bab 19 dilema

semenjak pembicaraan siang itu dengan Ilham, Aurel jadi dilema, sampai-sampai tak berselera untuk makan.ia Masi saja memikirkan permintaan aris tadi pagi.andai ia menerimanya kembali,lalu bagaimana dengan bayi yang Tampa ayah itu ?apa Ilham akan mau terus mengurusnya ?kasihan juga kakaknya itu kalau ia meninggalkannya dan berpaling kepada aris yang sudah pernah mencampakkan dirinya dahulu, tapi entah kenapa.....rasa cinta untuknya mulai muncul kepermukaan lagi dan ia tak dapat membohongi perasaannya.

Aurel memegangi kepalanya, segala memori seolah lirih mudik, dimana kekejaman aris saat menjatuhkan talak ketika mereka baru saja bermalam pertama, juga kebaikan dan kesabaran ilham dalam menghadapi segala tingkahnya selama hamil anak tanpa ayah itu.

''gimana ini ?aku tak bisa memilih salah satu dari mereka.aku memang masih mencintai mas aris tapi hati ini takkan tega meninggalkan kak Ilham.....''aurel membatin dengan dada yang terasa sesak karena menahan air matanya agar tak berjatuhan saat ini.''aku sayang dengan kak Ilham,tapi rasa sayang ini Masi seperti dulu, layaknya seorang adik yang menyayangi kakaknya.''

Aurel menyapu dengan cepat air mata yang berjatuhan dengan cepatnya walau sudah ia tahan sekuat tenaga.ia tak mau Ilham melihat kesedihannya sekarang.

'' drrtttt ''

tiba-tiba,ponsel Aurel diatas nakas bergetar, ia langsung mengarahkan pandangan kearah benda pipih itu.

''tumben sekali,,siapa yang chat aku malam-malam begini ? bukankah kak Ilham yang sedang pergi ke supermarket untuk membelikan perlengkapan bayinya ?oh ya .....kemana bayi itu ?apa sedang bersama bik Imah ?''aurel membatin sambil meraih ponselnya.

[selamat malam,sayang lagi apa...?]

itu chat dari aris gayanya seperti mereka Masi berpacaran dahulu saja, yang sukses membuat jantungnya Aurel berdebar-debar tak karuan,ia menggaruk dahi.bingung akan sikap aris yang berubah secara dramatis,padahal ia sudah menolak ajakannya untuk berbaikan.lalubm apa arti chatnya yang seperti itu ?Aurel tak habis pikir,namun tak bisa ia pungkiri kalau saat ini hatinya terasa cenat-cenut juga,bibirnya malah terukir sebuah senyuman.rasa cinta yang dulu sudah meredup kini kembali menampakkan puing-puing kebangkitan.

'cekrek'

pintu kamar terbuka lalu masuk kak Ilham sambil menggendong bayinya.menyembunyukan ponsel kebawa bantal karena tak ingin kakaknya tahu kalau aris sudah mulai berani mengirimkan chat .

''dek....lihat deh,,cinta udh tumbuh Gigi loh....''Ilham mendekat kearah tempat tidur sambil menggendong bayi berambut keriting itu.

Aurel tak menjawab tapi tak melarangnya untuk mendekat seperti yang sudah-sudah, dibiarkannya saja Ilham membawa bayi itu keatas tempat tidur mereka.

''dek,lihat deh!''ilham duduk disampingnya sambil menunjuk bayi yang sedang tertawa itu.

''oh yah..?Aurel meringis ,ia jadi bingung untuk bersikap kepada bayi itu,inginnya membenci tapi kadang ada rasa kasihan muncul juga.

''coba deh lihat !coba pangku dia,dek!''ilham hendak memindahkan bayi yang kurang lebih berusia dua bulan itu.

''jangan biar dia sama Kaka saja !''aurel memberi isyarat dengan tangannya agar Ilham tak menyuruhnya untuk memangku bayi itu.

''hmm...kenapa sih dek?cobalah sekali-kali kamu pangku dia....''ilham terlihat ketawa.

