Membicarakan tentang perjodohan

Naura tiba dirumahnya dengan langkah malas ia menuju kamarnya dilantai atas, Ketika hendak menaiki anak tangga ia berpapasan dengan bundanya.

"Assalamualaikum Bun"

"Wa'alaikumussalam" jawab bunda Naura sambil memberikan tangannya untuk Nau salammi.

"Loh Nau, kenapa.? Tidak jadi ke kampus kah"

"Ah ini Bun aku tadi ketabrak mobil" Jawab Naura dengan muka kusutnya

"Haa.. gimana ceritanya.? Kok bisa?" tanya bunda Naura

"Yaa bisalah bun, ini buktinya Naura ketabrak"

"Tapi kamu ngga kenapa-kenapa kan? Nggak ada yang lukakan.? Mobil kamu gimana aman?" Tanya bunda Naura lagi sambil memeriksa badan Naura.

"Naura ngga bawah mobil Bun tadi Nau bawah motor karna takut macet keburu telat ke kampus, Naura juga nggak kenapa-kenapa cuman jengkel aja sama pria yang tabrak Naura tadi bun, Massa dia yang nabrak Naura dia juga yang minta aku untuk tanggung jawab, harusnya kan Nau Bun yang minta pertanggung jawaban" keluh Naura dengan sangat jengkel bahkan bibirnya sudah bisa diikat karena manyun

"Sudah-sudah kamu istrahat saja, yang penting kamu tidak kenapa-kenapa, Masalah uang untuk tanggung jawab itu tidak seberapa dengan keselamatan putri bunda. kata bunda Nau"

"Iyaaa bunda.. Naura istirahat dulu ya Bun"

"Assalamualaikum"            "Wa'alaikumussalam"

**

Attar sedang dalam perjalanan menuju rumahnya di pertengahan jalan ia kembali teringat dengan Naura, sosok gadis yang pernah membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. ia mengingat kalah pertama kali bertemu dengan Naura. Waktu itu Naura masih menduduki bangku sekolah SMA, tetapi itu adalah hari pertama dan terakhirnya dia bertemu dengan Naura sehingga ia berniat untuk melupakan perasaannya. dan sekarang ia malah bertemu kembali dengan gadis yang pernah membuatnya jatuh cinta itu.

"haa... padahal aku hendak untuk melupakannya, rasa itu mulai sedikit hilang tapi sepertinya aku harus mengembangkannya kembali" ucap Attar ia sangat senang hari ini saking senangnya Attar bahkan tidak sadar bahwa ia telah memasuki kompleks perumahannya setelah sampai di depan rumahnya Attar sudah disambut oleh ibunya yang dari tadi menunggu kedatangan putranya itu.

"Ahh ibu... Kenapa ibu berdiri disitu? Apakah ibu sangat merindukan putramu yang ganteng ini?" tanya attar dengan sangat narsis

"Attar ibu dan ayah mau bicara sama kamu, cepat masuk ke dalam bersihkan badan kamu lalu temui ibu dan ayah diruang tamu"

"Iyah ibu, memangnya mau bicara apa?"

"Tidak perlu banyak bertanya Attar cepat bersihkan dirimu nanti kamu akan tau apa yang ibu dan ayah kamu akan bicarakan" ucap ibunya yang segera masuk meninggalkan dirinya yang masih terpaku entah apa yang sedang ia pikirkan.

"Apa yang ibu dan ayah akan bicarakan padaku.? Apakah ini tentang perjodohan yang sempat ibu bicarakan sebelumnya" Gumam Attar dalam hati. tidak mau berlama-lama Attar segera masuk menuju kamarnya berniat untuk membersihkan diri.

"Ahh aku harus cepat-cepat membersihkan diri untuk segera menemui mereka, sebenarnya apa sih yang mau dibicarakan sampai-sampai muka ibu seserius itu"

Kedua orang tua Attar telah berada diruang tamu sedangkan Attar jangan tanya dia dimana, sudah pasti pria itu masih di dalam kamarnya. dia adalah laki-laki yang sangat memperhatikan soal penampilan bahkan di dalam rumahnya saja ia harus kelihatan rapi.

"Ibu panggilkan Attar sekarang kenapa dari tadi lama skali apakah dia tertidur" ucap ayah Attar

Ibu Attar hendak berdiri dari duduknya untuk memanggil Attar, tetapi Attar telah tiba lebih dulu diruang tamu tersebut

"Apa yang ayah dan ibu mau bicarakan denganku?" Tanya Attar sambil duduk di kursi depan kedua orang tuanya.

