Sebuah Lamaran Dadakan

Carmen

Setelah lulus dan wisuda, aku mulai disibukkan dengan rencana bisnis bersama Abangku tersayang. Rencana bisnis plus-plus yang diusung oleh Abang Wira, yakni membuat satu tempat bisnis yang berisi bisnis laundry miliknya, bisnis cafe milik Mommy dan rencananya bisnis salon milikku.

"Kamu cantik sekali Baby hari ini." puji Mas Zaky yang membuatku semakin besar kepala saja.

Sepanjang pembukaan usaha baru kami, Mas Zaky terus berada di sampingku. Menemaniku, Abang Wira dan Kak Dewi menyambut para pelanggan yang datang. Kami seperti pasangan yang serasi. Cocok sekali.

"Mas bisa aja. Oh iya, Mas Zaky masih ada janji loh sama aku! Katanya mau traktir aku?! Ayo lupa ya?!" tagihku.

"Ya ampun aku lupa! Yaudah kamu mau ditraktir apa?" tanya Mas Zaky.

Aku jadi teringat salah satu film yang aku tonton, dimana pemeran wanitanya melamar kekasih hatinya dan diterima. Mereka hidup bahagia selamanya. Sebuah ide tiba-tiba melintas di kepalaku.

"Bagaimana kalau kita jalan jalan di taman aja."

"Cuma jalan-jalan?" tanya Mas Zaky.

"Iya. Bagaimana kalau malam minggu besok?!" tanyaku.

"Oke. Aku kebetulan senggang. Apapun permintaan Baby pasti aku turuti deh!" Mas Zaky mencubit hidungku dengan gemas.

"Asyik! Makasih ya Mas!"

Sudah seharusnya aku yang ambil langkah untuk melamarnya duluan. Mungkin Mas Zaky malu karena aku baru lulus kuliah? Tak masalah Mas, biar aku yang melamar Mas Zaky! Tidak peduli apapun yang harus aku lakukan, aku harus menjadi istri Mas Zaky dan membuat Abi Agas dan Mama Tara memberikan restu kepada kami.

Aku pun menyiapkan segala keperluan untuk acara lamaranku. Aku sudah membeli dress yang cantik. Aku juga membeli balon berbentuk hati, sebuket bunga dan sepasang cincin dari uang tabunganku.

Saat sampai di taman, aku mengajak Mas Zaky duduk di kursi yang menghadap ke panggung kecil tempat musik akustik berlangsung. Aku pamit sebentar dengan alasan ingin ke toilet. Mas Zaky tak menaruh curiga sedikit pun dengan niatku.

Aku lalu mengambil balon, buket bunga dan sepasang cincin yang aku siapkan.

Aku lalu naik ke atas panggung dan membisikkan sesuatu pada pembawa acara. Jujur saja aku sangat grogi.

Tanganku sampai dingin namun aku terus menguatkan diriku. Pembawa acara tersebut lalu memberikanku kesempatan untuk berbicara. Aku mengambil mic dan menatap penonton yang hadir. Mas Zaky nampak tersenyum, tak tahu apa yang akan aku perbuat. Dipikirnya pasti aku mau ikut menyanyi.

"Selamat malam semua!" sapaku dengan suara bergetar.

"Malam!" jawab para penonton.

"Pada malam ini ijinkan aku untuk mengungkapkan perasaanku yang terdalam pada lelaki tampan yang memakai jaket hitam di sana!" semua mata menatap Mas Zaky yang aku tunjuk.

"Lelaki tampan di sana adalah lelaki terbaik dalam hidupku. Lelaki yang selalu menemaniku kala senang dan sedih. Lelaki yang sangat aku sayangi dan juga amat menyayangiku," aku kembali mengatur nafas dan suaraku. "Malam ini ijinkan aku melamar lelaki tampan tersebut untuk menjadi suami yang sangat kucintai, menjadi tempatku bersandar dan menghabiskan hidupku dengan penuh cinta dan kasih sayang."

Mas Zaky terlihat amat terkejut dengan apa yang aku lakukan. Para Penonton pun mulai bertepuk tangan. Pembawa acara lalu meminta Mas Zaky naik ke atas panggung. Meski nampak bingung, Mas Zaky menurut. Kami kini berhadapan.

"Kalau Mas Zaky menerima lamaranku dan mau menikahiku, Mas Zaky pilih cincin dan buket bunga ini. Kalau Mas Zaky menolak lamaranku, Mas Zaky pilih balon bergambar hati ini. Mas pilih yang mana?" tanyaku dengan suara bergetar.

