Percaya diri

Ayu berdiri di belakang pintu. Matanya terus mengelilingi setiap tamu yang berlalu lalang keluar masuk ruangan. Bahkan, di antara mereka sudah menatapnya dengan tatapan yang tak dimengerti. Tidak ada yang aneh, layaknya pesta pernikahan orang kaya yang dulu sering ia hadiri dengan Ikram, ruangan itu dipenuhi dekorasi yang luar biasa indahnya. 

"Selamat datang, Nyonya." Seorang pelayan menghampiri Ayu dan menyapanya. 

Ayu mengangguk pelan diiringi dengan senyuman. 

"Apa Anda membutuhkan sesuatu? Mungkin saya bisa membantu," ucapnya lagi. 

"Tidak, aku hanya mencari seseorang," jawab Ayu asal kemudian berlalu. Berdiri di tengah tamu yang lainnya. 

Beberapa pasang mata mulai perhatikan Ayu. Meskipun sudah berusaha untuk menyelinap, mereka tak mungkin mengabaikan kecantikan yang terpampang jelas. Sebagian dari tamu pria berbisik dengan mata yang mengarah padanya. 

Dari jauh, nampak mempelai pengantin naik ke atas pelaminan. Suara tepuk tangan mengiringi saat mereka duduk di kursi ratu dan raja. 

Ayu mengambil segelas sirup yang dibawa pelayan saat melintas. Lantas, ia duduk dan meneguknya untuk membuang jauh rasa sakit hatinya. 

Seorang pria datang menghampiri Ayu dan duduk di depannya tanpa permisi. Ayu memalingkan pandangan ke arah lain. Ia merasa risih setiap kali ada yang mendekati. Tak peduli siapapun itu, yang pasti saat ini hatinya terkunci untuk seorang pria. 

"Datang dengan siapa, cantik?" tanya pria berkacamata itu seraya mengulurkan tangannya di depan Ayu. 

"Sama suami, dia ke toilet," jawab Ayu meyakinkan. 

Seketika pria itu berdiri dari duduknya dan pergi. 

Ayu tersenyum menyeringai. Setidaknya untuk saat ini aman dari gangguan orang yang membuatnya tak nyaman. 

Acara mulai berlangsung. Seluruh tamu undangan menikmati alunan lagu yang dinyanyikan oleh artis ternama. Ayu berdiam sambil menatap layar ponselnya. Seakan tidak ada apapun di sekitarnya. 

"Permisi, Mbak." Suara berat menyapa membuat Ayu mendongak ke arah sumber suara. 

Seorang pria berjas hitam berdiri di depan Ayu dan tersenyum. Jika dilihat dari raut wajahnya yang tampan pria itu seperti seorang pengusaha. 

"Ada apa?" tanya Ayu tanpa berdiri. 

"Apa boleh saya bergabung?" Pria itu menunjuk kursi kosong yang ada di depan Ayu. 

Ayu menoleh ke arah kiri kanan lalu menatap pria asing itu lagi. 

"Istri Anda mana, Tuan?" tanya Ayu kemudian. Walaupun itu tempat umum, Ayu tidak ingin menimbulkan kesalahpahaman seperti kala itu. 

"Istri saya sudah meninggal." Dengan jawaban itu sudah membuat Ayu cukup paham dan mempersilahkannya untuk duduk. 

Tidak ada perbincangan, karena Ayu sedikit menghindari tatapan pria tersebut. Ia memilih menyibukkan diri dengan benda pipih di tangannya. 

"Lihat deh, aku kira dia pengantinnya."

Bisik-bisik itu terdengar di telinga Ayu. 

Ia tahu bahwa dari tadi banyak yang memperhatikannya, namun Ayu pura-pura cuek. Mengabaikan mereka yang suka usil. 

"Iya, istrinya siapa ya? Kok bisa membeli baju seperti itu," timpal yang lainnya. 

Ayu melirik baju yang membalut tubuhnya, kemudian menoleh ke arah orang yang sedang membicarakannya. 

