“Kamu berhasil Sayang … lihatlah, bayi kecil kita sudah lahir ke dunia. Buah cinta kita berdua,” ucap Tama dengan perasaan yang begitu bahagia.
Sungguh, beberapa menit yang lalu dadanya begitu sesak saat mendengarkan istrinya tercinta mengeluh kesakitan dan merasa tidak kuat. Namun, kini Tuhan gantikan kesesakan itu dengan kebahagiaan yang tiada taranya.
“Selamat Ibu Cellia dan Bapak Tama, bayinya berjenis kelamin perempuan yah … seperti hasil pemeriksaan dengan USG jika bayinya berjenis kelamin perempuan,” ucap Dokter Indri.
Air mata pun berlinang dari sudut mata Cellia. Tidak mengira bahwa dia bisa mendengarkan tangisan bayinya. Wanita yang masih lemah itu seakan mendapatkan suntikan energi kembali. Tangisannya kian pecah, saat Dokter Indri menaruh bayi yang baru lahir itu di dadanya untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini.
“Putri kita, Mas … putri kecil kita,” ucap Cellia dengan tergugu pilu.
“Benar Sayang … putri kecil kita,” balas Tama.
Keduanya sama-sama takjub melihat bayi yang baru saja dilahirkan itu sudah begitu pandai mencari sumber pertama kehidupannya itu. Bahkan terlihat berusaha untuk meminum ASI langsung dari sumbernya.
“Si baby masih belajar, Sayang,” ucap Tama dengan menghela nafas.
Sementara saat si baby berusaha menemukan sumber kehidupan pertamanya, di bawah sana Dokter Indri dan perawat berusaha mengeluarkan plasenta, dan menjahit jalan lahir yang sebelumnya sudah terbuka. Benang yang terbuat dari gelatin yang pada akhirnya akan menjadi daging dan membentuk jaringan baru mulai dijahitkan di bawah sana.
“Sudah diberi nama babynya Bu Cellia?” tanya Dokter Indri.
“Sudah Dokter … namanya Citra Eira Kinanthi, panggilannya Citra,” balas Cellia.
Dokter Indri dan Tama pun sama-sama tersenyum mendengar nama yang begitu indah yang disematkan oleh sang Ibu kepada bayinya itu.
Seorang putri yang cantik dan bersinar serta memiliki karakter yang lembut, itulah arti dari Citra Eira Kinanthi. Nama yang dipilih dan disiapkan langsung oleh Cellia. Sebagaimana kesepakatan mereka bersama bahwa, jika anak pertama mereka perempuan, mereka akan memberi nama dengan awalan huruf C, mengikuti nama Cellia. Sementara jika anak pertama mereka laki-laki, mereka akan memberi nama dengan awalan huruf T , mengikuti nama Tama. Kini, yang lahir adalah seorang bayi perempuan, maka nama Citra pun dipilih sebagai nama untuk anak pertama mereka.
“Jahitan ini menggunakan benang dari gelatin ya Bu Cellia, sehingga tidak perlu melepaskan benang. Sekarang, bayinya akan kami ambil untuk mendapatkan suntikan vitamin K dan juga Hepatitis B (HB-0). Perawat juga akan membersihkan Bu Cellia yah. Dalam satu jam ini tolong jangan tidur ya Bu, kita harus observasi tubuh Bu Cellia dulu. Lantaran ini kelahiran normal, Ibu sudah boleh minum,” jelas Dokter Indri.
Setelahnya, Dokter Indri menatap kepada Tama, “Tolong diawasi Bu Cellia untuk satu jam ke depan ya Pak Tama. Usahakan tidak tidur, alihkan perhatiannya,” jelas Dokter Indri kepada Tama.
Pria itu pun menganggukkan kepalanya, dan akan berusaha membuat istrinya itu untuk terjaga. Dengan segenap usaha, Tama akan memastikan bahwa Cellia akan tetap terjaga.
Pria itu kembali menggenggam tangan istrinya, “Kamu hebat Sayang … kamu Ibu yang hebat. Citra akan bangga banget memiliki kamu,” ucap Tama dengan tulus.
Melihat besarnya pengorbanan Cellia melahirkan, Tama sepenuhnya yakin bahwa istrinya itu adalah seorang wanita yang hebat. Seorang wanita yang berhasil mengisi kekosongan hatinya, dan mencintainya dengan tulus. Pengalaman berkali-kali gagal saat berpacaran, melabuhkan Tama pada seorang wanita cantik dengan usia yang terpaut tiga tahun darinya, yaitu Cellia Benita.
“Aku biasa saja kok Mas … kamu dengar sendiri, betapa payahnya aku tadi. Aku merasa tidak kuat untuk melahirkan putri kecilku sendiri. Bagaimana bisa kamu menyebutku hebat, padahal aku sendiri nyaris menyerah,” balas Cellia.
“Tidak, di mataku … di hati, dan di hidupku kamu adalah wanita yang kuat. Sangat kuat. Kamu mau merasakan semua sakit yang rasanya meremukkan semua tulangmu ini untuk melahirkan Baby C. I Love U, Sayang,” balas Tama.
Sungguh, Tama mengatakan dengan tulus dan sungguh-sungguh, bahwa baginya Cellia adalah wanita yang sangat kuat. Walaupun sempat hendak menyerah, tetapi Cellia bisa berjuang sampai akhir.
