Bab 8 Ramalan Gael

Ramalan Gael

Seorang peramal bernama Gael menarik Jia Li untuk datang ke tempatnya pada Festival Samhain.

"Datanglah ke tendaku nona, aku memiliki sesuatu yang menarik hati mu !", ucap peramal Gael.

"Ehk...", sahut Jia Li lirih.

"Ayo, masuklah !", peramal Gael itu mendudukkan Jia Li di sebuah bangku kayu oak.

"Ta--tapi...", sahut Jia Li gugup.

"Tenanglah sayangku... Duduklah dengan santai...", bisik Van Costel IV seraya tersenyum tipis.

"M... !?", gumam Jia Li.

Tampak ekspresi dari wajah si cantik bunga plum itu sangat cemas ketika dia melihat ke arah sekitar peramal Gael.

Pemandangan yang sangat menyeramkan dengan beberapa buah labu tergeletak disamping kanan dan kiri peramal itu.

"Kemarikan tanganmu nona !", ucap Gael lembut.

"Emm... Iya...", sahut Jia Li gelisah.

"Anda cantik sekali nona... Siapa namamu ?", lanjut Gael sambil tersenyum ramah.

"Namaku Jia Li", sahut Jia Li lemah lembut.

"Jia Li... Nama yang sangat cantik secantik orangnya dan memiliki makna nama yang bagus dan indah...", kata Gael.

"Terimakasih", jawab Jia Li.

Van Costel langsung duduk merapat ke arah Jia Li seraya bersandar di bahu si cantik beraroma khas itu.

"Apa yang ingin kamu katakan pada istriku ini, Gael ?", tanya Van Costel.

"Aku belum mengucapkan selamat datang kembali padamu, Tuan Van Costel", sahut Gael. "Apa kabar anda ?"

"Hmm... Kabarku baik-baik saja Gael bahkan aku merasa sangat bahagia dari sebelumnya...", ucap Van Costel.

"Syukurlah tuan, aku turut senang mendengar kabar tersebut", jawab peramal itu.

"Ramalan apa yang ingin kamu baca dari hubungan kami berdua", ucap Van Costel.

"Aku melihat keberuntungan pada hubungan kalian berdua dan aku membaca kalian akan bahagia selamanya", lanjut Gael.

Peramal itu mengeluarkan kartu-kartu ramalan miliknya dari arah telapak tangannya yang bercahaya kemilau.

"Lihatlah kartu-kartu ini, tuan !", ucap Gael.

Gael menaruh kartu-kartu ramalan miliknya di atas meja yang berlapis kain halus berwarna merah dengan kacang-kacangan yang berserakan di atasnya.

"Kartu Minor Arcana milikku ini sangat beebeda sekali pada saat aku meramal istri tuan, ketika aku melihat kartu pentacles untuk meramal Jia Li, aku melihat sinar terang yang sangat benderang bahkan tidak akan pernah redup, tuan", sahut Gael.

"Benarkah itu...", ucap Van Costel terpana.

"Bahkan keberuntungan-keberuntungan akan terus mendatangi hubungan rumah tangga kalian berdua, ada sinar yang kuat melingkupi ikatan cinta kalian", sahut Gael sambil memejamkan matanya.

"Baguslah, dan aku sangat suka mendengarnya Gael", ucap Van Costel tersenyum penuh arti.

Jia Li hanya terdiam saja saat mendengar ucapan peramal Gael tentang ramalan hubungan antara dirinya dengan Van Costel.

"Apakah kamu senang mendengar ramalan itu cantik ?", tanya Van Costel seraya mengelus tangan Jia Li.

Ketika Van Costel bertanya padanya, Jia Li hanya memalingkan mukanya ke arah lain tanpa mau menjawabnya.

Bersama hantu Van Costel IV yang telah kembali ke lembah Moldova, peramal Gael itu meramalkan bahwa cinta mereka akan abadi dan menjadi sebuah legenda.

