Piatu Sejak Lahir

Ketika malam terus menyelimuti bumi, nyatanya ada bayi kecil yang terjaga. Bayi kecil yang pandangan matanya belum jelas itu harus terjaga di malam yang gelap. Bukan menangis, tetapi bayi itu hanya menatap apa yang bisa dia lihat dengan fungsi matanya yang belum sepenuhnya fokus, dan sesekali memasukkan jari-jari tangannya yang mungil ke dalam mulutnya sendiri.

Entah berapa lama, bayi kecil itu terjaga. Hingga akhirnya terdengar tangisan bayi, yang membangunkan Mama Marina dan Papa Budi. Pasangan paruh baya itu terbangun dan melihat di dalam box bayi rupanya si kecil Citra tengah menangis di sana.

“Papa, minta tolong hangatkan ASIP dari istrinya Dokter Bisma tadi yah, ditaruh di dodot saja,” pinta Mama Marina.

Mengingat bahwa memang Citra tidak memiliki Mama, mungkin si bayi akan meminum susu dari dodot dan tidak akan ada bingung pu-ting yang biasanya dialami para bayi yang baru saja lahir. Sehingga kali ini Mama Marina meminta Papa Budi untuk memasukkan ASIP itu ke dalam dodot.

“Berapa banyak Ma?” tanya Papa Budi sembari mengucek matanya dan juga menguap.

“20 ml saja Pa … tadi kan Dokter Bisma bilang kalau bayi baru lahir membutuhkan ASI hanya 20 ml saja setiap kali minum,” ucap Mama Marina.

Setelah ASIP beku hangat, kemudian Papa Budi menuangkan sedikit ASI ke dalam dodot susu. Mama Marina mengecek apakah cucunya itu lapar, terjaga, atau diapersnya penuh. Sebab, ada banyak hal yang membuat bayi menangis. Mama Marina merabah diapers yang dikenakan Citra.

“Oalah … diapers kamu penuh ya Sayang? Cup-cup-cup … sini Nenek gantiin yah. Itu ASIPnya sudah disiapkan Kakek,” ucap Mama Marina dengan mulai melepaskan diapers Citra dan menggantikan dengan diapers yang baru.

Setelah itu, Mama Marina mulai menggedong tubuh Citra supaya hangat, kemudian menimangnya sebentar dan memberikan ASIP dari dodot. Mama Marina tersenyum menatap wajah mungil bayi yang baru berusia kurang dari 2 hari itu. Wajahnya yang mungil, hidung, bibir, dan jari-jarinya yang juga terlihat begitu mungil.

Rasa bahagia melihat Baby C, nyatanya tergantikan dengan rasa sesak dan pilu. Seharusnya bayi sekecil ini mendapatkan kasih sayang dan pelukan hangat dari sang Ibu. Mendapatkan ASI terbaik dan secara eksklusif dari Ibunya. Namun, Citra harus menjadi piatu sejak lahir. Hanya beberapa jam saja, dia memiliki kesempatan untuk dekat dengan ibunya. Setelahnya, Ibunya harus mengalami pendarahan post partum yang hebat hingga membawa sang Ibu untuk menghadap Yang Kuasa lebih dulu.

“Kenapa Ma?” tanya Papa Budi yang duduk di samping Mama Marina. Terlihat istrinya itu tengah menyeka buliran air mata dari sudut matanya.

“Kasihan Citra, Pa … lihatlah, sekecil ini … semungil, dan serapuh ini, tetapi sudah menjadi piatu. Kasihan sekali Nak,” ucap Mama Marina dengan tergugu pilu.

Kehilangan mendalam yang dirasakan anak-anak jika orang tuanya tiada. Akan tetapi, Citra tidak merasakannya karena dia baru melihat dunia kurang dari 24 jam. Belum melihat wajah Mamanya. Hanya bersentuhan saat melakukan Inisiasi Menyusui Dini saja, itu pun tidak sampai satu jam.

