Seperti yang sudah diprediksi oleh Briant, hak asuh putrinya menjadi perebutan dari keluarganya dan juga keluarga istrinya. Tentunya mereka melakukan hal itu karena harta yang ditinggalkan oleh kedua orangtua Alena.
Mereka bahkan tidak peduli padahal saat itu mereka sedang berada di rumah duka. Mereka juga tidak mempedulikan gadis manis yang sedang menangis di samping peti mati kedua orangtuanya.
Alena Sonjaya yang baru berusia delapan tahun, sangat sedih dan terpukul karena kematian kedua orangtuanya. Gadis itu menangis di samping peti mati kedua orangtuanya tanpa ada yang mempedulikan dirinya bahkan pertengkaran dari dua keluarga yang memperebutkan hak asuh terdengar oleh para tamu yang datang untuk melayat.
..."Kami yang akan merawat Alena karena kami lebih dekat dengannya," ucap salah satu anggota keluarga ibu Alena....
..."Tidak! Sejak kapan dia dekat dengan kalian? Dia lebih dekat dengan adik Briant jadi kami yang akan merawatnya!" ucap salah satu anggota keluarga Briant....
..."Omong kosong, Alena tidawk dekat dengan kalian sama sekali!" keluarga dari ibu Alena tidak terima. Mereka yang harus merawat Alena agar mereka bisa menguasi semua yang ditinggalkan oleh kedua orangtua gadis itu....
..."Kalian juga berbicara omong kosong, Alena juga tidak dekat dengan kalian!"...
Mereka masih berdebat akan hak asuh tanpa tahu jika hak asuh akan gadis itu sudah berada di tangan Dany Admaja.
Pemuda itu baru datang, yang dia cari adalah Alena. Tidak ada keluarga Briant dan istrinya di ruang duka, itu karena mereka masih berdebat.
Dany menghampiri Alena yang tidak juga beranjak sedari tadi. Tidak satu orang pun yang menghiburnya, gadis itu pasti sangat ingin tahu apa yang terjadi.
..."Alena, kenapa kau sendirian?" tanya Dany....
..."Om Dany, apa yang terjadi dengan Mama dan Papa?" tanya Alena....
..."Mereka mengalami kecelakaan," jawab Dany tanpa menutupi apa pun....
..."Apa Mama dan Papa tidak akan bersama dengan Alena lagi, Om?"...
..."Begitulah, mereka sudah tidak bisa bersama dengan Alena lagi," jujur lebih baik, dia tidak mau membohongi Alena karena gadis itu sudah mengerti....
..."Lalu Alena akan tinggal dengan siapa mulai sekarang, Om? Alena tidak mau tinggal dengan Nenek dan Kakek juga dengan Bibi," ucap gadis itu....
..."Kemarilah, ada yang ingin om bicarakan padamu," Dany mengajak Alena untuk duduk....
Alena mengikuti Dany duduk di sebuah kursi yang ada di dekat peti mati. Dany harus memberikan penjelasan pada Alena mengenai pesan ayahnya. Walau Alena dekat dengannya, belum tentu gadis itu mau tinggal bersama dengannya.
..."Apa yang ingin Om Dany bicarakan?" tanya Alena setelah mereka duduk bersama....
..."Alena tahu? Sebelum Papa Alena pergi, Om bertemu dengan Papa Alena sebentar."...
..."Apa Papa dan Mama mengatakan sesuatu pada Om Dany?" ...
..."Ya, papa Alena berkata mulai sekarang Alena tinggal dengan Om Dany. Alena mau tinggal dengan Om Dany?"...
..."Tidak mau, Alena mau tinggal di rumah saja!" tolak Alena....
..."Tapi di rumah Alena tidak ada siapa pun lagi. Alena mau tinggal dengan siapa?" sebisa mungkin dia akan membujuk Alena agar mau tinggal dengannya apalagi dia baru saja mendengar perdebatan kedua keluarga yang memperebutkan hak asuh....
..."Tapi Mama berkata seorang gadis tidak boleh tinggal dengan seorang pria," ucap Alena dengan polos....
Dany hampir kehabisan kata-kata, ternyata tidak semudah yang dia bayangkan. Berbicara dengan anak kecil sungguh melelahkan tapi dia tetap harus menepati janjinya pada sahabat baiknya untuk mengasuh Alena.
..."Tapi Alena masih kecil, jadi tidak apa-apa jika Alena tinggal dengan Om."...
..."Tidak, tapi jika Om Dany berjanji akan menikahi Alena setelah Alena besar nanti maka Alena mau tinggal dengan Om."...
Dany menghembuskan napas beratnya, permintaan macam apa itu? Tapi demi bisa menepati janjinya pada Briant, akhirnya Dany menyetujui permintaan dari Alena. Lagi pula hanya permintaan anak kecil saja, tidak perlu dianggap serius.
