Hamdan dan istrinya menyusuri perkebunan sambil bercengkrama, mereka menyapa ramah pada pekerja yang sedang sibuk membersihkan Kebun, adapula diantara mereka yang sedang memanen buah. Buah buah itu dimasukkan ke dalam sebuah peti setelah disortir terlebih dahulu. Ada beraneka buah diperkebunan itu, ada anggur, apel, jambu madu, jeruk Sunkist dan juga jambu kristal yang dirawat dengan baik sehingga menghasilkan buah yang berkualitas dan siap masuk pasaran nasional. Hamdan dan Alifa menyisihkan beberapa kantung buah untuk mereka nikmati di rumah. Suara adzan Zuhur berkumandang saat mereka masih asyik berbaur dengan para pekerja, memantau mereka dan memastikan pekerjaan dilakukan denga baik dan benar. Keduanya kemudian meminta para pekerja untuk menghentikan pekerjaan mereka dan mengajak mereka menunaikan kewajiban sebagai umat Islam dengan berjamaah di mushola yang dibangun di tengah perkebunan untuk mempermudah para pekerja menunaikan kewajiban mereka terhadap sang pencipta. Keduanya pulang dengan hati yang riang, menikmati makan siang romantis bersama dan menyempatkan diri mampir berbelanja kebutuhan rumah tangga mereka yang sebelumnya belum sempat terbeli. Tidak butuh waktu lama, mereka bergegas memacu kendaraan roda dua mereka, meluncur dengan kecepatan sedang menuju pulang karena sore ini keduanya memiliki jadwal mengajar di pondok pesantren.
Hamdan dan Alifa begitu menikmati kebahagiaan rumah tangga mereka, keduanya terlihat begitu saling mencintai walau tanpa pacaran sebelumnya. Momen pacaran sesudah halal menjadikan mereka sangat romantis dengan tetap menjaga batasan bila berada dihadapan orang lain atau di tempat umum. Hamdan tak pernah membiarka istrinya menganggur disela-sela kesibukannya mengelola perkebunan dan menjalani rutinitas mengajar yang menjadi tanggung jawab mereka. Hamdan selalu meminta haknya mereguk kenikmatan surga dunia, Alifa dengan senang hati selalu berusaha melayani dengan pelayanan terbaik yang ia mampu, walaupun terkadang Alifa merasa kewalahan meladeni hasrat suaminya yang tak pernah merasa lelah dan bosan untuk beradu raga. Kedua insan halal yang sedang dimabuk cinta ini begitu menikmati kebersamaan mereka. Keduanya seringkali saling memberi kejutan dan perhatian kecil sebagai bumbu penyedap kebahagiaan rumah tangga mereka.
Hari berganti dengan cepat, kehidupan biduk rumah tangga yang dinakhodai Hamdan berjalan begitu manis dan harmonis. Namun ada hal yang sangat menggelitik sanubari Alifa, ia sering mendapati suaminya berpuasa ketika ia sedang menstruasi. Pada awalnya, Alifa tidak terlalu ambil pusing dengan apa yang dilakukan suaminya itu. Namun, semakin lama jiwa ingin tahunya semakin meninggi. Hamdan, suaminya rutin berpuasa berturut-turut setiap ia datang bulan, dan akan meghentikan rutinitas puasanya bila ia telah bersuci. la sangat khawatir sekaligus curiga dengan apa yang dilakoni suaminya selama ini. la sangat takut suaminya menyimpan suatu rahasia yang kelak membahayakan kehidupan suami dan rumah tangganya. Pikiran buruk menggelayuti otaknya, ia takut suaminya penganut ritual menyimpang atau bahkan pesugihan. Ditepisnya pikiran buruk tersebut, ia tidak mau bersuudzon terhadap suaminya. Jalan satu satunya yang saat ini ingin ia lakukan ialah bertabayun pada suaminya untuk mengklarifikasi dan meminta penjelasan terkait ritual puasa yang selalu dilakukan suaminya semenjak mereka menikah. Keingintahuannya yang memuncak membuat dirinya memberanikan diri untuk bertanya walau terbesit rasa takut dalam hatinya, suami yang dicintainya itu tersinggung dan salah paham padanya.
"Mas boleh aku bertanya suatu hal, tapi aku mohon mas jangan tersinggung dan tolong jawab dengan jujur ya?". Tanya Alifa dengan suara gemetar, suatu malam pada suaminya.
Hamdan tersenyum dan mengangguk, dipandangnya wajah istrinya yang terlihat sangat tidak nyaman.
"Mas, mengapa kamu selalu berpuasa kalau aku sedang menstruasi. Bukan hanya sehari tapi mas puasa berturut-turut dan mas berhenti berpuasa ketika aku sudah suci". Tanya Alifa dengan sorot mata ingin tahu menerobos manik mata suaminya.
Hamdan tersenyum, menutup mulutnya dengan tangan kiri, membenahi cara duduknya dengan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang dan memberi kode pada istrinya untuk datang kepelukannya.
Tika menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya.Ciuman lembut mendarat di ujung kepala Alifa. Tangan Hamdan terasa lembut membelai rambutnya yang panjang.
"Mas memiliki kelainan hormon, sayang...". Jawab Hamdan menjeda ucapannya.
Alifa tersentak, reflek ia mengangkat kepala dan menatap suaminya dengan iba sekaligus khawatir. la sangat khawatir teriadi hal-hal yang tak diinginkan pada diri suaminya. Hamdan tersenyum, ia memahami kegundahan istrinya, direngkuhnya tubuh wanita yang amat dicintainya itu dengan penuh kasih sayang. Diciumnya dengan lembut keningnya, tangannya pun tidak berhenti mengelus-elus mahkota indah istri kesayangannya itu.
"Hormon estrogen yang berlebihan pada tubuh mas menyebabkan gejolak birahi mas menjadi sulit dikendalikan. Makanya mas maunya selalu menghabiskan waktu mereguk kenikmatan denganmu. Untuk itulah ketika kamu berhalangan melayani mas, mas memilih berpuasa sebagai solusinya seperti yang telah mas lakukan saat mas masih bujangan". Lanjut Hamdan menjelaskan kondisinya.
Air mata Alifa jatuh berderai, dia malu dengan pikiran buruk yang bersarang di otaknya. la sungguh tidak menyangka suaminya sedang memikul beban berat dalam kurun waktu yang cukup lama. Ia membayangkan betapa beratnya suaminya harus mengendalikan Air mata Alifa jatuh berderai, dia malu dengan pikiran buruk yang bersarang di otaknya. la sungguh tidak menyangka suaminya sedang memikul beban berat dalam kurun waktu yang cukup lama. Ia membayangkan betapa beratnya suaminya harus mengendalikan dirinya sebelum ada keberadaannya sebagai seorang istri yang siap untuk meredakan gelora nafsu birahinya setiap saat. Tangisnya semakin tersedu manakala ia menyadari betapa tersiksanya suaminya berada dalam satu atap dengannya namun ia tak mampu membantunya meredam gejolak birahinya karena sedang menstruasi dan suaminya memilih berpuasa. Rasa bersalah menyeruak dari relung hatinya. Rasa tak tega dengan penderitaan yang dialami belahan jiwanya membuatnya bertambah tenggelam dalam kesedihan yang berlipat ganda.
Hamdan terpekur melihat respon istrinya, bingung melihat betapa terpuruknya istrinya setelah mengetahui keadaannya, begitu kecewanyakah istrinya dengan hal yang memang belum pernah dibicarakannya itu?. Begitu tersakitikah istrinya saat ia memutuskan berpuasa sebagai upaya meredam gelora hasratnya untuk bercinta?. Begitu banyak pertanyaan yang melesak menembus tempurung otaknya hingga terbesit rasa takut di hatinya bahwa tanpa ia sadari ia telah menoreh luka di hati wanita amat ia cintai itu. la sangat merasa bersalah tidak mengkomunikasikan keadaannya pada istrinya, padahal sebaiknya istrinyalah orang yang seharusnya paling tahu kondisinya agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dikemudian hari.
Alifa mengangkat kepalanya manik matanya menembus bola mata Hamdan yang diliputi rasa gelisah dan rasa bersalah. Ia sangat ingin memberikan solusi atas masalah yang dihadapi suaminya, akan tetapi ia merasa tidak yakin suaminya bersedia melakukannya. Ia sangat tahu dan paham bahwa suaminya begitu sangat mencintainya. Rasa cintanya yang begitu besar, pasti akan membuatnya sulit menerima saran yang didalamnya menuntut pengorbanannya sebagai istri walaupun ia sebagai istri ridho dan mendukung demi kebaikan sang suami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Syhr Syhr
Jangan bilang mau mencari istri baru Thor. 🥺
2022-10-12
0