“Sabar Ma … kita semua harus kuat untuk Citra dan Tama. Kita akan menyayangi Citra,” balas Papa Budi.

Ketika seorang istri begitu rapuh, dan air mata yang menjadi bahasa yang bisa mengatakan betapa pilu dan hancurnya hati seseorang, ada seorang suami yang kuat dan selalu menguatkan. Sama halnya dengan Papa Budi yang kini tengah berusaha untuk menguatkan Mama Marina. Tama sudah sangat hancur, Citra pun kehilangan, untuk itu orang tua yang harus menjadi soko bahu untuk menjadi sandaran bagi anak.

“Tama sudah begitu hancur, Ma … kita harus menghiburnya dan juga menguatkannya,” ucap Papa Budi lagi.

“Mama juga hancur, Pa … bagi Mama, Cellia itu bukan menantu, tetapi seorang anak perempuan. Mama sayang sekali dengan Cellia. Mengingat bagaimana sabarnya Cellia menghadapi Tama, bisa membuat Tama jatuh cinta dan mengambil keputusan untuk menikah. Itu sungguh luar biasa, Pa … tetapi, dia pergi secepat ini,” ucap Mama Marina dengan menghela nafas yang terasa begitu berat.

Tangan Papa Budi bergerak dan merangkul bahu Mama Marina, “Sabar Ma … Tuhan memberikan ujian, supaya umat-Nya ini semakin kuat, supaya umat-Nya yang lemah ini mendapatkan kekuatan darinya. Semata-mata kita hanya sekadar menjalani hidup yang sudah Allah takdirkan. Lagipula, pada akhirnya nanti semua manusia akan kembali kepada Allah. Hanya saja, Cellia yang sudah terlebih dahulu mendahului kita semua,” jelas Papa Budi.

Baby C yang berada dalam timangan Neneknya pun masih menangis. Mungkin saja, bayi kecil itu juga menginginkan pelukan hangat dan sambutan yang tulus dari seorang ibu. Hanya saja, semua itu tidak pernah Baby C rasakan.

“Cup … sayang … sayangnya Nenek. Citra kenapa? Mau bicara apa sama Nenek? Diam ya Sayang … hari masih gelap, Sayang … masih dini hari. Citra pinter kan? Bobok lagi yuk, besok pagi berjemur sama Nenek,” ucapnya menenangkan Citra.

Praktis, Mama Marina yang mengambil alih untuk pengasuhan Citra. Sebab, Mama Marina yakin bahwa Tama masih sangat terpukul. Bukan bermaksud meragukan, hanya saja seorang laki-laki pasti juga merasa kaku dan kikuk untuk merawat bayi yang baru lahir. Untuk itu, biarlah Mama Marina yang mengasuh Baby C sampai Tama dalam kondisi yang stabil.

Dini hari itu, hampir 2 jam lamanya Cellia terjaga. Tangisnya sudah reda, tetapi matanya belum terpejam. Terkadang bayi itu seperti tersenyum sendiri. Ada kadanya dia berusaha lepas dari kain gedong yang melilit tubuhnya.

“Papa tidur dulu saja Pa … biar Mama yang menjaga Citra,” ucap Mama Marina.

“Iya Ma … maaf ya Ma, mata Papa sudah berat banget,” balas Papa Budi.

Saat Papa Budi kembali tertidur, Mama Marina masih menimang cucunya itu. “Baby C anak yang kuat yah … Tuhan pasti berikan pelangi yang indah di dalam hidup Citra. Citra itu berarti cahaya, sinar … jadi, jadilah cahaya yang memancar dan terangi hidup kami dan hidup Papamu yah. Sayangi Papa dan Mama. Citra pandai yah nanti … Nenek dan Kakek sayang banget sama Citra,” gumam Mama Marina yang berbicara dan memanjatkan doa serta harapannya untuk Citra.

Sungguh, secara manusia, Mama Marina pun begitu pilu. Cucunya, Citra Eira Kinanthi harus menjadi piatu sejak dirinya masih sangat kecil. Masa kecil Citra pun tidak akan sama dengan bayi-bayi lainnya yang memiliki Ayah dan Ibu. Citra hanya memiliki seorang Ayah, Citra tidak akan merasakan dekapan hangat sang Ibu, senandung nyanyian dari Ibu, usapan dan belaian lembut tangan sang Ibu, dan juga banyak hal lainnya yang tidak akan Citra rasakan dari sosok Ibunya.

Membayangkan semuanya itu hati Mama Marina sangat pilu. Bayi sekecil ini, dengan kulitnya yang masih kemerahan harus menjadi piatu sejak lahir.

Terpopuler

Comments

Sri Supeni

Sri Supeni

kasihan

2023-10-01

0

Dewa Dewi

Dewa Dewi

😭😭😭😭😭😭😭😭

2023-04-05

1

antha mom

antha mom

thor air mata ku ngalir terus lah 😭😭

2023-02-03

0

lihat semua
Episodes
1 Proses Demi Proses
2 Baby C!
3 Patah Hati Terpahit
4 Di Depan Pusara
5 Membutuhkan ASI
6 Titik Terendah
7 Piatu Sejak Lahir
8 Donor ASI
9 Kebutuhan Utama New Born Baby
10 Mendapatkan Ibu Susu
11 Bayang-Bayang Kepedihan
12 Baby C di Masa Tantrum
13 Kekesalan Seorang Papa
14 Pelukan Seorang Papa
15 Berkenalan dengan Susu Formula
16 Bayi Kolik?
17 Intoleransi Susu Sapi
18 Upaya Mendapat Ibu Susu yang Baru
19 Kembali di Pertemukan
20 Derai Air Mata
21 Cerita Anaya
22 Berkas Kebahagiaan
23 ASI Booster
24 Cerita Ayah dan Anak
25 Pagi yang Lebih Semangat
26 Suara Hati yang Lirih
27 Calon Menantu Baru?
28 Keluarga Baru
29 Menemani Imunisasi
30 Harapan dalam Hati Dokter Bisma
31 Tantrumnya Baby Citra
32 Si Papa Kurang Tidur
33 Masa Lalu Keduanya
34 Di Rumah Bertiga
35 Pria yang Datang Tiba-Tiba
36 Menemui Reyhan
37 Membutuhkan Sosok Ibu
38 Kasih Sayang yang Tumbuh Kian Besar
39 Martabak Klasik
40 Mau Diajak Kemana?
41 Belanja Bersama Mas Duda
42 Semangkuk Ramen
43 Hadiah Kecil untuk Citra
44 Senyuman yang Kembali Hilang
45 Masa Lalu Terpahit Anaya
46 Pernikahan di Bawah Tangan
47 Permintaan Talak
48 Kehilangan Kesadaran
49 Dia yang Turut Menjaga
50 Ambang Kesadaran
51 Mungkinkah Menikah Lagi?
52 Mempersiapkan MPASI Pertama Citra
53 Suapan Pertama
54 Berbagi Cerita
55 Rasa Simpati
56 Kekerasan Hati Reyhan
57 Pengalihan Kesedihan
58 Ramen dan Obrolan
59 Demam Tumbuh Gigi
60 Kriteria Calon Istri
61 Tantrum Tengah Malam
62 Inisiatif Sang Ibu Susu
63 Pagi yang Lebih Baik
64 Salah Terka
65 Pertanyaan Tentang Masa Lalu
66 Ancaman Reyhan
67 Sesuatu yang Harus Dipertaruhkan
68 Sepekan yang Berarti
69 Carilah Ibu Susu yang Baru
70 Membalikkan Keadaan
71 Bertemu Opa Dokter
72 Mengantar ke Bandara
73 Momen Mengejutkan
74 Will You?
75 Flight Cancelled?
76 Selamat Malam
77 Menyambut Pagi
78 Izin Menikah Lagi
79 Tak Akan Memberi Celah
80 Semua Tentang Reyhan
81 Penuh Haru
82 Melamar Secara Resmi
83 Konsep Pernikahan
