Rumah untuk kita

"Hallo Nau, kamu tadi malam kenapa telvon" tanya Silvi yang masih pagi-pagi sekali ia sudah menghubungi Naura.

"Oh itu, tadi malam aku mau minta tolong tapi nggak jadi" jawab Naura.

"ooh gitu ya udah deh, gimana rasanya semalam" tanya Silvi di ikuti dengan tertawanya.

"dasar keppo, aku nitip absen ya, besok baru bisa kuliah" jawab Naura lalu mematikan panggilan dari Silvi, sedangkan Silvi hanya menggerutu ia sudah tau betul sifat Naura yang seenaknya mematikan panggilan telvon ketika dia masih ingin berbicara.

"dasar kebiasaan bangat" ucap silvi kesal

"pagi-pagi sudah telvonan, telvonan sama siapa" tanya Attar yang baru keluar dari kamar mandi

"Ooh itu Silvi" jawab Naura

"kamu mandi sana sebentar lagi kita balik ke rumah" suruh Attar, Naura mengangguk lalu masuk ke dalam kamar mandi. tapi sebelum ia masuk ia kembali berbalik dan memberi tahu Attar.

"Tapi aku nggak punya baju ganti mas" ucap Naura

"nanti sebentar ada yang membawakan baju, mas sudah pesankan, sudah sana cepat mandi" jawab attar lalu menyuruh Naura

kali ini tidak membutuhkan waktu yang lama seperti semalam untuk membersihkan diri, Naura yang sudah keluar dari kamar mandi mendekati suaminya.

"Ini kamu pake yang ini, sekalian kita sarapan" Attar yang menyodorkan paper bag yang berisi baju yang sudah ia pesan di butiknya tadi, Naura meraihnya dan kembali masuk ke dalam kamar mandi.

kini mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju rumah mereka, yaitu rumah orang tua Attar. sebenarnya Attar sudah menyiapkan rumah untuk mereka berdua, tapi sebelum berpindah ke rumah baru mereka, Attar mau berpamitan dulu dengan kedua orang tuanya dan kepada mertuanya serta barang-barangnya juga masih ada sebagian di rumah orang tuanya.

"Mas, apa nanti kita akan tinggal dirumah kamu" tanya Naura

"bukan rumah mas, tapi rumah kita. kita ke rumah hanya untuk berpamitan dan mengambil sebagian barang-barang yang belum di pindahkan" ucap Attar, Naura mengangguk

"Tapi mas bisakah kita ke rumah ku juga" tanya Naura.

"iyaa kita juga harus berpamitan sama ayah dan bunda, sekalian mungkin ada barang-barang yang mau kamu ambil" jawab attar.

"Iyah" Naura mengangguk

Naura tertegun sejenak ketika sampai di depan rumah orang tua Attar, sangat megah dan mewah tetapi rumahnya juga tidak kalah mewah nya, karena ini adalah kali pertamanya ke rumah Attar setelah menjadi istrinya.

"Ternyata suamiku adalah orang yang benar-benar berada" gumam Naura

"ayo turun" ajak Attar yang sudah membuka kan pintu mobilnya lalu meraih tangan Naura, mereka berjalan bersampingan.

"Assalamualaikum" ucap Attar dan Naura bersamaan ketika hendak masuk ke dalam rumah, lalu Attar meraih tangan ibunya untuk ia Salami begitu juga dengan Naura yang melakukan hak yang sama.

"Wa'alaikumussalam, loh loh ibu kira kalian akan menginap lebih lama lagi di hotel" ucap ibu Attar yang sengaja menggoda.

"Sini sayang" ajak ibu Attar kepada Naura untuk duduk

"apa Attar kasar padamu, apa dia bermain dengan kasar" tanya ibu Attar yang membuat wajah Naura memerah.

"astaga kenapa ibu bertanya seperti itu" Naura membatin.

"Astaga ibu, Naura masih cape Bu" ucap Attar yang niatnya untuk membantu istrinya agar tidak terpojok dengan pertanyaan ibunya, tapi jawaban Attar malah membuat ibunya salah paham.