Flashback Off

*****

Zaky

Aku pernah berharap, andai aku punya kesempatan untuk bisa sering bertemu Dewi dan dekat dengannya aku akan memberikan apapun. Aku tak menyangka kalau harapanku akan dikabulkan dengan cepat. Namun kenapa harus dengan cara ini? Apakah tak ada cara lain?!

Aku tak menyangka tujuan Carmen mengajakku ke taman adalah untuk melamarku. Sudah gila memang adik kecilku itu! Punya ide darimana coba dia melamar seorang lelaki?!

Bodohnya aku yang tak memperhatikan dan bertanya lebih lanjut. Carmen berdandan cantik hari ini. Dress yang dipakai pun terlihat begitu pas dan cocok di tubuhnya. Ternyata dia merencanakan sesuatu.

Suara dukungan dari para penonton membuatku bingung harus mengambil jawaban apa. Oh Tuhan... Aku harus apa?!

Terima... tidak... terima... tidak...

Aku mendengar tentang Dewi yang mengalami keguguran dan kini rumah tangganya dengan Wira nampak bak cangkang kosong. Keduanya sibuk dengan bisnis baru mereka setelah kehilangan anak pertama mereka karena keguguran. Kalau aku menerima lamaran Carmen, aku akan sering bertemu dengan Dewi karena mereka mengurus bisnis bersama. Aku bisa sering bertemu dengan alasan menjemput istriku bukan?

Sungguh rencana yang sempurna. Tapi...

Aku harus menikah dengan Carmen. Aku tak mencintainya. Aku hanya menganggap Carmen sebagai adik kecilku saja. Cintaku hanya untuk Dewi seorang!

Aku pernah gagal memiliki Dewi, namun saat hubungan Dewi dan Wira renggang seperti ini bukankah ini kesempatan bagiku untuk masuk dalam hubungan mereka?

Aku menatap Carmen yang terlihat menatapku penuh harap. Aku bisa apa?

Kalau aku terima, aku akan menikahi Carmen. Aku akan menjadi suaminya. Suaminya yang terpaksa menikahinya tanpa ada cinta dalam hatiku.

Kalau aku tolak... ah... Tak mungkin aku menolak Carmen! Bisa malu adik kecilku nanti. Ia akan marah dan aku tak akan bisa bertemu Dewi lagi. Papa dan Om Agas bisa saja bertengkar lagi seperti dulu. Semua akan kacau!

Aku memejamkan mataku sejenak. Ya, masalah nanti biarlah nanti saja! Masalah pernikahan tanpa cinta, biarlah! Kalau tak jodoh, mau bagaimana? Mama saja dengan Om Agas bisa tak jodoh dan sekarang bahagia bersama Papa. Mungkin saja bukan aku akan bahagia bersama Dewi nantinya?

"Terima! Terima! Terima!" suara para penonton seakan tak lelah mendukungku untuk menerima lamaran Carmen.

Tanpa aku pikir lagi, aku ambil buket bunga dan cincin dari tangan Carmen. Carmen terkejut dan ia berjingrak kegirangan. Tepukan tangan penuh senyum bahagia dari penonton menambah euforia suasana malam ini.

"Wow selamat! Akhirnya lamaran Mbak Cantik diterima sama Mas Ganteng!" pembawa acara kembali mengambil alih.

"Sekarang, Mas pakaikan dong cincinnya di jari Mbak Cantiknya!" ujar pembawa acara yang super norak itu. Tidak cukup apa aku dibuat malu malam ini?

Aku membuka kotak cincin dan melihat cincin yang terlihat sederhana namun aku menyukai bentuknya. Kuambil cincin yang berukuran lebih kecil dan memakaikan di jari manis Baby.

Semua penonton kembali bertepuk tangan. Benar-benar ya Baby, aku dibuat malu sekali malam ini!

Carmen lalu mengambil cincin satu lagi dan memakaikan di jari manisku. Kami lalu berfoto sambil menunjukkan jari kami yang memakai cincin baru. Carmen terus tersenyum penuh bahagia sementara aku tersenyum terpaksa.

Acara lamaran dadakan pun selesai. Kami turun dari panggung dengan diiringi ucapan selamat dari setiap penonton yang kami lewati. Kami lalu pergi ke cafe dan aku memesan es kopi dan meminumnya banyak-banyak.