84 Akad
85 Special Giveaway
86 Merenda Kasih
87 Nuansa Sore
88 Sore Termanis
89 Sepiring Berdua
90 Kala Cinta Telah Terbalas
91 Sisi Kelemahan
92 Kembali ke Rumah
93 Prasangka Buruk
94 Image Ibu Tiri
95 Mengangkat Rahim?
96 Piknik Tipis-Tipis
97 Happy Staycation
98 Kota Kembang yang Bermekaran
99 Makan Siang yang Kesorean
100 Petting Zoo
101 Lepas ASI atau Punya Baby?
102 Arti Keluarga
103 Akhir Pekan di Rumah Opa
104 Directory Penuh Kenangan
105 Wanita Bernama Farhani
106 Pengumuman Give Away
107 Sama-Sama Korban
108 Lukamu Adalah Lukaku
109 Pindah ke Rumah Baru
110 Istana Terindah
111 Pagi yang Terhalang
112 Sahabat Lama Anaya
113 Bentuk Kecemburuan
114 Jatuh Hati Lagi
115 Kembali ke Bangku Kuliah
116 Dosen Tak Terduga
117 Jika Bertemu Kasih Tak Sampai?
118 Erupsi Volcanologi
119 Filosofi Sprei
120 Langkah Pertama Citra
121 Positif kah?
122 Dua Garis Merah?
123 Sosok Seperti Bunda
124 Pertemuan Dramatis
125 Kehamilan Anembrionik
126 Rasa Kecewa
127 Prosedur Kuretase
128 Boleh Pulang
129 Fulltime untuk Istri
130 Pemulihan Psikologis
131 Kembali Bertiga
132 Sepenuhnya Pulih
133 Pertemuan Tak Disangka di Rumah Sakit
134 Obat Sakit Kepala
135 Senyuman Cerah
136 Masalah yang Datang Tiba-Tiba
137 Harta Gono-Gini Cerai Mati
138 Melupakan Ikatan
139 Istri yang Pengertian
140 Hitam di Atas Putih
141 Generasi Sandwich
142 Healing Terbaik
143 Lebih dari Indah
144 Ide dari Ayah Mertua
145 Menyemangati Istri Ujian
146 Obrolan dengan Bu Dosen
147 Kode Semesta yang Tak Sempurna
148 Lebih Baik Menunda
149 Menuju Kota Malang
150 Serasa Kembali Pacaran
151 Proses Pasti Sakit
152 Sejuta Warna Pelangi
153 Kejutan Terindah
154 Batu Night Spectacular
155 Subuh yang Dinanti
156 Kembali ke Jakarta
157 Satu Bulan yang Berlalu
158 Sabtu Sore di Benhil
159 Curiga Istri Hamil
160 Positif atau Negatif?
161 Kejutan Masih Berlanjut
162 Dua Kantung Janin
163 Kehamilan Simpatik
164 Bumil Sehat Suami Teler
165 Merasa Insecure
166 Kumpul Keluarga
167 Happy 2nd Birthday, Citra!
168 Happy 1st Anniversay 1
169 Happy 1st Anniversary 2
170 Bertemu Dengannya
171 Operasi Tangkap Tangan
172 Pasal Berlapis
173 Gender Reveal
174 Ketika Tuhan Memberi Lebih
175 Efek Kehamilan
176 Ucapan Selamat dari Bu Dosen
177 Menjaga Kehamilan
178 Healing dengan Bumil
179 Tasyakuran Empat Bulanan
180 Dikelilingi Orang-Orang Baik
181 Suami Super Perhatian
182 Tujuh Bulan Kehamilan
183 Mempersiapkan Persalinan
184 38 Minggu!
185 Advice Mendebarkan!
186 Cesarean Section
187 Masa Kritis Penuh Kecemasan
188 Ambang Kesadaran
189 Meng-ASI-hi yang Tertunda
190 Nama Si Kembar
191 Visitasi Dokter Anak
192 Kabar Buruk
193 Wanita Tanpa Rahim
194 Support System Terbaik
195 Kembali ke Rumah
196 Permintaan Maaf Tama
197 Kolaborasi Suami dan Istri
