Bab 15 Melupakan Rumah

Melupakan Rumah

Kasih sayang yang diberikan oleh hantu Van Costel IV kepada Jia Li membuat dirinya melupakan rumah asalnya dan tidak pernah merindukan kembali keluarganya ataupun rumahnya.

Cinta hantu Van Costel IV kepada Jia Li sangatlah besar sehingga membuat keduanya semakin harmonis dan saling mencintai.

Jia Li yang pada akhirnya mencintai hantu Van Costel IV sangat menyayangi suaminya yang hantu itu dan berwajah sangat tampan.

"Selamat pagi, sayang...", sapa Jia Li.

"Hmmm...", gumam Van Costel seraya menggeliat pelan.

"Aku membawakan mu dupa mawar yang aku racik sendiri dengan sedikit minyak melati, kamu pasti suka Van Costel, ucap Jia Li.

"Harum...", sahut Van Costel masih terpejam.

Jia Li menaburkan asap dupa dari bokor emas setiap hari sebagai sarapan utama hantu Van Costel IV sebelum pria berwajah tampan itu memulai aktivitasnya di pagi hari.

Memang Van Costel adalah sosok hantu tetapi dia bergerak bahkan hidup layaknya manusia yang belum mati.

Jia Li meletakkan bokor emas di tangannya tepat di bawah atas meja tidur.

Dia juga menghidupkan lilin khusus dari lapisan emas disamping bokor emas.

Anehnya lilin itu tidak pernah padam meski tertiup angin dan nyala apinya terus terjaga pada posisinya yang menyala ke atas.

Ritual itu harus Jia Li lakukan setiap hari sebagai seorang istri dari hantu Van Costel IV.

Antolin Lucian yang mengajarkan cara-cara ritual pagi pada Jia Li yang wajib dia kerjakan untuk Van Costel.

"Jia Li...", ucap Van Costel.

"Iya...", sahut Jia Li sambil memalingkan wajahnya kepada Van Costel IV.

"Kemarilah !", kata Van Costel.

Pria berwajah putih pucat itu menarik tangan Jia Li ke atas tempat tidur sehingga tubuh Jia Li terjatuh ke atas tubuh Van Costel.

BRUK...

"Harum tubuh mu mengalahkan harum bunga manapun Jia Li sayang", puji Van Costel.

"Kamu sangat suka dengan wangi tubuh ku..., atau... pada ku...", sahut Jia Li menatap serius suaminya.

Hantu Van Costel IV terdiam tertegun tatkala mendengar ucapan istrinya.

Dia tersenyum tipis...

Tangan Van Costel menyusup diantara gaun yang dikenakan oleh Jia Li lalu menggelitik lembut di sela-sela gaun berwarna putih itu.

"Rasa suka ku kepada mu melebihi harum bunga manapun... Dan kamu harus tahu Jia Li bahwa aku sangat mencintaimu...", ucap Van Costel.

Raut wajah Jia Li berubah saat tangan Van Costel mencengkeram kuat diantara kedua kakinya.

"Dan kamu tidak akan pernah bisa membandingkan cinta ku padamu dengan siapapun di dunia ini", lanjut Van Costel.

Van Costel mempererat cengkraman tangannya sehingga membuat Jia Li mengejang kuat.

"Kamu tidak akan pernah bisa lepas maupun lari dari diri ku dan selamanya akan menjadi istri ku, Jia Li sayang", ucap Van Costel.

Hantu tampan itu mempercepat gerakan cengkraman tangannya dan membuat Jia Li terpekik keras.

"Aaakh... !!!", Jia Li mengejang berulangkali dengan mata terpejam.

Dia terbaring lemas seraya memandang Van Costel dengan nafas tersengal-sengal.

"Kamu adalah istri ku, Jia Li..., tidak baik kalau aku membandingkan mu dengan benda-benda lainnya bahkan bidadari surga pun tidaklah layak aku bandingkan dengan mu, sayang ku...", kata Van Costel.

Van Costel menarik cengkraman tangannya secara kasar kemudian menyatukan dirinya dengan Jia Li sedangkan perempuan cantik itu tidak kuasa menolak hantu tampan itu.

Mereka kembali bersatu, mengulang adegan percintaan yang mereka lakukan semalam.

Keduanya larut serta terbuai dengan irama cinta mereka yang melebur menjadi satu disertai wangi aroma dupa yang mengiringi gairah cinta mereka.

Mereka mengulang adegan percintaan dengan berbagai gaya serta berkali-kali sampai mereka berdua lemas dan kehabisan tenaga.

Gairah cinta Van Costel sungguh besar kepada Jia Li bahkan dia melakukannya lagi adegan cintanya dengan Jia Li sepanjang hari di setiap sudut manapun di rumahnya yang megah.

Jia Li sendiri tidak menolak permintaan dari suaminya dan dia mengimbangi kehebatan Van Costel IV dalam bercinta.

"Kamu semakin pintar dalam hal ini, Jia Li", bisik Van Costel di sela-sela deru nafasnya.

"Kamulah yang telah mengajarkan ku sepintar ini... Apa aku sangat memuaskan mu..., sahut Jia Li penuh semangat.

"Iya... dan sangat memuaskan sekali untuk ku...", bisik Van Costel.

Hantu Van Costel membalik tubuh Jia Li dengan kasar lalu mempercepat gerakan tubuhnya sehingga membuat Jia Li menjerit kencang.

Tampak pria berwajah tampan rupawan itu bermandikan keringat sembari mengangkat tubuh Jia Li ke atas tubuhnya.

Memaksa Jia Li untuk menggerakkan tubuhnya dengan cepat.

Keduanya mengejang kuat disertai teriakan Jia Li yang telah mencapai titik kenikmatan.

"Van... Costel... Cintaku...", teriak Jia Li.

Akhirnya mereka jatuh terkulai bersama-sama di atas sofa ruangan tengah rumah yang terbuka lebar dan tepat menghadap ke arah taman dengan tubuh saling berpelukan erat.

Keduanya kembali berciuman mesra serta saling berpandangan setelah usai bercinta.

"Aku sangat mencintaimu, Jia Li...", ucap Van Costel.

"Hmmm...", sahut Jia Li hanya bergumam lirih.

"Kenapa kamu hanya bergumam saja, Jia Li sayang ? Tadi aku mendengar suara mu yang lantang meneriakkan bahwa kamu cinta pada ku", kata Van Costel.

Jia Li tertawa pelan saat mendengar keluhan dari Van Costel yang seperti anak kecil.

"Benarkah aku mengatakannya karena aku tidak mengingatnya", sahut Jia Li.

Van Costel IV tertegun lalu dengan cepat dia bergegas menarik pelukannya untuk pergi.

"Kau marah ?", ucap Jia Li.

Jia Li bangun dari tempatnya berbaring seraya menarik tangan Van Costel.

"Apakah kamu marah ?", tanya Jia Li.

Van Costel terdiam membelakangi Jia Li.

"Maaf membuat mu marah...", ucap Jia Li.

Hantu Van Costel IV menghela nafas panjangnya lalu berkata pelan.

"Aku memang tidak pantas mendapatkan cinta mu karena aku hanyalah sesosok hantu dan akan memberatkan mu untuk terus mencintai ku, Jia Li sayang",

Van Costel menengadahkan kepalanya dengan hati terluka.

"Tidak... Tidak... Bukan seperti itu maksud ku...", sahut Jia Li.

"Sudahlah... Aku tidak akan memaksamu untuk mencintai ku, dan aku sangat memahaminya, Jia Li sayang", ucap Van Costel.

Van Costel mencoba melangkahkan kakinya tetapi Jia Li langsung mendekap tubuh Van Costel dari arah belakang.

"Jangan pergi !", bisik Jia Li.

Jia Li mempererat pelukannya di tubuh Van Costel IV, berusaha menahan suaminya untuk pergi dari sisinya.

Van Costel hanya terdiam mematung tanpa menoleh sedikitpun ke arah Jia Li.

"Aku mencintaimu Van Costel meskipun diri mu hanyalah sesosok hantu... Aku sangat mencintaimu...", ucap Jia Li dengan nada keras serta sunguh- sungguh.