"Oh astaga putra ibu sepertinya bermain sampai berkali-kali ya, hingga membuat menantu kesayangan ku ke capean" ucap ibu Attar lalu memeluk tubuh Naura.

"Sudah kamu ikut suami kamu sana, kamu istirahat ya sayang, kalau Attar mainnya kasar kamu bilang saja sama ibu" ucap ibu mertuanya..

"Iyah ibu, mas Attar nggak kasar kok" jawab Naura lalu mengikuti Attar untuk menuju dilantai atas di mana kamar Attar terletak

sesampainya mereka di kamar, muka Naura jadi cemberut.

"kenapa mas ngomong kayak tadi, pasti ibu jadi salah paham" ucap Naura

"Iyah maaf tadi sebenarnya mas mau bantuin kamu agar terhindar dari pertanyaan ibu, tapi malah ibu jadi salah paham" jawab attar.

Naura berlalu melewati Attar lalu duduk di pinggiran kasur.

sedangkan Attar sibuk mengurus berkas-berkas yang akan ia bawah di rumah baru mereka, Naura yang melihat Attar yang sibuk itu mendekati suaminya.

"Ada yang bisa Naura bantu mas" tanya nya.

"tidak ada, sebaiknya kamu istirahat saja nanti sebentar mas bangunin, kamu mau ke rumah kamu kan" tanya Attar

"Iyah mas" jawab Naura

bukannya beranjak naik ke kasur Naura malah beralih ke kursi sofa lalu menyalakan televisi, ia menonton kartun Marsha and the bear.

**

Silvi saat ini sedang berada di kampus, niatnya ke kampus sebenarnya agar ia bisa lupakan ucapan Ferdi semalam, tapi setiap yang ia lakukan ia selalu teringat dengan Ferdi apa lagi pria itu telah mencuri first kiss nya.

"Bisa gila aku nanti memikirkan pria itu" ucap Silvi. ternyata dari jauh ada seorang pria yang memperhatikan Silvi dari tadi, kalau dulu ia berani untuk mendekati dan menyapanya, tetapi berbeda dengan sekarang ia sudah tidak berani lagi ketika tau bahwa Silvi sudah punya kekasih, ia lalu beranjak dari tempatnya berdiri.

Attar berjalan mendekati naura setelah berkas-berkas yang akan ia bawah telah selesai ia siapkan,

"apa kita ke rumah bunda sekarang" tanya Attar

"emang mas sudah selesai" tanya Naura, yang hanya di jawab anggukan oleh Attar

"oke ayo"

setelah berpamitan kepada kedua orang tua nya, kini Attar melajukan mobilnya ke arah rumah mertua nya.

"kamu tidak masuk kuliah hari ini, apa kamu menitip absen kepada temanmu" tanya Attar.

"humm" jawab Naura singkat setelah itu tidak ada lagi percakapan antara mereka hingga mereka sampai di rumah naura.

bunda Naura yang sudah tau akan kedatangan putrinya dan menantunya itu, sudah menyambut mereka di depan rumah karena sebelumnya Naura sudah menghubungi bundanya.

"Assalamualaikum bunda" ucap mereka bersamaan setelah Naura meraih tangan bundanya dan menyalami nya begitu juga dengan Attar yang melakukan hal yang sama.

"wa'alaikumussalam" ucap bunda Naura lalu memberikan tangannya kepada Attar dan juga Naura, lalu mengajak mereka untuk masuk.

"ayah kemana bunda" tanya attar setelah duduk diruang tamu

"lagi di kantor tar, kalian sudah makan" tanya bunda Naura

"siang ini belum Bun, niat nya mau makan masakan bunda sebelum nanti pindah ke rumah mas Attar" ucap Naura

"Rumah kita Nau, bukan cuman rumah aku" jawab Attar.

"ee Iyah Iyah rumah kita, itu maksud aku Bun " ucap Naura

"Oh jadi kalian akan tinggal dirumah sendiri ya" tanya bunda

"Iyah Bunda, Attar sudah lama membangun rumah itu cuman belum ditempati" kata Attar.