Gael meramalkan bahwa cinta abadi mereka membuat suatu berkah tersendiri bagi kedua pasangan itu meski tidak mungkin tetapi mereka akan memiliki keturunan yang kuat.

"Anak ?", tanya Jia Li terkejut.

"Benar, kalian akan memiliki anak dalam pernikahan kalian nanti tapi tepatnya kapan keturunan kalian akan hadir, aku sendiri tidak dapat memprediksinya, nona", sahut Gael.

Peramal itu lantas menyusun kartu-kartu ramalan miliknya dengan ketepatan pikiran dan mulai mengaturnya sesuai perhitungan ramalan.

"Aku akan memiliki anak, Gael !? Apakah ramalan mu tidak keliru anak Aos si ?", tanya Van Costel.

"Benar tuan, anda akan memiliki keturunan dengan istri tuan", sahut Gael.

Gael langsung menunjukkan kartu ramalannya kepada Van Costel dengan ekspresi yang sangat serius.

"Oh iya !? Tapi mana mungkin itu terjadi, Gael ?", tanya Van Costel.

"Itu terlihat sangat jelas pada kartu ini, tuan", sahut Gael.

"Aku ini sosok hantu, Gael... Dan tidaklah mungkin aku akan memiliki keturunan... Aku hantu, Gael... Hanya hantu...", ucap Van Costel sendu.

Jia Li yang mendengar ucapan Van Costel yang terdengar sedih itu terenyuh saat pria berwajah sangat tampan rupawan itu mengatakannya.

Van Costel ...

Jia Li membatin dalam hati kecilnya nama suami hantunya, entah mengapa dirinya merasa sangat iba.

"Tuan memang hantu tetapi istri mu bukanlah hantu dan karena khasiat dari aroma bunga plum yang ada di tubuh Jia Li maka kalian dapat memiliki keturunan", sahut Gael.

"Darimana kamu tahu kalau Jia Li beraroma bunga plum ?", tanya Van Costel.

"Hidung seorang Aos si sangatlah tajam dan aku mampu menciumnya tanpa harus mendekati nona ini", sahut Gael.

Van Costel hanya terdiam menatap dingin peramal Gael, dia duduk di atas bangku dari kayu oak dengan kedua tangan terlipat di depan dadanya.

"Akan aku tunjukkan kekuatan ramalan milik Gael, tuan", ucap Gael.

Peramal itu lalu berdiri dan melangkah ke arah luar tenda.

"Ikutilah aku !", pinta Gael.

"Baiklah, Gael", sahut Van Costel.

Van Costel IV menuntun tangan Jia Li yang masih terdiam melamun dari arah duduknya lalu mengajak istrinya ikut keluar mengikuti Gael sang peramal.

Di luar tenda, Gael berjalan menuju ke area halaman belakang tendanya dengan hamparan labu yang sengaja dia letakkan di sebuah lingkaran bercahaya.

"Silahkan kalian melihatnya sendiri kekuatan ramalan pada perayaan Samhain ini dan perhatikanlah baik-baik saat aku melakukan ritual Samhain khusus untuk kalian", ucap Gael.

Peramal Gael kemudian masuk ke area lingkaran berkilaun itu dan dia duduk di tengah-tengah lingkaran cahaya.

Pandangan Gael terarah kepada kedua telapak tangannya yang mengeluarkan cahaya api terang dan bergerak pelan ke arah atas menuju langit.

"Itu aku sedang menggendong seorang bayi !?", pekik Jia Li terpana.

Dia melangkah pelan ke arah peramal Gael yang tengah duduk di dalam lingkaran cahaya berputar-putar itu, dan dia melihat sesuatu gambaran tentang potret hidupnya bersama Van Costel IV yang muncul dari kedua telapak tangan Gael yang bercahaya api.

Jia Li melihat sosok dirinya bersama hantu Van Costel IV yang sedang menatap seorang bayi dalam gendongan tangannya. Dan dia menyaksikan pemandangan yang tak lazim baginya yaitu bahwa dirinya tengah berbahagia bersama Van Costel.