Senyuman pun tersungging di sudut bibir Cellia, “Kamu bisa aja … kita officially jadi Papa dan Mama ya Mas. Jadilah Papa yang baik dan hebat untuk Baby C. Jadilah sahabat dan cinta pertama untuk dia. Aku yakin kamu akan menjadi seorang Papa yang hebat untuk Baby C!”
Cellia berbicara dengan sungguh-sungguh, dan juga dia sangat yakin bahwa suaminya itu akan menjadi seorang Ayah yang hebat, dewasa, dan bijak untuk bayi kecilnya yang mulai dia panggil dengan sebutan Baby C itu.
“Kamu juga Sayang … kamu akan menjadi Mama yang hebat. Mama yang memiliki kasih sayang bagai surya yang menerangi dunia. Aku cinta kamu, sangat,” balas Tama.
Sebab, usai melihat dengan mata kepalanya sendiri. Hanya ucapan cinta yang bisa Tama ucapkan. Ya, dia sangat mencintai Cellia. Amat dan sangat mencintai Cellia. Bahkan dia akan berusaha menjadi yang terbaik untuk Cellia dan putri kecilnya, Baby C.
Keduanya sama-sama tersenyum. Momen melahirkan seorang bayi memang mendebarkan, dramatis, tetapi berujung dengan kebahagiaan yang tiada terkira. Sama halnya yang dirasakan Cellia dan Tama kali ini.
“Mau minum? Aku ambilkan,” tawa Tama kepada istrinya itu.
“Enggak … nanti aja. Sekarang aku malahan enggak haus. Aku kembali mendapatkan kekuatan usai melahirkan Baby C,” jawab Cellia.
Jika, beberapa waktu yang lalu Cellia merasa sangat lelah, nyaris saja menyerah, tetapi kini dia merasakan sudah mendapatkan kembali kekuatannya. Hadirnya Baby C benar-benar berpengaruh untuk Cellia. Kalau pun sekarang Cellia menangis dan meneteskan air mata, tentunya itu karena Baby C yang sudah lahir.
Perjuangan sepenuh daya dan upaya dia kerahkan, hingga Cellia berhasil menjadi seorang Ibu seutuhnya dan sepenuhnya untuk Baby C. Air mata kepedihan dan merasa tak mampu, kini berganti menjadi air mata bahagia.
“Nah, gitu … jantungku rasanya sesak sekali mendengar rintihanmu tadi. Melihat kamu yang semangat kayak gini, aku juga makin semangat. Makasih Sayangku … perjuanganmu sangat luar biasa,” ucap Tama.
Itu adalah ungkapan yang jujur. Hati Tama rasanya sangat pedih mendengarkan rintihan dan ucapan patah semangat dari istrinya. Namun, kini saat Cellia mengatakan bahwa dirinya mendapatkan kekuatan kembali, tentu saja Tama merasa sangat bahagia. Dalam hati kecilnya, Tama memanjatkan doanya kepada Allah untuk keluarga kecilnya, kiranya Allah selalu lindungi. Dia, Cellia, dan juga Baby C bisa mengisi hari-hari dengan penuh syukur, menjadi keluarga kecil yang bahagia dan juga sejahtera.
Tentu itu bukan impian yang muluk-muluk, tetapi sepenuhnya Tama berharap hal demikian. Menghabiskan hari-hari bersama istri tercinta dan putri kesayangannya.
“Sekarang Baby C di mana Mas?” tanya Cellia kemudian.
“Diobservasi dulu, Sayang … dimasukkan inkubator. Nanti kalau sudah stabil, Baby C bakalan diantar sama perawat ke sini lagi kok,” balas Tama.
Cellia lagi-lagi tersenyum, “Menurutmu, dia mirip aku atau mirip kamu, Mas?” tanyanya.
Tama diam, mencoba berpikir dan mengingat apakah putri kecilnya itu mirip dengannya atau dengan istrinya. Perlahan, Tama pun kembali bersuara, “Dia mirip sama kamu … cantik,” balasnya.
“Bohong,” sahut Cellia dengan tertawa.
“Serius, Mamanya saja cantik kayak gini. Sudah pasti Baby C juga cantik,” balas Tama.
“Berarti lihat aku pasti serasa lihatin Baby C yah?” tanya Cellia lagi.
“Benar … mirip kamu. Cantik,” balas Tama dengan tersenyum dan menatap Cellia dengan begitu lembut.
“Makasih Papa … padahal menurutku, Baby C mirip Papanya. Cuma, kalau Papa bilang si Baby C mirip Mamanya, aku juga tidak keberatan,” balas Cellia.
“Mau mirip aku atau kamu, yang pasti dia mirip kita berdua. Dia mewarisi baik wajah, sifat, dan genetif kita,” sahut Tama.
Ya, dominan Papa atau Mama tidak masalah. Yang terpenting Baby C Adalah putri mereka. Buah hati dan sekaligus buah cinta keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Banu Tyroni
lanjut...
2024-09-24
0
Sri Supeni
lanjut
2023-09-30
0
Arnissaicha
selamat datang di dunia baru baby C...
namanya cantik, secantik baby nya....
2022-10-27
2