*
Attar dan Naura saat ini sedang menuju butik tempat untuk mereka melakukan fitting baju, disepanjang perjalanan tidak ada yang membuka obrolan pembicaraan
karena Naura masih sangat canggung dengan kejadian di ruangan Attar tadi, sedangkan Attar sibuk mengendarai mobilnya pria itu hanya sekali-sekali menoleh kearah Naura. tidak membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berkendara mereka sudah tiba di tempat yang mereka tujuh
"Ayo turun" ajak Attar. Naura melihat-lihat ternyata ia tidak sadar bahwa mereka telah sampai.
"Ini butiknya" Tanya Naura.
"Iyah, ayo keluar" ucap Attar.
"Heii, apa kamu menunggu saya untuk menggendongmu, agar kamu keluar dari situ" ucap Attar sambil mendekati Naura.
"Ee ee iya,iya lihat ini saya sudah keluar"
"dia ini suka sekali memaksa" ucap Naura dalam hati.
Baru saja turun dari mobil, handphone Naura berbunyi pertanda ada panggilan telvon
"Bapak, ee pak" lagi-lagi Naura lupa kalau Attar tidak suka di panggil bapak
"pak Attar masuk duluan saja saya mau mengangkat telvon dulu"
"Jangan lama-lama" kata Attar yang berlalu melewati Naura.
Naura mengangguk, lalu menjawab telvon dari Silvi
"Hallo.. Nau kita ke mall Yuk, aku bosan sekali dan hari ini mobilku sudah tidak lagi disita oleh ibuku" ucap silvi panjang lebar padahal naura belum sempat menjawab sapaannya dari Silvi tadi.
"Iyah hallo Sil, kamu itu kebiasaan sekali cerewet, aku hari ini belum bisa keluar jalan-jalan nanti lain kali saja ya" tolak Naura.
"Kamu emang nggak bisa diajak untuk bersenang senang" ucap Silvi.
"Maaf ya Silvi" jawab Naura yang tidak enak hati menolak sahabatnya itu, pasalnya Silvi sudah sering mengajak Naura keluar, tapi naura sering menolak ajakan sahabatnya itu.
"Iyah" ucap Silvi dan mematikan telvonnya.
"Ya, pasti Silvi sekarang marah sama aku" ujar Naura sambil memasuki butik tersebut untuk menyusul Attar
"Permisi, silahkan lewat sini mbak, tuan Attar sedang menunggu anda di dalam" ucap pegawai butik tersebut sambil menunjukkan ruangan yang di dalamnya ada Attar.
"Baik, terimakasih mbak" ucap Naura.
Setelah Naura masuk kedalam ruangan yang Attar masuki, pegawai-pegawai butik tersebut bergosip, mereka mengatakan bahwa Naura sangat beruntung bisa dekat dengan bos mereka itu, Rupanya butik yang mereka datangi itu adalah milik Attar.
Silvi Sedang berada di Trans Studio Mall atau yang di kenal dengan sebutan Bandung Super Mall, mall ini adalah salah satu mall terbesar yang berada di kota Bandung, Ia berjalan-jalan sendirian dirinya bingung mau pergi kemana
Naura sudah mencoba beberapa baju, tapi dari tadi belum ada yang cocok untuk dirinya, memang sepertinya saya salah orang untuk meminta pendapat, ucap Naura yang didengar oleh Attar. Bawakan baju rancangan terbaru dari butik ini kata Attar.
Attar meminta pegawainya untuk membawakan baju rancangan terbarunya
"Ini tuan" ucap pegawainya.
Attar mengambil baju dari pegawainya itu, dan memberikannya kepada Naura.
"Ini pasti akan cocok denganmu, ini adalah baju rancangan terbaik" ucap Attar
"Kalau ini masih belum cocok lagi, mending bapak saja yang memakai baju pengantin wanita, nanti biar saya yang memakai baju pengantin prianya" ucap Naura.
"Kalau begitu tidak usah dicoba, kita ambil yang itu saja" kata Attar ia merasa kasian dengan muka Naura yang sudah terlihat lelah
"Apakah kamu sudah makan" tanya Attar saat mereka sedang menuju rumah Naura.
"Sudah, jawab Naura berbohong" tapi baru saja mengucapkan kata itu nyatanya perutnya tidak bisa di ajak kompromi, tiba-tiba saja perut nya berbunyi, muka Naura seketika berubah memerah ia sangat malu sekarang. Hehe ia cengengesan sambil menoleh ke arah Attar.
"Kalau lapar bilang saja, tidak usah malu-malu saya bisa menafkahi kamu, kita cari makan dulu" kata Attar
"Naura mengangguk saja"
**
"yang mana ya yang bagus, yang ini atau yang ini, tapi aku suka kedua duanya" kata Silvi yang sedang bingung memilih tas
"Yang ini" kata seseorang yang menunjuk salah satu tas yang ada di tangan Silvi.
Silvi menoleh kesamping kanan nya dan mendapati pria yang rupanya, yang mengajak Silvi kenalan tadi di kantin Fakultas.