"Oh Tuhanku !?", ucap Jia Li dengan mata berkaca-kaca.

Nyaris Jia Li tidak mempercayai apa yang dilihatnya dengan kedua matanya dan sangat jelas dia merasa itu tidak mungkin benar terjadi dalam hidupnya bersama Van Costel.

Pria yang sama sekali tidak pernah Jia Li cintai bahkan dia menganggap Van Costel IV, sosok pria yang telah menghancurkan hidupnya.

"T--tidak... Itu tidak mungkin...", pekik Jia Li.

Jia Li memegangi wajahnya seraya berteriak keras, tubuhnya menggigil dingin, mengejang sesaat kemudian dia jatuh terkulai lemas.

"Jia Li !", teriak Van Costel IV.

Pria tampan rupawan itu langsung berhambur cepat ke arah Jia Li yang pingsan di atas kedua tangannya.

"Sebaiknya aku pergi dahulu dari perayaan Samhain ini, Gael", ucap Van Costel.

Peramal Gael menganggukkan kepalanya cepat kepada Van Costel IV yang tengah menggendong tubuh Jia Li.

"Iya, tuan", sahut Gael. "Silahkan tuan segera membawa Jia Li pergi", sambungnya.

"Terimakasih atas pertunjukkan menarik mu, Gael", ucap Van Costel.

"Aku tidak sedang melakukan sebuah pertunjukkan kepada tuan melainkan ini adalah ramalan nyata antara hubungan tuan dengan istri tuan", sahut Gael.

Terlihat tatapan serius dari peramal Gael saat memandang Van Costel IV kemudian dia memberi sebutir buah apel merah kepada Van Costel.

"Bawalah buah apel merah ini dan berikan kepada Jia Li", ucap Gael.

"Untuk apa buah apel merah ini ?", tanya Van Costel IV.

"Untuk menguatkan jiwa Jia Li yang mudah rapuh oleh tekanan-tekanan dari luar agar hatinya menjadi tenang saat menjalani kehidupan pernikahannya bersama tuan", sahut Gael seraya menyunggingkan senyuman manisnya.

"Baiklah, aku akan memberikan buah apel merah ini saat dia masih pingsan saja", kata Van Costel sambil memandangi wajah Jia Li dalam gendongan tangannya.

Van Costel IV lalu hilang dari area tenda milik peramal Gael dan pergi menuju kembali ke rumahnya yang megah.

Tampak Van Costel IV sedang terlihat di ruangan rumahnya dengan menggendong Jia Li di kedua tangannya dan sesekali tubuh Van Costel muncul lalu menghilang dan itu berlangsung terus menerus hingga dia naik ke arah tangga rumah pribadinya.

"Jia Li...", bisik lembut Van Costel pada istrinya yang tak sadarkan diri itu.

Dia mengusap lembut wajah Jia Li yang berkeringat dingin kemudian membaringkan pelan-pelan tubuh Jia Li di atas tempat tidur.

Van Costel melihat buah apel merah pemberian Gael di tangannya dan menggigitnya sebagian untuk dia berikan kepada Jia Li yang masih pingsan itu.

Terpopuler

Comments

𝔸𝕥𝕥𝕒 ልዪሃልፕጎ

𝔸𝕥𝕥𝕒 ልዪሃልፕጎ

vote 1 besok lagi kak

2022-10-09

2

𝔸𝕥𝕥𝕒 ልዪሃልፕጎ

𝔸𝕥𝕥𝕒 ልዪሃልፕጎ

jadi gemes ama pasangan ini...

