...~Semakin banyak di sakiti maka akan semakin kuat bukan?~...
Seen mengedor ngedor pintu kamar milik Shania dengan kuat sampai si empunya kamar terkejut dan refleks bangun dari tidurnya Tanpa mengumpulkan nyama yang belum terkumpul terlebih dahulu Shania melangkah membuka pintu kamarnya dengan sempoyongan
"Lo lama bangat sih buka pintu nya gue pikir lo dah mati tadi,gue udah mau senang Sampai sampai mau terbang ke Saturnus"
"Ada apa kk"Tanya Shania dingin tanpa menghiraukan ucapan menyakitkan sang kakak yang sudah seperti makanan sehari harinya
"Lo di panggil Papah"
"Deg" ucapan Seen benar benar membuat Shania takut bukan kepalang
Seen tersenyum sinis.terlihat sangat bahagia ketika melihat raut ketakutan dari wajah Shania
"Kenapa?takut lo haha.. rasain tuh udah gue bilang lo itu gak ada untungnya hidup,tidak ada yang menyayangi lo Shania,ketika lo mati maka gue Seen Ricardo adalah orang terbahagia di dunia ini,camkan itu"
Setelah mengucapkan kata kata itu Seen pergi dengan bersenandung
Ucapan Seen berputar putar di kepala Shania
"Tidak ada yang menyayangi mu Shania"
"Ketika lo mati maka gue Seen Ricardo adalah orang terbahagia di dunia ini"
Setetes air mata telah menetes membasahi pipi Shania dengan secepat kilat Shania menghapusnya,sebelum melangkah pergi ke kamar sang ayah,Shania masih menyempatkan diri untuk berusaha mengumpulkan keberanian nya dan kekuatan nya untuk menghadapi sang ayah pikiran Shania telah berkelana memikirkan apa yang akan terjadi nanti
Dan disinilah Shania sedang berhadapan dengan kedua orang yang sering menyakiti nya ayah dan ibu tirinya
"Kamu tau apa kesalahanmu Shania?"Tanya Joseph
"Maaf Pah"
"Saya menyekolahkan kamu bukan untuk main cinta cintaan kamu pikir saya membayar uang sekolah mu dengan daun ha?,dasar anak haram"
"Sudah sayang mending jangan susah susah mengeluarkan uang untuk anak haram ini mending uang sekolahnya di jadikan uang shopping atau arisan Mamah aja biarkan dia cari uang sendiri,kamu terlalu baik untuk membayar uang sekolah anak orang lain ini,dia hanya parasit yang hanya akan membawa kesialan di keluarga kita"Ucap Kartika
"Yah kau benar anak ini memang pembawa kesialan,Saya menyekolahkan mu membiayai semua keperluan mu hanya agar orang orang tidak memandangku dengan kebencian karena telah pilih kasih terhadap anak anak nya dan juga tentunya karena Ibu ku yang memaksaku untuk tetap menganggap mu seperti anak ku,tapi sekarang ibu ku sudah meninggal tidak ada alasan bagiku untuk tidak berbuat buruk padamu,aku sudah terlalu baik membesarkan anak yang bukan anak kandung ku seperti dirimu,dan apa maksudmu dengan nilai 80 mu itu aku menginginkan mu mendapatkan nilai yang sempurna tapi hanya keinginan kecil itu saja tidak bisa kau laksanakan kau benar benar mengecewakan ku,kamu benar benar cerminan dari ibumu"Ucap Joseph panjang lebar
Bagaimana Shania dapat belajar kalau selama ini dirinya dihantui dengan ketakutan di usir dari rumah atau di buang oleh Joseph itulah ketakutan Shania ketika Oma nya sudah meninggal dan juga satu lagi tubuhnya yang sering merasakan sakit bukan kepalang yang membuatnya tidak bisa fokus untuk belajar semakin dipaksakan berfikir maka akan semakin sakit
"Papah jangan menyalakan Mamah,Mamah tidak tahu apa apa,Shania yang salah di sini"
"Kau bahkan membela ibumu yang sudah tega meninggalkanmu,kalian sama saja selalu bersifat sok baik tapi hatinya tidak sesuai dengan perilaku,hati kalian busuk"
Joseph mengarahkan tangannya pada rambut Shania dan
"Rak"
Menjambak rambut Shania dengan kencang sekuat tenaganya
"aww Papah sakit Papah jangan Papah,Ampun Pah"Shania berusaha menahan ngilu di sekujur kepalanya rasanya semua rambut nya telah lepas sanking sakitnya
