seperti orang yang sedang jatuh cinta

"Haa serius Sil?" Naura kaget dan sedikit ngegas.

"Iyah Nau, kemarin aku nelvon kamu mau memberitahukan tentang itu tapi kamu buru-buru mematikan telvonku, Huu padahal aku juga kemarin mau curhat sama kamu"

"Haa, aduuh.. jadi ini gimana dong Sil? Jadi aku harus keruangan bapak gitu" terlihat raut muka Naura takut ia tau sendiri kalau dirinya sudah sering bolos untuk mata kuliah yang Attar pegang.

"Aduuh Nau, kamu jangan Sebut pak Attar bapak dong terkesan tua bangat tau, pak Attar itu masih muda bangat coi" ucap Silvi dengan senyumnya membayangkan wajah tampan Attar yang kemarin.

"Akhhh berisik bangat sih Silvi paling juga biasa aja, secarakan mata kamu itu buram pria kaya Ferdi aja kamu bilangkan tampan"

"Padahal ya Nau, kalau kamu ketemu sama pak Attar aku jamin matamu itu akan melotot. Lagian nih ya bukan cuman aku yang mengakui bahwa pesona pak Attar itu sangat-sangat tampan, mahasiswi lain juga memujinya"

"Yaudah Iyah terserah kamu aja deh sil, sekarang ayok"

"Ayok, kemana Nau?" tanya Silvi bingung

"Iih kamu ya Sil banyak tanya, ayok temani aku keruangan bapak Attar"

"Ooh kirain mau kemana, yaudah ayo. Ajak Silvi menarik tangan Naura"

Ternyata Attar sudah lama tiba di ruangannya ia sedang menunggu kedatangan Naura.

"Kenapa dia tidak datang-datang? Apa temannya itu tidak memberitahunya? Akhh kenapa lama sekali sih" Attar sangat tidak sabaran.

"Yaudah Nau kamu ketuk aja pintunya, sepertinya pak Attar sudah berada diruangannya aku mau ke kelas dulu" ucap Silvi yang hanya bisa mengantar sahabatnya itu sampai depan ruangan Attar, karna sebentar lagi mereka ada mata kuliah yang akan masuk.

"Yaa.. makasih ya Sil, kalau aku terlambat masuk nitip absen ya hehe" Pinta Naura kepada Silvi

"Iyah Iyah kamu mah kebiasaan nitip absen Mulu, ngga bosan kamu sama kampus ini" tanya silvi segera meninggalkan Naura.

kini tinggal Naura sendiri di depan ruangan Attar, ia belum berani untuk mengetuk pintu ruangan Attar.

"Awas saja kamu, kalau tidak datang menemui ku" Baru saja Attar mengatakan itu terdengar sebuah ketukan di pintu ruangannya pertanda ada seseorang diluar. "Masuk" kata Attar.

Naura masuk sambil menundukkan kepalanya "permisi pak, apa bapak memanggil saya?" Naura belum berani mengangkat kepalanya.

Attar yang melihat tingkah laku Naura yang terkesan takut itu, hampir saja tertawa keras ia merasa gemmes dengan Naura tetapi ia harus menjaga image nya.

"Iyah kamu Naura, Naura Anatasya ya kan di mata kuliah yang saya pegang sekarang, dari absen-absen sebelumnya kamu sudah banyak melanggar. Saya tidak bisa mentolerir kamu berdoa saja semoga nilai kamu tidak error untuk mata kuliah yang saya pegang" ucap Attar dengan suara tegasnya

Naura yang mendengar suara Attar merasa tidak asing dengan suara yang barusan memarahinya itu. "kenapa aku tidak asing dengan suaranya" gumam Naura dalam hati dengan sangat hati-hati ia mengangkat kepalanya, dan benar saja ternyata suara yang dari tadi berbicara adalah pria tampan yang membuat harinya kemarin menjadi jelek.

"Kamuu" mata Naura melotot tangannya menunjuk Attar serta memberikan tatapan permusuhan. "Kemarin aku terlambat kan gara-gara kamu dan aku nggak masuk kampus juga gara-gara kamu, Kemarin aku tidak akan melanggar kalau kamu tidak menabrakku" Tangan Naura masih dengan posisi yang sama yang menunjuk muka Attar.

