[Bab 2] Kenangan yang melekat

10 tahun yang lalu................

ceklek … suara pintu rumah terbuka suara tawa seorang gadis kecil menggema diseluruh ruangan.

"Ibu … lihatlah hari ini ada ulangan dan Renata mendapat nilai bagus." teriak Renata sambil memasang senyum lebar diwajahnya.

Ibu Renata yang bergegas menuju ruang tamu untuk segera menemui putrinya.

"Wahh bagus sekali, apakah kau mengerjakan nya sendiri Nak?" jwb ibu Renata bangga.

"Iya ibu, tapi tadi ada temen yang mau menyontek." ucap Renata sambil memasang wajah manyun.

"Tapi tidak Renata berikan, lalu teman Renata marah dan berteriak ke Renata, tapi dia malah di marah in bu guru hihihi." sambung Renata dengan tertawa kecil.

"Wah anak ibu memang pemberani sekali ya, nanti nilai nya tunjukin ke ayah mu ya" sahut ibu Renata sambil ikut tertawa kecil.

"Nah sekarang Renata ganti baju, ibu masak sayur kangkung kesukaan Renata loh" sambung ibu Renata.

"Wahh asikk … Renata ganti baju dulu ya."

Renata berlari menuju kamar nya sambil tertawa bahagia dan mengganti bajunya.

"Ibu ayo makan."

"Renata cuci tangan dulu, setelah itu baru makan" Nasehat ibu Renata.

"Baikk bos." Renata berjalan menuju kamar mandi dan mulai membersihkan tangan nya.

Sore hari tiba, suara pintu rumah terbuka itu ayah Renata, Beliau bekerja sebagai karyawan di sebuah toko.

"Ayah pulang … " suara dari pintu rumah.

"Ayahhhh." sahut Renata yang tak sabar memberitahu ayah nya karena ia mendapat nilai bagus, bergegas menemui ayahnya.

"Ayah … ayah tadi Renata dapet nilai seratus diulangan." ucap Renata yang mulai menceritakan segalanya.

"Wah mana coba ayah lihat, tapi ayah mandi dulu ya soalnya bau hihihi." ucap ayah Renata dengan senyum lebar di wajahnya.

"Iya ayah Renata tunggu." ucap Renata berlari lalu menuju ke kamar untuk mengambil nilainya.

Beberapa menit kemudian....

"Ayah ini liat deh." ucap Renata sambil menunjukan selembar kertas berisi nilai

"Hebat … anak ayah memang hebat nanti, malam mau belajar lagi sama ayah?" tanya ayah Renata bangga melihat putri nya bahagia

"Oke boss." jwb Renata

Renata adalah anak tunggal dikeluarganya. ayahnya bernama Irawan dan ibunya bernama fahima dewi. Mereka hidup sederhana dengan gaji yang didapatkan oleh ayahnya yang bekerja disebuah toko milik tetangganya. Saat ini Renata duduk di bangku kls 6 sd, disekolah ia terkenal periang dan rajin. Renata tinggal di sebuah desa yang tak jauh dari kota.

"Renata jadi belajar bersama ayah?" ucapan ayah Renata yang terabaikan karena Renata sibuk menonton kartun kesukaannya.

"Renata ... " panggil ayah Renata dengan sedikit meninggikan nada bicaranya.

"Eh ayah maaf tadi Renata keasikan liat kartun." ucap Renata.

"Jadi belajar nya Nak?" tanya ayah Renata sambil tersenyum.

"Bentar ayah tunggu kartun nya iklan dulu" jwb Renata sambil menunjuk ke arah tv.

"Bentar aja ya … ." ucap ayah Renata duduk dibelakang putrinya.

"Nah itu itu kartun nya udah abis ayo belajar." ucap ayah Renata menunjuk ke arah tv.

"Yahhh ... padahal masih mau nonton" Renata mengeluh

"Eitss ... ga boleh mengeluh ayo tepatin janjinya sama ayah." ucap ibu Renata

"Iya ibu." Renata bangkit di tempat ia duduk dan menuju kamar untuk mengambil buku - bukunya.

Hari mulai larut, sesi belajar bersama ayah Renata pun sudah selesai, bahkan Renata duduk sambil mengantuk dan tertidur. Tanpa membangunkannya ayah Renata menggendong Renata menuju kamarnya.

"Selamat malam ... Nak." Kecupan selamat malam mendarat dikening Renata.

Hari baru tiba, hari dimana Renata menjalani ujian sekolah. Karena kerja keras dan usahanya Renata bisa meraih nilai tertinggi disekolahnya suatu kebanggaan yang Renata berikan kepada kedua orang tuanya.

Renata mendaftar di sebuah Smp favorit, namun sayang karena ia tak diterima di sekolah tersebut, dan jarak sekolah dari rumah Renata pun terbilang jauh. Lalu ia memilih bersekolah di sekitar tempat tinggalnya.

3 tahun ia lewati dengan usaha dan atas support dari orang tuanya ia lagi - lagi menerima penghargaan sebagai salah satu murid terbaik di sekolahnya. Saat hari wisudanya, bagi Renata orang tua nya adalah segalanya.

"Terimakasih kepada guru - guru yang telah mendidik saya sampai di titik ini, ini adalah sebuah kebanggaan bagi saya dan keluarga saya, terimakasih kepada teman - teman yang sudah mensupport saya, dan saya mengucapkan banyak terimakasih kepada orang tuaku yang mau membimbing saya sampai bisa berdiri di panggung ini." pidato singkat Renata

"Beri tepuk tangan yang meriah kepada Renata putri." sahut salah satu guru

Tepukan tangan yang menggema disetiap sudut ruangan wisuda air mata orang tua Renata pecah, betapa bangganya orang tua Renata melihat anaknya bisa berdiri dipanggung bersama yang lainya. Renata menuruni panggung dan memeluk kedua orang tuanya air mata bahagia membasahi pipi Renata.

Seminggu setelah hari wisuda Renata berakhir, ia hendak mendaftar di sebuah Sma favorit. Namun, ia mengurungkan niatnya karena masalah ekonomi keluarganya. Ia tertolong karena mendapat beasiswa untuk bersekolah di salah satu Sma favorit. Walau jarak nya sedikit jauh dari rumahnya ia tetap berangkat menggunakan sepeda kesayangannya. Disekolah tersebut ia tidak mendapat banyak teman, namun itu bukan masalah bagi Renata ia terus berusaha namun sayangnya ia gagal untuk mendapat ranking 1 dari seangkatan nya.

Saat ia duduk dibangku kls 11 orang tuanya meninggal karena kecelakaan, saat itu ia merasakan ada sesuatu yang menghilang dari hidupnya, ya kehangatan orang tua, sehari sebelum orang tuanya meninggal mereka berpesan, "kalau seandainya ayah dan ibu mu sudah tiada maka kau harus melanjutkan sekolahmu dan kejarlah cita - cita mu itu ayah dan ibu pasti bangga sekali jika melihat kau bisa mendapat apa yang kau ingin kan." Ia teringat pesan dari mendiang ayah dan ibunya, membulatkan tekad untuk masuk ke universitas yang ia inginkan.

Namun, saat hari kelulusan Renata sedih karena tak ada seorang pun yang datang untuk mengambil kan ijazah nya, nenek dan kakeknya meninggal saat Renata duduk dibangku kls 5 sd, paman dan bibinya tidak mau berurusan dengan Renata dan hanya memberikan uang bulanan.

Saat hendak penerimaan ijazahnya seorang guru bertanya, "Nak ... kemana ayah dan ibu mu? apakah mereka tidak datang untuk mengambilkan ijazahmu?"

"Orang tua saya sudah meninggal 2 tahun yang lalu bu, paman saya menolak mengambil kan saya ijazah" jwb Renata dengan wajah murung.

"Maaf kan ibu Nak ... ibu sama sekali tidak tahu, tapi kamu hebat loh." puji guru Renata

"Terimakasih bu." jwb Renata yang mengambil ijazahnya dan bersiap meniruni panggung

Acara selesai ... kesedihan menyelimuti Renata saat itu. Karena melihat temannya yang tertawa bahagia bersama orang tuanya, walau Renata mendapat penghargaan murid terbaik pun itu tak membuat Renata senang. Renata bersiap pulang kerumah dan saat diparkiran ia bertemu teman kelasnya Revalina, sahabat satu - satu nya Renata, yang menerima Renata apa adanya. Ia terlahir dari keluarga kaya dan dialah yang membantu Renata dalam masalah ekonomi nya

"Heii Ren ... udah mau pulang? ayo ke rumah makan, biar aku yang traktir." ajak reva

"Maksih rev ... tapi aku mau langsung pulang aja, soalnya cape." jwb Renata sambil memasang senyum kecil

"ohh ya udah hati - hati di jalan." sahut reva lalu melambaikan tangan ke arah Renata

Jam Renata menunjukkan pukul 14.15, ia hendak mengunjungi makam kedua orang tuanya, sesampainya disana ia menceritakan segalanya yang telah ia lewati beberapa waktu ini, saat menceritakan nya air mata Renata menetes dan Renata mengelap nya karena tak mau terlihat sedih.

Hari sudah mulai sore, Renata berjalan meninggalkan makam orang tuanya dengan baju lusuhnya itu ia mengendarai sepeda menyusuri jalan desa melihat anak - anak kecil tertawa bersama orang tuanya, karena itu Renata teringat saat dimana ia bisa tertawa terbahak - bahak bersama orang tua nya.

Ceklek ... Suara pintu rumah terbuka ia berjalan menuju foto mendiang ayah dan ibunya dan kembali menangis.

"Ibu ayah bukankah Renata hebat, Renata bisa ngambil peringkat ke 3 loh di hari kelulusan tadi. Sesuai pesan ayah Renata bakal ngelanjutin kuliah di kota uang yang selama ini Renata tabung juga udah lebih dari cukup, Renata pasti bisa mengejar cita - cita Renata yaitu menjadi seorang dokter."

beberapa tahun berlalu.................

Diumur Renata yang ke 20 tahun, ia melamar pekerjaan di sebuah kantor besar hidup Renata mulai berubah sedikit demi sedikit walau keinginan nya untuk menjadi seorang dokter harus terurungkan karena masalah ekonominya.

Disaat itulah ia bertemu dengan Bian arsenio seorang pegawai unggulan. Mereka menjalin hubungan istimewa selama 5 bulan sampai pada akhirnya Bella datang dan mulai merusak kehidupan Renata. Sebelumnya, Renata juga menjadi pegawai terbaik namun saat pergantian boss baru ia jadi sering dimarahi.

----------------

Bersambung...........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!