2022-10-09

2

Rizky prasetyor862@gmail.com

Rizky prasetyor862@gmail.com

lagi pingsan adek Bg masa di kasih makan apel 😁😁😁,,next next thor

2022-10-08

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pernikahan Aneh
2 Bab 2 Pulau Terpencil Di Laut Hitam
3 Bab 3 Cinta Van Costel IV
4 Bab 4 Suamiku Hantu
5 Bab 5 Hati Yang Terluka
6 Bab 6 Rayuan Pulau Terpencil
7 Bab 7 Perayaan Festival Samhain
8 Bab 8 Ramalan Gael
9 Bab 9 Pertemuan Antar Klan Bangsawan
10 Bab 10 Cinta Bersemi Di Hati Jia Li
11 Bab 11 Aroma Bunga Plum
12 Bab 12 Kemampuan Tersembunyi
13 Bab 13 Serigala Milik Van Costel IV
14 Bab 14 Chyou
15 Bab 15 Melupakan Rumah
16 Bab 16 Kwee Lan Sakit
17 Bab 17 Jingmi
18 Bab 18 Laoshi
19 Bab 19 Pertentangan Kwee Lan
20 Bab 20 Perburuan Dalca II
21 Bab 21 Kecurigaan Van Costel IV
22 Bab 22 Siasat Jingmi
23 Bab 23 Keterkejutan Jia Li
24 Bab 24 Bujuk Rayu Dalca II
25 Bab 25 Mengatur Strategi
26 Bab 26 Heng Dan Ho
27 Bab 27 Istana Oranye
28 Bab 28 Siluman Hoia Baciu
29 Bab 29 Heng menjadi Hantu
30 Bab 30 Memasuki istana oranye
31 Bab 31 Bertemu Dalca II
32 Bab 32 Menghadapi Dalca II
33 Bab 33 Lari
34 Bab 34 Melepas Ho
35 Bab 35 Kediaman Van Costel IV
36 Bab 36 Ciuman Hangat
37 Bab 37 Kabar
38 Bab 38 Penyelidikan
39 Bab 40 Mengejutkan
40 Bab 41 Menemukan sesuatu
41 Bab 42 Hal Memalukan
42 Bab 43 Menjelang Malam Kelima belas
43 Bab 44 Aku menemukan cintaku
44 Bab 45 Malam Kelima Belas
45 Bab 46 Bersama Denganmu
46 Bab 47 Bunga Plum Yang Bekerja
47 Bab 48 Kaulah Segalanya
48 Bab 49 Tertidur Bersamamu
49 Bab 50 Hutan Hoia Baciu
50 Bab 51 Pasukan Elit Antolin Lucian
51 Bab 52 Penyerangan Di Istana Oranye
52 Bab 53 Hari Yang Berwarna
53 Bab 55 Kabar Dari Antolin Lucian
54 Bab 54 Salju Pertama ku ini
55 Bab 55 Dua Puluh Tahun Yang Lalu
56 Bab 56 Kilas Balik Kehidupan Van Costel IV
57 Bab 57 Medan Pertempuran
58 Bab 58 Kematian
59 Bab 59 Kisah Yang Berulang
60 Bab 60 Xia He
61 Bab 61 Lembah Plum
62 Bab 62 Pecahnya Lembah plum
63 Bab 63 Perkelahian
64 Bab 64 Sosok Yang Mengikuti
65 Bab 65 Jembatan Dosa
66 Bab 66 Violet
67 Bab 67 Lembah Ngarai
68 Bab 68 Kunjungan Dimitri
69 Bab 67 Pesta Fantasi
70 Bab 68 Malam Seribu Cahaya
71 Bab 69 Rayuan Lembah Ngarai
72 Bab 70 Misteri
73 Bab 71 Bola Kaca Yang Berarti
74 Bab 72 Sebuah Percakapan
75 Bab 73 Pasar Lembah Ngarai
76 Bab 76 Transaksi Ilegal
77 Bab 77 Perebutan
78 Bab 78 Taruhan
79 Bab 79 Yunlong Jian
80 Bab 80 Berbicara pada Yunlong Jian
81 Bab 81 Sepasang Yunlong Jian
82 Bab 82 Menyembuhkan
83 Bab 83 Penawar Racun
84 Bab 84 Pembunuh Suruhan Dalca II
85 Bab 85 Dua Pembunuh Tangguh
86 Bab 86 Kedahsyatan Yunlong Jian
87 Bab 87 Dimitri
88 Bab 88 Saung Yang Indah
89 Bab 89 Bertemu Pria Berjirah Emas
90 Bab 90 Pasukan Emas Puternic
91 Bab 91 Anggota Lima Inti Pasukan Emas Puternic
92 Bab 92 Dua Dari Yang Terkuat
93 Bab 93 Bisikan Jia Li
94 Bab 94 Iblis Itu Bersemayam
95 Bab 95 Apa Di Dalam Pikiran mu
96 Bab 96 Rahasia Ratu Timur
97 Bab 97 Pusaka Itu
98 Bab 98 Senjata Baru
99 Bab 99 Kelam
100 Bab 100 Sambutan Siluman Api
101 Bab 101 Pertempuran Fantastik
102 Bab 102 Tidak Ada Waktu Untuk Menderita
103 Bab 103 Bukan Main-Main
104 Bab 104 Sembilan Nyawa Siluman Api
105 Bab 105 Bahaya Datang
106 Bab 106 Kabur
107 Bab 107 Meninggalkan Seutas Asa
108 Bab 108 Ledakan Hebat
109 Bab 109 Hantu Heng
110 Bab 110 Tempat Para Siluman Tinggal
111 Bab 111 FIRASAT ITU !
112 Bab 112 Amukan Dalca II
113 Bab 113 Kecemburuan Pingyin
114 Bab 114 Perasaan Yang Kacau
115 Bab 115 Pertemuan itu
116 Bab 116 Lentera Hitam
117 Bab 117 Kembali Ke Rumah
118 Bab 118 Festival Tahun Baru
119 Bab 119 Ruang Bawah Tanah
120 Bab 120 Pelindung Ratu Timur
121 Bab 121 Kemarahan Jia Li
122 Bab 122 Kekaguman
123 Bab 123 Cinta Pertama
124 Bab 124 Dahsyatnya Aura Jia Li
125 Bab 125 Hanya Bayangan !?
126 Bab 126 Kepedihan Van Costel IV
127 Bab 127 Informan Rahasia
128 Bab 128 Perjalanan Ini
129 Bab 129 Tasbih Sakti Milik Guru Sorin
130 Bab 130 Pelukan Hangat
131 Bab 131 Kaburnya Dalca II
132 Bab 132 Menghadapi Siluman Besar
133 Bab 133 Siluman Penjaga Istana
134 Bab 134 Sekantung Serbuk Ajaib
135 Bab 135 Malam Panjang Di Istana Musuh
136 Bab 136 Kisah Jebakan Tasbih
137 Bab 137 Tiga Perempuan Bercaping Merah
138 Bab 138 Bola Roda Berduri Mematikan
139 Bab 139 Terpaksa Pergi
140 Bab 140 Kehilangan Jejak
141 Bab 141 Percakapan Di Malam Hari
142 Bab 142 Pergulatan Batin
143 Bab 143 Mencari Solusi
144 Bab 144 Datangnya Tiga Orang Bercaping Merah
145 Bab 145 Hidangan Kecil Penginapan
146 Bab 146 Ketidakberdayaan
147 Bab 147 Sebuah Saran Penting
148 Bab 148 Saatnya Pergi
149 Bab 149 Penginapan
150 Bab 150 Adanya Petunjuk
151 Bab 151Berhasil Kabur
152 Bab 152 Lawan Yang Tangguh
153 Bab 153 Terbakarnya Penginapan
154 Bab 154 Negeri Tirai Pelangi
155 Bab 155 Guru Ulea
156 Bab 156 Suatu Rahasia
157 Bab 157 Permintaan Tulus
158 Bab 158 Asa Itu Ada
159 Bab 159 Danau Pelangi
160 Bab 160 Penghuni Danau Pelangi
161 Bab 161 Serangan Tak Terduga
Episodes

