Tidak ingin jauh-jauh

*

Naura masih enggan untuk membuka matanya setelah kejadian tadi malam, mereka bahkan mengulang nya hingga beberapa kali ia juga merasa sakit di area sensitif nya.

Attar terbangun ia sangat bahagia karena Naura sudah menerimanya, mendapati Naura yang berada di sampingnya ia menatap wajah istrinya itu lalu membelainya.

"Mas Naura hari ini izin ya, Naura cape" ucap Naura yang sudah membuka matanya karna hari ini adalah mata kuliah yang Attar pegang.

"Iyah kamu istirahat saja di rumah ya" ucap Attar lalu mendekap istrinya dan mencium keningnya.

" makasih ya untuk semalam" ucap Attar, Naura yang mendengar ucapan suaminya menunduk malu, ia kembali lagi membayangkan adegan mereka yang semalam hingga mereka mengulanginya hingga beberapa kali.

"Mas nggak usah bahas yang semalam" ucap Naura malu-malu

"Iyah sayang" jawab Attar.

"Mas aku mau ke kamar mandi, tapii-- ucap Naura terhenti, Attar yang peka akan keadaan istrinya melepaskan dekapannya dan beranjak bangun dari kasur lalu mengangkat Naura.

"Mas mau ngapain" tanya Naura karena Attar tiba-tiba mengangkat nya.

"Mengantar kamu ke kamar mandi, mas tau pasti masih sakit kan" tanya Attar.

"Iyah" Naura mengangguk

"Tapi enakkan" Attar menaik-naikkan alisnya ia sengaja menggoda istri nya, lalu menurunkan Naura setelah sampai di dalam kamar mandi, Attar tidak mau beranjak keluar dari kamar mandi.

"Mas ngapain berdiri disitu, keluar sana" ucap Naura yang mengusir suaminya ia belum terbiasa apa lagi saat ini Attar yang tidak berhenti untuk menatapnya

"Mandi bersama" ucap Attar

"aku sebentar lagi mau ke kampus aku akan terlambat nanti kalau menunggu kamu selesai mandi, untuk menghemat waktu" ia sengaja menjadikan itu sebagai alasannya

"mas mandi di kamar mandi bawah aja" tolak Naura

"nggak, mau nya sama kamu" ucap Attar

"Mas, Naura masih malu" ucap Naura menunduk

"ngapain malu, mas sudah melihat semuanya semalam" ucap Attar yang lagi-lagi membuat muka Naura memerah

"Benar ya hanya mandi" ucap Naura pasrah

"Iyah, hanya mandi" ucap Attar dengan tersenyum yang seperti punya niat sesuatu.

***

"Pasti Mas sekarang sudah terlambat ke kampus nya, lihat ini sudah jam berapa" ucap naura protes

"mas ini dosen, jadi tidak apa-apa kalau mahasiswaku yang menunggu" ucap Attar yang sambil menatap dirinya di depan cermin.

"gimana penampilan mas" tanyanya yang berbalik ke arah Naura yang sedang baring di atas kasur, Naura merasa sangat lelah sekali sekarang apa lagi tadi Attar membohongi nya, katanya cuman mau mandi bersama ternyata mereka mengulang lagi adegan yang semalam.

"Kurang dasi nya" ucap Naura yang memperhatikan penampilan Attar, Attar lalu kembali masuk ke walk-in closet dan keluar lagi dengan memegang sebuah dasi, lalu memberikan ke istrinya, naura mengambil dasi yang Attar sodorkan lalu memakaikannya ke suaminya.

"Masya Allah ganteng sekali suamiku" gumam Naura dalam hati yang menatap Attar, ia tersadar karena Attar yang tiba-tiba mencium bibir Naura yang sudah menjadi candu buatnya.

"ishh, mas kebiasaan" ucap Naura

"habisnya yang ini manis sih" Attar memegang bibir Naura.

"mas berangkat sana" usir Naura setelah memakaikan dasi ke suaminya. Attar mengangguk dan berjalan keluar, Naura mengikutinya dari belakang meskipun ia berjalan dengan sangat pelan, Attar yang menyadari bahwa Naura mengikutinya langsung menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Naura.

"Kamu mau kemana" tanya attar

"mau mengantar mas dibawah" jawab Naura

"tidak usah, kamu di kamar saja mas tau kamu masih sakit, mas akan pesankan makanan nanti. oohiya hari ini akan datang bibi yang akan kerja dirumah mungkin sebentar lagi akan datang" jawab Attar.

"Oh ya sudah mas hati-hati ya" ucap Naura, lalu meraih tangan Attar untuk ia salim.

