Usai diperiksa oleh Dokter Bisma, Citra kemudian dibawa pulang. Bukan hanya mendapatkan obat-obatan, tetapi Dokter Bisma rupanya meminta istrinya yaitu Kanaya untuk memberikan beberapa kantong ASIP untuk Citra. Mengingat bahwa Citra tidak bisa meminum susu formula. Sementara jika tetap dilanjutkan justru berbahaya untuk Citra, maka Dokter Bisma segera menelpon istrinya dan meminta untuk memberikan beberapa kantong ASIP terlebih dahulu untuk Citra.
“Makasih banyak Mas, semoga Citra bisa segera sehat,” ucap Tama.
“Iya, sama-sama Tam … jika ada apa-apa, bilang saja. Untuk ASIP ini sudah diantar kurir ke rumah kamu. Jadi, nanti berikan Citra ASIP saja,” pesan Dokter Bisma lagi.
“Iya Mas … nanti langsung aku berikan ASIP. Makasih banyak bantuannya ya Mas Bisma,” balas Tama lagi.
Setelahnya, Tama dan Mama Rina kembali membawa Citra untuk pulang ke rumah. Benar seperti yang disampaikan Dokter Bisma bahwa di rumah sudah tersedia beberapa kantong ASIP untuk Citra. Sungguh, di saat genting seperti ini dan ada bantuan dari orang tua dan kerabat tentu membuat Tama sungguh bersyukur.
Jika masalah pengasuhan, Tama bisa berbagi pengasuhan Citra dengan Mama Rina, untuk kebutuhan Citra, Tama juga bisa membelikannya. Hanya satu yang tidak bisa Tama usahakan yaitu memberikan ASI. Dirinya bukan wanita yang bisa memproduksi ASI. Mengingat kebutuhan ASI sangat penting untuk Citra, Tama segera menghubungi Dokter Tendean seperti yang sudah diberikan Mas Bisma kepadanya.
“Mama, nitip Citra dulu … aku telepon Dokter Tendean yang temannya Mas Bisma. Semoga kali ini mendapatkan Ibu ASI yang cocok untuk Citra,” ucapnya.
“Iya … semoga kali ini cocok untuk Citra,” balas Mama Rina.
Segera Tama menghubungi nomor itu, dan mengutarakan niatnya untuk meminta tolong kepada putri dari Dokter Tendean itu untuk menjadi Ibu Susu bagi Citra.
“Halo,” salam dari Tama begitu panggilan telepon itu sudah tersambung.
“Ya, halo … dengan siapa?” Seorang pria pun yang menerima telepon itu, dan sudah bisa dipastikan bahwa itu adalah Dokter Tendean.
“Perkenalkan, saya Tama, Dok … saya kerabatnya Dokter Bisma. Jadi, begini Dokter … saya ingin meminta tolong kepada putrinya Dokter Tendean untuk menjadi Ibu ASI untuk bayi saya,” jelas Tama dengan sopan kepada Dokter Tendean itu.
Di seberang sana, Dokter Tendean tampak mengangguk-anggukkan kepalanya, “Oh … Dokter Bisma Spesialis Anak yah? Dia bilang sama kamu perihal putri saya yah?” tanya Dokter Tendean.
“Iya, benar Dokter … begini, bayi saya berusia dua minggu menjelang tiga minggu dan sekarang dia sakit karena intoleransi susu sapi. Jadi, bisakah saya meminta tolong kepada putrinya Dokter untuk menjadi Ibu ASI bagi putri saya?” tanya Tama lagi.
“Saya sampaikan ke anaknya dulu ya Tama. Nanti kalau dia mau, besok kamu bisa kemari untuk jemput dia. Dengan kondisi mentalnya yang belum stabil, saya belum memperbolehkan putri saya untuk membawa mobil sendiri. Jadi, keputusannya besok pagi yah,” ucap Dokter Tendean lagi.