"Iyah, bagus kalau kalian ingin tinggal di rumah sendiri, supaya Naura juga bisa belajar dan kalian sama-sama belajar" nasihat bundanya

(keduanya mengangguk)

"apa bunda tidak mau mengajak kita makan? aku lapar sekali sekarang" tanya Naura.

"eeh bunda lupa, ayo bunda tadi sudah masak makanan kesukaanmu, ayo Attar jangan malu-malu, jangan sungkan-sungkan sama bunda" ucap bunda Naura

"Iyah bunda" jawab Attar lalu mereka berjalan kearah meja makan.

Episodes
1 Muhammad Attar
2 Membicarakan tentang perjodohan
3 seperti orang yang sedang jatuh cinta
4 Rencana untuk menolak perjodohan
5 Makan malam bersama
6 Penyakit jantung
7 chapter 7
8 Bersama pak Attar
9 Persiapan pernikahan
10 Alhamdulillah "Sah"
11 Berusaha untuk terbiasa
12 Melepas sesuatu yang belum sempat untuk di genggam
13 Tidak ada yang lebih sakit daripada berharap kepada manusia
14 Morning kiss
15 Rumah untuk kita
16 Malam pertama untuk Attar dan Naura
17 Tidak ingin jauh-jauh
18 Menggenggamnya kembali.
19 Naura yang ngambek
20 Permainan yang melelahkan
21 Rencana surprise untuk sang istri
22 Membahagiakan Istri
23 Ingin menunda kehamilan
24 Perubahan Naura
25 Kabar baik
26 Kebahagiaan Dalam rumah tangga
27 Versi terbaik menurut takdir
28 Hari-hari yang akan di lalui
29 jangan takut akan kehilangan, karena menjadi takdirmu Takan pernah melewatimu.
30 Eza dan Silvi
31 Pertemuan dengan Anna
32 Pertengkaran Attar dan Naura
33 Tamu tak diundang
34 kedapatan
35 tidak ada yang lebih nyaman, selain pelukan seorang ayah
36 Lamaran
37 Penampilan baru Naura
38 Sikap profesional Attar
39 39
40 Bertemu calon ayah mertua
41 kemegahan pernikahan Silvi
42 Malam pertama berujung Silvi yang marah
43 Tak ada yang harus di tutup-tutupi lagi
44 Usaha fany
45 Mimpi
46 kabar mengejutkan
47 kepergian orang tua Naura
48 48
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Muhammad Attar
2
Membicarakan tentang perjodohan
3
seperti orang yang sedang jatuh cinta
4
Rencana untuk menolak perjodohan
5
Makan malam bersama
6
Penyakit jantung
7
chapter 7
8
Bersama pak Attar
9
Persiapan pernikahan
10
Alhamdulillah "Sah"
11
Berusaha untuk terbiasa
12
Melepas sesuatu yang belum sempat untuk di genggam
13
Tidak ada yang lebih sakit daripada berharap kepada manusia
14
Morning kiss
15
Rumah untuk kita
16
Malam pertama untuk Attar dan Naura
17
Tidak ingin jauh-jauh
18
Menggenggamnya kembali.
19
Naura yang ngambek
20
Permainan yang melelahkan
21
Rencana surprise untuk sang istri
22
Membahagiakan Istri
23
Ingin menunda kehamilan
24
Perubahan Naura
25
Kabar baik
26
Kebahagiaan Dalam rumah tangga
27
Versi terbaik menurut takdir
28
Hari-hari yang akan di lalui
29
jangan takut akan kehilangan, karena menjadi takdirmu Takan pernah melewatimu.
30
Eza dan Silvi
31
Pertemuan dengan Anna
32
Pertengkaran Attar dan Naura
33
Tamu tak diundang
34
kedapatan
35
tidak ada yang lebih nyaman, selain pelukan seorang ayah
36
Lamaran
37
Penampilan baru Naura
38
Sikap profesional Attar
39
39
40
Bertemu calon ayah mertua
41
kemegahan pernikahan Silvi
42
Malam pertama berujung Silvi yang marah
43
Tak ada yang harus di tutup-tutupi lagi
44
Usaha fany
45
Mimpi
46
kabar mengejutkan
47
kepergian orang tua Naura
48
48

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!