198 Rasanya Seperti Menjadi Orang Tua Baru
199 Harapan yang Lebih Indah
200 Ibu Sehat Kunci Kebahagiaan Keluarga
201 Aqiqah 1
202 Aqiqah 2
203 Saling Memberi Support
204 Kabar dari Pertiwi
205 Tergoda?
206 Kesehatan Mental Busui
207 Kedatangan Tamu
208 Menarik Garis Batas
209 Jangan Diambil Hati
210 Mensyukuri Hari Tua
211 Memikirkan Saran dari Anak
212 Ayah ASI
213 Jalan-Jalan Bersama Opa
214 Pertemuan Kali Ini
215 Cerita Citra
216 Sosok Dianti
217 Sore yang Indah
218 Godaan di Pagi Buta
219 Kepalang Tanggung
220 Pasca Histerektomi
221 Terpikir Menopause Dini
222 Mama Anaya Kembali Kuliah
223 Hiperlaktasi
224 Trauma Seorang Suami
225 Step Closer!
226 Definisi Suami Gentleman
227 Taman Baca Kasih Bunda
228 Sebatas Typho Atau?
229 Terkesiap!
230 Teman Curhat
231 Dilamar?
232 Cerita Citra
233 Bagaimanapun Restu Anak yang Utama
234 Suara Hati Seorang Anak
235 Tummy Time!
236 Ruang dan Taman Bermain
237 Citra yang Sedang Tantrum
238 Obrolan Mama dan Papa
239 Tamu Super Kejutan
240 Tak Kenal Maka Tak Sayang
241 Dilamar Langsung?
242 Curhatan Bunda Dianti
243 Deep Talk
244 Akhir Pekan yang Dinanti
245 Merajut Ulang Kisah Lama
246 Momen Keluarga
247 Pembicaraan Serius
248 Bahagia Sebagai Seorang Anak
249 Sandaran Terbaik
250 Menuju Hari Bahagia
251 Hari yang Bahagia
252 Ketika Aku dan Kamu Menjadi Kita
253 Selama itu Menanti?
254 Walau Tak Seindah Sapa Mentari
255 Sarapan Pagi Bersama
256 Memori Rendezvous di Bandung
257 Bermekaran di Kota Kembang
258 Memperkirakan
259 Kumpul Besan
260 Malam Mingguan
261 Dihujani dengan Kebaikan
262 Perjalanan Melintasi Angkasa
263 Kasih dalam Keluarga
264 Mempersiapkan Thesis
265 Menemani Istri Menyusun Thesis
266 Shopping Time
267 Daddy With Kiddos
268 Serasa Outing Dua Keluarga
269 Bimbingan Thesis
270 Kejutan untuk Mama Anaya
271 Ulang Tahun Teristimewa
272 Memprioritaskan Kata Saling
273 Pengenalan Montessori
274 Pertimbangan Memilih Sekolah untuk Citra
275 Persiapan Finansial juga Penting
276 Survei Sekolah dengan Citra
277 Akan Satu Sekolah
278 Menikmati Waktu Mengasuh Cucu
279 Anak-Anak Aman
280 Papa Tama ikut Pekan Retas
281 Keseriusan Seorang Programmer
282 Welcome to Jakarta
283 Pesawat dengan Penerbangan Terakhir
284 Disambut Anak-Anak
285 Menikmati Waktu Liburan
286 Semangkok Ramen
287 Menjaga Tetap Harmonis
288 Menjemput Kiddos
289 Menjelang Ujian Thesis
290 Ujian Thesis
291 Kejutan dari Keluarga
292 Liburan Menyatu dengan Alam
293 Api Unggun
294 Citra's First Day of School
295 Hari Pertama Sekolah Terlewati
296 Mama Anaya Wisuda
297 Sedikit Guncangan untuk Citra
298 Membuka Semua Tabir
299 Bukan Mas Duda Mencari Ibu Susu - The End!
300 Promosi Novel: Duda Seperempat Abad
301 Promosi Novel : Pondok Mertua Tak Indah
302 Promosi Novel: Pembalasan Istri yang Tersakiti 2
Episodes