“Ya, Dok … saya tunggu kabar baiknya,” balas Tama.
Usai menelpon Dokter Tendean, Tama benar-benar berharap bahwa esok dirinya akan mendapatkan kabar baik. Semoga saja pencariannya kali ini untuk mendapatkan Ibu susu bagi Citra berjalan baik. Tama sangat tahu bagaimana rasanya menjadi orang yang pernah kehilangan. Akan tetapi, siapa tahu dengan kerja sama ini keduanya bisa sama-sama diuntungkan. Ada Citra yang bisa mendapatkan ASI, dan si Ibu susu itu yang bisa sembuh dari depressinya karena kehilangan bayinya.
***
Keesokan harinya ….
Pagi hari, Tama bangun dengan mengecek analog jam di layar handphone. Masih pukul 05.00, yang Tama lakukan adalah berjalan ke kamar orang tuanya, melihat Citra yang tidur di dalam box bayinya di dalam kamar Mama Rina dan Papa Budi, kemudian Papa muda itu mulai mencuci pakaian kotor Citra dengan mesin cuci, mencuci berbagai dodot ASI milik Citra dan mensterilkannya dengan air panas, dan kemudian merebus air jika nanti Citra bangun bisa segera dimandikan.
“Sudah bangun Tam?” sapa Mama Rina kepada putranya.
“Sudah, Ma … ini dodot buat Citra juga sudah, Tama cuci dan steril semuanya,” balas Tama.
“Gimana, Tam … yang diberitahu Mas Bisma kemarin sudah dihubungi?” tanya Mama Rina.
“Sudah Ma … cuma keputusannya hari ini. Jadi, kalau dia mau nanti Tama harus jemput dia, Ma … Papanya tidak membolehkannya bawa mobil sendiri karena dia masih sering depressi usai kehilangan bayinya,” jawab Tama.
Mendengar apa yang disampaikan Tama, Mama Rina pun menganggukkan kepalanya, memang sangat tidak mudah untuk kehilangan seseorang yang sangat dekat di hati kita. Tak jarang, beberapa orang mengalami duka berkelanjutan karenanya. Rupanya tidak berselang lama, handphone milik Tama pun berdering dan di sana, tertulis nama Dokter Tendean. Dengan segera, Tama mengangkat telepon pagi hari itu.
“Halo Tama,” sapa Dokter Tendean melalui telepon pagi itu.
“Ya, halo Dok,” balas Tama.
“Begini … putri saya mau untuk menjadi Ibu susu untuk bayimu. Apa kamu bisa menjemputnya sekarang? Hanya saja, jika malam saya akan menjemputnya pulang. Di malam hari, bisa diberikan ASIP saja bukan?” tanya Dokter Tendean lagi.
“Iya Dok, tidak apa-apa. Saya akan jemput putrinya Dokter sekarang yah,” balas Tama.
“Oke … kami tunggu yah. Saya akan share lokasi saya,” jawab Dokter Tendean dan mematikan teleponnya.
Tama segera berlari meninggalkan Mama Rina, membersihkan dirinya sebentar dan mengambil kunci mobilnya. “Mama, Tama jemput Ibu Susu baru untuk Citra dulu ya Ma? Titip Citra, Ma … bye.”
Rasanya Tama ingin cepat-cepat bergegas. Demi Citra, tentu semuanya akan dia lakukan. Jika sekadar menjemput si Ibu susu baru tidak menjadi masalah untuk Tama asalkan bayinya mendapatkan nutrisi yang tepat dan seimbang dari ASI yang dia dapatkan walaupun bukan dari Ibu kandungnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Banu Tyroni
siip hansip...
2024-09-25
0
Xiena Arabella
di temukan dengan sang mantan ya nggak tam
2023-12-20
1
Malem Sihombing
status ibu susunya janda ngga ya, kok nanya sama ayahnya ya, semoga jadi ibu susu terbaik lah buat citra ya
2022-11-19
1