Pendekar Dari Gunung Toba
Dari sebuah desa diutara kerajaan Deli Mas, masyarakatnya hidup dengan rukun dan damai, namun sejak dipimpin oleh seorang kepala kampung yang baru bernama tuan Gecik desa itupun mulai nampak kehidupan yang teramat sulit.
Semuanya itu dikarenakan sang kepala kampung sangat memeras hasil pertanian dari masyarakatnya.
Desa Mekar Serumpun yang begitu damai dan tenang, namun sekarang disana sini banyak terjadi kekacauan.
Penarikan upeti secara paksa oleh sang kepala kampung, ditambah lagi perampokan yang sering terjadi saat malam hari membuat kampung itu begitu angker untuk di kunjungi.
Tuan Gecik sendiri sebagai sang Kepala Kampung yang memiliki perawakan seram, dengan wajahnya dipenuhi cambang dan berkumis tebal, dia juga memiliki tubuh yang sangat kekar serta mempunyai ilmu kanuragan yang boleh dibilang cukup mumpuni.
Didalam Istananya yang sederhana dia memerintah untuk seluruh kampungnya.
Hari ini tuan Gecik duduk di kursinya dengan didampingi beberapa pengawal pribadi.
Mereka membahas tentang peraturan yang mengikat. "Kalian harus mengutip upeti setiap bulannya enam puluh persen dari hasil pendapatan mereka," ungkap tuan Gecik.
"Jika mereka tidak bersedia membayar, lalu bagaimana tuan?" tanya Lintong salah satu orang kepercayaan tuan Gecik, "aaaahhh, kalian ambil paksa saja," ungkap tuang Gecik.
"dan satu lagi, setiap tiga bulan sekali, jangan lupa kalian carikan aku gadis-gadis muda untuk aku cicipi hahahahahaha," demikian perintah tuan Gecik sambil tertawa.
"Baiklah tuan," jawab para pengawalnya.
Suasana desa masih sangat asri, dimana masyarakatnya hidup dengan bertani.
Namun tiba-tiba pagi itu sekelompok orang-orang tuan Gecik mendatangi pemukiman penduduk.
Sontak saja keadaan menjadi ramai dan kacau. Aaaahhhhhh ..... jangaaaannn tuan, jangannn...! Tolonggggg.......! Hiaaaat ... prakkkkkk ... Aaaaaahhhhhh ..... Semua orang-orang kampung dikumpulkan di lapangan, mereka diseret keluar rumah lalu disuruh duduk beralaskan bumi ditengah lapangan.
Sesaat kemudian, pimpinan dari gerombolan itu maju kedepan. "Hai...orang-orang kampung, kalian dengar titah dari Kepala Kampung," ungkap pimpinan gerombolan itu.
Si Tulah Batu orang biasa menyebut nama dari pimpinan gerombolan itu, dia sangat kejam, berwajah cukup sangar dan berbadan tinggi besar serta memegang tombak sebagai senjata pamungkasnya. "Mulai hari ini, kalian harus membayar upeti sebesar enam puluh persen dari penghasilan kalian setiap bulannya!" ungkap si Tulah Batu.
"Jika kalian menolak! kami tidak segan-segan merampas semua harta-harta kalian bahkan nyawa kalian sekalipun!" cetusnya lagi.
Hahahahahahahahah ..... disusul gelak tawa dari para gerombolan itu.
"Sekarang, kami akan ambil separohnya dulu," ucapnya kembali. Hahahahaha, sambil tertawa ia memerintahkan semua anggotanya untuk mengambil barang-barang penduduk. Sontak saja, mereka memberikan perlawanan.
Hiakkkk .... ciaaattttttt ... hup ... hup ... hiaaat ... crooootttt .... akhhhhhhh ... tak khayal perkelahian pun terjadi Tolonggggggg.......! Jangan tuan ... Jangan......!
Namun apalah daya warga kampung, mereka sedikitpun tidak memiliki ilmu kanuragan akibatnya sebagian dari mereka ada yang mati karena di tebas dengan pedang-pedang gerombolan itu dan sebagian lagi ada pula yang terluka.
Setelah mengambil barang-barang warga kemudian para gerombolan itupun pergi dengan membawa harta benda dan hasil pertanian masyarakat untuk di setor ke tuan Gecik.
......................
Sementara itu didalam Istananya tuan Gecik terlihat ramai usai penarikan upeti dari masyarakat tadi pagi.
Hahahahaha ... hahahahaha ... suara tawa dan pesta pora pun terjadi di dalam Istana tuan Gecik.
Hahaha ... bagus ... bagus ... kerja kalian, ungkap tuan Gecik. "Hari ini mari kita bersenang-senang.....!" ucapnya lagi.
Suara gamelan dan musik pun berdendang mengalun mengiringi suasana di Istana itu, para pengawal tuan Gecik pun turut berpesta pora, segala makanan dan minuman terpampang disana.
Tak lupa pula minuman tuak sebagai minuman khas merekapun turut serta sebagai bahan untuk mabuk-mabukan, serta para wanita-wanita penghibur juga disediakan oleh tuan Gecik. Begitulah setiap kalinya yang mereka lakukan setelah mengutip upeti dari rakyatnya.