Updated 302 Episodes

1
Proses Demi Proses
2
Baby C!
3
Patah Hati Terpahit
4
Di Depan Pusara
5
Membutuhkan ASI
6
Titik Terendah
7
Piatu Sejak Lahir
8
Donor ASI
9
Kebutuhan Utama New Born Baby
10
Mendapatkan Ibu Susu
11
Bayang-Bayang Kepedihan
12
Baby C di Masa Tantrum
13
Kekesalan Seorang Papa
14
Pelukan Seorang Papa
15
Berkenalan dengan Susu Formula
16
Bayi Kolik?
17
Intoleransi Susu Sapi
18
Upaya Mendapat Ibu Susu yang Baru
19
Kembali di Pertemukan
20
Derai Air Mata
21
Cerita Anaya
22
Berkas Kebahagiaan
23
ASI Booster
24
Cerita Ayah dan Anak
25
Pagi yang Lebih Semangat
26
Suara Hati yang Lirih
27
Calon Menantu Baru?
28
Keluarga Baru
29
Menemani Imunisasi
30
Harapan dalam Hati Dokter Bisma
31
Tantrumnya Baby Citra
32
Si Papa Kurang Tidur
33
Masa Lalu Keduanya
34
Di Rumah Bertiga
35
Pria yang Datang Tiba-Tiba
36
Menemui Reyhan
37
Membutuhkan Sosok Ibu
38
Kasih Sayang yang Tumbuh Kian Besar
39
Martabak Klasik
40
Mau Diajak Kemana?
41
Belanja Bersama Mas Duda
42
Semangkuk Ramen
43
Hadiah Kecil untuk Citra
44
Senyuman yang Kembali Hilang
45
Masa Lalu Terpahit Anaya
46
Pernikahan di Bawah Tangan
47
Permintaan Talak
48
Kehilangan Kesadaran
49
Dia yang Turut Menjaga
50
Ambang Kesadaran
51
Mungkinkah Menikah Lagi?
52
Mempersiapkan MPASI Pertama Citra
53
Suapan Pertama
54
Berbagi Cerita
55
Rasa Simpati
56
Kekerasan Hati Reyhan
57
Pengalihan Kesedihan
58
Ramen dan Obrolan
59
Demam Tumbuh Gigi
60
Kriteria Calon Istri
61
Tantrum Tengah Malam
62
Inisiatif Sang Ibu Susu
63
Pagi yang Lebih Baik
64
Salah Terka
65
Pertanyaan Tentang Masa Lalu
66
Ancaman Reyhan
67
Sesuatu yang Harus Dipertaruhkan
68
Sepekan yang Berarti
69
Carilah Ibu Susu yang Baru
70
Membalikkan Keadaan
71
Bertemu Opa Dokter
72
Mengantar ke Bandara
73
Momen Mengejutkan
74
Will You?
75
Flight Cancelled?
76
Selamat Malam
77
Menyambut Pagi
78
Izin Menikah Lagi
79
Tak Akan Memberi Celah
80
Semua Tentang Reyhan
81
Penuh Haru
82
Melamar Secara Resmi
83
Konsep Pernikahan
84
Akad
85
Special Giveaway
86
Merenda Kasih
87
Nuansa Sore
88
Sore Termanis
89
Sepiring Berdua
90
Kala Cinta Telah Terbalas
91
Sisi Kelemahan
92
Kembali ke Rumah
93
Prasangka Buruk
94
Image Ibu Tiri
95
Mengangkat Rahim?
96
Piknik Tipis-Tipis
97
Happy Staycation
98
Kota Kembang yang Bermekaran
99
Makan Siang yang Kesorean
100
Petting Zoo
101
Lepas ASI atau Punya Baby?
102
Arti Keluarga
103
Akhir Pekan di Rumah Opa
104
Directory Penuh Kenangan
105
Wanita Bernama Farhani
106
Pengumuman Give Away
107
Sama-Sama Korban
108
Lukamu Adalah Lukaku
