Bab 17 Jingmi

Jingmi

Suatu ketika Jingmi mendengar desas desus bahwa keluarga Van Rogh Costel III bukanlah manusia melainkan hantu, dan dia memberitahukan perihal itu kepada ayahnya yang sakit keras.

"Ayah ! Ayah ! Ayah !", panggil Jingmi.

Gadis berkulit putih dengan potongan rambut pendeknya berlari menuju sebuah kamar berukuran besar dengan pintu penuh ukir-ukiran.

KRIET...

"Ayah !", panggil Jingmi mendekat ke arah ranjang tidur Kwee Lan.

Kwee Lan terbaring lemah dengan wajah pucat menolehkan kepalanya pelan kepada puterinya itu.

"Ayah, apakah ayah tahu kabar bahwa suami Jia Li adalah hantu !", ucap Jingmi.

"A-apa... Apa yang kamu katakan itu, Jingmi ?", tanya Kwee Lan terkejut kaget.

"Benar ayah, ternyata suami Jia Li adalah seorang hantu", sahut Jingmi.

"Ya Tuhan ku ! Hantu ?", ucap Kwee Lan panik.

Kwee Lan yang berusaha beranjak bangun sambil memegangi dadanya lalu bertanya lagi.

"Apa itu benar yang kamu katakan itu, Jingmi ?"

Kwee Lan terbatuk-batuk mencoba untuk duduk di atas ranjang chihonya.

"Mana mungkin...", kata Kwee Lan tak percaya.

"Aku tidak berbohong, ayah", sahut Jingmi.

Jingmi hanya berdiri terdiam memandangi ayahnya yang berusaha bangun dari tempat tidurnya.

"Uhuk... Uhuk... Uhuk..."

Kwee Lan berusaha bersandar di atas chihonya sambil terbatuk.

"Benar ayah, aku mendengarnya dari para pelayan di rumah ini, mereka semua sedang membicarakan tentang Van Costel IV yang telah mati", sahut Jingmi.

"Itu tidak benar..., dan tidak mungkin kalau Van Costel IV telah meninggal dunia, kabar itu tidak mungkin benar, Jingmi...", kata Kwee Lan.

"Jika ayah tidak mempercayai berita itu maka aku akan memanggil Heng dan Ho kemari agar mereka mengatakannya sendiri", sahut Jingmi.

"Heng..., dan Ho... ?", ucap Kwee Lan kaget.

"Iya, ayah, kabar berita itu berasal dari mulut Heng dan Ho yang terdengar oleh seorang pelayan perempuan di rumah ini", sahut Jingmi.

Kwee Lan tertegun mendengar penjelasan dari puterinya yang bernama Jingmi.

Dia baru teringat bahwa dia pernah menyuruh kedua pelayan setianya yang bernama Heng dan Ho untuk menjemput pulang Jia Li, tetapi mereka tidak bertemu dengan puterinya itu di lembah Moldova.

"Siapa pelayan perempuan itu ?", tanya Kwee Lan.

"Namanya Adela, gadis muda yang berasal dari keluarga miskin Rumania", sahut Jingmi.

"Panggil dia kemari !", perintah Kwee Lan.

"Baik ayah, aku akan memanggilnya", sahut Jingmi.

Jingmi lalu berlari keluar mencari pelayannya yang bernama Adela dan membawanya ke kamar Kwee Lan.

Satu jam kemudian...

Semua telah berkumpul di dalam ruangan kamar tidur Kwee Lan yang sangat luas ukurannya.

Terlihat Kwee Lan bersandar di atas chihonya dengan di temani istri ketiganya.

"Apa benar yang dikatakan oleh Adela bahwa dia mendengar kabar berita tentang Van Costel IV bahwa pria itu telah mati ?", tanya Kwee Lan.

Heng dan Ho saling menyenggol satu sama lainnya dan keduanya tidak berani menatap tuannya yang memandangi mereka dengan sorot mata tajam.

"Heng ! Ho ! Kenapa kalian tidak menjawab pertanyaan ayah ? Jangan diam saja !", bentak Jingmi kesal.

Heng dan Ho semakin ketakutan sehingga keduanya tidak berani menjawab.

"Heng... Ho... Katakanlah kepada kami semuanya tentang kebenaran kabar berita itu ! Apakah benar bahwa Van Costel IV telah meninggal dunia ?", tanya Kwee Lan dengan sabar.

