BAB 7

Setelah kejadian semalam aku jadi malas bertemu dengan Mas Aldo dan juga Sukma. Aku sudah tak peduli lagi mereka akan berbuat apa. Yang pasti, sekarang hatiku sudah remuk redam tak berbentuk lagi.

"Mana sarapanku dan juga Sukma?" tanya Mas Aldo dingin padaku. Namun tak ku hiraukau dia, malas sekali rasanya. Lebih baik aku lanjutkan menata bekal untuk si sulung dan juga si bungsu.

Brraakk!

Meja makan dipukul keras oleh Mas Aldo. Dapat ku lihat oleh ekor mataku bahwa Mas Aldo terlihat marah sekali. Lalu, apa aku peduli? Oh tentu saja tidak. Aku sudah tak peduli lagi dia akan marah atau mengamuk. Yang pasti, jika dia berani bermain fisik lagi, ku pastikan tangannya itu akan tak bisa bergerak lagi.

"Heh dungu! Kau tak mendengar ucapanku hah? Dasar wanita t*li. Wanita murahan kau ini Ila," teriak Mas Aldo di hadapan wajahku. Namun lagi-lagi aku tak memperdulikannya. Segera ku selesaikan acara membuat bekal untuk anak-anak. Untuk sarapan biarlah nanti aku makan di taman komplek saja.

Praaaang

Kini terdengar suara piring pecah. Pasti itu ulah Mas Aldo.

"Heh bud*g! Kau ini suami bertanya bukannya menjawab, malah diam saja hah!" pekik Mas Aldo sambil mencengkram bahuku. Sakit sekali rasanya.

"Lepas Mas! Kau menyakitiku," ringisku sambil menepis tangan Mas Aldo. "Jika kau ingin sarapan, maka mintalah istri mudamu itu untuk memasak. Jangan hanya pintar dalam urusan ranjang saja. Tapi nol besar dalam hal dapur! Jangan hanya bisa membuka ************ saja, harusnya dia juga bisa melayani mu dan mengurusmu," ujarku lagi penuh penekanan. Dapat ku lihat muka Mas Aldo merah padam. Rahangnya mengeras. Sudah pasti dia tidak terima gundiknya aku katai.

Tanpa menoleh lagi ke arahnya, segera aku berjalan menuju ke kamar anak-anak untuk membantu mereka mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah.

◆◆◆

Author Pov

Melihat sikap Laila, membuat Aldo naik pitam. Wajahnya merah padam. Istri yang biasa menurut padanya, kini berubah menjadi pembangkang. Tentu saja itu membuat Aldo seperti di injak harga dirinya.

Dengan langkah kesal, Aldo kembali lagi ke dalam kamarnya bersama Sukma. Membanting pintu dengan keras. Membuat Sukma yang sedang bersolek langsung terlonjak kaget.

"Haduh Mas, kamu itu kenapa sih? Bikin kaget saja!" omel Sukma pada Aldo.

Dengan nafas memburu, Aldo menceritakan bagaimana sikap Laila tadi padanya. Mendengar cerita Aldo, tentu saja Sukma sedikit emosi. Namun dia berusaha mengendalikan diri. Dengan keadaan seperti ini, sebuah ide melintas dibenak Sukma. Dengan memanfaatkan situasi, dia akan membuat hidup Laila berantakan dan hancur berkeping-keping.

"Mas, aku ada cara agar si Laila tetap menurut padamu dan tak akan banyak tingkah lagi," ucap Sukma pada Aldo.

"Caranya gimana?" tanya Aldo penasaran.

Kemudian Sukma membisikkan pada Aldo, cara apa yang bisa dilakukan agar Laila tetap patuh padanya dan tak banyak bertingkah. Tanpa Aldo sadari, Sukma memiliki maksud lain dibelakangnya. Karena Sukma termasuk wanita licik, tentu saja ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Berharap Aldo setuju, dan dengan begitu, keinginannya akan segera tercapai. Tanpa harus mengotori tangannya sendiri. Ia sebisa mungkin akan mengendalikan Aldo.

"Bagaimana Mas?" tanya Sukma ketika ia sudah menjelaskan pada Aldo.

"Kau yakin ini akam efektif?" Aldo bertanya karena sebenarnya ia merasa ragu.

"Aku yakin Mas. Jika kau sudah setuju, maka aku akan segera mencari dukun sakti yang bisa menjalankan rencana kita ini," jawab Sukma meyakinkan.

Aldo tampak berfikir sejenak. Ia masih ragu jika harus mengambil langkah seperti itu. Bagaimana pun ia sudah hidup dengan Laila berpuluh tahun. Di lubuk hatinya, Cinta untuk Laila masih bertahta besar, namun entah mengapa sikapnya malah kasar seperti ini. Kadang logika dan sikap tak sejalan dengan apa yang dia inginkan.

Laila, adalah Cinta pertama baginya. Dari Laila lah, dia bisa merasakan apa artinya Cinta dan kasih sayang yang tulus. Namun, ia selalu mendapat dorongan entah dari mana, bahwa ia harus selalu bersikap kasar pada Laila.

Melihat keraguan di mata Aldo, membuat Sukma kesal. Bagaimana pun ia harus bisa mengendalikan Aldo. Dengan segala bujuk rayu dan sedikit menambah jampian yang diberikan oleh sang dukung pelet, akhirnya Aldo pun menyetujui rencana yang Sukma berikan.

Senyum terkembang di bibir Sukma, ia merasa bangga dan senang karena apa yang ia rencanakan akhirnya berhasil juga.

"Baiklah Mas, karena kamu sudah setuju. Secepatnya akan aku cari dukun sakti yang bisa membuat Laila tak berani bertingkah macam-macam," ujar Sukma dengar bahagia.

"Tapi ingat, jangan sampai Laila kenapa-napa. Kita hanya akan membuat Laila tak berdaya saja agar ia tak pergi dari rumah ini, apalagi sampai menggugat cerai Mas. Mas hanya ingin Laila menjadi penurut lagi seperti semula," ucap Aldo menekankan pada Sukma.

Sukma hanya mengangguk saja. Padahal dalam hatinya ia begitu kesal mendengar penuturan Aldo tersebut. Ini lah salah satu alasan yang membuat Sukma semakin membenci Laila. Walaupun ia sudah berhasil merebut Aldo dari Laila, namun sampai saat ini Cinta Aldo untuk Laila masih ada.

Padahal ia sudah memelet Aldo dengan pelet yang bisa dikatakan bukan pelet biasa. Namun tetap saja, rasa Cinta Aldo pada Laila masih ada. Sukma juga tidak mengerti akan hal itu, tapi melihat Aldo yang selalu bersikap kasar pada Laila, itu menjadi kepuasan tersendiri untuk Sukma.

Sukma yakin, cepat atau lambat Aldo akan menghapus Laila dari hati dan hidupnya. Maka dari itu, Sukma juga akan membuat Laila semakin tak menarik di hadapan Aldo. Tanpa Aldo sadari, yang nanti akan di lakukan Sukma adalah, menyiksa Laila secara perlahan. Dan hingga tiba waktunya, Sukma akan membuat Laila meninggal dengan cara mengenaskan.

Bersambung...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!