Mereka tersenyum dan mengangguk ramah tanda sapaan. Ayu pun melakukan hal yang sama. 

"Udah kaya gak sombong lagi." 

Hampir tiga jam Ayu hanya duduk ditemani makanan ringan yang di antar oleh pelayan. Sedikitpun tak menikmati pesta yang meriah itu.

Kini tiba di puncak acara, yaitu mengucapkan selamat pada sang pengantin dan akan dilanjut dengan sesi foto bersama. 

Hampir saja berdiri, suara seseorang dari belakang memanggil nama Ayu yang membuat sang empu menoleh. 

"Ayu," sapa orang itu lagi. 

Ayu tersenyum mengingat-ingat sosok yang berjalan ke arahnya. 

"Irma, kamu beneran Irma?" tanya Ayu memastikan. 

Wanita itu mengangguk dan berhamburan memeluk Ayu. 

Tak ayal jika mereka kembali menjadi sorotan semua orang karena penampilannya yang sama-sama memukau. 

"Kamu ke mana saja kenapa sih?" tanya Ayu mengusap punggung Irma yang masih merengkuhnya erat. 

"Aku tinggal di Perancis, Yu. Suamiku kerja di sana, jadi gak bisa pulang. Tapi mulai sekarang aku akan tinggal di sini lagi," jawab Irma menjelaskan. 

Terdengar dari ucapannya, sepertinya wanita itu bahagia dengan rumah tangganya, tak seperti Ayu yang gagal dan kehilang seorang suami. 

"Suami kamu ke mana?" tanya Irma balik. 

"Aku janda," jawa Ayu percaya diri. 

Menurutnya janda bukanlah aib dan tidak perlu ditutupi lagi dari semua orang. Justru dengan statusnya yang sekarang ia banyak belajar menjadi orang yang lebih baik lagi. 

"Janda?'' tanya Irma mengulangi. 

Ayu mengangguk cepat. "Sudah, jangan dibahas. Kita ucapkan selamat dulu pada pengantin nya?" Menarik tangan Irma untuk mengantri di tengah tamu yang berjejer rapi. 

Di manapun berada Ayu tak luput dari tatapan orang-orang, bukan hanya karena penampilannya yang memukau, namun sebagian dari mereka juga mengenalnya sebagai mantan istri Ikram. 

Ikram buta, istri secantik itu di ceraikan malah memilih Rani.

Antrian di depan Ayu sudah semakin pendek. Itu artinya sebentar lagi ia akan segera bertatap muka dengan Ikram dan juga Rani. Dua orang yang sudah menghancurkan masa depan anak-anaknya. 

Ayu menghela napas panjang. Mengusir dadanya yang sedikit bergemuruh. Memasang wajah tegar layaknya orang yang tidak pernah tersakiti. 

"Selamat ya, Mas. Semoga kamu dan istrimu bahagia," ucap seorang wanita yang ada di depan Ayu. 

Kini beralih Ayu yang berdiri di depan Ikram hingga beberapa menit waktu terjeda karena mereka saling diam dengan tatapan masing-masing. 

Ternyata dia berani datang ke sini, awas saja, aku akan mempermalukan dia.

Rani menggeser tubuhnya mengikis jarak antara dirinya dan Ikram yang nampak terpaku dengan wajah sang mantan. 

"Apa kamu datang ke sini untuk merayu suamiku?" ucap Rani lirih namun menekankan. 

Ikram tersadar dari lamunannya lalu menarik tangan Rani ke belakang. 

"Jangan bikin ribut, aku gak mau kamu malu-maluin," bisik Ikram di telinga Rani. 

Sikapnya  kali ini sangat berbeda dari sebelumnya. Jika waktu itu Ikram sangat membenci Ayu, sepertinya sekarang ia peduli dengan wanita itu. Bahkan membelanya dengan cara menegur Rani. 

Irma yang ada di belakang Ayu pun mulai bertanya-tanya. 

"Maaf ya, Ran. Aku bukan wanita penggoda yang suka merayu suami orang. Meskipun aku sudah dibuang, tapi aku mencari uang dengan cara yang yang halal," ucap Ayu dengan lantang. Ia menyindir dan membalikkan tuduhan Rani. 

Sontak, itu membuat tamu mulai bergunjing. 

Kedua tangan Rani mengepal sempurna. Raut wajahnya mulai dipenuhi kekesalan  yang memuncak. Dalam sekedip mata, ia mendapatkan tatapan aneh dari orng-orang. 

"Jadi, jangan takut kalau aku akan merebut mas Ikram kembali, gak level," imbuhnya. 

Ayu meninggalkan pelaminan tanpa bersalaman dengan Rani. Ia hanya mengucapkan selamat kepada Ikram, karena bagaimanapun juga dia adalah ayah dari anak-anaknya. 

Terpopuler

Comments

Isabela Devi

Isabela Devi

saya suka ketegasan kamu ayu

2024-04-20

0

Kartini Kartini

Kartini Kartini

bagus

2024-03-05

1

Neulis Saja

Neulis Saja

a nice 👌😄

2024-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Perdebatan
2 Single Mom
3 Pergi
4 Kehidupan baru
5 Keberanian Ayu
6 Hanan sakit
7 Jalan-jalan
8 Menulis
9 Belum berhasil
10 Salah paham
11 Gagal
12 Ponsel baru
13 Tegas
14 Lembur
15 Ulang tahun Hanan
16 Musibah lagi
17 Penolakan Ikram
18 Pusat perhatian
19 Bab 19. Datang ke pernikahan
20 Percaya diri
21 Berubah
22 Bohong
23 Minta sekolah
24 Fitnah
25 Benci
26 Kesempatan
27 Kemarahan Harini
28 Ke rumah Ayu
29 Mengembalikan
30 Rencana Rani
31 Misi Harini
32 Julid
33 Salah paham
34 Mengintai
35 PDKT
36 Menolak
37 Hadiah dari Angga
38 Awal perjuangan
39 Bujukan Angga
40 Mempermalukan Ikram
41 Panggilan Papa
42 Melamar
43 Tidak setuju
44 Sandiwara
45 Ketahuan
46 Datang ke kantor
47 Penjelasan Angga
48 Mencari pilihan
49 Panik
50 Memperkenalkan diri
51 Mendekatkan
52 Cemburu
53 Kekesalan Angga
54 Datang ke rumah
55 Pendekatan
56 Kekecewaan Ikram
57 Tragedi
58 Rumah sakit
59 Amnesia
60 Uang tahun Adiba
61 Hadiah dari Angga
62 Menjenguk
63 Curiga
64 Pendapat Om Surya
65 Tumbang
66 Sikap Rani
67 Marah
68 Berubah
69 Cemburu berat
70 Masakan khas
71 Janji
72 Terlambat
73 Nonton ala Angga
74 Rencana
75 Terbongkar
76 Menegaskan
77 Saudara
78 Berkunjung
79 Kejutan baru
80 Tawaran
81 Bimbang
82 Niat pergi
83 Berpisah
84 Penjelasan Irma
85 Ruko untuk Ayu
86 Hari pertama
87 Layyana Shop
88 Wejangan untuk Ikram
89 Lima tahun kemudian
90 Menginap
91 Kejutan
92 Rencana menikah
93 Pertemuan di kantor
94 Masa depan
95 Pujian untuk Ayu
96 Hari pernikahan
97 Kecelakaan
98 Sadar
99 Menjelaskan
100 Tak akan goyah
101 Orang suruhan
102 Detik-detik
103 Mengenang masa lalu
104 Sah
105 Pertama kali
106 Setengah
107 Pesta terakhir
108 Malam pertama
109 Hari pertama
110 Semakin akrab
111 Semakin cantik
112 Jalan keluar
113 Mengungkap perasaan