"Jadi Mas kapan akan melamarku di depan Abi?!" pertanyaan Carmen yang membuatku tersedak dan terbatuk-batuk dibuatnya.

Kuminum air mineral yang diberikan Carmen dan menjawab pertanyaannya. "Aku akan datang ke Om Agas setelah kamu bicara sama Abi kamu. Semua. Tentang lamaran yang kamu buat dan tentang jawabanku. Kalau kamu sudah bilang, baru aku akan datang bersama Mama dan Papa untuk melamar kamu secara resmi."

Carmen tersenyum senang, "Aku akan secepatnya Mas bicara sama Abi dan Mommy." senyumnya begitu bahagia. "Mas siap-siap ya datang ke rumahku!"

Aku tersenyum. Terpaksa. Huft... Terpaksa aku menikahi kamu, By!

******

Note: Untuk cerita Abang Wira bisa baca novel aku judulnya Bisnis Plus Plus. Kalo cerita Abi Agas tersayang baca Duda Nackal ya!

Ayo udah +favorit belum? Yuk aku rajin Up nih, kalian bantu vote, like, komen dan ⭐⭐⭐⭐⭐ tentunya ya 😍😍🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

siti yanti

siti yanti

Carmen nekat bangey ya, apakah ini karma dan ujian serta cobaan bwt Agas
Untung lah Zaky masih besarkan rasa sayang nya sama Carmen walaupun bukan cinta,tapi semoga di akhir nnti BUCIN kelas berat kamu Zaky