"B--benar, tuan Kwee Lan...", sahut Heng gemetaran.

"Kami mendengar berita itu bahwa Van Costel IV itu sebenarnya telah meninggal dunia", kata Ho.

"Dan berita itu santer terdengar di seluruh daerah menuju lembah Moldova tetapi kami juga tidak melihat sendiri wujud asli Van Costel IV", sahut Heng.

"Lalu kalian mendengar berita itu dari siapa ?", tanya Kwee Lan.

"Dari seorang penjual makanan Mittei yang telah mengantarkan kami ke lembah Moldova", jawab Ho.

"Apakah saat kalian ke rumah Van Costel IV, kalian tidak bertemu dengannya dan Jia Li ?", tanya Jingmi.

"Tidak, nona Jingmi ! Kami sama sekali tidak bertemu dengan Van Costel IV ataupun nona Jia Li di rumah itu", sahut Heng.

"Saat kami berkunjung ke rumah itu, ada sebuah perayaan pernikahan yang digelar secara meriah dan berlangsung selama tujuh hari tujuh malam", lanjut Ho.

"Acara perayaan pernikahan !?", tanya Jingmi.

"Benar, nona Jingmi ! Di rumah Van Costel IV tengah diadakan sebuah perayaan pernikahan yang di datangi ribuan orang dan acara itu hampir mirip sebuah festival karena megahnya", sahut Ho.

Jingmi menjadi kesal sekaligus cemburu saat mendengar cerita mengenai acara perayaan pernikahan Jia Li dan Van Costel IV.

Diam-diam di hati Jingmi timbul rasa penyesalan karena telah menolak lamaran pernikahan dari keluarga Van Rogh Costel III.

"Apa benar yang kalian katakan itu ?", tanya Kwee Lan.

"Iya, tuan Kwee Lan, kami melihat dengan kedua mata kami sendiri acara perayaan pernikahan itu", sahut Ho.

"Hanya saja kami tidak melihat nona Jia Li dan Van Costel IV di pesta", ucap Heng.

"Mengapa mereka tidak mengundang kita ke acara pesta pernikahan itu, ayah ?", tanya Jingmi dengan muka masam.

"Hal itu diluar kuasa kita dan sudah merupakan perjanjian antara kami untuk tidak mencampuri urusan pribadi kedua keluarga", sahut Kwee Lan.

"Maksud ayah !? Setelah Jia Li menikah dengan Van Costel IV, dia tidak boleh berhubungan lagi dengan keluarga kita !?", tanya Jingmi.

"Iya...", sahut Kwee Lan sambil mengangguk lemah.

"Perjanjian apakah itu ?", kata Jingmi ketakutan.

"Karena itulah ayah tidak dapat bertemu kembali dengan Jia Li untuk selama-lamanya", sahut Kwee Lan sedih.

Berita itu membuat Kwee Lan sangat menyesali perbuatannya dan bermaksud membawa pulang Jia Li dan memberitahukan perihal itu kepada Laoshi guru Tianba.

Seminggu kemudian...

Kwee Lan berangsur-angsur pulih dari sakitnya meski tidak sembuh secara total dan masih terlihat sangat lemah.

Dia sudah bisa duduk di atas kursi meski masih harus bersandar.

Kwee Lan tengah menulis sebuah surat di atas kertas dengan pena tinta hitam lalu melipatnya serta memasukkan surat itu ke dalam sebuah amplop.

"Tolong antarkan surat ini kepada Laoshi dengan cepat dan hati-hati !", ucap Kwee Lan seraya menyerahkan surat itu.

Sesaat Kwee Lan terdiam sambil menatap ke arah surat yang baru ditulisnya itu.

"Jangan sampai surat ini jatuh ke tangan orang lain dan pastikan sendiri kamu yang menyampaikan surat ini kepada Laoshi !", perintah Kwee Lan kepada anak buahnya.

"Baik tuan Kwee Lan", sahut anak buah Kwee Lan yang langsung pergi.

Tiga hari berikutnya...

Surat telah diterima oleh Laoshi dan guru dari Tianba itu telah datang ke rumah Kwee Lan.

Laoshi yang telah membaca isi surat dari Kwee Lan terlihat marah, dia berdiri dengan membawa pedang naga berukuran besar sambil meremas surat ditangannya.