Sudut bibir Van Costel membentuk senyuman ketika mendengar ucapan Jia Li, istrinya.

"Benarkah bahwa kamu benar-benar mencintai ku ?", tanya Van Costel berusaha meyakinkan dirinya.

"Iyaa... Aku sangat mencintaimu !", teriak Jia Li mempererat pelukannya.

Van Costel IV lalu membalikkan badannya menghadap ke arah Jia Li.

Menatap tajam pada perempuan cantik itu sambil memegangi kedua lengan tangan Jia Li erat-erat.

"Tatap mata ku, Jia Li sayang ! Dan katakanlah sekali lagi bahwa kamu mencintaiku !", ucap Van Costel.

"Van Costel...", sahut Jia Li.

"Katakanlah !", pinta Van Costel. "Karena aku ingin mendengarnya bahwa kamu mencintaiku dengan menatap ku, Jia Li !"

"Aku... Aku...", ucap Jia Li tergagap.

Van Costel melepaskan pegangan tangannya dari pundak Jia Li lalu mundur beberapa langkah.

"Kamu tidak berani mengatakannya secara langsung pada ku, Jia Li dan aku tahu kalau kamu tidak benar-benar mencintai ku", sahut Van Costel sedih.

"Tidak !", kata Jia Li.

"Iya...", sahut Van Costel.

"Aku mencintaimu Van Costel !", ucap Jia Li.

Van Costel menghentikan langkahnya dan terdiam seraya menatap lurus ke arah Jia Li.

"Katakanlah lagi !", pinta Van Costel lagi.

"Aku sangat mencintaimu Van Costel !", teriak Jia Li.

Van Costel langsung melayang cepat ke arah Jia Li dan mengangkat tubuh Jia Li yang polos tanpa sehelai benang sedikit pun ke atas serta terbang menuju kolam air.

Terlihat kolam air berwarna merah dengan taburan bunga plum di permukaan airnya.

Van Costel menceburkan dirinya bersama dengan Jia Li ke dalam kolam air hangat itu. Dan bersama-sama berendam di kolam air penuh mawar.

Pria tampan yang telah menjadi sosok hantu itu menurunkan tubuh Jia Li serta merendamkan dirinya sendiri ke dalam air kolam yang hangat serta beraroma wangi.

"Jia Li sayang...", bisik Van Costel yang mencium mesra Jia Li.

"Ya...", sahut Jia Li.

"Tidakkah kamu ingat rumah mu, sayang", ucap Van Costel.

"Kenapa kamu menanyakannya Van Costel ?", tanya Jia Li.

"Tidak apa-apa, aku hanya sekedar bertanya saja, sayang ku", sahut Van Costel.

"Aku telah menikah dan sewajarnya aku harus melupakan rumah ku untuk ikut suami ku serta mengabdi padanya", kata Jia Li.

"Kamu tidak merindukan rumah mu, Jia Li sayang", ucap Van Costel lembut.

Jia Li menggeleng-gelengkan kepalanya cepat kemudian dia memeluk tubuh Van Costel IV erat-erat.

"Tidak... Aku tidak merindukan rumah ku lagi...", sahut Jia Li dengan kedua mata terpejam. "Karena sekarang ada kamu disisi ku, Van Costel...".

