Penyakit jantung

"Oohiya nak Naura, kamu maukan dijodohkan dengan anaknya Om" Tanya ayah Attar kepada Naura.

Naura bingung harus menjawab apa, Iyah melihat tatapan kedua orang tuanya sepertinya sangat berharap untuk Naura mengiyakan dan menerima perjodohan ini.

Tapi Yang ada dipikiran Naura saat ini adalah "diakan pria yang sangat pemaksa apakah aku akan bahagia jika bersama dia? walaupun sekarang aku ini sudah jadi kekasihnya, ya kekasih karna untuk sebuah kesepakatan yang menguntungkan itu" Naura larut dengan pemikirannya sendiri. sedangkan Attar dari tadi menunggu jawaban dari Naura.

"Hmm Naura terima perjodohan ini Om, Tante" balas Naura. Naura hanya bisa berharap kalau perjodohan ini bisa untuk masa depannya nanti dan semoga saja Attar yang dijodohkan dengannya itu berubah

"Jadi gimana Attar kamu sendiri terima dengan perjodohan ini" Tanya ayahnya

"Iyah Attar terima yah" jawab Attar dengan senyumnya yang terlihat sangat bahagia.

"Alhamdulillah" ujar kedua orang tua Attar dan Naura.

"kalau begitu kita bahas saja sekalian kapan pernikahan mereka" kata ayah Attar sangat antusias

ayah Naura dan bundanya mengangguk mengiyakan pendapat dari ayah Attar

"Jadi kapan mereka akan menikah" Tanya ayah Attar

"Sebaiknya lebih cepat lebih baik, bagaimana kalau satu Minggu dari sekarang" Ujar ayah Naura

Naura yang mendengar itu hendak protes tapi usapan lembut dari bundanya membuat dirinya mengurungkan niatnya ia hanya bisa pasrah menyerahkan segalanya kepada kedua orang tuanya, ia hanya ingin berbakti kepada kedua orang tuanya yang selama ini apa-apa yang ia inginkan selalu dipenuhi.

"Baiklah, sebentar lagi kita akan menjadi keluarga" Ujar ayah Attar.

"Iyah Ndre" Jawab papa Naura.

**

Malam sudah menunjukkan pukul 00.00, keluarga Attar sudah lama balik, Naura sudah lama masuk kedalam kamarnya, Naura sedang asik bertukar pesan dengan sahabatnya Silvi, tiba-tiba ada sebuah chat masuk di handphonenya yang Naura sendiri tidak tau itu dari siapa.

" Tidur udah malam jangan begadang" isi chat dari nomor baru tersebut

"Siapa?" Balas Naura.

Ia menunggu balasan chatnya tetapi sampai beberapa menit tidak ada balasan, akhirnya Naura memutuskan untuk tidur, mengingat besok adalah mata kuliah Attar ia tidak ingin terlambat lagi.

Attar setelah mengirimkan pesan chat ke Naura memutuskan untuk mengerjakan pekerjaannya yang sempat ia tunda tadi siang, Sekitar pukul jam 02.00 Attar baru menyelesaikan pekerjaannya, ia mengambil handphone nya dan melihat balasan chatnya, padahal balasan chat dari Naura tidak begitu spesial tapi Attar sangat bahagia, ia bahkan berkali-kali membuka room chatnya dengan Naura.

Attar tidak membalas chat dari Naura, ia merenggangkan tangannya segera beranjak menuju kasur, merebahkan dirinya hingga tanpa sadar ia telah tertidur.

***

Naura sekarang sudah berada di dalam ruangan kelasnya hari ini dia adalah mahasiswi pertama yang datang lebih dulu di dalam ruangan itu

para mahasiswa sudah banyak yang berdatangan memasuki ruangan perkuliahan

Attar masuk Keruangan perkuliahan tersebut tidak ada satupun mahasiswi yang tidak mengakui pesona sang dosen dan semua pujian itu tidak lepas dari telinga Naura.

Naura merasa telinganya terasa panas ketika mendengar calon suaminya itu dipuji-puji "awas saja kamu kalau sudah jadi suamiku, dan tebar pesona seperti itu kamu akan dapat tendangan dariku" ujar Naura dalam hati yang mulai posesif.

cie cieeee kayanya Naura sudah ada benih-benih cinta nih kiw-kiw.. berasa author nih yang sedang jatuh cinta😁

"eh Nau, ganteng bangat kan pak Attar" tanya Silvi

"Humm". jawab Naura dengan malas, ia lebih memilih menatap bukunya dibanding menatap wajah Attar yang di depan sana dari tadi sering melihat ke arahnya

hingga perkuliahan telah selesai, Attar memberikan tugas kepada para mahasiswa nya, sebagai bahan untuk dipelajari diakhir semester.