"Kita tidak mungkin membiarkan masalah Jia Li yang menikahi orang mati begitu saja, dan kita harus segera memisahkan keduanya", kata Laoshi.

"Ini memang salah ku yang telah menerima lamaran pernikahan dari keluarga bangsawan Van Rogh Costel III", sahut Kwee Lan.

Kwee Lan terlihat duduk bersandar di kursi besarnya sambil memijat keningnya.

"Bagaimana kamu bisa membuat keputusan yang ditentang oleh langit dan Tuhan, Kwee Lan ?", tanya guru Laoshi.

"Aku tidak tahu jika yang akan dinikahkan dengan Jia Li adalah orang yang sudah mati, Laoshi", sahut Kwee Lan sedih.

"Seharusnya kamu menyelidiki terlebih dahulu latar belakang keluarga itu dan tidak langsung menikahkan puteri mu dengan keluarga bangsawan itu", ucap Laoshi.

"Aku tahu... Aku tahu... Kalau aku salah ! Dan ini dikarenakan aku terlalu mementingkan urusan ku sendiri serta keselamatan keluarga ini yang menerima lamaran pernikahan aneh itu", kata Kwee Lan menyesal.

"Pernikahan aneh ?", tanya Laoshi.

"Iya..., pernikahan yang diikuti oleh Jia Li sangat aneh sekali karena saat acara pernikahan itu berlangsung, mempelai prianya tidak hadir di acara pernikahan...", sahut Kwee Lan.

"Lalu kenapa kamu melanjutkan pernikahan itu ?", tanya Laoshi.

"Karena mereka mengancam kami untuk melenyapkanku sehingga memaksa Jia Li harus mengikuti ritual pernikahan di sebuah hotel mewah yang sangat suram", sahut Kwee Lan.

"Ritual pernikahan ?", tanya Laoshi semakin cemas.

"Benar, pada saat pernikahan antara Jia Li dan Van Costel IV, waktu itu, mereka memaksa Jia Li untuk melakukan ritual aneh dengan meminum sesuatu yang berbau sangit...", sahut Kwee Lan.

Kwee Lan lalu menerawang jauh sambil mengenang saat kejadian di hari pernikahan Jia Li diadakan di sebuah ruangan khusus.

Dia mengingat Jia Li yang tengah membawa buket bunga dengan memakai gaun pengantinnya berwarna hitam, dan melihat bayangan puterinya itu terus datang di benak Kwee Lan.

"Anehnya lagi, kami sebagai pihak keluarga Jia Li tidak diperbolehkan untuk mengikuti kemana mereka pergi setelah pernikahan selesai", kata Kwee Lan murung.

"Aku akan membawa Jia Li pulang ke rumah !", ucap Laoshi.

"Tetapi keluarga bangsawan itu sangat kuat, Laoshi", sahut Kwee Lan.

"Percayalah pada ku, Kwee Lan !", kata Laoshi berusaha meyakinkan Kwee Lan.

Kwee Lan sangat bersedih sehingga Laoshi yang melihatnya turut merasakan kesedihan Kwee Lan.

Hal itu membuat laoshi tidak terima dan mulai melakukan pencarian untuk membawa Jia Li dari keluarga Van Rogh Costel III.

Terpopuler

Comments

Molive(virgo girl)♍

Molive(virgo girl)♍

tolong jangan,,yg ku takutkan bukan suaminya,,tapi bini nya...
dia udah ikhlas dengan keadaan dan mencoba menerima suaminya
dan mecintainya,,lebih jangan di gangu😑

2023-12-08

1

𝔸𝕥𝕥𝕒 ልዪሃልፕጎ

𝔸𝕥𝕥𝕒 ልዪሃልፕጎ

seruuu... kasian... pokoknya jadi tmbh penasaran nungguin lanjutannya

2022-10-29

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pernikahan Aneh
2 Bab 2 Pulau Terpencil Di Laut Hitam
3 Bab 3 Cinta Van Costel IV
4 Bab 4 Suamiku Hantu
5 Bab 5 Hati Yang Terluka
6 Bab 6 Rayuan Pulau Terpencil
7 Bab 7 Perayaan Festival Samhain
8 Bab 8 Ramalan Gael
9 Bab 9 Pertemuan Antar Klan Bangsawan
10 Bab 10 Cinta Bersemi Di Hati Jia Li
11 Bab 11 Aroma Bunga Plum
12 Bab 12 Kemampuan Tersembunyi
13 Bab 13 Serigala Milik Van Costel IV
14 Bab 14 Chyou
15 Bab 15 Melupakan Rumah
16 Bab 16 Kwee Lan Sakit
17 Bab 17 Jingmi
18 Bab 18 Laoshi
19 Bab 19 Pertentangan Kwee Lan
20 Bab 20 Perburuan Dalca II
21 Bab 21 Kecurigaan Van Costel IV
22 Bab 22 Siasat Jingmi
23 Bab 23 Keterkejutan Jia Li
24 Bab 24 Bujuk Rayu Dalca II
25 Bab 25 Mengatur Strategi
26 Bab 26 Heng Dan Ho
27 Bab 27 Istana Oranye
28 Bab 28 Siluman Hoia Baciu
29 Bab 29 Heng menjadi Hantu
30 Bab 30 Memasuki istana oranye
31 Bab 31 Bertemu Dalca II
32 Bab 32 Menghadapi Dalca II
33 Bab 33 Lari
34 Bab 34 Melepas Ho
35 Bab 35 Kediaman Van Costel IV
36 Bab 36 Ciuman Hangat
37 Bab 37 Kabar
38 Bab 38 Penyelidikan
39 Bab 40 Mengejutkan
40 Bab 41 Menemukan sesuatu
41 Bab 42 Hal Memalukan
42 Bab 43 Menjelang Malam Kelima belas
43 Bab 44 Aku menemukan cintaku
44 Bab 45 Malam Kelima Belas
45 Bab 46 Bersama Denganmu
46 Bab 47 Bunga Plum Yang Bekerja
47 Bab 48 Kaulah Segalanya
48 Bab 49 Tertidur Bersamamu
49 Bab 50 Hutan Hoia Baciu
50 Bab 51 Pasukan Elit Antolin Lucian
51 Bab 52 Penyerangan Di Istana Oranye
52 Bab 53 Hari Yang Berwarna
53 Bab 55 Kabar Dari Antolin Lucian
54 Bab 54 Salju Pertama ku ini
55 Bab 55 Dua Puluh Tahun Yang Lalu
56 Bab 56 Kilas Balik Kehidupan Van Costel IV
57 Bab 57 Medan Pertempuran
58 Bab 58 Kematian
59 Bab 59 Kisah Yang Berulang
60 Bab 60 Xia He
61 Bab 61 Lembah Plum
62 Bab 62 Pecahnya Lembah plum
63 Bab 63 Perkelahian
64 Bab 64 Sosok Yang Mengikuti
65 Bab 65 Jembatan Dosa
66 Bab 66 Violet
67 Bab 67 Lembah Ngarai
68 Bab 68 Kunjungan Dimitri
69 Bab 67 Pesta Fantasi
70 Bab 68 Malam Seribu Cahaya
71 Bab 69 Rayuan Lembah Ngarai
72 Bab 70 Misteri
73 Bab 71 Bola Kaca Yang Berarti
74 Bab 72 Sebuah Percakapan
75 Bab 73 Pasar Lembah Ngarai
76 Bab 76 Transaksi Ilegal
77 Bab 77 Perebutan
78 Bab 78 Taruhan
79 Bab 79 Yunlong Jian
80 Bab 80 Berbicara pada Yunlong Jian
81 Bab 81 Sepasang Yunlong Jian
82 Bab 82 Menyembuhkan
83 Bab 83 Penawar Racun
84 Bab 84 Pembunuh Suruhan Dalca II
85 Bab 85 Dua Pembunuh Tangguh
86 Bab 86 Kedahsyatan Yunlong Jian
87 Bab 87 Dimitri
88 Bab 88 Saung Yang Indah
89 Bab 89 Bertemu Pria Berjirah Emas
90 Bab 90 Pasukan Emas Puternic
91 Bab 91 Anggota Lima Inti Pasukan Emas Puternic
92 Bab 92 Dua Dari Yang Terkuat
93 Bab 93 Bisikan Jia Li
94 Bab 94 Iblis Itu Bersemayam
95 Bab 95 Apa Di Dalam Pikiran mu
96 Bab 96 Rahasia Ratu Timur
97 Bab 97 Pusaka Itu
98 Bab 98 Senjata Baru
99 Bab 99 Kelam
100 Bab 100 Sambutan Siluman Api
101 Bab 101 Pertempuran Fantastik
102 Bab 102 Tidak Ada Waktu Untuk Menderita
103 Bab 103 Bukan Main-Main
104 Bab 104 Sembilan Nyawa Siluman Api
105 Bab 105 Bahaya Datang
106 Bab 106 Kabur
107 Bab 107 Meninggalkan Seutas Asa
108 Bab 108 Ledakan Hebat
109 Bab 109 Hantu Heng
110 Bab 110 Tempat Para Siluman Tinggal
111 Bab 111 FIRASAT ITU !
112 Bab 112 Amukan Dalca II
113 Bab 113 Kecemburuan Pingyin
114 Bab 114 Perasaan Yang Kacau
115 Bab 115 Pertemuan itu
116 Bab 116 Lentera Hitam
117 Bab 117 Kembali Ke Rumah
118 Bab 118 Festival Tahun Baru
119 Bab 119 Ruang Bawah Tanah
120 Bab 120 Pelindung Ratu Timur
121 Bab 121 Kemarahan Jia Li
122 Bab 122 Kekaguman
123 Bab 123 Cinta Pertama
124 Bab 124 Dahsyatnya Aura Jia Li
125 Bab 125 Hanya Bayangan !?
126 Bab 126 Kepedihan Van Costel IV
127 Bab 127 Informan Rahasia
128 Bab 128 Perjalanan Ini
129 Bab 129 Tasbih Sakti Milik Guru Sorin
130 Bab 130 Pelukan Hangat
131 Bab 131 Kaburnya Dalca II
132 Bab 132 Menghadapi Siluman Besar
133 Bab 133 Siluman Penjaga Istana
134 Bab 134 Sekantung Serbuk Ajaib
135 Bab 135 Malam Panjang Di Istana Musuh
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Bab 1 Pernikahan Aneh
2
Bab 2 Pulau Terpencil Di Laut Hitam
3
Bab 3 Cinta Van Costel IV
4
Bab 4 Suamiku Hantu
5
Bab 5 Hati Yang Terluka
6
Bab 6 Rayuan Pulau Terpencil
7
Bab 7 Perayaan Festival Samhain
8
Bab 8 Ramalan Gael
9
Bab 9 Pertemuan Antar Klan Bangsawan
10
Bab 10 Cinta Bersemi Di Hati Jia Li
11
Bab 11 Aroma Bunga Plum
12
Bab 12 Kemampuan Tersembunyi
13
Bab 13 Serigala Milik Van Costel IV
14
Bab 14 Chyou
15
Bab 15 Melupakan Rumah
16
Bab 16 Kwee Lan Sakit
17
Bab 17 Jingmi
18
Bab 18 Laoshi
19
Bab 19 Pertentangan Kwee Lan
20
Bab 20 Perburuan Dalca II
21
Bab 21 Kecurigaan Van Costel IV
22
Bab 22 Siasat Jingmi
23
Bab 23 Keterkejutan Jia Li
24
Bab 24 Bujuk Rayu Dalca II
25
Bab 25 Mengatur Strategi
26
Bab 26 Heng Dan Ho
27
Bab 27 Istana Oranye
28
Bab 28 Siluman Hoia Baciu
29
Bab 29 Heng menjadi Hantu
30
Bab 30 Memasuki istana oranye
31
Bab 31 Bertemu Dalca II
32
Bab 32 Menghadapi Dalca II
33
Bab 33 Lari
34
Bab 34 Melepas Ho
35
Bab 35 Kediaman Van Costel IV
36
Bab 36 Ciuman Hangat
37
Bab 37 Kabar
38
Bab 38 Penyelidikan
39
Bab 40 Mengejutkan
40
Bab 41 Menemukan sesuatu
41
Bab 42 Hal Memalukan
42
Bab 43 Menjelang Malam Kelima belas
43
Bab 44 Aku menemukan cintaku
44
Bab 45 Malam Kelima Belas
45
Bab 46 Bersama Denganmu
46
Bab 47 Bunga Plum Yang Bekerja
