Naura yang ngambek

*

kini mobil Eza telah sampai di depan rumah Silvi.

"makasih ya, untuk hari ini, berkat kamu hari ini aku merasa jauh lebih baik sekarang" ucap Silvi tulus

"iyaa sama-sama aku juga senang lihat kamu bahagia kaya gini, ingat jangan nangisin pria lagi ya, karna aku nggak suka, kamu itu sangat berharga jangan membuang-buang air mata kamu" ucap Eza yang mengusap puncuk kepala Silvi, Silvi yang di perlakukan seperti itu hatinya berdetak sangat kencang apa lagi saat ia menatap Eza yang ternyata Eza juga sedang menatap nya, seketika mata mereka saling bertemu yang membuat kedua nya jadi salah tingkah.

"Jangan cepat baper dong hati" ucap Silvi kepada hatinya karna perlakuan dari Eza

"ee aku masuk dulu ya" ucap silvi yang mengalihkan rasa kecanggungan antara mereka berdua, lalu Silvi turun dari mobil Eza. Eza juga ikut turun.

"eeh mau ngapain" tanya Silvi

"Aku boleh minta nomor handphone kamu" tanya attar yang menyodorkan handphone nya.

"Ooh, Naura mengambil handphone Eza lalu mengetikan nomornya,

"ini" ucap Silvi yang mengembalikan handphone milik Eza,

"kamu nggak mau ngajak aku untuk masuk gitu" tanya Eza sambil meraih handphone nya

Silvi baru saja ingin menjawab pertanyaan Eza sudah terdengar suara seseorang yang memanggil namanya.

"Silvi, dari mana kamu" tanya ayah Silvi yang sudah berada di depan pintu dan beralih melihat Eza.

"Aduu mati aku, ayahku tau, eeh kok ini malah nyanyi haha" guman Silvi

"Hehe cengir silvi, tadi selesai kuliah Silvi sama teman Silvi ngerjain tugas kuliah dulu yah" ucap silvi yang berbohong.

mendengar ucapan kebohongan dari Silvi membuat Eza bertanya tanya.

"kenapa juga dia harus berbohong" tanya Eza dalam hati.

"Tidak kok Om, tadi kami singgah ke mall dulu" jawab Eza jujur.

"astaga dia ingin aku mati kayanya" gumam Silvi menunduk ia tidak berani lagi untuk menatap wajah ayahnya yang tidak mengalihkan pandangannya dari tadi, apa lagi ayahnya mendengar ucapan Eza.

"Assalamualaikum Om" ucap Eza lalu mendekati ayah Silvi.

"wa'alaikumussalam" jawab ayah Silvi dengan ekspresi wajah yang menandakan ketidak ramahan.

"Eza minta maaf Om, telah membawa jalan-jalan putri Om tanpa meminta dulu persetujuan dari Om" jawab Eza

"Silvi, masuk" ucap ayahnya kepada Silvi

Silvi berjalan tanpa mau mendongakkan kepalanya, ia sangat takut akan tatapan ayahnya.

"kenapa juga dia harus bicara jujur sih" Silvi membatin melewati kedua pria yang terlihat tidak bersahabat itu.

"Kamu juga masuk" ucap ayah Silvi yang ternyata mengajak Eza, Eza merasa senang sekaligus takut, apa lagi tatapan yang di layangkan ayah Silvi kepada nya sangat menyeramkan.

"Iyah Om"

"Aku kira aku akan di usir" ucap Eza dalam hati

"Silvi mau kemana kamu, kesini duduk disini" ucap ayahnya yang melihat Silvi akan menuju kamarnya.

Silvi akhirnya berbalik dan menuju ke ayahnya dan juga Eza.

"kalian berdua duduk" ucap ayah Silvi yang menyuruh mereka berdua untuk duduk.

ibu Silvi yang sedang di dapur setelah mendengar suara suaminya yang berbicara keras itu ia penasaran dan menuju keruang tamu.

"Ada apa ini mas, kenapa bicara harus dengan nada tinggi seperti itu" tanya ibu Silvi lalu melihat kearah Eza

"Lihat putrimu itu, baru pulang jam segini" jawab ayah Silvi,

Eza yang mendengar ucapan ayah Silvi yang menyalahkan putrinya sendiri Eza jadi merasa bersalah kepada Silvi, dan kembali melihat Silvi yang dari tadi hanya menunduk..