''a_ku.....belum siapa,kak,maaf ....''aurel menundukkan kepalanya ,ia tak bisa memaksa hati untuk menerima bayi yang tak diketahui asal-usulnya itu hingga detik ini.

''ya sudah.''ilham membaringkan cinta ketempat tidur dan mengajaknya untuk bermain,keduanya terlihat begitu akrab.aurel memperhatikannya dengan nanar.

''kak Ilham terlihat sayang banget sama cinta,ia tak perduli walau itu bukan anaknya.sedangkan aku.....yang sudah jelas ibunya ,hingga saat ini belum bisa menerima kenyataan kalau dia memang anakku.''aurel membatin.

''kalau udah ngantuk,tidur,dek ! kakak juga mau bobokin cinta dulu.kayaknya dia udah ngantuk.''ilham menggendong cinta menuju box lalu masukkan kedalamnya.

Aurel Masi mengamati Ilham, kakaknya itu terlihat seperti seorang ibu saja,dia begitu telaten dalam mengurusi cinta.dengan sambil tersenyum dan bersenandung kecil,Ilham menegangkan botol susu bayinya,ia sedang menidurkan bayi berambut keriting dengan pola mata hitam pekat itu.

beberapa saat kemudian,Aurel sudah berbaring ditempat tidur dengan pikiran yang tak menentu ia kalut,ia berbaring menghadap ke dinding,bayangan aris mulai memenuhi kepalanya.

''udah tidur,dek?Ilham tiba-tiba memeluknya dari belakang.

''kak!''aurel terkejut melihat tangan Ilham yang sudah melingkar di pinggangnya.

''kirain udah tidur.''ilham mencium kepala Aurel ,lalu memejamkan matanya.

''kak sesak napas tahu nggak dipeluk begini,aku jadi nggak bisa napas,''keluh Aurel seperti biasanya kalau Ilham memeluknya seperti ini.

''jangan modus mau minta napas buatan ,ya kakak belum siap ,''jawab Ilham dengan menahan senyum.

isshh .....siapa juga!''aurel tertawa sambil menyikut rusuk kakaknya.

Ilham meringis sambil menahan tawa mendapat sikutan dari istrinya itu dan semakin mengeratkan pelukannya.

''kak,kendorin dikit pelukannya,! protes Aurel lagi.

''dasar cerewet !''bisik Ilham.

''abisnya......sesak ini,kak.....lepasin ah.....''rengek Aurel dengan kesal.

''nggak akan,,siapa tahu besok-besok udah nggak bisa memeluk kayak gini lagu.''ilham menghela napas berat,hatinya sedikit nyeri mengingat aris yang sepertinya akan merebut Aurel darinya.

Aurel terdiam ,ia takkan merengek lagi,kini ia membukakan tubuhnya menghadap Ilham.ditatapnya lekat pria yang kini berstatus suaminya itu,namun siap melepaskan dirinya jika ingin berpaling kepada aris.ilham tetap memejamkan matanya ,walau ia tahu kini Aurel sedang menatapnya.

''sejak kapan kakak sayang sama aku?''tanya pelan.

''hmmm....sejak pertama datang kerumah ini,''jawab Ilham ,Masi dengan mata mode terpejam.

''mas?waktu itu kita Masi kecil,,kak Ilham 10 tahun dan aku baru 6 tahun....''aurel mengerutkan dahinya.

''ia beneran...mungkin waktu itu masi cinta monyet soalnya kamu Masi bau amis,,,tapi lama kelamaan rasa itu semakin nyata walau status kita saat itu saudara angkat.

''enak saja bau amis,,Aurel mendaratkan cubitannya dipunggung Ilham.

Ilham hanya tersenyum.

''tapi manis,,,walau masih ingusan ,''jawab Ilham lagi.

''ih....kakak...''aurel kembali mendaratkan cubitannya.

''hahahaha....sakit dek,,jangan cubit terus,!Ilham membuka mata sambil melepaskan pelukannya dan meraih tangan Aurel lalu meletakkan di pipinya.

untuk beberapa saat ,keduanya saling tatap ,hingga hingga pada akhirnya Aurel menundukkan wajah karena ada rasa aneh dihatinya saat melihat Ilham sedekat ini dengan dirinya.