109
Pindah ke Rumah Baru
110
Istana Terindah
111
Pagi yang Terhalang
112
Sahabat Lama Anaya
113
Bentuk Kecemburuan
114
Jatuh Hati Lagi
115
Kembali ke Bangku Kuliah
116
Dosen Tak Terduga
117
Jika Bertemu Kasih Tak Sampai?
118
Erupsi Volcanologi
119
Filosofi Sprei
120
Langkah Pertama Citra
121
Positif kah?
122
Dua Garis Merah?
123
Sosok Seperti Bunda
124
Pertemuan Dramatis
125
Kehamilan Anembrionik
126
Rasa Kecewa
127
Prosedur Kuretase
128
Boleh Pulang
129
Fulltime untuk Istri
130
Pemulihan Psikologis
131
Kembali Bertiga
132
Sepenuhnya Pulih
133
Pertemuan Tak Disangka di Rumah Sakit
134
Obat Sakit Kepala
135
Senyuman Cerah
136
Masalah yang Datang Tiba-Tiba
137
Harta Gono-Gini Cerai Mati
138
Melupakan Ikatan
139
Istri yang Pengertian
140
Hitam di Atas Putih
141
Generasi Sandwich
142
Healing Terbaik
143
Lebih dari Indah
144
Ide dari Ayah Mertua
145
Menyemangati Istri Ujian
146
Obrolan dengan Bu Dosen
147
Kode Semesta yang Tak Sempurna
148
Lebih Baik Menunda
149
Menuju Kota Malang
150
Serasa Kembali Pacaran
151
Proses Pasti Sakit
152
Sejuta Warna Pelangi
153
Kejutan Terindah
154
Batu Night Spectacular
155
Subuh yang Dinanti
156
Kembali ke Jakarta
157
Satu Bulan yang Berlalu
158
Sabtu Sore di Benhil
159
Curiga Istri Hamil
160
Positif atau Negatif?
161
Kejutan Masih Berlanjut
162
Dua Kantung Janin
163
Kehamilan Simpatik
164
Bumil Sehat Suami Teler
165
Merasa Insecure
166
Kumpul Keluarga
167
Happy 2nd Birthday, Citra!
168
Happy 1st Anniversay 1
169
Happy 1st Anniversary 2
170
Bertemu Dengannya
171
Operasi Tangkap Tangan
172
Pasal Berlapis
173
Gender Reveal
174
Ketika Tuhan Memberi Lebih
175
Efek Kehamilan
176
Ucapan Selamat dari Bu Dosen
177
Menjaga Kehamilan
178
Healing dengan Bumil
179
Tasyakuran Empat Bulanan
180
Dikelilingi Orang-Orang Baik
181
Suami Super Perhatian
182
Tujuh Bulan Kehamilan
183
Mempersiapkan Persalinan
184
38 Minggu!
185
Advice Mendebarkan!
186
Cesarean Section
187
Masa Kritis Penuh Kecemasan
188
Ambang Kesadaran
189
Meng-ASI-hi yang Tertunda
190
Nama Si Kembar
191
Visitasi Dokter Anak
192
Kabar Buruk
193
Wanita Tanpa Rahim
194
Support System Terbaik
195
Kembali ke Rumah
196
Permintaan Maaf Tama
197
Kolaborasi Suami dan Istri
198
Rasanya Seperti Menjadi Orang Tua Baru
199
Harapan yang Lebih Indah
200
Ibu Sehat Kunci Kebahagiaan Keluarga
201
Aqiqah 1
202
Aqiqah 2
203
Saling Memberi Support
204
Kabar dari Pertiwi
205
Tergoda?
206
Kesehatan Mental Busui
207
Kedatangan Tamu
208
Menarik Garis Batas
209
Jangan Diambil Hati
210
Mensyukuri Hari Tua