"Naura Anatasya" ujar Attar yang memanggil nama Naura.

"Nau, pak Attar memanggil mu" ucap silvi yang memudarkan lamunan Naura.

"Haa.. Iyah pak ada apa ya" tanya Naura bingung

"Sepanjang perkuliahan saya kamu tidak menyimak sama sekali, bawah ini keruangan saya sekarang" Ujar Attar meninggalkan infocus yang digunakan perkuliahan tadi untuk Naura pegang.

"loh pak, kan ada ketting" Naura protes tapi tetap berdiri mengambil barang yang Attar telah tinggalkan di atas meja lalu keluar mengikuti langka Attar dari belakang, tidak ada yang mau membuka suara hingga akhirnya Naura berbicara.

"Waah bapak tadi sangat tebar pesona sekali ya"

"Hee, maksud kamu? Attar berbalik dan menghentikan langkahnya tiba-tiba" Naura yang berjalan sambil menunduk itu tidak sadar bawah Attar telah berbalik badan menghadap kearahnya, hingga ia menabrak kan kepalanya dibidang dada Attar.

"Auhh, bapak kenapa tidak bilang-bilang kalau mau berhenti" ucap Naura sambil memegang kepalanya.

"Ingat ya Naura jangan panggil saya bapak, saya ini belum tua, dan apa tadi itu maksud bicaramu saya sangat tebar pesona" Tanya Attar

"Ahh, emang tadi bapak sangat tebar pesona sampai-sampai telingaku terasa panas mendengar teman-temanku yang memuji bapak" Padahalkan cuman biasa aja. ucap Naura.

"Oh jadi kamu cemburu karena mereka memuji ketampanan saya" ucap Attar dengan sangat percaya dirinya.

"Idiih, siapa juga yang cemburu, biasa aja kali" ujar Naura sambil berlalu melewati Attar.

di lain tempat Silvi sedang menikmati makan siangnya hari ini dikantin Fakultas, ia dikagetkan dengan seseorang yang tiba-tiba duduk di depannya.

"Hai.. aku bolehkan duduk disini" tanya seseorang itu.

"Iyah silahkan, lagian kursi itukan bukan milikku" jawab Silvi dengan cuek.

"Kenalin, aku Eza" ujar seseorang yang duduk di depannya.

"Yaa, aku Silvi, Silvinda mustahara, mahasiswi program studi ilmu sejarah, semester enam" ujar silvi.

"Ternyata kita seangkatan" ujar Eza

"Nggak nanya" jawab Silvi cuek mendengar jawaban Silvi Eza hanya tersenyum kecut.

****

"Ada apa, kenapa memanggil saya keruangan bapak" tanya Naura Ketika sudah berada di dalam ruangan Attar.

"kenapa mulut kamu itu cerewet sekali, saya hanya ingin kerja ditemani sama kamu" ujar Attar dengan lembut.

"Sini" Attar mengajak Naura dengan lembut dan mengajaknya untuk duduk disampingnya

Naura yang diperlakukan seperti itu oleh   Attar seketika hatinya meleleh, Naura sangat mudah baper dengan hal-hal kecil.

"Aishh sifatnya tidak bisa ditebak, kemarin-kemarin bikin emosi sekarang beda lagi" ucap Naura dalam hati.

"Kamu pulang sama saya, kita harus fitting baju untuk acara yang lagi enam hari" kata Attar.

"Kamu jangan terlalu sering begadang, lihat ini kantung matamu sedikit menghitam" ujar Attar yang sambil membelai kantung mata Naura.

Jantung Naura sekarang ini seperti lomba pacuan kuda "Astaga jangan sampai dia mendengar detak jantungku" Naura buru-buru menepis tangan Attar dan agak sedikit menggeser tempat duduknya.

Ternyata bukan cuman Naura yang merasakan detak jantungnya berdetak lebih kencang, Attar pun merasakan hal yang sama Cuman bedanya Attar bisa menyembunyikan itu, berbeda dengan Naura yang kelihatan salting karena mukanya yang memerah sekarang akibat ulah Attar.

"kalau begitu, saya keluar saja nanti bapak hubungi saja kalau bapak sudah mau pulang" Naura hendak berdiri.

tiba-tiba saja Attar menarik tangan Naura yang membuat keseimbangan tubuh Naura tidak seimbang sehingga membuat ia terjatuh dan menindih tubuh Attar, posisi mereka saat ini sangatlah dekat, Attar tepat dibawah Naura. Attar dan Naura saling bertatapan, jantung keduanya berdebar dengan sangat kuat

Muncul ide jail Attar yang memajukan bibirnya hendak mencium Naura, Naura yang melihat bibir Attar sudah seperti bibir ikan, seketika itu ia berteriak

"Ahhhh"....dan berlari keluar dari ruangan Attar

"Astaga baru juga begitu bagaimana nanti kalau malam pertama, membayangkannya saja sudah membuat aku tertawa" gumam Attar dengan senyuman manisnya

Saat ini Naura berlari seperti habis melihat setan

"Kenapa dia tiba-tiba berubah begitu, sepertinya aku akan memiliki penyakit jantung kalau hidup bersama dengan dia nanti" ujar Naura.

"ahh itu dia Naura, Silvi mendekati Naura" kamu ngapain disini Nau" Tanya Silvi

Naura yang belum bisa menetralisir perasaannya itu tiba-tiba kaget dengan kedatangan sahabatnya itu.

"Astagfirullah setan, setan" kata Naura

"Ihh Nauraaa ini aku Silvi, masa cewe secantik dan seimut aku dibilang kan setan" kata Silvi.

"Hehe maaf" pinta Naura cengengesan.

"Kamu tadi ngapain diruangan pak Attar? kenapa lama sekali" tanya Silvi

"Nggak ngapa-ngapain, udah yuk kita kesana" ajak Naura

Episodes
1 Muhammad Attar
2 Membicarakan tentang perjodohan
3 seperti orang yang sedang jatuh cinta
4 Rencana untuk menolak perjodohan
5 Makan malam bersama
6 Penyakit jantung
7 chapter 7
8 Bersama pak Attar
9 Persiapan pernikahan
10 Alhamdulillah "Sah"
11 Berusaha untuk terbiasa
12 Melepas sesuatu yang belum sempat untuk di genggam
13 Tidak ada yang lebih sakit daripada berharap kepada manusia
14 Morning kiss
15 Rumah untuk kita
16 Malam pertama untuk Attar dan Naura
17 Tidak ingin jauh-jauh
18 Menggenggamnya kembali.
19 Naura yang ngambek
20 Permainan yang melelahkan
21 Rencana surprise untuk sang istri
22 Membahagiakan Istri
23 Ingin menunda kehamilan
24 Perubahan Naura
25 Kabar baik
26 Kebahagiaan Dalam rumah tangga
27 Versi terbaik menurut takdir
28 Hari-hari yang akan di lalui
29 jangan takut akan kehilangan, karena menjadi takdirmu Takan pernah melewatimu.
30 Eza dan Silvi
31 Pertemuan dengan Anna
32 Pertengkaran Attar dan Naura
33 Tamu tak diundang
34 kedapatan
35 tidak ada yang lebih nyaman, selain pelukan seorang ayah
36 Lamaran
37 Penampilan baru Naura
38 Sikap profesional Attar
39 39
40 Bertemu calon ayah mertua
41 kemegahan pernikahan Silvi
42 Malam pertama berujung Silvi yang marah
43 Tak ada yang harus di tutup-tutupi lagi
44 Usaha fany
45 Mimpi
46 kabar mengejutkan
47 kepergian orang tua Naura
48 48
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Muhammad Attar
2
Membicarakan tentang perjodohan
3
seperti orang yang sedang jatuh cinta
4
Rencana untuk menolak perjodohan
5
Makan malam bersama
6
Penyakit jantung
7
chapter 7
8
Bersama pak Attar
9
Persiapan pernikahan
10
Alhamdulillah "Sah"
11
Berusaha untuk terbiasa
12
Melepas sesuatu yang belum sempat untuk di genggam
13
Tidak ada yang lebih sakit daripada berharap kepada manusia
14
Morning kiss
15
Rumah untuk kita
16
Malam pertama untuk Attar dan Naura
17
Tidak ingin jauh-jauh
18
Menggenggamnya kembali.
19
Naura yang ngambek
20
Permainan yang melelahkan
21
Rencana surprise untuk sang istri
22
Membahagiakan Istri
23
Ingin menunda kehamilan
24
Perubahan Naura
25
Kabar baik
26
Kebahagiaan Dalam rumah tangga
27
Versi terbaik menurut takdir
28
Hari-hari yang akan di lalui
29
jangan takut akan kehilangan, karena menjadi takdirmu Takan pernah melewatimu.
30
Eza dan Silvi
31
Pertemuan dengan Anna
32
Pertengkaran Attar dan Naura
33
Tamu tak diundang
34
kedapatan
35
tidak ada yang lebih nyaman, selain pelukan seorang ayah
36
Lamaran
37
Penampilan baru Naura
38
Sikap profesional Attar
39
39
40
Bertemu calon ayah mertua
41
kemegahan pernikahan Silvi
42
Malam pertama berujung Silvi yang marah
43
Tak ada yang harus di tutup-tutupi lagi
44
Usaha fany
45
Mimpi
46
kabar mengejutkan
47
kepergian orang tua Naura
48
48

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!