..."Baiklah, Om akan menikahi Alena setelah Alena besar nanti," ucapnya menyetujui....
..."Om janji?" Alena menunjukkan jari kelingkingnya....
..."Ya, Om berjanji," Dany menautkan jari mereka. Dia menganggap apa yang sedang mereka lakukan hanya permainan anak-anak semata. ...
Setelah Selena besar nanti dan sudah mengenal cinta, pada akhirnya gadis itu akan melupakan janji yang mereka buat dan akan menyukai lawan jenis yang seumuran dengannya jadi dia tidak perlu memikirkan janji yang mereka buat.
Karena Alena sudah setuju untuk tinggal dengannya, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Dia juga membawa surat pernyataan yang dibuat oleh Briant untuk ditunjukkan pada keluarga sahabatnya nanti jika mereka tidak percaya bahwa dia dipercaya untuk mengasuh Alena.
Sesungguhnya dia juga tidak suka karena bukanlah perkara mudah mengasuh seorang anak kecil apalagi dia seorang bujangan yang tidak memiliki pengalaman.
Acara pemakaman pun sudah bisa dimulai, para pelayat dan keluarga pergi mengantar kedua orangtua Alena ke tempat peristirahatan terakhir mereka begitu juga dengan Dany dan Alena.
Karena khawatir terjadi sesuatu pada gadis itu jadi Dany menemaninya sampai proses pemakaman selesai. Bunga pun ditaburkan, para pelayat mulai pergi meninggalkan makam dan meninggalkan anggota keluarga saja yang belum selesai memperebutkan hak asuh.
Nenek dari keluarga ayahnya menghampiri saat Alena masih menaburkan bunga di atas makam ibunya.
..."Alena, ayo pulang bersama dengan nenek."...
Belum juga Alena menjawab, sang bibi yang adalah adik dari ibunya sudah menyaut.
..."Tidak, jangan pulang sama Nenek. Alena pulang dengan bibi saja."...
..."Apa maksdumu berbicara seperti itu? Alena cucuku, kenapa dia tidak boleh pulang denganku?" sang nenek tampak tidak terima....
..."Kau sudah tua bagaimana bisa mengasuh Alena? Aku masih muda jadi aku bisa mengasuhnya dengan baik," sang bibi juga tidak mau kalah....
..."Benar, yang tua duduk saja di rumah menunggu ajal!" ucap salah seorang anggota keluarga dari pihak sang ibu dengan kejamnya....
..."Jika bicara yang sopan!" ...
Pertengkaran pun mulai terjadi, padahal tanah makam belum juga kering. Alena menangis sambil memeluk kak Dany, pria itu menggeleng. Sungguh memalukan dan beruntungnya para pelayat sudah pergi meninggalkan tempat itu.
..."Tidak perlu berkelahi saudara-saudara sekalian," Dany mendekati mereka dan menengahi....
..."Siapa kau?" semua mata melihat ke arahnya dan menatapnya tajam....
..."Aku Dany Admaja, sahabat baik Briant. Sebelum Briant meninggal dia meminta aku berjanji untuk merawat Alena jadi kalian tidak perlu bertengkar akan hal ini."...
..."Tidak mungkin, bagaimana mungkin Briant mempercayakan seorang sahabatnya untuk merawat putrinya?" ...
..."Kenapa tidak? Semula aku juga mengira permintaannya itu adalah permintaan gila namun setelah melihat sikap kalian, aku merasa keputusan Briant sangat tepat. Jika tidak percaya aku punya buktinya," Dany mengeluarkan surat perjanjian dan setelah memperlihatkan kepada mereka, surat kembali disimpan....
..."Jadi tidak perlu berdebat lagi karena mulai sekarang aku yang merawat Alena," setelah berkata demikian, Dany mengajak Alena pergi karena pemakaman sudah selesai. ...
Dua keluarga itu tampak tidak percaya tapi surat yang ditunjukkan oleh Dany tidaklah palsu. Padahal jika mereka mengasuh Alena mereka bisa menikmati harta peninggalan Briant tapi Briant dan istrinya justru mempercayai orang lain. Sungguh mengecewakan tapi mereka punya rencana karena mereka akan membujuk Alena agar dia mau tinggal dengan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Queen Mother
Yaaa ampyuuunn niyh bocah bisa”nya ngomong seperti itu, ngerti apa kaga yg diomongin dy? 😂
2023-06-23
0
Sri Wahyuni
lanjut outhor jangan diputus putus ceritanya gak seru lhoo
2022-09-28
0
Arum Ranggawati
lanjut thorr
2022-09-26
1