Kali pertama Anaya menggendong Citra, wanita itu merasakan dadanya begitu sesak. Jika, bayinya masih hidup mungkin akan seusia dengan Citra. Hanya saja, Tuhan berkata lain, dan bayinya mengalami Sudden Infant Death Syndrome sehingga tidak tertolong lagi nasib bayinya Anaya.
***
Sepuluh hari yang lalu ….
“Kondisi bayi Ibu dalam keadaan lemah, air ketuban Ibu terus rembes, tetapi tidak terjadi tanda-tanda pembukaan bertambah, sehingga lebih baik dilakukan operasi caesar,” jelas Dokter Aji yang menjadi Dokter Kandungan Anaya waktu itu.
Itu adalah advice yang diberikan Dokter Aji. Sebab, sudah 12 jam berlangsung dan air ketuban Anaya masih rembes. Dokter Aji mengatakan bahwa Anaya mengalami Ketuban Pecah Dini. Sebab, jika ketuban pecah dini bisa meningkatkan risiko korioamnionitis (infekso pada cairan ketuban) hingga 70%. Korioamnionitis sendiri sangat berbahaya baik bagi Ibu dan juga bagi janin. Semakin lama Ketuban Pecah Dini (KPD) semakin besar risiko korioamnionitis.
"Lakukan operasi Caesar saja tidak apa-apa, Dok," saran dari Dokter Tendean.
Sebab, risiko yang besar dan tidak berbahaya untuk Anaya dan bayinya sedang mengintip sekarang. Dokter Tendean sebagai seorang ahli saraf pun tahu bahwa infeksi jenis ini bisa menyebabkan kematian baik bagi ibu maupun sang buah hati. Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi ini juga akan memiliki risiko yang lebih tinggi terkena sepsis dan pneumonia (radang paru).
"Baik, mengingat kondisi Ketuban Pecah Dini maka kami akan langsung menganjurkan operasi Caesar," balas Dokter Aji lagi.
Sekarang di dalam ruang operasi, Anaya hanya seorang diri berbaring di atas ranjang kesakitan. Sementara Ayahnya, Dokter Tendean menunggu di luar. Dokter Aji dan tim medis pun masuk ke dalam kamar operasi. Mulailah sebuah kain berwarna hijau direntangkan menutupi bagian perut Anaya. Kemudian mulailah perawat memasang Kateter ke dalam kandung kemih guna mengambil urine. Jarum infus atau intravena juga dimasukkan ke dalam pembuluh darah di tangan untuk memasukkan cairan infus dan obat-obatan lainnya.
Mulailah Dokter Aji melakukan anestasi epidural (suntikan bius yang disuntikkan langsung ke sumsun tulang belakang) yang akan menimbulkan mati rasa dari bagian perut hingga kaki saja. Sementara untuk perut ke atas sampai kepala pasien dalam kondisi biasa saja.
"Bismillah, kita lakukan prosedur Caesar sekarang ya Bu," ucap Dokter Aji.
Anaya yang terbaring hanya bisa meneteskan air matanya. Tidak mengira hari bersaling pun tiba. Hari di mana dia akan bertemu dengan bayinya. Semoga saja, tindakan operasi kali ini bisa berjalan lancar.
Sementara di bawah sana, Dokter Aji mulai membersihkan area perut Anaya dan membuat sayatan vertikal mulai dari bawah pusar sampai ke tulang kema-luan. Mulailah Dokter Aji membuka rongga perut perut Anaya dengan membuat sayatan satu per satu pada setiap lapisan perut.
Setelah rongga perut Anaya terbuka, mulailah dibuat sayatan horizontal di bagian bawah rahim. Hingga perlahan rahim itu telah terbuka. Perlahan-lahan bayi yang masih terbungkus dengan air ketuban dan plasentanya terlihat. Kemudian, Dokter Aji mengambil bagian tersebut dari perut Anaya dan memecahkan air ketuban di luar, setelahnya terdengarlah tangisan suara bayi yang tidak begitu kencang.
"Bayinya perempuan ya Bu Anaya," ucap Dokter Aji dengan mengangkat bayi yang masih begitu kecil itu. Ada darah di bagian mulut dan hidungnya.