Updated 161 Episodes

1
Bab 1 Pernikahan Aneh
2
Bab 2 Pulau Terpencil Di Laut Hitam
3
Bab 3 Cinta Van Costel IV
4
Bab 4 Suamiku Hantu
5
Bab 5 Hati Yang Terluka
6
Bab 6 Rayuan Pulau Terpencil
7
Bab 7 Perayaan Festival Samhain
8
Bab 8 Ramalan Gael
9
Bab 9 Pertemuan Antar Klan Bangsawan
10
Bab 10 Cinta Bersemi Di Hati Jia Li
11
Bab 11 Aroma Bunga Plum
12
Bab 12 Kemampuan Tersembunyi
13
Bab 13 Serigala Milik Van Costel IV
14
Bab 14 Chyou
15
Bab 15 Melupakan Rumah
16
Bab 16 Kwee Lan Sakit
17
Bab 17 Jingmi
18
Bab 18 Laoshi
19
Bab 19 Pertentangan Kwee Lan
20
Bab 20 Perburuan Dalca II
21
Bab 21 Kecurigaan Van Costel IV
22
Bab 22 Siasat Jingmi
23
Bab 23 Keterkejutan Jia Li
24
Bab 24 Bujuk Rayu Dalca II
25
Bab 25 Mengatur Strategi
26
Bab 26 Heng Dan Ho
27
Bab 27 Istana Oranye
28
Bab 28 Siluman Hoia Baciu
29
Bab 29 Heng menjadi Hantu
30
Bab 30 Memasuki istana oranye
31
Bab 31 Bertemu Dalca II
32
Bab 32 Menghadapi Dalca II
33
Bab 33 Lari
34
Bab 34 Melepas Ho
35
Bab 35 Kediaman Van Costel IV
36
Bab 36 Ciuman Hangat
37
Bab 37 Kabar
38
Bab 38 Penyelidikan
39
Bab 40 Mengejutkan
40
Bab 41 Menemukan sesuatu
41
Bab 42 Hal Memalukan
42
Bab 43 Menjelang Malam Kelima belas
43
Bab 44 Aku menemukan cintaku
44
Bab 45 Malam Kelima Belas
45
Bab 46 Bersama Denganmu
46
Bab 47 Bunga Plum Yang Bekerja
47
Bab 48 Kaulah Segalanya
48
Bab 49 Tertidur Bersamamu
49
Bab 50 Hutan Hoia Baciu
50
Bab 51 Pasukan Elit Antolin Lucian
51
Bab 52 Penyerangan Di Istana Oranye
52
Bab 53 Hari Yang Berwarna
53
Bab 55 Kabar Dari Antolin Lucian
54
Bab 54 Salju Pertama ku ini
55
Bab 55 Dua Puluh Tahun Yang Lalu
56
Bab 56 Kilas Balik Kehidupan Van Costel IV
57
Bab 57 Medan Pertempuran
58
Bab 58 Kematian
59
Bab 59 Kisah Yang Berulang
60
Bab 60 Xia He
61
Bab 61 Lembah Plum
62
Bab 62 Pecahnya Lembah plum
63
Bab 63 Perkelahian
64
Bab 64 Sosok Yang Mengikuti
65
Bab 65 Jembatan Dosa
66
Bab 66 Violet
67
Bab 67 Lembah Ngarai
68
Bab 68 Kunjungan Dimitri
69
Bab 67 Pesta Fantasi
70
Bab 68 Malam Seribu Cahaya
71
Bab 69 Rayuan Lembah Ngarai
72
Bab 70 Misteri
73
Bab 71 Bola Kaca Yang Berarti
74
Bab 72 Sebuah Percakapan
75
Bab 73 Pasar Lembah Ngarai
76
Bab 76 Transaksi Ilegal
77
Bab 77 Perebutan
78
Bab 78 Taruhan
79
Bab 79 Yunlong Jian
80
Bab 80 Berbicara pada Yunlong Jian
81
Bab 81 Sepasang Yunlong Jian
82
Bab 82 Menyembuhkan
83
Bab 83 Penawar Racun
84
Bab 84 Pembunuh Suruhan Dalca II
85
Bab 85 Dua Pembunuh Tangguh
86