''balikin kayak tadi saja,dek,badannya,kakak Ilham takut khilaf kalau posisi kamu seperti ini,''ilham memutar bahu Aurel untuk kembali membelakanginya.

''apaan sih kaka?''sungut Aurel Pura-pura kesal,padahal jantungnya mendadak berdebar kencang saat ini.

''kakak takutnya kamu minta kiss lagi kayak kemarin !''ilham terbahak.

''ih.....orang cuman bercanda,kakak aja yang seriusan !''aurel segera membalikkan badannya seperti tadi ia merasakan wajahnya memanas saat ini.

Ilham kembali memeluknya dari belakang.

''jangan ngajakin ngobrol lagi,kakak mau tidur,kalau cinta nangis minta mimik,kamu bangunin kakak,ya!''ujar Ilham lagi

''hmmmm.....Aurel mengangguk,lalu mulai memejamkan matanya.

ia merasa nyaman sebenarnya dengan posisi seperti ini,ia merasa kalau kakak angkatnya begitu menyayanginya dengan di peluk sepanjang malam begini,keduanya mulai terlelap dengan larut dalam mimpi masing-masing.

*****

[selamat pagi,sayang,jangan lupa serapan ,i love you.]

pagi ini,,Aurel kembali berdebar-debar saat melihat aris kembali mengirimkan chat kepadanya,ia mengendus kesal kalau ada sedikit rasa senang juga dihatinya.

''dek,kak berangkat ke kantor dulu yah,kamu jangan melamun terus dikamar,keluar kek...main Ama cinta dan bik Imah...''ilham menghampiri Aurel yang segera menyembunyikan ponselnya saat melihat kakaknya itu menghampiri dirinya.

''iya kak,, hati-hati yach?''aurel mengangkat wajahnya seraya tersenyum tipis.

Ilham mengalurkan tangannya,minta Aurel untuk salin kepadanya,dengan menahan tawa,Aurel mencium punggung tangan pria yang sudah rapi dengan kemeja berwarna abu-abunya.

'cup'

Ilham mendaratkan kecupan di dahi aurel,lalu mengacak rambutnya dengan gemas.

''kakak berangkat dulu, assalamualaikum.''ilham tersenyum lalu membalikkan badannya.

''waalaikum salam,''jawab Aurel pelan sambil menatap Ilham yang sudah melangkah menuju pintu lalu keluar dari kamar.

Aurel kembali meraih ponselnya dan menatap benda pipih itu dengan menghela napas panjang.ada dua pesan lagi dari aris yang baru saja masuk ke ponselnya.

[aku ingin memulai semuanya dari awal.please...sayang , maafkan aku]

[Aurel sayang,aku mohon......beri aku kesempatan satu kali saja.aku ingin memperbaiki semuanya,aku ingin kita bisa kembali bersama.aku masih sangat mencintaimu,sayang, sedetikpun aku tak bisa untuk melupakanmu.]

Aurel mengigit bibirnya,ia semakin dilema saja kalau aris masi saja membujuknya untuk kembali.

[aku ingin kita bisa bertemu siang ini di kafe xxx.ketunggu ke datanganmu,sayang love you....]

''mas aris,dia mau ngajak bertemu, bagaimana ini?aku harus bagaimana ?''Aurel bergumam sendiri dengan hati gelisah.setengah hatinya ingin pergi dan bertemu dengan mantan suami yang sebenarnya masih ia cintai itu,tapi setengah hatinya lagi masi dendam akan perlakuannya dahulu.

*********

pukul 12:00 tepat,Aurel semakin tak tenang antara mau pergi dan tidak untuk menemui aris.ia memang sudah lama tak pernah keluar rumah sendiri semenjak melahirkan bayi tampa ayah itu.kunci mobilnya saja ia tahu dimana letaknya.

Aurel kembali merai ponsel dan aris mengirimkan chat untuknya.