"Attar, ayah dan ibu mau membicarakan tentang perjodohan kamu dengan anak teman ayah" ucap ayahnya serius

"Haa?" Attar kaget bukan main, ia bolak-balik menatap kedua orang tuanya

"ayah Attar kan sudah bilang ini bukan lagi jamannya Siti Nurbaya perihal jodoh harus dicarikan. Lagian Attar kan baru menjadi dosen Attar masih mau menikmati hidup bebas"

"Attar, umur kamu itu sudah matang, sudah siap untuk berumah tangga. Lagian kamu belum bertemu dengan anaknya teman ayah itu"

"Iyah Attar benar kata ayah kamu dia gadis yang cantik dan punya sopan santun yang baik" ibu Attar ikut menimpali.

"Pokoknya Attar tidak mau, Attar sudah punya gadis yang aku sukai"

"Attar ayah tegaskan sekali lagi tidak ada penolakan, ayah tidak mau tau kamu harus terima perjodohan ini, Minggu depan kita berkunjung ke rumah mereka untuk membicarakan tentang perjodohan kalian"

Attar berlalu tanpa bicara meninggalkan kedua orang tuanya yang masih berbicara itu "apakah ini adalah takdir untuk melupakan Naura?" Attar berbicara dalam hati padahal ia baru saja bertemu kembali dengan Naura masa ia harus melupakan kembali perasaannya karena perjodohan itu, ditengah pikirannya yang sedang berkecamuk tiba-tiba ia teringat dengan kartu nama Naura yang tadi pagi

"Aah aku harus menemuinya"

Attar berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya hendak mengambil kartu nama dan kunci mobil untuk menemui Naura.

***

Dirumah Naura sedang menscroll-scroll tik-tok, seharian dirumah membuatnya sangat bosan dan apa lagi mengingat kejadian tadi pagi. "Dasar pria itu, tapi kalau dilihat-lihat pria tadi sangatlah tampan" gumam Naura ia tidak sadar kalau ia sedang tersenyum mengingat wajah tampan Attar

"Tapi sangat menjengkelkan padahal jelas-jelas dia yang menabrak aku tadi, harusnya kan dia yang bertanggung jawab harusnya aku yang minta kartu namanya, ini kenapa malah aku yang memberikan kartu namaku" Naura bertanya pada dirinya sendiri, ia yang sedang meruttuki kebodohannya sendiri yang dengan cepat memberikan kartu namanya kepada Attar. Tiba-tiba saja dikagetkan dengan handphonenya berbunyi ia melihat siapa yang menelvon lalu mengangkat handphone nya.

"Hallo Silvi.. ada apa, Kangen ya nggak ketemu sama aku dikampus"

"Hallo Nau, kamu kenapa tadi nggak masuk kampus?"

"Aku tadi ketabrak Sil"

"Haa ketabrak.? Jadi kamu sekarang dimana.? Gimana ceritanya kamu bisa ketabrak, terus-terus kamu nggak kenapa-kenapa kan?" tanya Silvi disembrang sana sudah Naura pastikan kalau sahabatnya itu pasti sangat khawatir.

"Sil, panjang ceritanya lagian kamu nanya satu-satu kan bisa, aku bingung mau jawab yang mana dulu, Udah ya nanti besok kita ketemu aku ceritain" Naura mematikan panggilannya secara sepihak, padahal sahabatnya itu masih ingin berbicara dengannya.

"Iih.. Naura kebiasaan deh padahal kan aku belum selesai bicara" ucap Silvi dengan kesal ia melemparkan handphonenya kesembarang arah.

****

Attar sekarang sedang di dalam mobilnya menuju alamat rumah Naura yang tertera dikartu nama yang sedang ia pegang sekarang. Attar bingung kalau ia ke rumah Naura sudah pasti ia akan ketemu dengan orang tua Naura

"Akhhh harusnya tadi aku minta nomor telponnya saja, bukan kartu namanya" Attar jadi frustrasi

"Sebaiknya aku pulang saja aku bisa menemuinya besok, lagian kan dia adalah mahasiswi ku" Attar berbalik arah hendak untuk pulang kerumahnya.

Keesokan harinya seperti biasa Attar sudah siap untuk mengajar hari ini dengan muka bahagia berbeda dengan hari kemarin, karna hari ini ia yakin akan bertemu dengan naura.

...

