Di dalam kamar, Bunga menangis senggugukan. Baru hari pertama Ade tinggal di rumahnya namun hatinya sangat hancur.
Begitu sesak tinggal dirumah sendiri, sebelum menikah dengan Jasson.
Bunga salah satu CEO terkenal di Asia, ia memutuskan untuk menyerahkan karirnya kepada sang suami. Meminta suaminya untuk meneruskan menjalankan perusahaan milik keluarga Bunga.
Menjadi ibu rumah tangga itu tidak lah muda bagi seorang wanita karir untuk Bunga, namun untuk suaminya Jasson ia rela melepaskan segalanya namun apa yang ia dapatkan?
Pengkhianatan dan juga perlakuan buruk Jasson kepadanya.
Jasson seakan tidak pernah memahami dan mengerti perasaan Bunga.
Mengapa semua menjadi buruk seperti ini? Bunga merindukan Jasson, sahabat kecilnya yang selalu memperlakukannya dengan lembut bahkan melindungi dirinya dari apapun
Namun sekarang, Jasson seakan tidak segan-segan untuk melukai hati Bunga.
Tangisan Bunga memecah, hatinya sangat perih. Apalagi yang lebih buruk selain kematian orang terdekat?
Dan mau sampai kapan Bunga harus terjerat Benang merah seperti ini?
Meminta berpisah dari Jasson sama saja mempercepat kematian papa mertuanya. Bunga takut serangan jantung sang papa mertua kembali kambuh.
Bunga hanya bisa bersabar, walau ia tidak tahu sampai kapan waktunya ia bisa bersabar. Bunga hanya bisa pasrah dengan keadaan.
Tok! Tok! Tok!
Seseorang mengetuk pintu kamar Bunga, ia pun segera bangkit dan menghapus air matanya.
Melihat siapa yang mengetuk pintu kamar. Ternyata itu adalah Ade
"Aku ingin mandi, tolong kamu siapkan air hangat untukku ya? Jasson yang memintanya, pelayan yang ia perintahkan juga belum datang. Badanku sudah gatal seperti ini,"
Tanpa rasa malu, Ade langsung meminta Bunga untuk melayaninya. Namun Bunga tidak marah, ia pun langsung menyiapkan apa yang diminta oleh Ade.
Ade menatap kamar Bunga yang terlihat sangat mewah dan elegan. Saat Bunga bergegas ke kamar Ade. Ade justru masuk kedalam kamar Bunga.
"Ini mewah banget, seperti kamar seorang ratu" gumam Ade, ia segera berlari keluar kamar. Menuruni anak tangga satu persatu
"Sayang," lirihnya mendekati Jasson, Ade langsung duduk di pangkuan Jasson. Mengalungkan kedua tangannya di leher sang kekasih, sebelum meminta sesuatu Ade mengecup bibir Jasson.
"Sayang, aku ingin kamarnya" pinta Ade dengan manja. Jasson belum mengerti apa maksud Ade.
"Iya, Sayang? Kamu mau kamar mana?"
"Aku mau kamar yang saat ini Bunga tempati."
Jasson bingung, walau ia tidak pernah menyentuh Bunga namun ia tahu jika itu kamar kesukaan Bunga.
"Sayang jika kamu mau, aku akan membuatkan kamar yang serupa dengannya."
Ade menjauhkan tubuh seksinya dari Jasson, melipat kedua tangannya dengan wajah yang cemberut.
"Baiklah, ayo!"
Ade melirik kearah Jasson, terlihat senyuman manis di wajah Ade. Ia langsung memeluk Jasson
"Terimakasih banyak, Jasson! Aku mencintai mu"
Jasson membalas pelukan Ade, ia juga mengatakan jika dirinya sangat mencintai Ade. Ia akan melakukan apapun demi kebahagiaan Ade.
Jasson beranjak dari duduknya, ia menggenggam tangan Ade dengan mesra. Keduanya pun menaiki anak tangga satu persatu.
Bunga yang baru kembali menyiapkan permintaan Ade pun memberitahu Ade jika air hangat yang ia minta sudah tersedia.
"Mulai sekarang Ade akan menempati kamarmu. Kau bisa memakai kamar lain, ini bukan selamanya, hanya untuk sebulan kedepan. Kau tidak keberatan kan?"
Bunga terdiam sebentar, ia menoleh ke arah Ade yang bergelayut manja di lengan suaminya.
Tanpa rasa malu, Ade tersenyum ke arah Bunga
"Jika kau bertanya apakah aku keberatan, jawabannya pasti iya. Jasson, kamu tahu jika itu kamarku,"
"Mengapa kau begitu pelit? Ini bukan untuk selamanya! Ini hanya sementara!" Jasson berteriak kepada Bunga. Bunga pun kaget, tidak ada pilihan untuk dirinya setuju.
