wajah masih bingung.
Daddy Dennis hanya bisa menepuk keningnya sambil dirinya meyakinkan untuk benar - benar memindahkan sekolah Dennisa di mana anak-anak seusia Dennisa berbicara dan berfikir seperti anak-anak pada umumnya.
"Polos itu anak - anak seusia kamu hanya mengerti bermain dan tidak bicara tentang pernikahan atau bicara seperti orang dewasa pada umumnya. Pikiran anak-anak hanya belajar supaya pintar selain itu bermain tidak ada yang lain sedangkan pikiran orang dewasa memikirkan berkerja, mendapatkan uang dan menikah," jawab Daddy Dennis menjelaskan ke Dennisa.
Dennisa hanya menganggukkan kepalanya walau dirinya masih bingung dengan ucapan Daddy Dennis.
"Dennisa mengerti perkataan Daddy?" tanya Daddy Dennis.
"Ngga, pusing ah Dad, mendingan makan es krim," jawab Dennisa polos.
"Makanlah yang banyak," ucap Daddy Dennis.
("Karen dan David apakah kalian tahu kalau Dennisa berbicara seperti orang dewasa. Dulu aku sangat berharap Dennisa menjadi jodohku tapi melihat perbedaan umur kami membuatku berfikir dua kali untuk menikah dengan Dennisa," ucap Daddy Dennis dalam hati).
Tidak berapa lama ponsel milik Daddy Dennis berdering membuat Daddy Dennis mengambil ponselnya dari saku jasnya untuk melihat siapa yang menghubungi dirinya.
"Tumben Rey telepon," ucap Daddy Dennis sambil menggeser tombol berwarna hijau kemudian menempelkan ponselnya ke telinganya.
("Hallo Rey," panggil Daddy Dennis).
("Dennis, pesawat yang digunakan oleh David dan Karen mengalami kecelakaan," ucap Rey sambil menahan rasa sesak di hatinya).
("Apa?? Kamu tidak bercandakan?" tanya Daddy Dennis tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Rey).
("Daddy, kalau terima telepon jangan teriak - teriak bikin telinga Dennisa sakit," ucap Dennisa)
("Maaf sayang," jawab Daddy Dennis)
("Hari Ini sudah dua kali tidak ada untuk yang ke tiga kali," ucap Dennisa)
("Iya, daddy janji tidak akan berteriak lagi," jawab Daddy Dennis)
Daddy Dennis dan Rey sebenarnya ingin tertawa mendengar ucapan polos Dennisa namun ketika ke dua orang tuanya mengalami kecelakaan membuat Daddy Dennis dan Rey menjadi sangat sedih.
("Kamu serius Rey dan tidak bercanda?" tanya Daddy Dennis mengulangi perkataannya).
("Aku tidak bercanda pesawat nya meledak dan jatuh ke dalam laut. Sekarang aku menuju ke perusahaan milikmu kita berangkat bersama - sama," ucap Rey.).
("Aku tunggu di parkiran mobil," sambung Rey).
Tut tut tut
Sambungan komunikasi langsung diputuskan secara sepihak oleh Rey membuat Rey turun dari sofa kemudian merapikan dokumen.
"Dennisa kita pergi sekarang," ucap Daddy Dennis.
"Pergi kemana Dad?" tanya Dennisa sambil asyik makan es krim.
"Paman Rey sebentar lagi datang, kita pergi sekarang," ucap Daddy Dennis yang belum bisa mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Baiklah dad," ucap Dennisa sambil menyerahkan kotak es krim ke Daddy Dennis.
Daddy Dennis menerima es krim tersebut kemudian membawanya ke kamar pribadinya untuk meletakkannya ke dalam kulkas.
Setelah selesai Daddy Dennis berjalan ke arah ruangannya kemudian menggendong Dennisa untuk keluar dari ruangannya.
Daddy Dennis berjalan ke arah lift khusus CEO dengan diikuti oleh dua bodyguard dan salah satunya langsung menekan tombol lift.