Naura dan Silvi tiba di kampus ia hari ini membawah mobil, sebelumnya ia menjemput silvi karena pagi-pagi Silvi sudah menelvonnya sahabatnya itu minta untuk dijemput karena mobilnya sedang disita oleh ibunya.

"Nau, kamu tau kan kemarin itu ada dosen baru tampan bangat"

Naura sangat malas mendengar cerita Silvi ia meninggalkan sahabatnya itu sendirian, Silvi yang sadar bahwa Naura yang sudah menjauh dari dirinya dan merasa ditinggalkan langsung berlari ke arah Naura.

"Oohiya Nau, pak Dosen kemarin meminta aku untuk menyampaikan sama kamu bahwa hari ini kamu harus menemuinya, karna di catatan absen kamu sudah sering bolos mata kuliah bahasa Belanda kemarin" ucap Silvi membuat langkah Naura terhenti

Terpopuler

Comments

widya

widya

semangat kak..

2022-09-20

1

lihat semua
Episodes
1 Muhammad Attar
2 Membicarakan tentang perjodohan
3 seperti orang yang sedang jatuh cinta
4 Rencana untuk menolak perjodohan
5 Makan malam bersama
6 Penyakit jantung
7 chapter 7
8 Bersama pak Attar
9 Persiapan pernikahan
10 Alhamdulillah "Sah"
11 Berusaha untuk terbiasa
12 Melepas sesuatu yang belum sempat untuk di genggam
13 Tidak ada yang lebih sakit daripada berharap kepada manusia
14 Morning kiss
15 Rumah untuk kita
16 Malam pertama untuk Attar dan Naura
17 Tidak ingin jauh-jauh
18 Menggenggamnya kembali.
19 Naura yang ngambek
20 Permainan yang melelahkan
21 Rencana surprise untuk sang istri
22 Membahagiakan Istri
23 Ingin menunda kehamilan
24 Perubahan Naura
25 Kabar baik
26 Kebahagiaan Dalam rumah tangga
27 Versi terbaik menurut takdir
28 Hari-hari yang akan di lalui
29 jangan takut akan kehilangan, karena menjadi takdirmu Takan pernah melewatimu.
30 Eza dan Silvi
31 Pertemuan dengan Anna
32 Pertengkaran Attar dan Naura
33 Tamu tak diundang
34 kedapatan
35 tidak ada yang lebih nyaman, selain pelukan seorang ayah
36 Lamaran
37 Penampilan baru Naura
38 Sikap profesional Attar
39 39
40 Bertemu calon ayah mertua
41 kemegahan pernikahan Silvi
42 Malam pertama berujung Silvi yang marah
43 Tak ada yang harus di tutup-tutupi lagi
44 Usaha fany
45 Mimpi
46 kabar mengejutkan
47 kepergian orang tua Naura
48 48
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Muhammad Attar
2
Membicarakan tentang perjodohan
3
seperti orang yang sedang jatuh cinta
4
Rencana untuk menolak perjodohan
5
Makan malam bersama
6
Penyakit jantung
7
chapter 7
8
Bersama pak Attar
9
Persiapan pernikahan
10
Alhamdulillah "Sah"
11
Berusaha untuk terbiasa
12
Melepas sesuatu yang belum sempat untuk di genggam
13
Tidak ada yang lebih sakit daripada berharap kepada manusia
14
Morning kiss
15
Rumah untuk kita
16
Malam pertama untuk Attar dan Naura
17
Tidak ingin jauh-jauh
18
Menggenggamnya kembali.
19
Naura yang ngambek
20
Permainan yang melelahkan
21
Rencana surprise untuk sang istri
22
Membahagiakan Istri
23
Ingin menunda kehamilan
24
Perubahan Naura
25
Kabar baik
26
Kebahagiaan Dalam rumah tangga
27
Versi terbaik menurut takdir
28
Hari-hari yang akan di lalui
29
jangan takut akan kehilangan, karena menjadi takdirmu Takan pernah melewatimu.
30
Eza dan Silvi
31
Pertemuan dengan Anna
32
Pertengkaran Attar dan Naura
33
Tamu tak diundang
34
kedapatan
35
tidak ada yang lebih nyaman, selain pelukan seorang ayah
36
Lamaran
37
Penampilan baru Naura
38
Sikap profesional Attar
39
39
40
Bertemu calon ayah mertua
41
kemegahan pernikahan Silvi
42
Malam pertama berujung Silvi yang marah
43
Tak ada yang harus di tutup-tutupi lagi
44
Usaha fany
45
Mimpi
46
kabar mengejutkan
47
kepergian orang tua Naura
48
48

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!