Attar mengangguk memberikan tangannya lalu mencium kening Naura

"mas berangkat dulu ya" pamit Attar tapi baru hendak akan membuka pintu kamar ia berhenti karna Naura memanggilnya.

"Ada apa" tanya Attar yang berbalik.

"jangan banyak tebar pesona ya" ucap Naura menunduk malu, sudah ia pastikan sekarang mukanya sudah memerah

Attar kembali mendekati Naura

"sebaiknya hari ini mas tidak usah ke kampus" ucap Attar.

"loh lo kenapa" tanya Naura

"kamu terlalu gemmesin, mas jadi nggak ingin ninggalin kamu ke kampus" jawab attar lagi

"tidak, tidak, Naura tidak izinkan, mas harus ke kampus sekarang" ucap Naura mendorong tubuh Attar untuk keluar lalu menutup pintu kamar.

**

Attar tiba di kampus, ia sudah biasa dengan mahasiswi-mahasiswi yang menatapnya ketika membuka pintu mobilnya dan keluar menuju ruangan kelas Naura.

"oh ya ampun kenapa pak Attar makin hari makin tampan sekali"

"astaga dia berkharisma sekali, aku mau jadi istrinya" begitu lah ucapan ucapan para mahasiswi-mahasiswi yang ia lewati, semua ucapan mereka tidak lepas dari telinga Attar.

"ciihh dasar, mereka tidak tau saja kalau pak Attar sudah berpawang" ucap Silvi yang baru datang ia berlari ke arah kelas, dan tak sengaja bertemu dengan dosennya sekaligus suami sahabatnya itu.

"Naura kemana pak" tanya Silvi yang tidak melihat Naura

"Naura cape, jadi dia tidak masuk hari ini" ucap Attar lalu masuk ke dalam ruang kelas dan Silvi mengikuti dari belakang.

"pasti Naura cape karna pak Attar, astaga aku juga ingin cepat-cepat menikah" ucap Silvi yang masih teringat dengan ucapan dosennya tadi ia sangat yakin kenapa Naura bisa cape.

"Aku tidak sabar untuk menanyai Naura" cengir silvi

"kumpulkan tugas yang saya suruhkan kemarin" ucap Attar kepada mahasiswa nya. ketika mendengar ucapan Attar satu-satu mahasiswi maju dan tidak tertib membuat attar risih.

"kumpulkan di ketua tingkat kalian saja, nanti ketua tingkat yang memberikannya kepada saya" ucap Attar.

"yaaa" ucap para mahasiswi dengan kecewa, lalu beralih ke meja ketua tingkat mereka.

seperti biasa sebelum mengakhiri perkuliahan Attar selalu memberikan tugas kepada para mahasiswanya.

"tugasnya jangan ada yang copy paste, jika saya mendapatkan ada sebagian mahasiswa yang tugasnya sama dan copy paste saya pastikan nilai kalian akan error untuk mata kuliah saya" ucap Attar memperingatkan

"Iyaaa pakk" ucap para mahasiswa. setelah itu Attar keluar dan menuju ruangannya.

***

setelah Attar keluar, Silvi cepat-cepat menghubungi nomor Naura ia sudah sangat tidak sabar untuk mengintrogasi sahabatnya itu.

"Hallo Sil, ada apa" tanya Naura

"Kamu kenapa tidak ke kampus?"

"Aku lagi tidak enak badan"

"hahaha Gimana rasanya di unboxing Nau?"

"candu hahaha" ucap Naura jujur sambil tertawa

"astaga Nau, aku jadi ingin cepat-cepat menikah" jawab Silvi

"makanya Pepet terus si Ferdi" ucap Naura, mendengar nama Ferdi lagi-lagi Silvi teringat dengan ucapan Ferdi yang menyuruhnya untuk tidak mengharapkan dia, Silvi tiba-tiba langsung mematikan telvonnya.

"Ada apa dengannya, kenapa tiba-tiba Silvi mematikan telvonnya?" ucap Naura yang bertanya-tanya.

di sudut kantin Eza dan teman-teman nya sedang duduk-duduk, yang namanya mahasiswa pasti kalau sudah berkumpul mereka akan membahas sebuah organisasi, atau tentang kenaikan BBM atau apapun itu.

di tengah-tengah mereka sedang asik tertawa, Eza tak sengaja melihat wanita yang kemarin membuat hati nya merasakan kecewa, Silvi masuk kantin dengan tidak bersemangat lalu memesan satu mangkuk bakso dan mencari bangku kosong untuk ia duduki.

"Ada apa dengannya, kenapa dia terlihat seperti tidak bersemangat" tanya Eza kepada dirinya sendiri. teman Eza yang dari tadi melihat Eza yang tiba-tiba berhenti tertawa, mengikuti arah mata Eza siapa yang ia lihat.