[sayang kamu bakalan datang kan?aku sudah selesai kerja dan sekarang udah mau pergi .]

aris Masi saja mengirimkan pesan walau Aurel tak pernah membalasnya,tapi ia tahu kalau mantan istrinya itu membacanya setiap pesan yang ia kirim.ia akan kembali berjuang untuk menaklukkan hati wanita yang sudah ia lukai itu.

'drrtttt '

sebuah chat masuk lagi ke ponselnya dan Aurel langsung membukanya.

[dek,kakak nggak pulang siang ini,cinta nggak rewel'kan ?kamu sudah makan belum dan lagi ngapain ?]

itu chat dari Ilham,dan ia akan membalasnya,sejak tadi,ia tak melihat bayi yang ditanyakan kakaknya itu,tapi ia mendengar suara tangis dari arah luar dan ia tahu kalau bik Imah menjaganya dengan sangat baik.

[iya kak, bayinya kakak ada sama bik Imah,aku lagi dikamar aja, makannya nanti saja,kakak juga jangan lupa pakan.]

[iya dek,,ini kakak lagi makan siang di kantor.lagi banyak kerjaan, mangkanya nggak bisa pulang,biar nggak lembur.sore nanti pulang.bdw kamu mau dibawain ap?]

Aurel mengerutkan dahinya, memikirkan makanan apa yang ingin ia dimakannya sore nanti.ilham yang memang mengetahui istrinya itu paling suka dibawain makan setiap ia pulang dari kantor,pasti selalu menanyakan hal itu,[beliin martabak manis rasa keju aja deh,kak.]

[siap,bos,,,,,]

Aurel menahan senyum, membayangkan wajah kakaknya itu dan mengakhiri chat mereka.eh,malah aris mengirimi chat kembali.

[ Aurel,aku sudah berada dikafe xxx.kamu akan datang'kan?]

aris mengirimkan fotonya di meja yang biasa mereka duduki bersama,kafe itu memang tempat favorit mereka dulu.aurel berfikir sejenak,lalu bangkit dari tempat tidur dan kemudian mengganti pakaiannya.ia akan datang kesana karena hatinya menginginkan ia pergi.

sepuluh menit kemudian,Aurel Aurel keluar dari kamar dan menghampiri bik Imah diruang tengah yang sedang bersama cinta.

''bik,,aku mau keluar sebentar,ada janjian sama teman-teman.jangan bilang kak Ilham atau juga mama,aku cuman sebentar saja kok,''ujar Aurel.

''eh...iya,,eh...anu....''bik Imah menggaruk kepala kebingungan.

''aku pergi dulu,bik.''aurel segerah mempercepatkan langkahnya menuju pintu utama.

dengan langkah cepat,ia menuju pagar rumah dan taksi pesanannya sudah menantinya di depan.ia langsung masuk dan menyebutkan tempat janjian bertemunya dengan aris.

''drrttt'

ponsel Aurel bergetar,aris melakukan panggilan Vidio,ia jadi bimbang antara mengangkatnya atau tidak.dengan menarik napas panjang, digeser juga tombol hijaunya.

'ini Masi ditaksi ,mas,''jawabnya Aurel pelan.

''jadi,,kamu bakalan datang'kan,sayang?''aris mengembangkan senyumnya.

i_ya...''aurel menggigit bibirnya,hatinya Masi saja bimbang sekarang.

''ya sudah kalau begitu,aku tunggu,ya.byeee....''aris tersenyum penuh kemenangan karena sudah memastikan Aurel akan datang menemuinya.

Lima belas menit kemudian,taxi yang ditumpangi Aurel sudah berhenti didepan kafe tempat janjiannya bertemu dengan aris.dengan jantung yang berdegup kencang, ia segera turun lalu membayar taxi dan melangkah memasuki kafe.

dari kejauhan,,aris sudah melihat kedatangan Aurel,ia segera berdiri untuk menyambutnya,ia sangat senang karena wanita yang masi amat ia cintai itu sepertinya masih memiliki ras terhadapnya.

''sayang, akhirnya kamu datang juga....aris hendak merangkul Aurel,tapi wanita dengan Tampa polesan makeup itu menghindar,ia mundur kebelakang.

''jangan seperti ini mas,kita sudah tak memilik hubungan apapun lagi.aku sekarang sudah menjadi istri kak Ilham,''ujar Aurel.

''oh yah,maf..... ayo duduk !''aris menghembuskan nafas kecewa lalu duduk di kursinya.

dengan tampa tersenyum sedikit pun,Aurel duduk dihadapan aris dan diatas meja sudah ada terhidang makanan kesukaannya.

''ayo, sayang, kita makan saja !aku sudah memesankan makanan favoritmu,''ujar aris dengan sedikit salah tingkah,karena Aurel terlihat acuh kepadanya.

''jangan memanggilku seperti itu mas ! ingat,aku sekarang sudah jadi istri orang bukan lagi pacarmu!''lirih aurel dengan tatapan sengit.

''oh ya,,maf....Aurel,aku...masi menganggap....kalau kamu itu .....masih istriku....''ujarnya aris.

''kita orang asing,mas jadi jangan bersikap seolah kita memiliki hubungan.aku sudah mengubur semua Masa lalu kita, sesuai dengan permintaan mu.''aurel mengatakan hal itu Tampa ragu,ia tak mau aris menganggapnya masih mencintai juga mengharapkannya walau sebenarnya semua itu memang benar dari lubuk hatinya.

aris terdiam ,dugaannya salah,ternyata Aurel Masi saja membencinya,, kebahagiaan dan keyakinannya yang tadi kini menjadi sirna sudah.

''aris,Aurel, kebetulan sekali bertemu kalian disini.saya boleh ikutan gabung duduk disini,ya!''sebuah suara mengagetkan Aurel dan aris, membuat keduanya menoleh bersamaan kearah suara tersebut.

bersambung............

Episodes
1 tuduhan hamil di malam pertama
2 bab 2 talak
3 bab 3 hasil USG
4 bab 4 bunuh diri
5 bab 5 surat cerai
6 bab 6 ingin membunuhnya
7 bab 7 masa Iddah
8 bab 8 menikah karena aib
9 bab 9 peralihan status
10 bab 10 menduga-duga
11 bab 11 bertemu teman mas aris
12 bab 12 tanda-tanda mau lahiran
13 bab 13 isi hati aris
14 bab 14 bayi berkulit gelap
15 bab 15 flashback 10 bulan silam
16 bab 16 teror
17 bab 17 ancaman Carolina
18 bab 18 permintaan maaf dokter aries
19 bab 19 dilema
20 bab 20 dokter Irfan vs dokter aris
21 bab 21 Mencari ayah anakku
22 bab 22 omong kosong
23 bab 23 mencoba untuk membuka hati
24 bab 24 mereka sangat mirip
25 bab 25 daftar nama korban
26 bab 26 keyakinan aurel
27 bab 27 calon suami
28 bab 28 pengakuan palsu
29 bab 29 kantor polisi
30 bab 30 bercinta sebelum dibekuk
31 bab 31 trending topik
32 bab 32 terkuak
33 bab 33 masih ada orang baik
34 bab 34 masalah bertubi
35 bab 35 i love you
36 bab 36 Alhamdulillah akhirnya sah
37 bab 37 malam pertama bagi Ilham
38 bab 38 hukuman
39 bab 39 ngidam
40 bab 40 sate kepiting
41 bab 41 bebas
42 bab 42 Clara
43 bab 43 tebar pesona
44 bab 44 Clara jadi pelakor
45 bab 45 sama-sama single
46 bab 46 dilamar dua pria
47 bab 47 clara sedang sakit
48 bab 48 Aris putraku sudah meninggal
49 bab 49 bertaubat
50 bab 50 Carolina series 1
51 bab 51 Carolina series 2
52 bab 52 ending Aurel
53 bab 53 malam tahun baru (malam Mala petaka )
54 bab 54 masuk koran
55 bab 55 benih enam pria
56 bab 56 melahirkan
57 bab 57 kado spesial untuk Revan
58 bab 58 POV REVAN 1 [ mayat bayi ]
59 bab 59 POV REVAN 2 [ teror ]
60 bab 60 bertemu dengannya
61 bab 61 dilecehkan enam [ bancis ]
62 bab 62 POV REVAN 3 [perselingkuhan Kiara]
63 bab 63 POV Revan 4 (bertubi-tubi)
64 bab 64 bertemu dua setan
65 bab 65 dilema
66 bab 66 terbangkan Revan
67 bab 67 dihempaskan
68 bab 68 POV Revan 5(video viral)
69 bab 69 POV Revan 6 (malu)
70 bab 70 POV Revan 7(pertemuan mengenaskan)
71 bab 71 tiga tahun kemudian
72 bab 72 permintaan ibu
73 bab 73 POV Denny 1(negosiasi)
74 bab 74 POV Denny 2( berjuang)
Episodes