Terpopuler

Comments

𝔸𝕥𝕥𝕒 ልዪሃልፕጎ

𝔸𝕥𝕥𝕒 ልዪሃልፕጎ

akhirnya kata cinta terungkap,,, so,,, semoga selamanya yaa Jia Li,,, Van Costel

2022-10-27

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pernikahan Aneh
2 Bab 2 Pulau Terpencil Di Laut Hitam
3 Bab 3 Cinta Van Costel IV
4 Bab 4 Suamiku Hantu
5 Bab 5 Hati Yang Terluka
6 Bab 6 Rayuan Pulau Terpencil
7 Bab 7 Perayaan Festival Samhain
8 Bab 8 Ramalan Gael
9 Bab 9 Pertemuan Antar Klan Bangsawan
10 Bab 10 Cinta Bersemi Di Hati Jia Li
11 Bab 11 Aroma Bunga Plum
12 Bab 12 Kemampuan Tersembunyi
13 Bab 13 Serigala Milik Van Costel IV
14 Bab 14 Chyou
15 Bab 15 Melupakan Rumah
16 Bab 16 Kwee Lan Sakit
17 Bab 17 Jingmi
18 Bab 18 Laoshi
19 Bab 19 Pertentangan Kwee Lan
20 Bab 20 Perburuan Dalca II
21 Bab 21 Kecurigaan Van Costel IV
22 Bab 22 Siasat Jingmi
23 Bab 23 Keterkejutan Jia Li
24 Bab 24 Bujuk Rayu Dalca II
25 Bab 25 Mengatur Strategi
26 Bab 26 Heng Dan Ho
27 Bab 27 Istana Oranye
28 Bab 28 Siluman Hoia Baciu
29 Bab 29 Heng menjadi Hantu
30 Bab 30 Memasuki istana oranye
31 Bab 31 Bertemu Dalca II
32 Bab 32 Menghadapi Dalca II
33 Bab 33 Lari
34 Bab 34 Melepas Ho
35 Bab 35 Kediaman Van Costel IV
36 Bab 36 Ciuman Hangat
37 Bab 37 Kabar
38 Bab 38 Penyelidikan
39 Bab 40 Mengejutkan
40 Bab 41 Menemukan sesuatu
41 Bab 42 Hal Memalukan
42 Bab 43 Menjelang Malam Kelima belas
43 Bab 44 Aku menemukan cintaku
44 Bab 45 Malam Kelima Belas
45 Bab 46 Bersama Denganmu
46 Bab 47 Bunga Plum Yang Bekerja
47 Bab 48 Kaulah Segalanya
48 Bab 49 Tertidur Bersamamu
49 Bab 50 Hutan Hoia Baciu
50 Bab 51 Pasukan Elit Antolin Lucian
51 Bab 52 Penyerangan Di Istana Oranye
52 Bab 53 Hari Yang Berwarna
53 Bab 55 Kabar Dari Antolin Lucian
54 Bab 54 Salju Pertama ku ini
55 Bab 55 Dua Puluh Tahun Yang Lalu
56 Bab 56 Kilas Balik Kehidupan Van Costel IV
57 Bab 57 Medan Pertempuran
58 Bab 58 Kematian
59 Bab 59 Kisah Yang Berulang
60 Bab 60 Xia He
61 Bab 61 Lembah Plum
62 Bab 62 Pecahnya Lembah plum
63 Bab 63 Perkelahian
64 Bab 64 Sosok Yang Mengikuti
65 Bab 65 Jembatan Dosa
66 Bab 66 Violet
67 Bab 67 Lembah Ngarai
68 Bab 68 Kunjungan Dimitri
69 Bab 67 Pesta Fantasi
70 Bab 68 Malam Seribu Cahaya
71 Bab 69 Rayuan Lembah Ngarai
72 Bab 70 Misteri
73 Bab 71 Bola Kaca Yang Berarti
74 Bab 72 Sebuah Percakapan
75 Bab 73 Pasar Lembah Ngarai
76 Bab 76 Transaksi Ilegal
77 Bab 77 Perebutan
78 Bab 78 Taruhan
79 Bab 79 Yunlong Jian
80 Bab 80 Berbicara pada Yunlong Jian
81 Bab 81 Sepasang Yunlong Jian
82 Bab 82 Menyembuhkan
83 Bab 83 Penawar Racun
84 Bab 84 Pembunuh Suruhan Dalca II
85 Bab 85 Dua Pembunuh Tangguh