211
Memikirkan Saran dari Anak
212
Ayah ASI
213
Jalan-Jalan Bersama Opa
214
Pertemuan Kali Ini
215
Cerita Citra
216
Sosok Dianti
217
Sore yang Indah
218
Godaan di Pagi Buta
219
Kepalang Tanggung
220
Pasca Histerektomi
221
Terpikir Menopause Dini
222
Mama Anaya Kembali Kuliah
223
Hiperlaktasi
224
Trauma Seorang Suami
225
Step Closer!
226
Definisi Suami Gentleman
227
Taman Baca Kasih Bunda
228
Sebatas Typho Atau?
229
Terkesiap!
230
Teman Curhat
231
Dilamar?
232
Cerita Citra
233
Bagaimanapun Restu Anak yang Utama
234
Suara Hati Seorang Anak
235
Tummy Time!
236
Ruang dan Taman Bermain
237
Citra yang Sedang Tantrum
238
Obrolan Mama dan Papa
239
Tamu Super Kejutan
240
Tak Kenal Maka Tak Sayang
241
Dilamar Langsung?
242
Curhatan Bunda Dianti
243
Deep Talk
244
Akhir Pekan yang Dinanti
245
Merajut Ulang Kisah Lama
246
Momen Keluarga
247
Pembicaraan Serius
248
Bahagia Sebagai Seorang Anak
249
Sandaran Terbaik
250
Menuju Hari Bahagia
251
Hari yang Bahagia
252
Ketika Aku dan Kamu Menjadi Kita
253
Selama itu Menanti?
254
Walau Tak Seindah Sapa Mentari
255
Sarapan Pagi Bersama
256
Memori Rendezvous di Bandung
257
Bermekaran di Kota Kembang
258
Memperkirakan
259
Kumpul Besan
260
Malam Mingguan
261
Dihujani dengan Kebaikan
262
Perjalanan Melintasi Angkasa
263
Kasih dalam Keluarga
264
Mempersiapkan Thesis
265
Menemani Istri Menyusun Thesis
266
Shopping Time
267
Daddy With Kiddos
268
Serasa Outing Dua Keluarga
269
Bimbingan Thesis
270
Kejutan untuk Mama Anaya
271
Ulang Tahun Teristimewa
272
Memprioritaskan Kata Saling
273
Pengenalan Montessori
274
Pertimbangan Memilih Sekolah untuk Citra
275
Persiapan Finansial juga Penting
276
Survei Sekolah dengan Citra
277
Akan Satu Sekolah
278
Menikmati Waktu Mengasuh Cucu
279
Anak-Anak Aman
280
Papa Tama ikut Pekan Retas
281
Keseriusan Seorang Programmer
282
Welcome to Jakarta
283
Pesawat dengan Penerbangan Terakhir
284
Disambut Anak-Anak
285
Menikmati Waktu Liburan
286
Semangkok Ramen
287
Menjaga Tetap Harmonis
288
Menjemput Kiddos
289
Menjelang Ujian Thesis
290
Ujian Thesis
291
Kejutan dari Keluarga
292
Liburan Menyatu dengan Alam
293
Api Unggun
294
Citra's First Day of School
295
Hari Pertama Sekolah Terlewati
296
Mama Anaya Wisuda
297
Sedikit Guncangan untuk Citra
298
Membuka Semua Tabir
299
Bukan Mas Duda Mencari Ibu Susu - The End!
300
Promosi Novel: Duda Seperempat Abad
301
Promosi Novel : Pondok Mertua Tak Indah
302
Promosi Novel: Pembalasan Istri yang Tersakiti 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!