"Mulai sekarang kau tidak akan diperlakukan seperti anak lagi mulai sekarang kau hanya akan di anggap pembantu di rumah ini aku tidak peduli apa kata orang kau bukan anak ku ingat itu,kau bekerja kau makan jika tidak bekerja jangan harap sebutir nasi pun masuk ke dalam mulutmu"
Akhirnya Joseph melepaskan cengkraman nya pada rambut Shania yang sudah beberapa di antara rambut nya telah rontok karena kerasnya Joseph saat menjambak rambutnya
Kartika tersenyum senang ketika melihat pertunjukan menyenangkan yang ada di depannya benar benar terlihat indah di pandang mata
"Kamu mengerti"
"Mengerti Pah"
"Pergi dari sini"
"Ingat aku akan mengusir mu jika tidak becus bekerja"
Entah kenapa setiap memandang wajah Shania Joseph selalu merindukan sosok Riana Ibu Heri,Seen,dan juga Shania wajah Shania benar benar cerminan dari Riana istri yang sampai sekarang masih sangat dia cintai tapi sampai sekarang Riana sama sekali tidak pernah memperlihatkan batang hidungnya hilang bak di telan bumi
Mendengar fakta dari ibunya Sofia, yang mengatakan bahwa Riana telah berselingkuh dan bayi perempuan yang baru lahir yang telah diberikan nama Shania Valentine Ricardo itu adalah anak dari selingkuhan Riana membuat Joseph hampir gila,awalnya Joseph tidak percaya bahwa Shania bukan anaknya tapi setelah melakukan tes DNA yang dilakukan atas bantuan Sofia dan setelah dinyatakan Joseph bukan ayah biologis Shania akhirnya dunia Joseph pun hancur anak perempuan yang selama ini dia damba dambakan dan dia tunggu tunggu ternyata bukan putri kandungnya
Karena tidak terima Terhadap perselingkuhan sang istri membuat Joseph menyiksa Riana habis habisan walau penyiksaan itu juga menyakiti dirinya karena menyiksa wanita yang sangat ia cintai yang dulu mati matian ingin dia dapatkan cintanya Joseph juga tidak pernah menganggap keberadaan Shania bayi yang terbilang masih merah itu,hanya Sofia ibunya yang perduli pada Shania dan mau membesarkan Shania dengan tulus
Karena tidak tahan dengan siksaan Joseph Riana memilih Pergi dan juga beberapa alasan lain yang menjadi misteri membuat Riana harus merelakan semuanya.dan digantikan oleh Shania Apa lagi setelah sang Oma Sofia meninggal dunia Shania benar benar hancur tamparan,pukulan,di kurung,tidak diberi makan,di ancam,itu semua sangat sering di terimanya bahkan beberapa kali dalam sehari.dulu saat Sofia masih hidup Shania jarang mendapat kan siksaan dari Joseph,Seen,dan,Heri hanya pada saat Sofia tidak ada di rumah itulah kesempatan mereka bertiga
Ternyata benci terhadap Riana itu juga tidak hanya berasal dari Joseph melainkan kedua putranya juga ikut membenci sang ibu dan adik perempuan yang dulunya sama seperti Joseph mereka sangat menginginkan kehadiran adik perempuan di antara mereka agar keluarga mereka terasa lengkap dengan teriakan anak gadis perempuan yang cerewet.tapi setelah mendengar ibu mereka telah berselingkuh dan adik perempuan itu bukan adik kandung mereka membuat Heri yang pada saat itu masih berumur lima tahun menuntun adiknya Seen yang berumur tiga tahun ikut membenci adik dan ibunya.
Dan tambah lagi ketika Oma Sofia meninggal Joseph menikah lagi dengan seorang janda tanpa anak,bukannya penderitaan Shania berkurang malah semakin bertambah karena tak jarang Kartika atau ibu tirinya tak jarang ikut menyiksa nya seperti memukul,mengurung dirinya di kamar bahkan di kamar mandi,tidak diberikan Makan,dan hal lainnya
......................
#Jangan lupa jejek nya biar otor lebih semangat lagi nulis nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Karina
Udah ninggalin jejak nih
2022-10-13
2
Conny Radiansyah
Mama Shania, Riana atau Rania
2022-09-21
2
ꌅꁲꋖꋊꁲ🌹🤫
lnjt kk semangat 💪
2022-09-21
2