86 Bab 86 Kedahsyatan Yunlong Jian
87 Bab 87 Dimitri
88 Bab 88 Saung Yang Indah
89 Bab 89 Bertemu Pria Berjirah Emas
90 Bab 90 Pasukan Emas Puternic
91 Bab 91 Anggota Lima Inti Pasukan Emas Puternic
92 Bab 92 Dua Dari Yang Terkuat
93 Bab 93 Bisikan Jia Li
94 Bab 94 Iblis Itu Bersemayam
95 Bab 95 Apa Di Dalam Pikiran mu
96 Bab 96 Rahasia Ratu Timur
97 Bab 97 Pusaka Itu
98 Bab 98 Senjata Baru
99 Bab 99 Kelam
100 Bab 100 Sambutan Siluman Api
101 Bab 101 Pertempuran Fantastik
102 Bab 102 Tidak Ada Waktu Untuk Menderita
103 Bab 103 Bukan Main-Main
104 Bab 104 Sembilan Nyawa Siluman Api
105 Bab 105 Bahaya Datang
106 Bab 106 Kabur
107 Bab 107 Meninggalkan Seutas Asa
108 Bab 108 Ledakan Hebat
109 Bab 109 Hantu Heng
110 Bab 110 Tempat Para Siluman Tinggal
111 Bab 111 FIRASAT ITU !
112 Bab 112 Amukan Dalca II
113 Bab 113 Kecemburuan Pingyin
114 Bab 114 Perasaan Yang Kacau
115 Bab 115 Pertemuan itu
116 Bab 116 Lentera Hitam
117 Bab 117 Kembali Ke Rumah
118 Bab 118 Festival Tahun Baru
119 Bab 119 Ruang Bawah Tanah
120 Bab 120 Pelindung Ratu Timur
121 Bab 121 Kemarahan Jia Li
122 Bab 122 Kekaguman
123 Bab 123 Cinta Pertama
124 Bab 124 Dahsyatnya Aura Jia Li
125 Bab 125 Hanya Bayangan !?
126 Bab 126 Kepedihan Van Costel IV
127 Bab 127 Informan Rahasia
128 Bab 128 Perjalanan Ini
129 Bab 129 Tasbih Sakti Milik Guru Sorin
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Bab 1 Pernikahan Aneh
2
Bab 2 Pulau Terpencil Di Laut Hitam
3
Bab 3 Cinta Van Costel IV
4
Bab 4 Suamiku Hantu
5
Bab 5 Hati Yang Terluka
6
Bab 6 Rayuan Pulau Terpencil
7
Bab 7 Perayaan Festival Samhain
8
Bab 8 Ramalan Gael
9
Bab 9 Pertemuan Antar Klan Bangsawan
10
Bab 10 Cinta Bersemi Di Hati Jia Li
11
Bab 11 Aroma Bunga Plum
12
Bab 12 Kemampuan Tersembunyi
13
Bab 13 Serigala Milik Van Costel IV
14
Bab 14 Chyou
15
Bab 15 Melupakan Rumah
16
Bab 16 Kwee Lan Sakit
17
Bab 17 Jingmi
18
Bab 18 Laoshi
19
Bab 19 Pertentangan Kwee Lan
20
Bab 20 Perburuan Dalca II
21
Bab 21 Kecurigaan Van Costel IV
22
Bab 22 Siasat Jingmi
23
Bab 23 Keterkejutan Jia Li
24
Bab 24 Bujuk Rayu Dalca II
25
Bab 25 Mengatur Strategi
26
Bab 26 Heng Dan Ho
27
Bab 27 Istana Oranye
28
Bab 28 Siluman Hoia Baciu
29
Bab 29 Heng menjadi Hantu
30
Bab 30 Memasuki istana oranye
31
Bab 31 Bertemu Dalca II
32
Bab 32 Menghadapi Dalca II
33
Bab 33 Lari
34
Bab 34 Melepas Ho
35
Bab 35 Kediaman Van Costel IV
36
Bab 36 Ciuman Hangat
37
Bab 37 Kabar
38
Bab 38 Penyelidikan
39
Bab 40 Mengejutkan
40
Bab 41 Menemukan sesuatu
41
Bab 42 Hal Memalukan
42
Bab 43 Menjelang Malam Kelima belas
43
Bab 44 Aku menemukan cintaku
44
