Persiapan pernikahan

Naura mencoba membuka matanya, ia terbangun karena ada nya cahaya terang yang muncul dari jendela kamarnya.

"Ho'amm." Naura menguap.

"kayanya aku hari ini kesiangan, rasanya aku malas bangat untuk beraktivitas" ujar Naura sambil meregangkan tubuhnya.

Naura turun dari kasurnya menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Attar hari ini berniat keluar untuk menemui temannya, lebih tepatnya mantan pacarnya yang masih sering menghubungi Attar, wanita itu menghubungi Attar karena ada sesuatu hal yang sangat ingin ia bicarakan dengan Attar.

Ayah dan ibu attar sedang berada di ruang tamu, terlihat Attar yang sudah rapi itu berjalan mendekati kedua orang tuanya.

"Ayah, ibu, Attar sudah mengecek gedung untuk resepsi pernikahan nanti" ucap Attar sambil duduk disamping kedua orang tuanya.

"Baguslah, ayah kira kecuali di suruh dulu baru kamu mau cek" ujar ayah Attar.

"Oohiya Attar, ibu belum bertanya Lo sama kamu, bagaimana bisa kamu kenal dengan Naura" tanya ibu Attar

"Oh Naura mahasiswi Attar Bu, Oohiya Bu Ayah, Attar mau keluar sebentar"

"Mau kemana" tanya ibu Attar.

"Bertemu teman" jawab Attar sambil berdiri menyalami kedua orang tuanya lalu melenggang keluar.

perjalanan menuju tempat yang sudah dijanjikan tidak memakan waktu yang lama hanya membutuhkan beberapa menit saja, kini keduanya sudah berada di dalam cafe

"Kenapa kamu meminta untuk bertemu, hal penting yang mau kamu bicarakan" tanya Attar membuka obrolan kepada wanita yang di duduk di hadapannya

"Attar aku ingin minta maaf sama kamu"

"Aku sudah memaafkan mu, jauh sebelum kamu mengucapkan kata maaf itu" jawab attar

"Attar, aku ingin kita kaya dulu lagi, aku tau aku telah salah mengambil keputusan waktu itu, dan sekarang aku menyesal Attar" ujar wanita itu meraih tangan Attar, tapi Attar cepat-cepat meraih tangannya dari genggaman wanita yang tidak lain adalah mantan pacarnya

"Aku sudah punya calon istri, dua hari lagi kami akan menikah" jawab Attar santai

"Kamu pasti bohong kan, kamu cuman sayang dan cinta sama aku, aku tau itu" ucap wanita itu.

"Kamu jangan terlalu percaya diri Anna, dulu itu aku hanya terlalu bodoh mengejar-ngejar kamu"

"Tapi aku ingin kita kaya dulu lagi Attar, beri aku kesempatan, aku tau aku salah" ucap Anna sambil meraih kembali tangan Attar.

"Ciihh.. Attar menepiskan tangan Anna dari tangannya. "apa kamu tidak punya malu Anna, kau dulu yang menghianatiku dan memilih untuk bersama satria sahabatku sendiri" ucap Attar dengan tegas.

"Ternyata satria tidak sebaik kamu Attar" ujar Anna menyesal

"Aku tidak akan pernah kembali bersama dengan kamu, wanita seperti kamu tidak pantas untuk aku, Dan satu lagi jangan pernah menghubungi aku lagi, kita sudah lama berakhir" ucap Attar lalu meninggalkan Anna ia tidak ingin berlama-lama di tempat itu.

"Aku harus mendapatkanmu kembali Attar, tidak ada yang bisa mengambil kamu dari aku, karena kamu adalah sumber uangku" ujar Anna bertekad.

"Dasar wanita tidak tahu malu" Attar berbicara sendiri. Tiba-tiba handphone nya berbunyi ia melihat siapa yang menelvonnya.

"Naura" ucap Attar yang kaget melihat layar handphone nya yang tertera nama Naura, Attar tersenyum dan langsung mengangkat panggilan dari Naura.

"Hallo, kamu kangen ya sama saya" tanya Attar.

"Hallo, jangan terlalu percaya diri jadi orang" jawab Naura disebrang

"Kenapa telvon, ada apa?"

"Saya mau menanyakan perihal tugas yang pak Attar berikan kemarin"

"Tugas yang mana?"

"Belum tua sudah pelupa" ujar Naura

"Bagaimana saya bisa ingat kalau yang ada dipikiran saya cuman dipenuhi sama kamu" ucap Attar.

"Hishh.. itu loh pak tugas akhir semester kemarin, cara mengerjakannya nya gimana" tanya Naura yang sudah mulai emosi dengan Attar.