Anaya hanya bisa berderai air mata. Saat kali pertama melihat bayinya, luruh sudah air matanya. Matanya berembun dengan begitu cepatnya. Momen haru yang harus Anaya alami seorang diri di dalam kamar operasi itu.
Akan tetapi, kebahagiaan tidak berlangsung lama. Hanya selang tiga jam setelah dilahirkan, rupanya si baby sudah tiada. Dokter mengatakan bahwa si baby terkena Sudden Infant Death Syndrome atau sindrom di mana bayi tiba-tiba meninggal dunia. Hal ini dipicu dengan Ketuban Pecah Dini dan bayi lahir dengan berat badan yang rendah sehingga si bayi memiliki otak yang belum matang, tidak memiliki kendali atas penapasan dan detak jantungnya.
Air mata kebahagiaan pun berganti dengan air mata duka. Anaya menangis, hingga meraung. Wanita itu tergugu pilu.
"Adik ... Adik ... kenapa kamu meninggalkan Mama sendiri!"
Wanita itu terisak dengan suara yang begitu menyayat hati. Kehilangan buah hati membuat Anaya benar-benar hancur. Sangat hancur, sejak saat itulah sampai sudah berlalu sepuluh hari, Anaya selalu mengenakan pakaian hitam. Pakaian dengan aneka warna yang dia miliki hanya sebatas pemanis di lemari pakaiannya saja. Hitam berarti kelam, sekelam itu juga kehidupan Anaya tanpa bayi kecilnya.
***
Kini ….
Dengan menggendong Citra, air mata Anaya menetes dengan sendirinya. Matanya kembali berembun, susah payah dia menahan supaya air matanya tidak sampai jatuh, tetapi sia-sia saja. Sebab, bulir bening itu tetap saja membasahi pipinya.
“Hai Citra … kamu cantik banget sih Nak … kenalin, aku Onty Anaya,” ucapnya memperkenalkan diri dan menggendong Citra.
Mama Rina pun terharu melihat Anaya yang menangis dan menggendong Citra. Keduanya dalam posisi satu sama. Anaya kehilangan bayinya, sementara Citra kehilangan Mamanya. Sehingga Mama Rina yakin pasti sangat berat juga bagi Anaya untuk menggendong Citra sekarang ini.
“Masuk dulu, Anaya … masak berdiri di depan rumah terus,” ajak Mama Rina.
Anaya pun menghela nafas dan menyeka air matanya, “Iya Tante … maafkan Anaya, jadi seemosional ini,” sahutnya.
“Tidak apa-apa, Anaya … Anaya usianya berapa tahun? Masih muda banget,” tanya Mama Rina lagi.
“26 tahun dua bulan lagi, Tante,” balasnya.
Mama Rina menganggukkan kepalanya, dalam hatinya Mama Rina melihat bahwa Anaya seumuran dengan almarhumah menantunya yaitu Cellia. Pasti jika Cellia masih ada, akan seperti ini juga Cellia menggendong si kecil, Citra.
“Mau minum dulu?” tanya Mama Rina.
“Enggak Tante, nanti saja … ini Citra sehabis ini diapakan Tante? Maaf, Anaya kurang tahu … karena Anaya hanya sempat merasakan persalinan saja, setelahnya Anaya tidak memiliki kesempatan untuk menggendong dan merawat bayi Anaya,” ucapnya dengan menghela nafas.
Suara wanita itu terasa bergetar, tetapi sebisa mungkin Anaya menahan supaya tangisannya tidak akan pecah. Mama Rina sepenuhnya tahu bagaimana perasaan dan kondisi hati Anaya sekarang ini. Semoga saja dengan memberikan ASI untuk Citra, Anaya juga akan merasakan kesembuhan secara mental.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
edhatahra
Anaya langsung melahirkan kt tdk tau kemana siapa suamix
2023-05-01
1
Sarini Sadjam
anaya suami nya kemana...thour
2022-11-19
4
rara
jadi penasaran tentang Anaya, suaminya kemana ya, kog gak diceritakan,❤️🌹💪
2022-10-28
2