"Kamu ini sangat tidak punya sopan santun ya, apakah begini yang diajarkan orang tuamu? Menunjuk-nunjuk muka orang, saya ini dosen kamu" Attar berjalan mendekati Naura dengan sorot mata tajamnya ia meraih tangan Naura dan menurunkan tangan yang dari tadi menunjuknya

Naura mundur menghempaskan tangan Attar yang menggenggam tangannya, "bapak jangan bawah-bawah didikan orang tua saya ya, saya akan bersikap baik tergantung dengan siapa orang yang mengajak saya bicara" protes Naura yang tidak terima tentang didikan orang tuanya di bawah-bawah. karena selama ini orang tuanya mendidiknya dengan sangat baik

"Kalau urusan bapak memanggil saya kesini hanya untuk soal nilai Silahkan bapak memberikan saya nilai error atau apa karna itu hak bapak" Naura mengubah gaya bicaranya karena menghargai bahwa pria yang di depannya ini adalah dosennya.

"Saya permisi" baru saja tangan Naura menyentuh gagang pintu ia tiba-tiba berhenti "maaf" kata Attar. Naura berhenti karena mendengar ucapan maaf dari Attar.

"Saya memanggil kamu kesini karena saya ingin menawarkan dan memberikan sebuah kesepakatan kepada kamu, saya mau memberikan kamu sebuah kesepakatan" Naura berbalik menatap Attar yang sedang berbicara.

"Kesepakatan apa?" Tanya Naura yang penasaran.

"Kalau kamu menyetujuinya kamu akan untung dan sayapun akan untung juga"

"Memangnya kesepakatan yang seperti apa" Lagi-lagi Naura bertanya kini ia jadi penasaran dengan kesepakatan apa yang Attar inginkan

"Kamu harus menyetujuinya dulu baru saya akan memberitahukan kamu kesepakatannya" ucap Attar memilih duduk di kursinya sedangkan Naura masih berdiri di tempat semula

"Bapak beritahukan dulu kesepakatannya baru saya bisa menyetujui nya atau tidak, dimana-mana orang kalau membuat kesepakatan ya harus tau dulu dong apa yang akan disepakati" Naura mulai jengah dengan sikap pria yang dihadapannya ini

"Ya sudah kalau kamu tidak mau, saya tidak akan rugi yang ada kamu yang akan rugi karna semester ini kamu akan mengulang mata kuliah yang saya pegang" ucapan Attar seperti ancaman

"Naura sedikit berfikir, ya udah Iyah saya setuju dengan kesepakatan dari bapak. Cepat beritahukan kesepakatannya seperti apa saya sebentar lagi ada mata kuliah yang mau masuk" Jawab Naura yang tak sabaran.

Attar tersenyum lalu mendekati Naura dan menepis jarak antara mereka Naura yang melihat Attar semakin dekat itu memundurkan langkahnya "Aishh kenapa dia tampan sekali" gumam Naura dalam hati

"bapak tidak usah dekat-dekat begitu" Jawab Naura yang gugup karena tingkah Attar.

"Oke kesepakatannya kamu harus jadi kekasih saya dan nilai kamu akan aku jamin tidak akan mengulang semester ini"

"Haa yang benar saja" Naura sedikit mengeraskan suaranya ia kaget akan kesepakatan yang diberikan oleh Attar.

"Tidak ada penolakan tadi kamu sudah bilang Iyah dan menyetujui nya kan"

"Tap...Attar membalikan badan Naura yang hendak untuk protes itu.

"kamu keluar sana jangan sampai kamu telat masuk dan mengulang lagi mata kuliah"

Naura hanya bisa pasrah.

"ya Allah kenapa aku harus bertemu dengan pria seperti dia dasar pria pemaksa, apa itu tadi maksudnya kesepakatan yang masing-masing menguntungkan yang ada hanya aku yang rugi disini" Naura masih saja mengomel ia rasanya tidak semangat untuk ke kelasnya.

setelah mengeluarkan Naura di dalam ruangannya Attar terlihat sangat bahagia sekarang ini tujuannya untuk lebih dekat dengan Naura sekarang terwujud, Naura tidak akan bisa jauh-jauh dari dirinya karena ia sudah menyetujui kesepakatan yang ia berikan.

Naura berjalan menuju kelasnya dengan muka yang masam Naura bahkan tidak menghiraukan panggilan dari sahabatnya itu yang dari tadi memanggil namanya, menuju dibangku paling belakang duduk dan hanya diam saja.

"Dia kenapa sih? Apa dia mendapatkan hukumannya dari pak Attar?" Silvi berbicara sendiri lalu segera mendekati sahabatnya itu yang seperti orang yang baru putus cinta tidak bergairah untuk hidup.

"Kamu kenapa Nau? Kok nggak bergairah begitu, dapat hukuman ya dari pak Attar" Silvi mencoba menebak apa yang terjadi kepada Naura.