Sedangkan warga desa semangkin hidup dalam ketakutan, dari mereka sudah banyak mengalami kesulitan ekonomi bahkan untuk makan sehari-haripun mereka sulit akibat upeti yang terlalu tinggi.
Ada beberapa dari mereka yang memberanikan diri untuk melaporkan kejadian ini kepada tuan Raja Iskandar Nauli, tetapi diperjalanan sebelum sampai ke Istana mereka tewas oleh tangan-tangan orangnya tuan Gecik.
Setiap para Pendita yang mencoba untuk menasehati sang kepala kampungpun tak jarang mereka mendapat perlakuan kasar bahkan ada yang dibunuh. Begitulah kekejaman penguasa itu kepada rakyatnya.
...****************...
Dari sebuah hutan diujung kampung, terlihat seorang pemuda dengan topi capinnya berjalan menuju warung di desa Mekar Serumpun.
Setelah sesampainya di desa pemuda itupun memesan sepiring nasi.
Semua orang yang ada diwarung itu memperhatikan gerak gerik pemuda asing tersebut, mereka tidak mengenal siapa pemuda itu.
Setelah hidangan disediakan pemuda itupun melahap makanan itu. "sepertinya dia sangat begitu lapar," ucap pemilik warung.
Namun sesaat kemudian tiba-tiba ada sebuah pisau kecil yang melayang dan terarah ke pemuda itu. Sssssssttttttt ..... hup ... dengan sigap pemuda itupun menangkap pisau itu di sela-sela jari tangannya, sontak saja suasana menjadi mencekam.
Pemuda itu dengan awas matanya memperhatian setiap sudut ruangan.
Dan kemudian dari arah luar terbang dua sosok laki-laki berpakaian hitam dengan penutup wajah menyerang pemuda itu.
Hiaaaattt ... Ciaaaattttt .... pemuda itu menangkis serangan itu.
Pertarunganpun terjadi.
Hup .. hiat ... hiaaaattttt ... Drakkk ... wuffff ... wufff ... ciakkkk .... dammmmm, kemudian brkkkkkkkh ... pertarungan sengit terus berlangsung.
Sampai para pembeli di warung itupun berhamburan keluar menyelamatkan diri mereka.
Hiaaaattt ... brakkkkkk ... Kini satu dari penyerang tewas dengan sekali pukulan di dadanya.
Pukulan yang dilancarkan pemuda itu mengenai sasaran dan mematikan lawannya.
Melihat keadaan itu, seorang kawanan yang masih tersisa akhirnya kabur meninggalkan pemuda itu.
Tak butuh waktu lama pemuda itu telah menaklukkan orang-orang yang menyerangnya.
Sesaat kemudian wargapun berkumpul, ada yang mendekati mayat lelaki berbaju hitam itu dan ada pula yang menghampiri pemuda itu.
Pemuda itupun segera merapikan pakaiannya. "Tuan Pendekar," sapa seorang pria paruh baya kepada pemuda itu.
"Ada apa pak!" jawab pemuda itu. "siapa sebenarnya kisanak ini?" uangkap pria itu.
"Saya hanya seorang pengembara pak!" jawab pemuda itu. "bolehkah saya tau nama kisanak?" tanya pria itu tadi.
"panggil saya, Ranu." jawab pemuda itu.
Ranu merupakan seorang pemuda yang tampan dengan tinggi 170 cm, berkulit putih, dan rambutnya yang panjang diikat dengan kain di kepalanya, usianya duapuluh lima tahun.
Ranu merupan murid dari Ki Damar Sakti, penguasa Bukit Lau Kawar, di lembah ngarai sijunjung.
Dia turun gunung guna melakukan pengembaraannya untuk menolong sesama manusa dan memberantas segala kejahatan yang berlaku di muka bumi.
"Nak Ranu, hendak mau kemana?" ucap pria itu, "saya akan pergi kemana kaki saya melangkah" jawabnya.
"Hari sudah mulai gelap, menginap sajalah di rumah bapak," kata pria tersebut.
"Baik, terima kasih atas tawaran bapak," jawabnya.
Akhirnya Ranu dibawa oleh Ki Broto, ya pria itu bernama Ki Broto, dia seorang yang di tuakan oleh masyarakat di kampung itu.
Ki Broto adalah seorang pria yang mempunyai kulit berwana coklat, dengan tubuh masih terlihat berisi meski usianya sudah enampuluh tahun, hanya rambutnya yang telah dipenuhi uban.
Sesampainya dirumah, Ki Broto pun menyuruh Ranu untuk membersihkan tubuhnya.
"Ini rumah bapak, pergilah nak Ranu bersihkan tubuhmu dulu, biar bapak siapkan kamar untukmu," ucap Ki Broto, sambil berjalan masuk kedalam rumah.
Kemudian usai membersihkan tubuhnya Ranu segera masuk kedalam rumah dan menuju ruang tengah, Ki Broto telah menunggunya disana.
Saat menjelang malam tiba, Ki Broto dengan istrinya Ni Limpung mempersiapkan makan malam untuk mereka dan selanjutnya merekapun menyantap makan malam bersama di ruang tengah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Darien Gap
aku baru baca thor. horasss
2024-05-23
0
Darien Gap
dah 2 minggu lom mkn ky nya.
2024-05-23
0
Darien Gap
ada croott nya sgala y. 😁
2024-05-23
0