47
Bab 48 Kaulah Segalanya
48
Bab 49 Tertidur Bersamamu
49
Bab 50 Hutan Hoia Baciu
50
Bab 51 Pasukan Elit Antolin Lucian
51
Bab 52 Penyerangan Di Istana Oranye
52
Bab 53 Hari Yang Berwarna
53
Bab 55 Kabar Dari Antolin Lucian
54
Bab 54 Salju Pertama ku ini
55
Bab 55 Dua Puluh Tahun Yang Lalu
56
Bab 56 Kilas Balik Kehidupan Van Costel IV
57
Bab 57 Medan Pertempuran
58
Bab 58 Kematian
59
Bab 59 Kisah Yang Berulang
60
Bab 60 Xia He
61
Bab 61 Lembah Plum
62
Bab 62 Pecahnya Lembah plum
63
Bab 63 Perkelahian
64
Bab 64 Sosok Yang Mengikuti
65
Bab 65 Jembatan Dosa
66
Bab 66 Violet
67
Bab 67 Lembah Ngarai
68
Bab 68 Kunjungan Dimitri
69
Bab 67 Pesta Fantasi
70
Bab 68 Malam Seribu Cahaya
71
Bab 69 Rayuan Lembah Ngarai
72
Bab 70 Misteri
73
Bab 71 Bola Kaca Yang Berarti
74
Bab 72 Sebuah Percakapan
75
Bab 73 Pasar Lembah Ngarai
76
Bab 76 Transaksi Ilegal
77
Bab 77 Perebutan
78
Bab 78 Taruhan
79
Bab 79 Yunlong Jian
80
Bab 80 Berbicara pada Yunlong Jian
81
Bab 81 Sepasang Yunlong Jian
82
Bab 82 Menyembuhkan
83
Bab 83 Penawar Racun
84
Bab 84 Pembunuh Suruhan Dalca II
85
Bab 85 Dua Pembunuh Tangguh
86
Bab 86 Kedahsyatan Yunlong Jian
87
Bab 87 Dimitri
88
Bab 88 Saung Yang Indah
89
Bab 89 Bertemu Pria Berjirah Emas
90
Bab 90 Pasukan Emas Puternic
91
Bab 91 Anggota Lima Inti Pasukan Emas Puternic
92
Bab 92 Dua Dari Yang Terkuat
93
Bab 93 Bisikan Jia Li
94
Bab 94 Iblis Itu Bersemayam
95
Bab 95 Apa Di Dalam Pikiran mu
96
Bab 96 Rahasia Ratu Timur
97
Bab 97 Pusaka Itu
98
Bab 98 Senjata Baru
99
Bab 99 Kelam
100
Bab 100 Sambutan Siluman Api
101
Bab 101 Pertempuran Fantastik
102
Bab 102 Tidak Ada Waktu Untuk Menderita
103
Bab 103 Bukan Main-Main
104
Bab 104 Sembilan Nyawa Siluman Api
105
Bab 105 Bahaya Datang
106
Bab 106 Kabur
107
Bab 107 Meninggalkan Seutas Asa
108
Bab 108 Ledakan Hebat
109
Bab 109 Hantu Heng
110
Bab 110 Tempat Para Siluman Tinggal
111
Bab 111 FIRASAT ITU !
112
Bab 112 Amukan Dalca II
113
Bab 113 Kecemburuan Pingyin
114
Bab 114 Perasaan Yang Kacau
115
Bab 115 Pertemuan itu
116
Bab 116 Lentera Hitam
117
Bab 117 Kembali Ke Rumah
118
Bab 118 Festival Tahun Baru
119
Bab 119 Ruang Bawah Tanah
120
Bab 120 Pelindung Ratu Timur
121
Bab 121 Kemarahan Jia Li
122
Bab 122 Kekaguman
123
Bab 123 Cinta Pertama
124
Bab 124 Dahsyatnya Aura Jia Li
125
Bab 125 Hanya Bayangan !?
126
Bab 126 Kepedihan Van Costel IV
127
Bab 127 Informan Rahasia
128
Bab 128 Perjalanan Ini
129
Bab 129 Tasbih Sakti Milik Guru Sorin
130
Bab 130 Pelukan Hangat
131
Bab 131 Kaburnya Dalca II
132
Bab 132 Menghadapi Siluman Besar
133
Bab 133 Siluman Penjaga Istana
134
Bab 134 Sekantung Serbuk Ajaib
135
Bab 135 Malam Panjang Di Istana Musuh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!