"Kamu jangan terlalu memikirkan tugas" kata Attar

"Kalau bukan tugas yang mau dipikirin, apa lagi yang mau dipikirin, saya nggak mau ya kalau nanti nilaiku jadi error" ucap Naura

"Kamu bilangkan saya pelupa, sedangkan kamu sendiri juga pelupa" ujar Attar

"Emangnya apa yang saya lupakan" tanya Naura

"Kamu lupa kemarin dengan kesepakatan kita, lagian sebentar lagi kamu kan akan jadi istri saya, soal tugas dan nilai tidak usah kamu pikirkan"

"Ooh baiklah kalau sudah begitu, saya percayakan nilai saya kepada bapak" ucap naura.

"Ee ee tapi itu hanya berlaku untuk mata kuliah yang saya pegang ya, mata kuliah yang lain kamu harus berusaha, karna dosennya bukan saya" ucap Attar

"Oohiya, yasudah kalau begitu" Naura hendak mematikan telvonnya ia urungkan karena ternyata Attar masih berbicara

"Bilang makasih ya sama Bunda" ucap Attar "Buat apa" tanya Naura

"Karena telah melahirkan wanita cantik seperti kamu" jawab Attar sambil tersenyum

Jangan tanya bagaimana perasaan Naura sekarang, ia benar-benar dibuat salting oleh Attar ia cepat-cepat mematikan panggilan nya, padahal Attar masih ingin bicara.

sekarang Naura senyum-senyum sendiri seperti orang gila.

"Kenapa pak Attar sangat manis sekali sih" ia tidak menyadari kehadiran bundanya dari tadi.

"Sepertinya ada yang lagi sedang jatuh cinta nih" ucap bunda Naura

"Loh bunda, sejak kapan bunda masuk dikamar Naura" Tanya Naura ketika melihat bundanya ia berdehem untuk menetralisir perasaannya.

"aduu malu sekali kalau Bunda mendengar ucapanku tadi" Gumam Naura.

"Sejak kamu senyum-senyum dan ada yang memuji Attar bahwa sangatlah manis" jawab bunda Naura dengan tersenyum

Deg.. ternyata ibu mendengarnya gumam Naura sambil menggaruk tengkuknya.

"Ayo turun kebawah, banyak yang harus disiapkan" ajak bundanya

"Iyah bunda" jawab Naura sambil mengikuti bundanya

"Ayah belum pulang ya Bun?"

"Belum, kamu tau sendiri kan sibuknya ayah kamu itu seperti apa, paling juga sebentar lagi pulang"

Ternyata dilantai bawah bi Atun sedang sibuk menggunting nama-nama keluarga ayah dan bunda Naura yang mau di undang, Naura segera mendekati bi Atun.

"Maaf ya bi ngerepotin, sini biar Naura aja" ucap Naura sambil mengambil gunting dari tangan bi Atun.

"Loh nggak usah Non" tolak bi Atun

"Udah nggak papa, Naura mau minta tolong sama bi Atun boleh?"

"Boleh Non"

"Tolong buatkan jus jeruk sekalian sama kuenya juga ya hehehe" ucap Naura

"Oke non, kalau nyonya mau dibuatkan apa?" bi Atun yang beralih bertanya kepada bunda Naura.

"Bawakan saja air putih bi" jawab bunda Naura

"Oke" jawab bi Atun lalu meninggalkan Naura dan bundanya menuju dapur.

"Kamu ngga mau ngundang teman-teman kampus kamu Nau" tanya bundanya

"Kayanya nggak Bun, cuma Silvi aja"

"Memangnya kenapa, kok cuman silvi aja yang mau di undang" tanya bundanya

"Iyah soalnya aku nggak mau kalau mereka tau aku istri pak Attar"

"Loh, kamu malu jadi istri Attar Nau" tanya bundanya

"Bukan begitu Bun, Naura cuman nggak mau mahasiswi-mahasiswi yang menjadi penggemar pak Attar menghajar Naura Bun"

"Ooh begitu, susah juga ya kalau punya suami tampan" ucap bunda Naura

"Na makanya itu bun" ucap Naura

"Berarti kamu mengakui ucapan bunda" tanya bunda Naura

"Iyah bunda pak Attar memang tampan" jawab Naura malu-malu

"Yasudah kalau begitu, tapi biar bagaimanapun nanti pernikahan kalian pasti akan ketahuan" ujar bundanya.

"Karena bagaimanapun rapinya kebohongan di tutupi pasti akan ketahuan juga"

Naura hanya mengangguk.

**

Sedangkan dirumah Attar, ibunya juga sedang sibuk sama seperti apa yang dikerjakan oleh Naura, keluarga Attar juga hanya mengundang beberapa keluarga besar nya saja.