Bab 45 Malam Kelima Belas
45
Bab 46 Bersama Denganmu
46
Bab 47 Bunga Plum Yang Bekerja
47
Bab 48 Kaulah Segalanya
48
Bab 49 Tertidur Bersamamu
49
Bab 50 Hutan Hoia Baciu
50
Bab 51 Pasukan Elit Antolin Lucian
51
Bab 52 Penyerangan Di Istana Oranye
52
Bab 53 Hari Yang Berwarna
53
Bab 55 Kabar Dari Antolin Lucian
54
Bab 54 Salju Pertama ku ini
55
Bab 55 Dua Puluh Tahun Yang Lalu
56
Bab 56 Kilas Balik Kehidupan Van Costel IV
57
Bab 57 Medan Pertempuran
58
Bab 58 Kematian
59
Bab 59 Kisah Yang Berulang
60
Bab 60 Xia He
61
Bab 61 Lembah Plum
62
Bab 62 Pecahnya Lembah plum
63
Bab 63 Perkelahian
64
Bab 64 Sosok Yang Mengikuti
65
Bab 65 Jembatan Dosa
66
Bab 66 Violet
67
Bab 67 Lembah Ngarai
68
Bab 68 Kunjungan Dimitri
69
Bab 67 Pesta Fantasi
70
Bab 68 Malam Seribu Cahaya
71
Bab 69 Rayuan Lembah Ngarai
72
Bab 70 Misteri
73
Bab 71 Bola Kaca Yang Berarti
74
Bab 72 Sebuah Percakapan
75
Bab 73 Pasar Lembah Ngarai
76
Bab 76 Transaksi Ilegal
77
Bab 77 Perebutan
78
Bab 78 Taruhan
79
Bab 79 Yunlong Jian
80
Bab 80 Berbicara pada Yunlong Jian
81
Bab 81 Sepasang Yunlong Jian
82
Bab 82 Menyembuhkan
83
Bab 83 Penawar Racun
84
Bab 84 Pembunuh Suruhan Dalca II
85
Bab 85 Dua Pembunuh Tangguh
86
Bab 86 Kedahsyatan Yunlong Jian
87
Bab 87 Dimitri
88
Bab 88 Saung Yang Indah
89
Bab 89 Bertemu Pria Berjirah Emas
90
Bab 90 Pasukan Emas Puternic
91
Bab 91 Anggota Lima Inti Pasukan Emas Puternic
92
Bab 92 Dua Dari Yang Terkuat
93
Bab 93 Bisikan Jia Li
94
Bab 94 Iblis Itu Bersemayam
95
Bab 95 Apa Di Dalam Pikiran mu
96
Bab 96 Rahasia Ratu Timur
97
Bab 97 Pusaka Itu
98
Bab 98 Senjata Baru
99
Bab 99 Kelam
100
Bab 100 Sambutan Siluman Api
101
Bab 101 Pertempuran Fantastik
102
Bab 102 Tidak Ada Waktu Untuk Menderita
103
Bab 103 Bukan Main-Main
104
Bab 104 Sembilan Nyawa Siluman Api
105
Bab 105 Bahaya Datang
106
Bab 106 Kabur
107
Bab 107 Meninggalkan Seutas Asa
108
Bab 108 Ledakan Hebat
109
Bab 109 Hantu Heng
110
Bab 110 Tempat Para Siluman Tinggal
111
Bab 111 FIRASAT ITU !
112
Bab 112 Amukan Dalca II
113
Bab 113 Kecemburuan Pingyin
114
Bab 114 Perasaan Yang Kacau
115
Bab 115 Pertemuan itu
116
Bab 116 Lentera Hitam
117
Bab 117 Kembali Ke Rumah
118
Bab 118 Festival Tahun Baru
119
Bab 119 Ruang Bawah Tanah
120
Bab 120 Pelindung Ratu Timur
121
Bab 121 Kemarahan Jia Li
122
Bab 122 Kekaguman
123
Bab 123 Cinta Pertama
124
Bab 124 Dahsyatnya Aura Jia Li
125
Bab 125 Hanya Bayangan !?
126
Bab 126 Kepedihan Van Costel IV
127
Bab 127 Informan Rahasia
128
Bab 128 Perjalanan Ini
129
Bab 129 Tasbih Sakti Milik Guru Sorin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!