"Silvi aku lapar, apakah sebentar ini jadi masuk?" bukannya menjawab pertanyaan Silvi Naura malah menanyakan hal lain

"Aku tidak tau bahkan ketting saja tidak masuk kuliah hari ini"

"Kalau begitu aku mau ke kantin dulu, kalau jadi masuk telvon aku ya, Kamu ada yang mau di titip nggak"

"Nggak ada Nau, lagian ini tu masih pagi emang kamu tadi nggak sarapan" Tanya Silvi.

"Aku tadi sarapan tapi sekarang aku tiba-tiba Saja lapar lagi, ya udah ya aku ke kantin dulu jangan lupa telvon aku kalau jadi masuk aku nggak mau mengulang lagi mata kuliah yang ini"

beda halnya Naura yang sedang tidak bersemangat, Silvi hanya senyum-senyum tidak jelas sambil terus mengetikkan sesuatu di handphonenya seperti orang yang sedang jatuh cinta saja, entahlah hanya Silvi dan Tuhan yang tau.

Terpopuler

Comments

widya

widya

🤣🤣🤣🤣

2022-09-20

0

widya

widya

semangat Attar..
tau2 nya yg mau di jodohin malah Naura..

2022-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 Muhammad Attar
2 Membicarakan tentang perjodohan
3 seperti orang yang sedang jatuh cinta
4 Rencana untuk menolak perjodohan
5 Makan malam bersama
6 Penyakit jantung
7 chapter 7
8 Bersama pak Attar
9 Persiapan pernikahan
10 Alhamdulillah "Sah"
11 Berusaha untuk terbiasa
12 Melepas sesuatu yang belum sempat untuk di genggam
13 Tidak ada yang lebih sakit daripada berharap kepada manusia
14 Morning kiss
15 Rumah untuk kita
16 Malam pertama untuk Attar dan Naura
17 Tidak ingin jauh-jauh
18 Menggenggamnya kembali.
19 Naura yang ngambek
20 Permainan yang melelahkan
21 Rencana surprise untuk sang istri
22 Membahagiakan Istri
23 Ingin menunda kehamilan
24 Perubahan Naura
25 Kabar baik
26 Kebahagiaan Dalam rumah tangga
27 Versi terbaik menurut takdir
28 Hari-hari yang akan di lalui
29 jangan takut akan kehilangan, karena menjadi takdirmu Takan pernah melewatimu.
30 Eza dan Silvi
31 Pertemuan dengan Anna
32 Pertengkaran Attar dan Naura
33 Tamu tak diundang
34 kedapatan
35 tidak ada yang lebih nyaman, selain pelukan seorang ayah
36 Lamaran
37 Penampilan baru Naura
38 Sikap profesional Attar
39 39
40 Bertemu calon ayah mertua
41 kemegahan pernikahan Silvi
42 Malam pertama berujung Silvi yang marah
43 Tak ada yang harus di tutup-tutupi lagi
44 Usaha fany
45 Mimpi
46 kabar mengejutkan
47 kepergian orang tua Naura
48 48
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Muhammad Attar
2
Membicarakan tentang perjodohan
3
seperti orang yang sedang jatuh cinta
4
Rencana untuk menolak perjodohan
5
Makan malam bersama
6
Penyakit jantung
7
chapter 7
8
Bersama pak Attar
9
Persiapan pernikahan
10
Alhamdulillah "Sah"
11
Berusaha untuk terbiasa
12
Melepas sesuatu yang belum sempat untuk di genggam
13
Tidak ada yang lebih sakit daripada berharap kepada manusia
14
Morning kiss
15
Rumah untuk kita
16
Malam pertama untuk Attar dan Naura
17
Tidak ingin jauh-jauh
18
Menggenggamnya kembali.
19
Naura yang ngambek
20
Permainan yang melelahkan
21
Rencana surprise untuk sang istri
22
Membahagiakan Istri
23
Ingin menunda kehamilan
24
Perubahan Naura
25
Kabar baik
26
Kebahagiaan Dalam rumah tangga
27
Versi terbaik menurut takdir
28
Hari-hari yang akan di lalui
29
jangan takut akan kehilangan, karena menjadi takdirmu Takan pernah melewatimu.
30
Eza dan Silvi
31
Pertemuan dengan Anna
32
Pertengkaran Attar dan Naura
33
Tamu tak diundang
34
kedapatan
35
tidak ada yang lebih nyaman, selain pelukan seorang ayah
36
Lamaran
37
Penampilan baru Naura
38
Sikap profesional Attar
39
39
40
Bertemu calon ayah mertua
41
kemegahan pernikahan Silvi
42
Malam pertama berujung Silvi yang marah
43
Tak ada yang harus di tutup-tutupi lagi
44
Usaha fany
45
Mimpi
46
kabar mengejutkan
47
kepergian orang tua Naura
48
48

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!