"Haii.. kita ketemu lagi" sapa Eza
"Kamu mengikuti aku ya" selidik Silvi.
"Tidak, aku tadi tidak sengaja melihat kamu yang sedang berbicara sendiri, makanya aku samperin kamu" jawab Eza
"Oh" Silvi hanya ber oh saja, berlalu meninggalkan Eza menuju kasir
***
"Gimana Nau, fitting baju nya" tanya bunda Naura yang ternyata baru saja sampai dirumahnya, ya setelah mereka makan tadi Naura meminta Attar untuk mengantarnya, karna ada tugas kuliah yang akan ia kumpulkan besok.
"Sudah Bun, sudah selesai semuanya pak Attar yang mengaturnya, dia itu pria yang sangat mengatur" kata Naura
"Tapi dia pria yang sangat mempesona kan? Bunda saja hampir melupakan ayah kamu" ujar bunda Naura yang bercanda itu.
"Kalau bunda terpesona, kenapa bukan bunda saja yang di jodohkan dengan pak Attar" jawab Naura
"Astaga sepertinya ada yang cemburu nih, kamu sudah mulai suka ya sama Attar" tanya bunda Naura.
"Bunda, dia itu pria yang sangat suka tebar pesona, kalau aku sudah menikah dengan nya sudah pasti aku harus banyakin sabar menghadapi wanita-wanita yang mengagumi nya" jawab Naura dengan wajah cemberutnya
"Loh, kamu kan cantik, kenapa tidak balas saja dengan kamu yang tebar pesona juga" kata bunda Naura.
"Iih bunda... udah ah, malas kalau berbicara dengan bunda bahwaannya nggak pernah serius" ucap Naura sambil berlalu.
"Lo, emangnya ucapan bubda tadi salah ya" tanya ibu Naura kepada diri sendiri. ia merasa bingung dengan putrinya, sepertinya putrinya itu lagi tidak ingin diajak untuk bercanda.
****
"Attar baru saja tiba, sudah mendapati ibunya yang sibuk dengan banyak buket bunga, yang berada di depan rumahnya"
"Ibu pesan buket bunga sebanyak ini buat apa" tanya Attar yang mendapati ibunya sedang mengurus buket bunga yang sangat banyak itu"
"Ternyata putra ibu ini punya banyak Sekali penggemar nya, ini bunga dari mahasiswi-mahasiswi kamu" jawab ibu Attar.
"dari mana mereka tau alamatku" kata attar
"dan astaga, bagaimana cara mereka bisa masuk di kompleks perumahan ini Bu" tanya Attar.
Secara kompleks perumahan Attar tidak sembarang orang bisa keluar masuk begitu saja.
"Ibu juga tidak tau" jawab ibu Attar.
"Bagaimana dengan fitting baju nya, apakah sudah selesai" tanya ibu Attar.
"Sudah bu, Attar masuk dulu ya Bu mau membersihkan diri gerah sekali seharian ini" pamit Attar.
"Yasudah berarti tinggal mengecek gedungnya saja nanti" ucap ibu Attar.
Attar mengangguk, berlalu meninggalkan ibunya yang masih sibuk mengatur buket dari penggemar putranya.
Attar baru saja habis mandi, ia masih menggunakan handuk yang hanya melilit menutupi bagian bawahnya saja, sehingga menampakkan ABS nya itu yang membuat attar terlihat sangat seksi.
(kalian pada Taukan ABS itu apa? itu loh roti sobek yang berbentuk kotak-kotak)🙈
Attar menghubungi Naura dengan panggilan video, Naura mengabaikan panggilan video dari Attar, karena Naura tidak tahu bahwa nomor yang menghubungi nya itu adalah nomor Attar.
"Kenapa tidak diangkat" Attar yang mengirimkan pesan chat kepada Naura.
"Siapa?" balas Naura.
"Ini saya, Attar" balas Attar.
setelah mengirimkan pesan chat itu Attar melakukan panggilan video lagi
"Nomor saya kamu tidak simpan ya" tanya Attar kepada Naura yang baru mengangkat panggilannya.
"Naura agak sedikit melongo, ketika melihat betapa bagusnya badan Attar "astaga apa itu, kenapa badan nya sangat bagus, bahkan sekarang ia terlihat sangat seksi, aku ingin menyentuh kotak-kotak nya itu" Ucap Naura dalam hati.
"Air liurmu sudah terjatuh" kata Attar yang membuyarkan lamunan Naura yang sedang menikmati keindahan badan Attar.
"Haa mana, mana" kata Naura sambil memegang bibirnya padahal omongan Attar hanya bercanda.
"hahaha" Attar tidak bisa lagi menahan tawanya
"Kalau kita sudah menikah kamu akan puas, melihat badanku yang bgus ini" kata Attar yang membuat Naura semakin salah tingkah.
"Sudah sana kerjakan tugas kuliahmu" Attar menyuruh Naura lalu mematikan panggilan nya. Attar mengirimkan lagi pesan chat kepada Naura ketika ia telah mematikan panggilan nya
"jangan lupa nomor saya kamu simpan, dan besok keruangan saya" isi pesan chat Attar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments