"Yes .... yes ... yes.akhirnya ketemu nengelis lagi." Austin membereskan meja kerja nya dengan penuh semangat.
"kok,perasaan ku gak enak ya?" pikir Febri yang baru masuk ke ruangan Austin.
"Kebetulan Lo datang dengan sendirinya jadi gue gak perlu nyari Lo lagi," ucap Austin melihat kearah Febri yang mematung di depan pintu.
"Memangnya ada apa bos?" tanya Febri meski dia tahu jawaban Austin akan membuat dia kesal.
"Aku ingin keluar mungkin akan lama,jadi aku minta kamu menghendel pekerjaan ku." Febri langsung merenggut masam mendengar hal itu.
"Gak bisa gitu dong,bos.ini udah sekian kalinya bos ninggalin aku sendiri," keluh Febri agar Austin tak pergi.
"Itu derita mu.apa pun yang terjadi aku tetap pergi,ok." kekeh Austin setelah mengenakan jas nya dan merapikan penampilan nya.
"Bos jangan pergi, Jangan pergi!" pekik Febri ingin mengejar Austin namun terhenti karena dia terbentur pintu yang baru saja Austin tutup.
Bugh.
"Pintu sia*lan!aduh kening ku." umpat nya sambil mengelus keningnya.
Austin keluar dari perusahaan dengan kacamata hitam yang bertengger di matanya,semua kaum hawa makin terpesona dengan ketampanan nya.
Dengan mengendarai mobil BMW nya Austin melaju meninggalkan perusahaan untuk menemui wanita yang tengah mengisi hatinya.
"Astaghfirullahalazim.aku gak bisa menemui Nesya dengan penampilan yang mencolok seperti ini,belum saatnya Nesya tahu siapa aku?" Austin membenturkan pelan keningnya di stir mobil nya.
"Ya Allah ... dengan terpaksa dan berat hati aku putar balik lagi,padahal tinggal sejengkal lagi aku dapat menemui pujaan hati," ucap nya lebay.
"Aduh sepertinya gue mulai bucin," ungkap nya sambil terkekeh sendiri.
***
"Mana sih Austin gak datang datang,biasanya cepat sampainya.perasaan aku udah agak lama nunggu disini,tapi yang di tunggu tunggu gak nongol nongol dari tadi!" gerutu Nesya yang tengah duduk di bawah pohon mangga.
Selang beberapa menit motor yang sangat familiar ditelinga Nesya kini terdengar.Nesya langsung menoleh dan benar saja orang yang sedang di tunggu nya telah datang.
"Lama ya nunggunya?" Pertanyaan macam apa itu?membuat Nesya semakin kesal mendengar nya.
"Seandainya aku ini es krim pasti dari tadi udah meleleh karena menunggu mu terlalu lama," kata itu hanya mampu terucap di hati Nesya. karena tidak mungkin dia mengucapkan langsung,bisa bisa Austin tidak jadi meminjam kan ia uang karena tersinggung oleh ucapan nya.
"Ah,gak apa apa.emang nya kamu habis ngapain?tumbenan datang nya gak on time," kata itu lah yang terucap oleh nya.
"Aku tadi habis minta izin ke bos ku.awalnya agak susah,tapi Alhamdulillah dia mau ngizinin aku keluar.jadi makanya aku agak lama nyampe kesini," dusta Austin padahal dia lama karena ke salon dulu membeli pakaian dan memperbaiki penampilan.
"Ya Allah,aku jadi gak enak karena merepotkan mu.gara gara aku kamu ninggalin kerjaan mu." Nesya karena merasa tak enak hati.
"Oh,tidak apa apa.ayo kita pergi!" ajak Austin karena dia tidak sabar ingin membonceng pujaan hatinya.
"Emangnya kita mau kemana?" Nesya bingung.bukannya kedatangan Austin hanya ingin memberikan uang pinjaman itu.
"Mau ke ATM,aku gak ada uang kas jadi terpaksa ambil tunai dulu di ATM." kali ini Austin berkata benar dia memang tidak memiliki uang karena dia selalu membayar apa pun dengan kartu kredit miliknya.
"Bagaimana jika kamu saja yang pergi dan aku nunggu disini?" jawaban Nesya secara langsung menolak ajakan Austin,hal itu membuat hati Austin tersakiti.
"Gak bisa gitu neng,kamu juga harus ikut." paksa Austin dengan kesalnya.
"Baiklah." balas Nesya dengan lesu.
Kedua sejoli itu pergi meninggalkan gang melati untuk mencari ATM terdekat,selama motor melaju keduanya terdiam dengan pikiran masing masing.
"Kok jadi canggung,sih.bukan hal seperti ini yang ingin gue rasakan." gerutu Austin dalam hati.
Setelah melakukan penarikan tunai di ATM terdekat,kini dua sejoli itu kembali berdebat di parkiran motor.
"Aku anterin kamu belanja,pasar mana yang biasa kamu kunjungi?sebutkan saja aku akan mengantar mu," ucap Austin.
Layak nya Abang ojek yang menawarkan pada pelanggan,tapi Abang ojek yang satu ini berbeda karena dia tidak menerima penolakan ia ingin penumpang nya mau ojek bersamanya.
"Gak usah.langsung pulang aja,aku bisa pergi ke pasar sendiri,kok." tolak Nena membuat Austin tidak kehabisan akal untuk membujuk Nesya agar menerima ajakan nya.
"Beneran.aku dengar nanti siang akan turun hujan dan kemungkinan hujan nya akan terus berlanjut hingga besok pagi.memangnya kamu bisa belanja ketika hujan turun?" dusta Austin membuat Nena langsung tak percaya.
"Oh ya.kok aku gak percaya dengan ucapan mu ya?" ungkap Nesya sambil melipat kedua tangannya di dadanya.
"Coba deh kamu lihat skala cuaca di handphone ku." Membuat Nesya langsung mendekati Austin.
"Sekarang awannya warna Oren kan,coba kita lihat sore awan nya mengeluarkan tetesan air.kita lihat malam ini dan besok pagi, nah kan tetap awannya berwarna gelap terus ada tetesan hujan." Terang Austin sambil melihatkan skala cuaca yang di rekayasa nya.
"Memang itu benar akan terjadi?" tanya Nesya masih terlihat ragu.
"Bener dong.kan sekarang semua serba canggih mau hujan atau panas bisa kita lihat di hp," ujar Austin meyakinkan.
"Kalau begitu ayo antarkan aku ke pasar kaget sekarang,sebelum keburu siang." Sungguh hebat tipuan Austin.Nesya yang awalnya menolak kini tanpa di persilahkan telah duduk di jok motor nya.
Dengan senyum lebar Austin segera menjalankan motornya,dia sengaja memelankan laju motornya agar lebih lama sampai di pasar. hal itu dia lakukan karena saat ini Nesya tanpa sadar tengah memeluk nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments