Neraka untukmu!

Neraka untukmu!

Sesampainya dirumah sakit, Rey masuk keruangan yang ditempati Zahra.

" Maaf, cari siapa? " tanya Zahra bingung, ada rasa takut dalam dirinya karena saat ini ia hanya sendiri didalam ruang tersebut. Mamanya pulang untuk mengganti baju dirumah, pun Papanya tiba-tiba ditelpon agar kekantor karena ada perkerjaan mendesak.

" Tidak perlu bertanya aku siapa! seharusnya yang harus kau tanyakan sekarang balasan apa yang cocok untuk seorang pembunuh sepertimu! " Zahra seketika terlihat ketakutan, ia tersadar jika laki-laki didepannya tersebut mungkin salah satu keluarga gadis yang ia tabrak. tangannya menggigil bukan karena kedinginan melainkan rasa takut yang amat besar. ia menundukan kepalanya lantaran terlalu takut melihat ke arah Rey yang menatapnya dengan tatapan tajam.

" Maafkan aku, tapi aku bukan seorang pembunuh ". Rey yang mendengar ucapan Zahra seketika benar-benar emosi.ia mendekati Zahra dan memegang dengan kuat tangan Zahra hingga ia kesakitan.

" Awwwh sakit " lirih Zahra.

" Kau itu seorang pembunuh! jika bukan karena dirimu, Joey tidak akan pergi dari dunia ini " Rey berbicara dengan nada suara yang terdengar meninggi dan menghempaskan tangan Zahra dengan kasar.

" Maafkan aku, aku sedikitpun tidak tau jika malam itu aku akan mencelakai orang lain.aku benar-benar tidak tau " ucap Zahra memohon maaf. namun, Rey sudah tersulut emosi sehingga ia benar-benar tidak peduli dengan kata maaf yang diucapkan oleh Zahra padanya.

" Maaf? apa kau kira maafmu itu berguna? apa kekasih ku bisa hidup kembali karena maaf darimu? jawab aku! kenapa kau diam " teriak Rey, terlihat jelas wajah yang memerah karena sangat marah. Zahra hanya diam mematung, ia benar-benar bersalah mendengar ucapan Rey padanya.

" Lalu aku harus bagaimana agar kau bisa memaafkan aku? " tanya Zahra dengan pelan, kepalanya menunduk karena takut untuk melihat ke arah Rey.

" Tidak ada yang perlu kau lakukan selain kau harus merasa bersalah seumur hidupmu! kau harus merasakan bagaimana penderitaanku saat ini " bisik Rey ditelinga Zahra.sementara Zahra hanya diam tak bergeming sedikitpun,ia tidak ada jawaban yang harus ia lontarkan ke Rey karena ia merasa ini benar kesalahanya. jika bukan karenanya,pasti pasangan kekasih tersebut tidak terpisah.

" Tuan Rey " panggil Dimas masuk keruangan tersebut menuju ke tuannya Rey seketika memecahkan kesuraman dalam diri Rey.

" Ada apa? " tanya Rey.

" Tuan Tio baru saja menelpon menyuruh Tuan Rey kekantor sekarang " tutur Dimas, Rey yang mendengarnya pun mengangguk pertanda mengerti.

" Kau! urusan kita belum selesai. aku akan membuat neraka untuk mu selama kau hidup " Bisik Rey. Zahra yang mendengarnya pun terlihat ketakutan, matanya mulai berkaca-kaca menahan bendungan air matanya yang sudah memberatkan kedua matanya.

" Apa yang kau inginkan dariku untuk menebus kesalahanku ? " Tanya Zahra yang mulai menjatuhkan air mata perlahan. Rey yang mendengar pertanyaan gadis didepanya tersebut hanya memiringkan senyum sinisnya.

" Sudah aku katakan bahwa aku akan membuat neraka untuk mu didunia ini " balas Rey yang kembali tersenyum sinis kearah Zahra karena tiba-tiba saja ia mempunyai rencana untuk menghancurkan hidup gadis didepanya saat ini.

tidak lama kemudian,Rey keluar dari ruangan rumah sakit tersebut.setelah kepergian Rey, tangisan Zahra pecah.ia benar-benar takut dengan ancaman Rey padanya.belum lagi rasa bersalahnya karena menghilangkan nyawa orang lain. walaupun sebenarnya ia bukan seorang pembunuh, tapi tetap saja gara-gara dirinya yang menabrak gadis bernama Joey teesebut membuatnya merasa bersalah dan terpukul dengan ketakutan.