"Attar sini bantu ibu"

Attar yang  baru tiba itu mendekati ibunya..

"Apa yang ibu kerjakan? kenapa ibu sibuk sekali bukannya semua persiapan sudah diatur oleh gedung yang akan digunakan" tanya Attar.

"Iyah, tapi apa kamu tidak berniat untuk mengundang teman-teman kamu, ibu tidak tau nama teman-teman kamu yang mau kamu undang" jawab ibu Attar.

"Ooh begitu, ibu simpankan saja 10 lembar undangan nanti Attar yang menulis nama-nama mereka.

***

Handphone Naura berbunyi, ternyata Silvi yang melakukan panggilan video.

"Hallo Nau, kamu sedang apa" tanya Silvi

"Aku sedang menulis nama-nama keluarga yang mau di undang" jawab Naura sambil mengarahkan kameranya kearah meja yang dipenuhi dengan lembar undangan.

"Oh, aku kerumah kamu ya, butuh bantuanku tidak?"

"Butuh bangat sil" jawab Naura.

"Oke aku otw" ucap Silvi lalu mematikan panggilan nya.

Episodes
1 Muhammad Attar
2 Membicarakan tentang perjodohan
3 seperti orang yang sedang jatuh cinta
4 Rencana untuk menolak perjodohan
5 Makan malam bersama
6 Penyakit jantung
7 chapter 7
8 Bersama pak Attar
9 Persiapan pernikahan
10 Alhamdulillah "Sah"
11 Berusaha untuk terbiasa
12 Melepas sesuatu yang belum sempat untuk di genggam
13 Tidak ada yang lebih sakit daripada berharap kepada manusia
14 Morning kiss
15 Rumah untuk kita
16 Malam pertama untuk Attar dan Naura
17 Tidak ingin jauh-jauh
18 Menggenggamnya kembali.
19 Naura yang ngambek
20 Permainan yang melelahkan
21 Rencana surprise untuk sang istri
22 Membahagiakan Istri
23 Ingin menunda kehamilan
24 Perubahan Naura
25 Kabar baik
26 Kebahagiaan Dalam rumah tangga
27 Versi terbaik menurut takdir
28 Hari-hari yang akan di lalui
29 jangan takut akan kehilangan, karena menjadi takdirmu Takan pernah melewatimu.
30 Eza dan Silvi
31 Pertemuan dengan Anna
32 Pertengkaran Attar dan Naura
33 Tamu tak diundang
34 kedapatan
35 tidak ada yang lebih nyaman, selain pelukan seorang ayah
36 Lamaran
37 Penampilan baru Naura
38 Sikap profesional Attar
39 39
40 Bertemu calon ayah mertua
41 kemegahan pernikahan Silvi
42 Malam pertama berujung Silvi yang marah
43 Tak ada yang harus di tutup-tutupi lagi
44 Usaha fany
45 Mimpi
46 kabar mengejutkan
47 kepergian orang tua Naura
48 48
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Muhammad Attar
2
Membicarakan tentang perjodohan
3
seperti orang yang sedang jatuh cinta
4
Rencana untuk menolak perjodohan
5
Makan malam bersama
6
Penyakit jantung
7
chapter 7
8
Bersama pak Attar
9
Persiapan pernikahan
10
Alhamdulillah "Sah"
11
Berusaha untuk terbiasa
12
Melepas sesuatu yang belum sempat untuk di genggam
13
Tidak ada yang lebih sakit daripada berharap kepada manusia
14
Morning kiss
15
Rumah untuk kita
16
Malam pertama untuk Attar dan Naura
17
Tidak ingin jauh-jauh
18
Menggenggamnya kembali.
19
Naura yang ngambek
20
Permainan yang melelahkan
21
Rencana surprise untuk sang istri
22
Membahagiakan Istri
23
Ingin menunda kehamilan
24
Perubahan Naura
25
Kabar baik
26
Kebahagiaan Dalam rumah tangga
27
Versi terbaik menurut takdir
28
Hari-hari yang akan di lalui
29
jangan takut akan kehilangan, karena menjadi takdirmu Takan pernah melewatimu.
30
Eza dan Silvi
31
Pertemuan dengan Anna
32
Pertengkaran Attar dan Naura
33
Tamu tak diundang
34
kedapatan
35
tidak ada yang lebih nyaman, selain pelukan seorang ayah
36
Lamaran
37
Penampilan baru Naura
38
Sikap profesional Attar
39
39
40
Bertemu calon ayah mertua
41
kemegahan pernikahan Silvi
42
Malam pertama berujung Silvi yang marah
43
Tak ada yang harus di tutup-tutupi lagi
44
Usaha fany
45
Mimpi
46
kabar mengejutkan
47
kepergian orang tua Naura
48
48

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!