"yang itu bro?" tanya teman Eza

Eza hanya mengangguk.

"Samperin lah" ucap teman-teman Eza.

****

"astaga aku bosan sekali, apa yang mas Attar lakukan ya di kampus, awas aja kalau mas Attar tebar-tebar pesona" ucap Naura sendiri baru saja memikirkannya handphone nya berbunyi dan itu dari Attar.

"kamu sudah makan" isi pesan chat dari Attar.

"sudah tadi" balas Naura

"Mas rasanya tidak ingin jauh-jauh dari kamu" balas Attar

"akkhhh nggak bisa aku di giniin mas" balas Naura sambil mengguling-gulingkan badannya di kasur.

"Iyah, mas tau kamu itu nggak bisa di gombalin, maunya di sayang seperti semalam" balas attar lagi, Naura yang membaca pesan dari Attar ia sudah tidak lagi membalasnya.

Episodes
1 Muhammad Attar
2 Membicarakan tentang perjodohan
3 seperti orang yang sedang jatuh cinta
4 Rencana untuk menolak perjodohan
5 Makan malam bersama
6 Penyakit jantung
7 chapter 7
8 Bersama pak Attar
9 Persiapan pernikahan
10 Alhamdulillah "Sah"
11 Berusaha untuk terbiasa
12 Melepas sesuatu yang belum sempat untuk di genggam
13 Tidak ada yang lebih sakit daripada berharap kepada manusia
14 Morning kiss
15 Rumah untuk kita
16 Malam pertama untuk Attar dan Naura
17 Tidak ingin jauh-jauh
18 Menggenggamnya kembali.
19 Naura yang ngambek
20 Permainan yang melelahkan
21 Rencana surprise untuk sang istri
22 Membahagiakan Istri
23 Ingin menunda kehamilan
24 Perubahan Naura
25 Kabar baik
26 Kebahagiaan Dalam rumah tangga
27 Versi terbaik menurut takdir
28 Hari-hari yang akan di lalui
29 jangan takut akan kehilangan, karena menjadi takdirmu Takan pernah melewatimu.
30 Eza dan Silvi
31 Pertemuan dengan Anna
32 Pertengkaran Attar dan Naura
33 Tamu tak diundang
34 kedapatan
35 tidak ada yang lebih nyaman, selain pelukan seorang ayah
36 Lamaran
37 Penampilan baru Naura
38 Sikap profesional Attar
39 39
40 Bertemu calon ayah mertua
41 kemegahan pernikahan Silvi
42 Malam pertama berujung Silvi yang marah
43 Tak ada yang harus di tutup-tutupi lagi
44 Usaha fany
45 Mimpi
46 kabar mengejutkan
47 kepergian orang tua Naura
48 48
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Muhammad Attar
2
Membicarakan tentang perjodohan
3
seperti orang yang sedang jatuh cinta
4
Rencana untuk menolak perjodohan
5
Makan malam bersama
6
Penyakit jantung
7
chapter 7
8
Bersama pak Attar
9
Persiapan pernikahan
10
Alhamdulillah "Sah"
11
Berusaha untuk terbiasa
12
Melepas sesuatu yang belum sempat untuk di genggam
13
Tidak ada yang lebih sakit daripada berharap kepada manusia
14
Morning kiss
15
Rumah untuk kita
16
Malam pertama untuk Attar dan Naura
17
Tidak ingin jauh-jauh
18
Menggenggamnya kembali.
19
Naura yang ngambek
20
Permainan yang melelahkan
21
Rencana surprise untuk sang istri
22
Membahagiakan Istri
23
Ingin menunda kehamilan
24
Perubahan Naura
25
Kabar baik
26
Kebahagiaan Dalam rumah tangga
27
Versi terbaik menurut takdir
28
Hari-hari yang akan di lalui
29
jangan takut akan kehilangan, karena menjadi takdirmu Takan pernah melewatimu.
30
Eza dan Silvi
31
Pertemuan dengan Anna
32
Pertengkaran Attar dan Naura
33
Tamu tak diundang
34
kedapatan
35
tidak ada yang lebih nyaman, selain pelukan seorang ayah
36
Lamaran
37
Penampilan baru Naura
38
Sikap profesional Attar
39
39
40
Bertemu calon ayah mertua
41
kemegahan pernikahan Silvi
42
Malam pertama berujung Silvi yang marah
43
Tak ada yang harus di tutup-tutupi lagi
44
Usaha fany
45
Mimpi
46
kabar mengejutkan
47
kepergian orang tua Naura
48
48

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!