Ting
Pintu lift terbuka Daddy Dennis masuk ke dalam ruangan persegi empat dengan diikuti oleh ke dua bodyguard tersebut kemudian bodyguard menekan tombol lantai dasar.
Ting
Pintu lift terbuka Daddy Dennis keluar dari kotak persegi dengan diikuti oleh ke dua bodyguardnya. Daddy Dennis menunggu kedatangan Rey dan tidak menunggu lama mobil Rey datang dan salah satu bodyguard membuka pintu belakang pengemudi karena Rey sedang duduk di kursi belakang pengemudi.
"Ikuti mobil kami," ucap Daddy Dennis sambil masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang pengemudi bersebelahan dengan Rey.
"Baik tuan," jawab bodyguard tersebut sambil menutup pintu mobil.
"Ke bandara," perintah Rey pada anak buahnya yang merangkap sebagai sopir.
"Baik tuan," jawab sopir tersebut.
Sopir tersebut mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Paman Rey, kenapa kita pergi ke bandara?" tanya Dennisa polos.
"Kita mencari mommy dan daddy," ucap Rey.
"Kenapa mommy dan daddy di cari?" tanya Dennisa bingung.
"Pesawat yang di tumpangi mommy dan daddy meledak," jawab Rey yang tidak bisa berbohong.
"Paman tidak bercanda kan? Kenapa pesawat nya bisa meledak? Apa mereka menyalakan kompor?" tanya Dennisa polos.
"Hah!!"
"Kenapa Daddy dan paman Rey jawabnya Hah?" tanya Dennisa dengan wajah bingung.
"Dennisa sayang di pesawat tidak ada kompor," jawab Daddy Dennis.
"Lalu kenapa bisa meledak?" tanya Dennisa penasaran.
"Daddy juga tidak tahu," jawab Daddy Dennis.
"Paman Rey, bawa laptop tidak?" tanya Dennisa tanpa menjawab ucapan Daddy Dennis.
"Paman bawa, untuk apa?" tanya Rey sambil memperlihatkan laptopnya ke Dennisa.
"Bisa Internet?" tanya Dennisa tanpa menjawab pertanyaan Rey.
"Bisa," jawab Rey singkat walau wajahnya masih bingung.
Dennisa menarik ritsleting tas laptop dengan dibantu Rey. Setelah selesai Rey meletakkan laptopnya di ke dua padanya sedangkan Dennisa menyalakan laptopnya terlebih dahulu.
"Dennisa akan meretas pesawat yang ditumpangi oleh mommy dan Daddy. Paman Rey dan Daddy Dennis, apakah tahu nama pesawat yang di tumpangi sama mommy dan daddy?" tanya Dennisa sambil mengotak atik laptopnya dengan jari jemari nya yang lincah.
"Pesawat xxxx, memang Dennisa bisa meretas?" tanya Rey tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Dennisa.
"Bisa donk," jawab Dennisa sambil masih mengotak atik laptopnya.
"Daddy dan Mommy sampai di bandara jam delapan pagi." ucap Dennisa sambil memperhatikan layar laptopnya begitu pula dengan Daddy Dennis dan Rey.
"Coba kita lihat apakah di pesawat ada bom nya tidak sebelum pesawat nya berangkat," ucap Dennisa sambil mengotak atik laptopnya.
"Lihat itu di bagian ekor pesawat ada benda kecil," ucap Daddy Dennis yang mempunyai mata elang sambil menunjuk ke arah ekor pesawat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Fitrianinaim_queen03
pengen sedih tapi nggak jadi gara² pertanyaan Dennisa 🤣🤣
2023-11-02
0
Gustianleejo
ortunya denisa meninggalkah .tapi kok bukan nya q sedih tapi ngakak gara2 Denisa nanyain ada kompor ataugak ..astaga semoga selanjutnya gak ada air mata ya
2022-11-03
0
Lusi Safitri II
lanjut kk
2022-09-28
0