Tidak ada orang yang menginginkan terpisah dari orang tuanya. Sama halnya si kecil Citra pun juga tidak menginginkan kemalangan yang dirasakannya sekarang. Namun, ucapan Mbak Mina yang terdengar begitu jahat di telinga. Hingga Mbak Mina mengatai bahwa Citra yang rewel dan rempong hingga Mamanya pun tidak mau mengasuhnya.
Tama begitu emosi mendengar ucapan Ibu susu sekaligus pengasuh bagi Citra itu. Sampai akhirnya, Tama memilih untuk menyudahi masa bekerja Mbak Mina yang hanya beberapa hari saja. Tidak ada lagi maaf bagi Tama untuk seseorang yang sudah merutuki putrinya sendiri.
Sepeninggal Mbak Mina, dengan dada yang bergetar Tama pun menggendong putrinya itu. Dengan hati-hati, Tama mengangkat tubuh Citra secara perlahan, dan meletakkan pada bahu dengan posisi tengkurap. Setelah itu, Tama menggunakan satu tangannya untuk menopang kepala dan tangan lainnya untuk menopang tubuh bagian bawah Citra.
Dengan dada yang sesak dan suara yang bergetar, Tama pun berbicara kepada putrinya itu.
“Citra … putrinya Papa. Citra adalah anak yang baik. Hanya saja Citra memang tidak seberuntung anak-anak yang lain yang memiliki Mama. Cup, putrinya Papa … Papa sayang sayang kepada Citra,” ucapnya lirih.
Tangan Tama bergerak dan memberikan usapan yang begitu lembut di punggung Citra. Papa muda itu berjalan-jalan di dalam kamar, seolah menimang Citra.
Kasih Papa kepada Citra …
Tak terhingga sepanjang masa …
Hanya memberi, tak harap kembali …
Bagai sang surya menyinari dunia …
Sengaja Tama menyanyikan lagu berjudul ‘Kasih Ibu’ itu dan mengganti kata Ibu menjadi Papa. Sebab, Tama ingin memberitahu kepada Citra, bahwa Papanya pun mencintainya dengan kasih sayang yang tulus dan kasih sayang yang selalu ada sepanjang masa. Walaupun bukan Tama yang melahirkan Citra, tetapi Tama berjanji bahwa dia akan membesarkan Citra dengan tulus.
“Citra tumbuh menjadi anak yang sehat, kuat, dan bahagia yah … Mama di atas sana pasti bisa melihat Citra. Mama pun sangat menyayangi Citra. Citra anak yang baik kok. Jangan dengarkan ucapan setiap orang yang bisa melukai hati kamu. Percayalah Sayang, Papa sangat sayang kepadamu. Kasih sayang yang Papa miliki untuk Citra itu sangat besar, melebihi cinta Papa untuk diri Papa sendiri. Papa akan berusaha supaya Citra bisa mendapatkan kasih sayang dari Papa dan Mama sekaligus. Citra tidak akan kekurangan kasih sayang. Citra dikelilingi oleh orang-orang yang sayang sama Citra. Ada Papa, Kakek, Nenek, dan juga Oma dan Opa. Sehat-sehat ya putrinya Papa,” ucap Tama lagi.
Perlahan Tama mengubah gendongannya, membuat si kecil itu berada dalam gendongan tangannya dan memeluknya sesaatnya. Tama melabuhkan kecupannya yang hangat di kening Citra. Jujur saja, tiap kali memandang wajah Citra, hati Tama rasanya sangat sesak. Wajah Cellia seolah begitu dominan di wajah Citra. Hingga tiap kali menggendong dan berbicara dengan Citra bisa dengan mudahnya membuat mata Tama menjadi berembun.
“Dengarkan Papa, Citra … Papa sangat sayang sama kamu. Papa akan mencari Ibu Susu yang lainnya yah. Sementara ini, Citra minum ASIP yang ada di lemari es dulu yah, dan minum Susu formula. Yang penting Citra sehat-sehat, kuat dan bahagia. Tumbuhlah menjadi anak yang sehat dan selalu temani Papa ya Sayang,” ucap Tama dengan meneteskan air matanya.
Hari-hari yang Tama jalani sebagai seorang duda dan sebagai single daddy sangatlah berat. Akan tetapi, Tama harus kuat untuk Citra. Apa pun akan Tama usahakan untuk putri kecilnya itu. Terlebih saat Tama sering menceritakan sosok Mamanya, hati Tama rasanya sangat sesak. Mengingat sosok Cellia dan menceritakannya kepada Citra. Namun, semua itu harus selalu Tama lakukan supaya Citra pun bisa mengenal sosok Mamanya.
Kini, Tama duduk di sudut sofa dan menggendong Citra, pria itu mengambil foto Mamanya yang tengah hamil. Foto maternity shoot yang dilakukan saat mendiang Cellia hamil Citra di usia yang tujuh bulan.
“Lihatlah Citra … dia Mama kamu. Mama kamu sangat cantik kan? Sama seperti kamu Sayang. Papa mau berbicara kepada Citra. Apa yang diucapkan Mbak Mina tadi tidak benar. Papa sayang yakin bahwa jikalau Mama masih hidup, pasti Mama sangat sayang kepada Citra. Lihatlah senyuman Mama ini, mirip Citra waktu tersenyum kan? Citra punya Mama, hanya saja Mama sudah bersama dengan Tuhan di surga sana. Mama kamu adalah wanita yang hebat dan mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk melahirkan kamu. Hanya saja pendarahan post partum yang hebat, sampai akhirnya Mama kembali kepada Tuhan mendahului kita berdua. Mama sangat sayang Citra, Papa pun juga … Papa sayang Citra,” ucapnya dengan suara yang bergetar.
Malam-malam bersama Citra selalu saja rasanya begitu emosional. Mengenang sosok Istri yang telah tiada dan menceritakan kepada bayi kecilnya, dada Tama rasanya sesak, suaranya pun serak dan seakan goyah. Namun, Tama juga sangat senang untuk mengenalkan sosok istrinya tercinta kepada Citra.
“Tumbuhlah menjadi anak yang sehat, kuat, dan ceria ya Citra. Papa tidak akan membiarkan kamu kekurangan kasih sayang. Papa akan memberikan seluruh kasih sayang Papa untuk kamu. Papa selalu sayang Citra,” ucapnya dengan sungguh-sunguh.
Mungkin memang banyak anak-anak yang tidak beruntung di dunia ini karena kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya sekaligus, seperti Citra yang masih kecil dan sudah kehilangan Mamanya. Hanya saja, Tama berjanji bahwa dia akan segera mendapatkan Ibu ASI untuk Citra. Semoga saja, dia akan mendapatkan Ibu Susu yang baik dan tulus saat mengasuh Citra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Liz Tema
tiap episode nya mengandung bawang merah 😭😭
2022-11-09
1
Tri Soen
Yang penting Mina udah diberhentikan....
2022-11-01
1
Isra Murante
maaf thorr bahan intix jgn terlalu kaya koran tulisanx bosan bacax di ulang2 truss🙏🙏
2022-10-30
2