Bab 86 Kedahsyatan Yunlong Jian
87
Bab 87 Dimitri
88
Bab 88 Saung Yang Indah
89
Bab 89 Bertemu Pria Berjirah Emas
90
Bab 90 Pasukan Emas Puternic
91
Bab 91 Anggota Lima Inti Pasukan Emas Puternic
92
Bab 92 Dua Dari Yang Terkuat
93
Bab 93 Bisikan Jia Li
94
Bab 94 Iblis Itu Bersemayam
95
Bab 95 Apa Di Dalam Pikiran mu
96
Bab 96 Rahasia Ratu Timur
97
Bab 97 Pusaka Itu
98
Bab 98 Senjata Baru
99
Bab 99 Kelam
100
Bab 100 Sambutan Siluman Api
101
Bab 101 Pertempuran Fantastik
102
Bab 102 Tidak Ada Waktu Untuk Menderita
103
Bab 103 Bukan Main-Main
104
Bab 104 Sembilan Nyawa Siluman Api
105
Bab 105 Bahaya Datang
106
Bab 106 Kabur
107
Bab 107 Meninggalkan Seutas Asa
108
Bab 108 Ledakan Hebat
109
Bab 109 Hantu Heng
110
Bab 110 Tempat Para Siluman Tinggal
111
Bab 111 FIRASAT ITU !
112
Bab 112 Amukan Dalca II
113
Bab 113 Kecemburuan Pingyin
114
Bab 114 Perasaan Yang Kacau
115
Bab 115 Pertemuan itu
116
Bab 116 Lentera Hitam
117
Bab 117 Kembali Ke Rumah
118
Bab 118 Festival Tahun Baru
119
Bab 119 Ruang Bawah Tanah
120
Bab 120 Pelindung Ratu Timur
121
Bab 121 Kemarahan Jia Li
122
Bab 122 Kekaguman
123
Bab 123 Cinta Pertama
124
Bab 124 Dahsyatnya Aura Jia Li
125
Bab 125 Hanya Bayangan !?
126
Bab 126 Kepedihan Van Costel IV
127
Bab 127 Informan Rahasia
128
Bab 128 Perjalanan Ini
129
Bab 129 Tasbih Sakti Milik Guru Sorin
130
Bab 130 Pelukan Hangat
131
Bab 131 Kaburnya Dalca II
132
Bab 132 Menghadapi Siluman Besar
133
Bab 133 Siluman Penjaga Istana
134
Bab 134 Sekantung Serbuk Ajaib
135
Bab 135 Malam Panjang Di Istana Musuh
136
Bab 136 Kisah Jebakan Tasbih
137
Bab 137 Tiga Perempuan Bercaping Merah
138
Bab 138 Bola Roda Berduri Mematikan
139
Bab 139 Terpaksa Pergi
140
Bab 140 Kehilangan Jejak
141
Bab 141 Percakapan Di Malam Hari
142
Bab 142 Pergulatan Batin
143
Bab 143 Mencari Solusi
144
Bab 144 Datangnya Tiga Orang Bercaping Merah
145
Bab 145 Hidangan Kecil Penginapan
146
Bab 146 Ketidakberdayaan
147
Bab 147 Sebuah Saran Penting
148
Bab 148 Saatnya Pergi
149
Bab 149 Penginapan
150
Bab 150 Adanya Petunjuk
151
Bab 151Berhasil Kabur
152
Bab 152 Lawan Yang Tangguh
153
Bab 153 Terbakarnya Penginapan
154
Bab 154 Negeri Tirai Pelangi
155
Bab 155 Guru Ulea
156
Bab 156 Suatu Rahasia
157
Bab 157 Permintaan Tulus
158
Bab 158 Asa Itu Ada
159
Bab 159 Danau Pelangi
160
Bab 160 Penghuni Danau Pelangi
161
Bab 161 Serangan Tak Terduga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!