"Ternyata ini alasan Silvi tadi berbohong, astaga bodoh sekali aku ini" gumam Eza yang baru menyadari kebodohannya

"Maaf Om, Tante, disini Eza yang salah" ucap Eza

"Sudahlah mas, lagian Silvi itu sudah dewasa dia bukan lagi anak kecil, anak kalau terlalu di kekang nanti jadi stress" ucap ibu Silvi

"Kamu itu terlalu memanjakan dia, harusnya kemarin mobilnya di sita saja sampai dia selesai kuliah" jawab ayah Silvi

"Sudah ayah, jangan menyalahkan ibu disini yang salah aku, aku yang ngga tau waktu" aku minta maaf" ucap Silvi.

"Aku minta maaf Sil" bisik Eza kepada Silvi

"ini bukan salahmu, ayahku memang orang nya seperti itu" Silvi balik berbisik

"Eza pamit pulang dulu ya Om Tante, Eza sekali lagi minta maaf " ucap Eza ia sudah tidak nyaman dengan tatapan intimidasi dari ayah Silvi

"ee jangan pulang dulu, kita makan malam bersama dulu, ayo" ajak ibu Silvi.

"nggak usah Tante, Eza sudah makan tadi" tolak Eza

"bohong kok Bu, kamu sejak kapan makan" Silvi sengaja berbicara seperti itu, padahal kan tadi mereka berhenti untuk makan sebelum pulang

"astaga sepertinya dia ingin membalas ku" Eza membatin.

"apa kalian hanya akan berdiri disitu" ucap ayah Silvi yang ternyata sudah berjalan menuju meja makan.

"Ayo kamu makan dulu, ayah Silvi memang seperti itu kamu jangan terlalu memasukan dalam hati omongannya yang tak enak di dengar itu" ucap ibu Silvi lalu berjalan menyusul suami nya.

**

Naura terbangun karena merasakan tangan seseorang yang melingkar di perutnya, ia melihat ternyata suaminya itu sudah tiba.

"Astagfirullah, sudah jam segini" Naura kaget karena melihat jam di handphone nya sudah menunjukkan pukul tujuh malam.

"mas bangun" ucap Naura yang membangun kan suami. Attar yang merasa tubuhnya di goyang-goyang terpaksa membuka matanya.

"Ada apa sih sayang" tanya attar.

"Mas ini sudah jam berapa, kenapa mas tidak membangunkan ku tadi" ucap Naura

Attar tidak menjawab ucapan istrinya, ia malah menarik Silvi untuk masuk ke dalam dekapan nya kembali.

"Mas" panggil Silvi yang berusaha melepas tangan suaminya untuk bangun

"biarkan dulu seperti ini, aku sangat suka dengan aromamu" jawab Attar yang mengeratkan pelukannya

"tapi aku mau mandi mas" ucap Naura

"ada yang mas ingin sampaikan sama kamu" ucap Attar dan melonggarkan pelukannya

"apa" tanya Silvi

"tadi mas ketemu sama mantan aku, dia masih ngejar-ngejar aku" ucap Attar jujur, ia tidak ingin ada yang ditutupi dalam hubungannya dengan sang istri

"terus mas jadi bimbang gitu sekarang" tanya Naura yang terlihat sudah berubah ekspresi wajah nya.

"bukan gitu, mas hanya ingin jujur sama kamu" Jawab Attar yang kembali memeluk erat Naura

"mas kastau kamu, karna mas tau betul sifat mantan aku itu seperti apa kalau ada yang ia inginkan dia akan berusaha untuk mendapatkan nya" ucap Attar

"Ooh jadi mas takut jangan sampai mas bimbang terus kembali sama mantan kamu gitu" tanya Naura sedikit menahan emosi nya.

"bukan gitu maksud mas, sayang" ucap Attar ia tau bahwa sekarang Naura lagi ngambek

"bahkan mas bilang kalau mas mengetahui betul sifat mantan mas itu" jawab Naura ia melepaskan tangan Attar

"astagfirullah, bukan begitu sayang" ucap Attar melingkarkan kembali tangannya

"mas memberi tahu kamu tentang mantan mas itu, agar kamu tidak salah paham sama mas, agar nanti jika ada sesuatu yang mengganjal dipikiran kamu tentang mas, mas harap kamu akan tetap mempercayai mas" ucap Attar.

