Kini, usai dari pemakaman Cellia, Tama dan keluarga kembali ke rumah mereka. Duka mendalam juga dirasakan oleh kedua orang tua Cellia, Bunda Rini dan Ayah Budi yang begitu terpukul dengan meninggalnya Cellia.
"Maafkan Tama ya Ayah dan Bunda," dengan sepenuh hati Tama bersimpuh di hadapan kedua orang tua Cellia. Meminta maaf untuk semua peristiwa yang terjadi kali ini.
Dalam hatinya, Tama pun merasa bahwa dia juga turut andil dalam berpulangnya Cellia. Dia tidak mengecek kondisi Cellia, hingga istrinya itu benar-benar tiada. Hanya pamit untuk tidur dan menjaga Baby C yang Cellia ucapkan, selebihnya tak ada lagi kesan dan pesan.
"Tidak perlu meminta maaf, Tama. Semuanya memang sudah Allah gariskan," balas Ayah Harja yang memegangi kedua bahu Tama dan memintanya untuk berdiri.
Bunda Rini pun menganggukkan kepalanya dengan bahu yang bergetar. "Benar Tama, semuanya sudah Allah gariskan," balas Bunda Rini.
Setidaknya seluruh keluarga bisa memahami satu hal bahwa kehidupan manusia hanyalah sebuah garis yang sudah Allah tentukan. Manusia hanya sebatas menjalani, tetapi jodoh, rezeki, dan maut semuanya di tangan Allah. Semuanya atas kendalinya. Sekuat apa pun manusia berusaha, tetapi saat Allah sudah menggariskan, maka itulah yang terjadi. Sama halnya Tama, dia tidak mengira bahwa istrinya yang berpamitan hanya sebatas tidur, rupanya justru berpulang ke Rahmatullah.
Tama kemudian duduk, dengan gelombang di kepalanya yang masih begitu berat. Luka mendalam yang menggores begitu saja di dalam hatinya. Matanya terasa sembab, ingin jernih saja rasanya tidak mampu.
Luka tak berdarah yang menyayat harinya, hanya saja Tama tidak tahu butuh berapa lama untuk menyembuhkan luka itu. Pedih yang teramat sangat, dan juga Tama kehilangan belahan jiwanya dalam keadaan yang sangat tragis. Berpamitan untuk tidur, nyatanya Cellia justru kembali ke Rahmatullah.
"Tama tidak tahu, bagaimana menjalani hidup ini tanpa Cellia," ucapnya dengan ******* yang terasa begitu berat.
Rasa tak berdaya seorang pria yang kehilangan pasangannya dan harus mengasuh sendiri bayinya yang baru lahir. Sungguh pilu, di usia yang baru 28 tahun, Tama harus menjadi Duda dan sekaligus menjadi Ayah Tunggal untuk Baby C. Semua orang yang pernah berada di posisi Tama pun akan merasakan hal yang sama. Kehilangan berpadu dengan ketidakberdayaan untuk menjadi orang tua tunggal bagi si buah hati.
"Sekarang, fokus ke Baby C, Tama," ucap Bisma.
Setidaknya kerabat Tama yang satu ini adalah seorang Dokter Spesialis Anak, sehingga Bisma memiliki perhatian kepada anak-anak. Terlebih anak yang baru lahir, harus mendapatkan kasih sayang dan tercukupi nutrisinya.
"Ada hal mendesak yang harus kita kerjakan sekarang, yaitu mendapatkan ASI untuk Baby C," jelas Bisma.
Memang semua keluarga berduka, semua kehilangan, tetapi ada kehidupan baru dalam diri Baby C yang membutuhkan ASI sebagai sumber kehidupan pertamanya. Untuk itu, Bisma mengatakan bahwa Baby C membutuhkan ASI dengan segera.
Ah, barulah Tama teringat. Sejak lahir, Baby C hanya mendapatkan ASI waktu Inisiasi Menyusui Dini. Setelahnya Baby C sama sekali belum meminum ASI lagi.
"Bagaimana caranya mendapatkan ASI ya Mas?" tanya Tama.
Bisma pun turut berpikir, kemudian dia menatap ke istrinya yang waktu itu memang tengah menyusui Airlangga, putra kedua mereka.
"Sayang, kamu bawa ASIP tidak?" tanya Bisma kepada istrinya.
"Bawa Mas, Baby C mau ASI?" tanya Kanaya.
Bisma pun menganggukkan kepalanya, "Berikan untuk Baby C dulu ya Sayang. Ikhlas?" tanya Bisma kepada istrinya.
