Bab 5

...~Tunggu saja hari itu pasti akan segera tiba~...

"Cekklek"

Shania menghentikan aktifitas nya yang sedang mengenakan kaos kaki melihat siapa yang telah membuka pintu kamarnya

Heri datang dengan membawa nampan berisi makanan dan minum untuk Shania di tangannya,Shania benar benar kaget campur terharu ternyata Kakak pertama nya masih punya sedikit kepedulian terhadapnya

Heri langsung meletakkan makanan itu di meja belajar di dekat Shania

"Makan sekarang"Pinta Heri

"Makasih banyak KK nanti pasti Shania makan setelah menggunakan kaos kaki"ujar nya

"Aku bilang makan sekarang"

"ha?,,baik lah KK"Ucap Shania sambil tersenyum

Gak usah senyum senyum mau mati rasanya lihat senyum kamu,kamu tidak pantas untuk tersenyum, kamu tidak pantas untuk merasakan kebahagiaan

Shania hanya mengangguk membiarkan kaos kakinya yang sebelah lagi belum terpakai karena Heri memaksanya untuk segera makan

Shania mengambil makanan yang terletak di meja itu dengan perasaan haru,mata nya memerah ingin menangis tapi ia tahan karena takut mengganggu Heri

Shania makan dengan lahap rasa makanannya berkali kali lebih enak mungkin karena Heri yang mengambil kan nya untuknya

"Dek"Panggil Heri

Shania sedikit kaget mendengar Heri memanggilnya dengan panggilan adek

Shania memandang Heri dengan tanda tanya menunggu kalimat selanjutnya yang akan Heri sampaikan

"Kamu tau gak semua orang di rumah ini benci sama kamu,kamu Taukan kalau aku adalah salah satunya.kamu gak ada niatan buat nyusul Oma gitu biar penderitaan kamu tidak lebih banyak lagi"

"Deg"

Seperti menelan pil pahit Shania benar benar tampak kesusahan untuk menelan Saliva nya,antusias nya ketika makan tadi menjadi menurun drastis selera makannya pun hilang,tiba tiba Shania ingin muntah tapi berusaha ia tahan

"Kamu tau aku paling benci punya adik perempuan,waktu Mamah hamil kamu saja aku udah minta Mamah berkali kali untuk menggugurkan kandungan nya,aku sudah membencimu sejak kamu masih berada di dalam kandungan Mamah,dan ketika aku tau fakta bahwa kamu bukan adik kandungku benci ku pun semakin berlipat lipat untukmu maafkan aku tapi aku tidak bisa untuk berhenti membenci ku"

Shania menitik kan air matanya mendengar penuturan sang kakak,perasaan bahagia yang ia rasakan tadi hilang sudah dengan apa yang telah kakak nya utarakan,rasanya Shania kehilangan rongga pernafasannya,hatinya juga terasa sangat perih,rasanya seperti luka sayatan yang siram dengan perasan air jeruk nipis

"Menangis lah sepuasnya karena aku paling suka melihat mu menangis,aku sangat membenci mu begitu juga dengan Mamah,aku ingin kalian berdua tidak pernah merasa kan kebahagiaan seperti yang telah kalian lakukan kepadaku,Papaku,dan juga adikku"

Heri meninggalkan Shania yang masih cegukan menangis sambil menutup pintu kamar dengan kasar menimbulkan suara yang menyakiti telinga

"Tapi Shania masih ingin hidup kak,Shania masih ingin bertemu Mamah"teriak Shania yang entahlah Heri dengar atau tidak

Shania menangis cegukan sambil meraih tas nya dan memakai kaos kakinya untuk segera pergi ke sekolah

Shania berdiri di depan kaca sambil menghapus air matanya,Shania mengambil bedak agar menutupi wajah sembap dan pucat nya.Shania tersadar keningnya masih lembam ke ungu unguan jika dibiarkan maka akan menjadi perbincangan hangat di sekolah

Shania bergegas mengambil gunting dari laci,dengan hati hati Shania memotong poninya agar terlihat rapi dan sesuai dengan keinginannya

Shania bernafas lega ketika melihat hasilnya Shania kembali membersihkan wajah dan pakaiannya yang sedikit kotor karena potongan poninya tadi dan bergegas untuk pergi menuju Sekolahnya

Kerena berjalan kaki akan mengambil waktu yang sangat banyak membuat Shania akan terlambat sampai di sekolah nantinya,Shania memilih memakai ojek untuk lebih cepat sampai ke sekolah nya.

......................

#Jangan lupa untuk ninggalin jejak nya biar otor lebih semangat lagi nulis nya

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***