"Terserah mas saja" jawab Naura dan bangkit menjauh dari Attar.

"jangan ngambek dong sayang" Attar berusaha membujuk Naura.

Terpopuler

Comments

Nuryani Yani

Nuryani Yani

lanjut tor

2022-09-27

0

lihat semua
Episodes
1 Muhammad Attar
2 Membicarakan tentang perjodohan
3 seperti orang yang sedang jatuh cinta
4 Rencana untuk menolak perjodohan
5 Makan malam bersama
6 Penyakit jantung
7 chapter 7
8 Bersama pak Attar
9 Persiapan pernikahan
10 Alhamdulillah "Sah"
11 Berusaha untuk terbiasa
12 Melepas sesuatu yang belum sempat untuk di genggam
13 Tidak ada yang lebih sakit daripada berharap kepada manusia
14 Morning kiss
15 Rumah untuk kita
16 Malam pertama untuk Attar dan Naura
17 Tidak ingin jauh-jauh
18 Menggenggamnya kembali.
19 Naura yang ngambek
20 Permainan yang melelahkan
21 Rencana surprise untuk sang istri
22 Membahagiakan Istri
23 Ingin menunda kehamilan
24 Perubahan Naura
25 Kabar baik
26 Kebahagiaan Dalam rumah tangga
27 Versi terbaik menurut takdir
28 Hari-hari yang akan di lalui
29 jangan takut akan kehilangan, karena menjadi takdirmu Takan pernah melewatimu.
30 Eza dan Silvi
31 Pertemuan dengan Anna
32 Pertengkaran Attar dan Naura
33 Tamu tak diundang
34 kedapatan
35 tidak ada yang lebih nyaman, selain pelukan seorang ayah
36 Lamaran
37 Penampilan baru Naura
38 Sikap profesional Attar
39 39
40 Bertemu calon ayah mertua
41 kemegahan pernikahan Silvi
42 Malam pertama berujung Silvi yang marah
43 Tak ada yang harus di tutup-tutupi lagi
44 Usaha fany
45 Mimpi
46 kabar mengejutkan
47 kepergian orang tua Naura
48 48
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Muhammad Attar
2
Membicarakan tentang perjodohan
3
seperti orang yang sedang jatuh cinta
4
Rencana untuk menolak perjodohan
5
Makan malam bersama
6
Penyakit jantung
7
chapter 7
8
Bersama pak Attar
9
Persiapan pernikahan
10
Alhamdulillah "Sah"
11
Berusaha untuk terbiasa
12
Melepas sesuatu yang belum sempat untuk di genggam
13
Tidak ada yang lebih sakit daripada berharap kepada manusia
14
Morning kiss
15
Rumah untuk kita
16
Malam pertama untuk Attar dan Naura
17
Tidak ingin jauh-jauh
18
Menggenggamnya kembali.
19
Naura yang ngambek
20
Permainan yang melelahkan
21
Rencana surprise untuk sang istri
22
Membahagiakan Istri
23
Ingin menunda kehamilan
24
Perubahan Naura
25
Kabar baik
26
Kebahagiaan Dalam rumah tangga
27
Versi terbaik menurut takdir
28
Hari-hari yang akan di lalui
29
jangan takut akan kehilangan, karena menjadi takdirmu Takan pernah melewatimu.
30
Eza dan Silvi
31
Pertemuan dengan Anna
32
Pertengkaran Attar dan Naura
33
Tamu tak diundang
34
kedapatan
35
tidak ada yang lebih nyaman, selain pelukan seorang ayah
36
Lamaran
37
Penampilan baru Naura
38
Sikap profesional Attar
39
39
40
Bertemu calon ayah mertua
41
kemegahan pernikahan Silvi
42
Malam pertama berujung Silvi yang marah
43
Tak ada yang harus di tutup-tutupi lagi
44
Usaha fany
45
Mimpi
46
kabar mengejutkan
47
kepergian orang tua Naura
48
48

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!