* * * * *

Seusai dari rumah sakit, Rey dalam perjalanan menuju perusahaanya.disepanjang perjalanan ia terlihat serius berbicara ditelpon dengan seseorang.

" Tolong cari latar belakang gadis bernama Zahra. cari tau semua tentang keluarganya " perintah Rey pada seseorang tersebut.seseorang tersebutpun mengiyakanya.seusai mengahiri panggilan, Rey meletakan ponselnya kembali kedalam saku jas yang ia pakai.

" Ada hal apa Papa datang kekantor ? " Rey dengan terheranya menayai ke Dimas.karena sangat jarang papanya datang keperusahaanya.

" Saya kurang tau itu, tuan Tio hanya mengatakan padaku agar Tuan Rey ke perusahaan sekarang " tutur Dimas menjelaskan.

" Baiklah ". ucap Rey disertai anggukan mengerti dengan penjelasan Dimas.

setelah beberapa menit lamanya, mobil yang ia naiki berhenti di diparkiran perusahaanya. Rey turun dari mobil dan masuk menuju ruanganya dilantai atas, disepanjang ruangan perusahaan yang sangat luas tersebut ia disambut oleh karyawan-karyawannya dengan senyum dan sapaan lembut terutama sapaan dari beberapa gadis-gadis yang berkerja diperusahaannya. memang tidak bisa dipungkiri Rey selain tampan ia juga sangat kaya, jadi wajar jika semua gadis mendambakannya.tapi, tidak ada gadia yang benar-benar berhasil mendapatkan hatinya selain Joey.tapi itu sebelum adanya Zahra, sekarang belum tentu.

Rey masuk keruanganya, dan mendapati ayahnya yang duduk dikursi untuk menunggunya.

" Ada apa pa? " tanya Rey setelah duduk dikursinya.

" Bukan apa-apa, papa hanya ingin melihat-lihat perkembangan perusahaanmu saja " Tio tersenyum menghadap Rey putra satu-satunya tersebut.

" Tumben sekali " curiga Rey.

" Bukan apa-apa " ucap Tio dengan tersenyum.

" Dimas bilang kau dari menjenguk gadis yang kemalangan itu ? " tanya Tio.seketika Rey terdiam sejenak dan mengiyakan pertanyaan papanya.

" Iya Pa ".ucap Rey dengan anggukan.

" Bagaimana keadaanya? " Tio duduk dengan menyandarkan punggungnya kesandaran kursi untuk mendengar Rey putranya tersebut.

" Dia terlihat baik-baik saja. sangat disayangkan " Rey tersenyum dengan sinis. Tio yang melihatnya pun tau jika putranya tersebut sedang dalam keadaan emosi.

" Papa kira kau menjenguknya karena niat baik, ternyata kau marah karena ia tersadar ". Tio menggeleng-gelengkan kepalanya dan memegang bahu Rey.

" Rey, jangan menyakiti gadis itu. kematian Joey itu takdir dari yang diatas, gadis itupun papa lihat saat kemarin dia menangis karena bersalah walaupun kecelakaan tersebut murni kecelakaan bukan disengaja " tutur Tio dengan serius.

" Murni kecelakaan? Pa, jika bukan karena gadis itu Joey tidak akan mati! " amarah Rey seakan ingin meledak mengingat gadis yang bernama Zahra tersebut.

" Rey, jangan melakukan apapun untuk menyakiti gadis itu. papa tidak ingin kamu salah dalam memilih jalan nantinya, karena terlarut dalam kesedihan dan kemarahan " Tio berusaha menenangkan Rey karena tidak ingin anaknya tersebut larut dalam kemarahan.

" Pa, kalau papa kesini hanya untuk menasehatiku untuk tidak mengganggu gadis sialan itu, sebaiknya tidak perlu pa " Rey keluar dari ruangan tersebut dan meninggalkan Tio yang masih duduk disana.

" Anak keras kepala " Tio mendengus.ia benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran Rey saat ini. sebenarnya Tio hanya tidak ingin Rey akan larut dengan amarahnya.

'

'

'

'

'

next epsode keselanjutnya, dan terimakasih yang sudah baca karya aku. sampai bertemu diepisode selanjutnya.

Terpopuler

Comments

Lidya carlton

Lidya carlton

lanjut

2022-01-05

1

auliasiamatir

auliasiamatir

jadiin favorit ah.. keren ceritanya

2021-12-07

1

UNKNOWN

UNKNOWN

Semangt Up thor😍😍😍 like!

2021-09-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!