114 Berakhir ranjang
115 Resah
116 Kepergok
117 Bukti, bukan janji
118 Putus
119 Mantan
120 Diam nya Ayu
121 Akur
122 Sedikit aneh
123 Kemungkinan
124 Positif
125 Pertemuan orang tua
126 Berubah fikiran
127 Menerima dengan lapang
128 Harapan Baru
129 Kembar
130 Bantuan
131 Berkumpul
132 Lamaran
133 Pendarahan
134 Mencari Memet
135 Tertangkap
136 Mengubah nasib
137 Impian yang terwujud
138 Pengumuman
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Perdebatan
2
Single Mom
3
Pergi
4
Kehidupan baru
5
Keberanian Ayu
6
Hanan sakit
7
Jalan-jalan
8
Menulis
9
Belum berhasil
10
Salah paham
11
Gagal
12
Ponsel baru
13
Tegas
14
Lembur
15
Ulang tahun Hanan
16
Musibah lagi
17
Penolakan Ikram
18
Pusat perhatian
19
Bab 19. Datang ke pernikahan
20
Percaya diri
21
Berubah
22
Bohong
23
Minta sekolah
24
Fitnah
25
Benci
26
Kesempatan
27
Kemarahan Harini
28
Ke rumah Ayu
29
Mengembalikan
30
Rencana Rani
31
Misi Harini
32
Julid
33
Salah paham
34
Mengintai
35
PDKT
36
Menolak
37
Hadiah dari Angga
38
Awal perjuangan
39
Bujukan Angga
40
Mempermalukan Ikram
41
Panggilan Papa
42
Melamar
43
Tidak setuju
44
Sandiwara
45
Ketahuan
46
Datang ke kantor
47
Penjelasan Angga
48
Mencari pilihan
49
Panik
50
Memperkenalkan diri
51
Mendekatkan
52
Cemburu
53
Kekesalan Angga
54
Datang ke rumah
55
Pendekatan
56
Kekecewaan Ikram
57
Tragedi
58
Rumah sakit
59
Amnesia
60
Uang tahun Adiba
61
Hadiah dari Angga
62
Menjenguk
63
Curiga
64
Pendapat Om Surya
65
Tumbang
66
Sikap Rani
67
Marah
68
Berubah
69
Cemburu berat
70
Masakan khas
71
Janji
72
Terlambat
73
Nonton ala Angga
74
Rencana
75
Terbongkar
76
Menegaskan
77
Saudara
78
Berkunjung
79
Kejutan baru
80
Tawaran
81
Bimbang
82
Niat pergi
83
Berpisah
84
Penjelasan Irma
85
Ruko untuk Ayu
86
Hari pertama
87
Layyana Shop
88
Wejangan untuk Ikram
89
Lima tahun kemudian
90
Menginap
91
Kejutan
92
Rencana menikah
93
Pertemuan di kantor
94
Masa depan
95
Pujian untuk Ayu
96
Hari pernikahan
97
Kecelakaan
98
Sadar
99
Menjelaskan
100
Tak akan goyah
101
Orang suruhan
102
Detik-detik
103
Mengenang masa lalu
104
Sah
105
Pertama kali
106
Setengah
107
Pesta terakhir
108
Malam pertama
109
Hari pertama
110
Semakin akrab
111
Semakin cantik
112
Jalan keluar
113
Mengungkap perasaan
114
Berakhir ranjang
115
Resah
116
Kepergok
117
Bukti, bukan janji
118
Putus
119
Mantan
120
Diam nya Ayu
121
Akur
122
Sedikit aneh
123
Kemungkinan
124
Positif
125
Pertemuan orang tua
126
Berubah fikiran
127
Menerima dengan lapang
128
Harapan Baru
129
Kembar
130
Bantuan
131
Berkumpul
132
Lamaran
133
Pendarahan
134
Mencari Memet
135
Tertangkap
136
Mengubah nasib
137
Impian yang terwujud
138
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!