Kanaya menganggukkan kepalanya, "Jika Baby C meminum ASIku berarti dia menjadi anak susuku, Mas ... jadi suatu hari nanti dia tidak boleh menikah dengan Airlangga yang satu susu dengannya, karena bukan mahramnya," balas Kanaya.
Bisma pun menganggukkan kepalanya, "Benar Sayang. Jadi, Tama ... biar Baby C minum ASIP milik Mbak Naya yah?" tanya Bisma kini kepada Tama.
Tama dan keluarga pun menganggukkan kepalanya, "Iya Mas, makasih," balasnya.
Kanaya mengambil ASIP yang sudah dia pumping dan dia simpan dalam kantong ASIP dan menyerahkan kepada Tante Marina.
"Ini Tante, bisa dihangatkan dulu," ucap Kanaya. Sembari menyerahkan beberapa kantong ASIP kepada Mama Marina.
Dalam hal ini, Kanaya memang tidak menyusui Baby C secara langsung, lebih tepatnya dia mendonorkan ASIPnya untuk Baby C yang memang membutuhkan ASI.
"Baby baru lahir bisa bertahan 48 jam tanpa meminum ASI. Dia masih mendapatkan makanan dari sisa kantung plasenta yang menempel di pusarnya. Namun, tidak boleh terlambat memberikan ASI, karena bisa terjadi dehidrasi dan akibatnya bisa buruk," jelas Bisma kepada seluruh keluarga.
Begitu pentingnya ASI bagi kehidupan bayi yang baru lahir. Sepenuhnya Bisma tahu, sekarang dalam suasana berduka, tetapi Baby C juga harus segera mendapatkan nutrisinya. Jangan sampai terjadi dehidrasi dan berakibat buruk untuknya.
Tama pun menganggukkan kepalanya, "Makasih Mas Bisma dan Mbak Naya ... cuma, kalau ASIP ini habis bagaimana?" tanya Tama.
Sebagai Ayah baru dan tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan, Tama juga sangat bingung. Bagaimana jika ASIP yang hanya beberapa kantong itu habis. Sementara kebutuhan utama Baby C adalah ASI.
"Kanaya mungkin bisa mendonorkan ASIPnya, cuma untuk rencana selanjutnya carilah Ibu Susu untuk Baby C. Sebab Airlangga minumnya juga sangat banyak, jika memberikan ASI untuk dua orang bayi takutnya tidak cukup," balas Bisma.
Menurut, pemikiran Bisma mungkin saja istrinya bisa membantu dengan mendonorkan ASIPnya. Hanya saja mengingat kebutuhan ASI Airlangga juga banyak, dan Kanaya juga bekerja, maka Bisma menyarankan untuk mencari Ibu Susu bagi Baby C.
Tama yang mendengarkan saran dari Bisma, mengernyitkan keningnya. "Apa ada yang mau bekerja menjadi Ibu Susu, Mas?" tanyanya.
"Ada, coba cari dulu. Kamu bisa posting di media sosial kamu mungkin. Aku juga akan carikan ke Rumah Sakit. Minimal dalam enam bulan, dia mendapatkan ASI atau ASIP ekslusif, Tam," balas Bisma. Sebagai seorang Dokter Spesialis Anak, Bisma memang menekankan pada pentingnya bayi mendapatkan ASI di enam bulan kehidupan pertamanya.
Seketika, kepala Tama terasa pening. Belum selesai duka dan luka di hatinya, dia juga harus mencari Ibu Susu untuk Baby C. Sebab, jika hanya menunggu donor ASI dari Kanaya tidak akan cukup. Sebab, akan ada fase baby mengalami Growth Spurt juga. Growth spurt adalah lonjakan pertumbuhan pada bayi yang terjadi di awal-awal bulan setelah kelahiran. Di fase ini bayi bisa rewel sepanjang hari dan merasa lapar terus-menerus. Oleh karena itu, Tama harus mencari Ibu Susu bagi bayinya. Walau mencari Ibu Susu sangat tidak mudah, tetapi Tama akan berusaha. Semoga saja ada seseorang yang mau bekerja sebagai seorang Ibu Susu bagi Citra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Banu Tyroni
siapa yg mau jadi ibu susu...
2024-09-24
0
sur yati
duh ya alternatif lain ja sih kasian baby c nya Kya gak da supor ja klo mendesak gitu ksh supor lah
2024-02-16
1
Nida❤
semoga segera ketemu ya ibu susu untuk baby C
2022-10-31
3