2023-11-24

1

Wanda Revano

Wanda Revano

awas aja kalo Lo sampe cinta mati sama Carmen KY.gue bogem lo

2023-04-08

1

trisya

trisya

carmen cewek nekat

2023-04-03

1

lihat semua
Episodes
1 Si Manja Carmen
2 Sebuah Lamaran Dadakan
3 Meminta Restu Abi
4 Lamaran Resmi
5 Pernikahan Dua Anak Pebisnis Sukses
6 Rumah Baru
7 Hidup Berumah-tangga
8 Neng Carmen si Bidadari Tukang Jajan
9 Belajar Memasak
10 Belajar Menjadi Istri yang Baik
11 Mulai Merasa Ada yang Aneh
12 Menagih Nafkah
13 Menjadi Istri yang Sesungguhnya
14 Terus Memancing
15 Sebuah Kenyataan Pahit
16 Memakai Topeng
17 Kebisingan yang Hilang
18 Hari-hari di Jogja
19 Teman Curhat Terbaik
20 Berani Menjawab
21 Ada Apa Dengan Baby
22 Lelah
23 Pertengkaran Hebat-1
24 Pertengkaran Hebat-2
25 In Jogja With Bahri
26 Mencari Keberadaan Baby
27 Salah Langkah
28 Aksi Menggedor Pagar
29 Baku Hantam
30 Musyawarah Keluarga
31 Kembali Ke Rumah Abi
32 Membujuk Mama Tara
33 Membantu Anakku Tersayang
34 Sekarang Baru Sadar?
35 Perceraian yang Tak Diinginkan
36 Assalamualaikum, Baby
37 Surat dalam Origami
38 Pertama Kali Makan di Warteg
39 Orang Suruhan
40 Nasehat Abang Wira
41 Membuat Zaky Kesal
42 Tak Mau Kalah
43 Pernyataan Cinta dan Cemburu
44 Pembalasan Zaky
45 Pesta Jajanan SD
46 Mengikuti Di Belakang Baby
47 Nasehat Duo Om Jahil
48 Hujan dan Banjir
49 Banjir Membawa Berkah
50 Banjir dan Kesempatan
51 Masih di Dalam Mobil
52 Kekhawatiran Mas Zaky
53 Tak Sabar Menunggu Weekend Tiba
54 Persamaan Baby dan Seprai
55 Teriakan di Kora-kora
56 Teriakan di Roller Coaster
57 Kencan Kedua
58 Nego
59 Cafe Penuh Kenangan
60 Super Duper Posesif
61 Dasar Laki-laki Bucin!
62 Restoran Jepang
63 Setelah Makan Siang
64 Persiapan Pesta
65 Angkasa Djiwa
66 Party dan Ganti Oli
67 Kecurigaan Wira
68 Wira dan Zaky
69 Pamit
70 Terpisah Jarak
71 Video Call Semalaman
72 Masalah Baru
73 Video Call Bareng
74 Sebuah Iklan
75 Mengajak Abi Berputar-Putar
76 Perang Dingin
77 Mengutarakan Maksud
78 Pertikaian dan Mengungkit Masa Lalu
79 Beda Pendapat
80 Test Pack
81 Abangku Rese, Abangku Baik
82 Dukungan Mama dan Papa
83 Penyelamat Datang-1
84 Penyelamat Datang-2
85 Meluluhkan Abi
86 Menjemput Baby Pulang
87 Sebuah Hadiah
88 Pondok Mertua Indah
89 Kebersamaan Kita
90 Pargoy
91 Ayam Goreng
92 Membantu Abi
93 Permintaan Abi
94 Jalan-jalan Ke Mall
95 Rencana Bersama
96 Persiapan Jalan-jalan
97 Permainan Di Dalam Bus
98 Lempar Kata
99 Pesta Couple
100 Pemenang Duo Couple
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Si Manja Carmen
2
Sebuah Lamaran Dadakan
3
Meminta Restu Abi
4
Lamaran Resmi
5
Pernikahan Dua Anak Pebisnis Sukses
6
Rumah Baru
7
Hidup Berumah-tangga
8
Neng Carmen si Bidadari Tukang Jajan
9
Belajar Memasak
10
Belajar Menjadi Istri yang Baik
11
Mulai Merasa Ada yang Aneh
12
Menagih Nafkah
13
Menjadi Istri yang Sesungguhnya
14
Terus Memancing
15
Sebuah Kenyataan Pahit
16
Memakai Topeng
17
Kebisingan yang Hilang
18
Hari-hari di Jogja
19
Teman Curhat Terbaik
20
Berani Menjawab
21
Ada Apa Dengan Baby
22
Lelah
23
Pertengkaran Hebat-1
24
Pertengkaran Hebat-2
25
In Jogja With Bahri
26
Mencari Keberadaan Baby
27
Salah Langkah
28
Aksi Menggedor Pagar
29
Baku Hantam
30
Musyawarah Keluarga
31
Kembali Ke Rumah Abi
32
Membujuk Mama Tara
33
Membantu Anakku Tersayang
34
Sekarang Baru Sadar?
35
Perceraian yang Tak Diinginkan
36
Assalamualaikum, Baby
37
Surat dalam Origami
38
Pertama Kali Makan di Warteg
39
Orang Suruhan
40
Nasehat Abang Wira
41
Membuat Zaky Kesal
42
Tak Mau Kalah
43
Pernyataan Cinta dan Cemburu
44
Pembalasan Zaky
45
Pesta Jajanan SD
46
Mengikuti Di Belakang Baby
47
Nasehat Duo Om Jahil
48
Hujan dan Banjir
49
Banjir Membawa Berkah
50
Banjir dan Kesempatan
51
Masih di Dalam Mobil
52
Kekhawatiran Mas Zaky
53
Tak Sabar Menunggu Weekend Tiba
54
Persamaan Baby dan Seprai
55
Teriakan di Kora-kora
56
Teriakan di Roller Coaster
57
Kencan Kedua
58
Nego
59
Cafe Penuh Kenangan
60
Super Duper Posesif
61
Dasar Laki-laki Bucin!
62
Restoran Jepang
63
Setelah Makan Siang
64
Persiapan Pesta
65
Angkasa Djiwa
66
Party dan Ganti Oli
67
Kecurigaan Wira
68
Wira dan Zaky
69
Pamit
70
Terpisah Jarak
71
Video Call Semalaman
72
Masalah Baru
73
Video Call Bareng
74
Sebuah Iklan
75
Mengajak Abi Berputar-Putar
76
Perang Dingin
77
Mengutarakan Maksud
78
Pertikaian dan Mengungkit Masa Lalu
79
Beda Pendapat
80
Test Pack
81
Abangku Rese, Abangku Baik
82
Dukungan Mama dan Papa
83
Penyelamat Datang-1
84
Penyelamat Datang-2
85
Meluluhkan Abi
86
Menjemput Baby Pulang
87
Sebuah Hadiah
88
Pondok Mertua Indah
89
Kebersamaan Kita
90
Pargoy
91
Ayam Goreng
92
Membantu Abi
93
Permintaan Abi
94
Jalan-jalan Ke Mall
95
Rencana Bersama
96
Persiapan Jalan-jalan
97
Permainan Di Dalam Bus
98
Lempar Kata
99
Pesta Couple
100
Pemenang Duo Couple

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!