Updated 74 Episodes

1
tuduhan hamil di malam pertama
2
bab 2 talak
3
bab 3 hasil USG
4
bab 4 bunuh diri
5
bab 5 surat cerai
6
bab 6 ingin membunuhnya
7
bab 7 masa Iddah
8
bab 8 menikah karena aib
9
bab 9 peralihan status
10
bab 10 menduga-duga
11
bab 11 bertemu teman mas aris
12
bab 12 tanda-tanda mau lahiran
13
bab 13 isi hati aris
14
bab 14 bayi berkulit gelap
15
bab 15 flashback 10 bulan silam
16
bab 16 teror
17
bab 17 ancaman Carolina
18
bab 18 permintaan maaf dokter aries
19
bab 19 dilema
20
bab 20 dokter Irfan vs dokter aris
21
bab 21 Mencari ayah anakku
22
bab 22 omong kosong
23
bab 23 mencoba untuk membuka hati
24
bab 24 mereka sangat mirip
25
bab 25 daftar nama korban
26
bab 26 keyakinan aurel
27
bab 27 calon suami
28
bab 28 pengakuan palsu
29
bab 29 kantor polisi
30
bab 30 bercinta sebelum dibekuk
31
bab 31 trending topik
32
bab 32 terkuak
33
bab 33 masih ada orang baik
34
bab 34 masalah bertubi
35
bab 35 i love you
36
bab 36 Alhamdulillah akhirnya sah
37
bab 37 malam pertama bagi Ilham
38
bab 38 hukuman
39
bab 39 ngidam
40
bab 40 sate kepiting
41
bab 41 bebas
42
bab 42 Clara
43
bab 43 tebar pesona
44
bab 44 Clara jadi pelakor
45
bab 45 sama-sama single
46
bab 46 dilamar dua pria
47
bab 47 clara sedang sakit
48
bab 48 Aris putraku sudah meninggal
49
bab 49 bertaubat
50
bab 50 Carolina series 1
51
bab 51 Carolina series 2
52
bab 52 ending Aurel
53
bab 53 malam tahun baru (malam Mala petaka )
54
bab 54 masuk koran
55
bab 55 benih enam pria
56
bab 56 melahirkan
57
bab 57 kado spesial untuk Revan
58
bab 58 POV REVAN 1 [ mayat bayi ]
59
bab 59 POV REVAN 2 [ teror ]
60
bab 60 bertemu dengannya
61
bab 61 dilecehkan enam [ bancis ]
62
bab 62 POV REVAN 3 [perselingkuhan Kiara]
63
bab 63 POV Revan 4 (bertubi-tubi)
64
bab 64 bertemu dua setan
65
bab 65 dilema
66
bab 66 terbangkan Revan
67
bab 67 dihempaskan
68
bab 68 POV Revan 5(video viral)
69
bab 69 POV Revan 6 (malu)
70
bab 70 POV Revan 7(pertemuan mengenaskan)
71
bab 71 tiga tahun kemudian
72
bab 72 permintaan ibu
73
bab 73 POV Denny 1(negosiasi)
74
bab 74 POV Denny 2( berjuang)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!