Terjebak Ciuman Pertama.

Terjebak Ciuman Pertama.

1. Perjodohan.

   Dalam pandangan semua orang, Intan adalah gadis paling beruntung menjadi seorang idola di usia yang masih sangat muda. Selain itu dia juga terlahir dari keluarga yang sangat terpandang. Kedua orang tuanya adalah pejabat di kota tempat dia lahir dan dibesarkan. Dan dia adalah anak gadis satu-satunya, juga bungsu dari tiga bersaudara. Intan memiliki dua orang Abang yang sudah menikah dan memiliki usaha masing-masing. 

   "Sayang,, dua hari lagi kamu dan Radit akan bertunangan. Seharusnya kamu ambil cuti, biar bisa mempersiapkan diri," ucap Wulan Ibunya Intan, saat putrinya memasuki rumah pada malam itu. 

   "Apa sih yang mau dipersiapkan Ma?" tanya balik Intan dan terus melangkah menuju tangga. 

   "Hmmm,, anak kamu tuh Pa, memang tidak bisa di atur. Dan dia belum juga bisa menerima perjodohan ini," Wulan mulai mengeluh pada suaminya. 

   "Sudahlah Ma. Tidak usah diambil pusing. Mau dan tidak mau, dia harus menerima perjodohan ini," ujar Rahardian sambil terus menikmati beberapa potongan buah di atas meja ruang keluarga. 

   'Jangan harap aku mau menerima perjodohan dengan pria bajingan itu, walau hanya di dalam mimpi. Aku harus mencari cara untuk menggagalkan semuanya." Intan yang sejenak terdiam saat menaiki tangga, hanya bisa berkata-kata di dalam hati. 

   Dia yang sedang menguping pembicaraan kedua orang tuanya, mulai berpikir keras. Buru-buru dia menaiki tangga menuju kamarnya. Dan tidak berapa lama dia kembali keluar dengan penampilan yang sangat menarik. Apapun yang dia kenakan memang selalu terlihat sempurna. Karena selain cantik, dia juga memiliki bentuk tubuh yang begitu menggoda. 

   "Sayang,, kamu mau kemana? Ini sudah jam berapa? " tanya Wulan dengan tatapan mencari tahu. 

   "Aku mau menghadiri acara teman Ma. Sekalian minta cuti selama beberapa hari sama produser yang juga hadir di sana," jawab Intan dan langsung menyalami tangan kedua orang tuanya, kemudian pergi di antar supir pribadi. 

   Ternyata Intan menghadiri acara ulang tahun salah satu rekan artis yang cukup dekat dengannya. Dia datang tanpa ditemani siapapun. Berbeda dengan rekan-rekannya yang lain, datang bersama pasangan masing-masing. Kehadiran Intan seketika menyita perhatian semua orang. Namun ada beberapa diantara mereka yang sepertinya tidak suka dengan kehadiran Intan. 

   "Ya ampun Beb,, kamu kok cantik banget," ucap Melisa rekan artis yang berulang tahun. 

   "Kamu yang lebih cantik. Penampilanmu sudah seperti putri kerajaan." Intan malah memuji kecantikan Melisa. 

   "Makasih banyak kamu sudah mau memujiku. Di sana ada minuman. Kalau haus kamu bisa langsung minum," seru Melisa dengan senyuman yang terlihat aneh. 

   "Ya sudah, kalau gitu aku ke sana ya." Intan pun berlalu pergi bergabung bersama yang lain. 

    "Dasar wanita munafik, dia selalu memuji ku. Padaha di dalam hati, dia pasti meremehkan semua orang termasuk aku." Melisa berkata-kata dengan tatapan sinis ke arah Intan, dan beberapa temannya yang lain juga ikut bersuara. 

   "Dibalik keramahannya, dia itu wanita yang sangat licik. Dulu aku pernah menjalin hubungan dengan Radit. Dan kalian tahu itu kan? Tapi hubungan kita pun berakhir karena Radit dijodohkan dengannya. Aku yakin, dia yang meminta untuk dijodohkan dengan Radit, biar namanya melambung tinggi. Secara kan, Radit itu anak pengusaha," ucap Rita, salah satu artis yang selalu menjadi figuran. Dia adalah mantan kekasih Radit, pria yang dijodohkan dengan Intan. 

   Tepat pukul 10.30 malam Intan meninggalkan acara ulang tahun Melisa. Dia menatap kearah jalan melewati kaca mobil yang sengaja dibuka, sambil terus memikirkan jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapinya. Dan tidak berapa lama perhatiannya tertuju pada seorang pria, yang sedang membagikan kotak makanan pada beberapa pemulung, yang sedang memunguti barang bekas di samping jalan. 

   Tanpa menunggu lama Intan langsung menutup rapat kaca mobil. Entah apa yang terjadi padanya. Dari ekspresi wajah dia sepertinya ketakutan melihat situasi di jalanan. Menyadari keadaan anak majikannya, Pak Diman supir pribadi keluarga Intan langsung menambah kecepatan laju mobil. 

   Sesampainya di rumah, Intan segera melangkah menuju kamarnya. Suasana rumah begitu sepi, karena semua orang sudah beristirahat. Selesai mengganti baju dia pun beranjak naik ke atas tempat tidur dan membaringkan tubuhnya. Sesat bayangan pria yang tadi di jalanan hadir dalam ingatannya. Dan saat itu juga dia kembali teringat dengan kejadian beberapa tahun silam, yang membuat bulu kuduk nya merinding seketika. 

   "Sepertinya pria itu anggota kepolisian. Jadi tidak ada yang berani menyerangnya," ucapnya dan mulai memejamkan mata. 

   Di tengah malam yang begitu larut. Terlihat sebuah mobil memasuki pekarangan rumah megah bagaikan hotel berbintang. Seorang pria berpakaian sekuriti berlari buru-buru membukakan pintu mobil. Sepertinya orang di dalam mobil itu adalah majikannya. 

   "Selamat malam Den," ucap pria itu sedikit membungkuk memberi hormat, pada pria tampan bertubuh kekar, yang baru saja keluar dari dalam mobil. 

   "Selamat malam," jawab pria tampan itu dan langsung berlalu pergi. 

   "Hmmm,, berhadapan dengan Den Richard, serasa berada di tengah-tengah gundukan salju. Dinginnya minta ampun," ucap Pak Mamat pria berseragam sekuriti. 

   "Richard,, kamu baru pulang?" tanya Michael, pria berketurunan Inggris, yang tidak lain adalah Ayahnya Richard. 

   "Iya Pi. Saya mau langsung ke kamar," jawabannya tanpa berbalik menatap Ayahnya. 

   "Jangan lupa, dua hari lagi kita ke acara pertunangan Radit. Orang tuanya mengundang kita." Michael mengingatkan putranya, tentang undangan dari keluarga sekalian musuh besarnya. 

   "Saya nggak bisa janji Pi. Soalnya ada banyak pekerjaan di perusahaan yang harus diselesaikan," jawab Richard dan terus berlalu meninggalkan Ayahnya di ruang keluarga. 

    Tak ada satupun yang kurang dalam rumah itu. Akses untuk naik ke lantai atas bukan hanya melewati tangga, tapi juga melewati lift. Semua orang pasti mendambakan hidup semewah itu. Tapi tidak dengan Richard. Dia malah tidak betah berada di dalam rumah. Dia pun selalu bersikap dingin bila berhadapan dengan Ayahnya. Semua itu terjadi karena dia begitu kecewa pada Ayahnya, yang lebih mengutamakan Ibu tirinya, juga kedua saudari tirinya. 

   Hari yang dinantikan keluarga besar Intan dan Radit pun tiba. Semua tamu yang hadir di sebuah hotel berbintang sangat antusias, ingin melihat artis cantik dan terkenal yang tidak lain adalah Intan. Para wartawan pun sudah bersiap-siap untuk mencari bahan pemberitaan, yang sedang ditunggu banyak orang dari berbagai kalangan. Dengan mengenakan gaun hitam perancang desainer ternama, Intan melangkah menuju tempat dimana Radit berada di gandeng kedua orang tuanya. 

    Semua orang langsung bertepuk tangan mengiringi langkah kaki Intan. Dia pun berusaha tersenyum walau hati dan pikirannya semakin kacau, menyadari dirinya yang sudah tak bisa melakukan apapun untuk terbebas dari perjodohan itu. Sementara Radit yang sudah bersiap-siap memegang sebuah kotak peperhiasan, terus menatapnya tanpa mengedipkan mata. Perlahan Radit menjulurkan tangan namun diabaikan oleh Intan. Wanita cantik itu malah lebih fokus memperhatikan langkahnya. 

   

   

   

Terpopuler

Comments

Nopi Agustin

Nopi Agustin

ini cerita anaknya dinda sama raka bukanyah penasaran sama kisah anak nya

2024-05-29

0

Kurnianingsih

Kurnianingsih

Nyimak dulu ya

2023-02-14

0

Shafa Shafa

Shafa Shafa

aku pengemar author Riska.semua novel kak Riska sdh kubaca. lanjutkan kisah arsen n nadira kak.aku menunggumu ye.....

2023-02-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!