Ia mengangguk kepada Jasson dan Ade. Ade yang kegirangan pun langsung memeluk Jasson. Bahkan tanpa ragu mengecup kedua pipi Jasson secara bergantian di hadapan Bunga.
Bunga langsung membuang muka, terlihat dari matanya jika ia merasa terluka. Bahkan, matanya masih sembab.
Mengapa Jasson terus-terusan menggoreskan luka di hati Bunga?
Bunga memang wanita bodoh, yang hanya bisa diam sehingga suami dan pelakor itu semakin semena-mena kepadanya.
"Baiklah tapi tolong jangan sentuh apapun yang ada didalam kamarku!" Bunga mengatakan itu dengan dingin, ia langsung pergi ke kamar lain.
Baginya, kamar mana saja itu tetap sama. Karena Jasson tidak pernah mau sekamar dengannya.
"Sayang, istri mu itu sangat baik." Ade memuji kebaikan Bunga, Jasson pun tersenyum kepada kekasihnya.
Ia mengatakan jika Bunga memang wanita yang baik, ia tidak akan menolak jika seseorang meminta sesuatu kepadanya.
Jika Bunga tidak memaksa Jasson untuk menikah dengannya, mungkin Jasson akan menyayangi Bunga sebagai teman kecilnya. Ia pasti akan mengenalkan Ade sebagai istri dan Bunga sebagai sahabatnya.
Namun keegoisan Bunga menghancurkan segalanya, Bunga sangat egois dan hanya memikirkan dirinya sendiri.
Jasson menatap punggung belakang Bunga yang perlahan menjauh darinya dan sang kekasih.
Ade mengajak Jasson untuk masuk, baru didepan pintu. Harum kamar Bunga sangat terasa, seperti namanya. Wangi sekali kamarnya seakan dipenuhi oleh ribuan Bunga.
Bahkan, ada beberapa tanaman hidup yang menjadi pajangan di kamarnya. Membuat kamar itu semakin sejuk dan tenang. Semenjak Jasson dan Bunga menikah, Jasson tidak pernah masuk sekalipun kedalam kamar istrinya.
Jasson selalu tidur di kamar tamu, bahkan sering menghabiskan waktu di luar.
Ade berbaring ke kasur milik Bunga, begitu wangi dan lembut.
"Sayang, tempat tidurnya sangat lembut. Jauh berbeda dari tempat tidur itu!" Ade terlihat sangat protes, Jasson menenangkan kekasihnya
"Jangan ngambek, Sayang! Sekarang kamar ini menjadi milikmu, sudah ya?"
Ade mengangguk, ia pun menatap Jasson dengan penuh cinta. Begitu juga dengan Jasson.
Ade mengatakan jika dirinya akan cuti pemotretan untuk sebulan kedepan. Ia hanya ingin menghabiskan waktu bersama Jasson.
Begitu juga dengan Jasson, walau Jasson tidak masuk kekantor. Uangnya tidak akan berkurang. Apalagi Jasson berbohong kepada ibu mertuanya dan mengatakan jika dirinya sedang berbulan madu dengan Bunga.
Jasson juga mendapatkan transferan sebesar lima milyar dari sang mertua untuk kebutuhannya dengan Bunga selama sebulan kedepan.
Salvira mengira jika anak dan menantunya sedang berlibur keluar negeri. Ia tidak tahu jika anaknya sedang mengalami luka yang sangat dalam dari perbuatan buruk menantunya.
Bahkan Salvira mengatakan, jika uang itu kurang. Ia akan menambah lagi nominalnya.
Yang menikmati uang itu bukanlah Bunga, melainkan selingkuhan Jasson yang bernama Ade!
Salvira berharap jika anaknya segera hamil dan memberikannya cucu yang imut, anak dari Bungalah yang akan menjadi penerus harta kekayaan keluarga Pratama.
Semakin hari Salvira semakin tua, yang ia harapkan hanyalah seorang cucu dari anak semata wayangnya. Hanya Bunga lah harapan Salvira saat ini, apalagi semenjak suaminya meninggal
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Nur Ain
mamak pun vegok
2022-10-09
0
P3mb4c4_s3t14
semoga di akhir cerita bunga gak balik lagi sama si Jasson
gak suka lah kalau bunga dapat yg bekas....
gue gak ridho thorrr 😭😭😭
2022-10-09
0
Bella Stefhani
sini ku bunga bir ku operasi j tu otk bir tmbh genius dan cerdik sedikit
2022-10-08
0