Almira dan Livia memilih mencuri untuk yang terakhir kalinya, keduanya keluar dari rumah bersama-sama dan menunggu target di jalanan yang ramai mobil-mobil mewah.
Seperti biasanya Almira memakai masker dan Hoodie berwarna hitam agar penyamaran nya tak terkenali, pun sama dengan Livia yang memakai kostum yang sama.
"Lihat dia seperti nya kaya" bisik Almira.
"Hem dia membawa banyak barang belanjaan, nama merek di paper bag nya juga mewah" balas Livia.
"Nanti setelah aku menikah dengan pria itu aku juga akan mendapatkan semua kemewahan itu" sahut Almira lagi.
Membuat Livia melirik teman nya dengan tatapan yang jengah, Almira sejak tadi terus bermimpi hidup enak.
Tapi Livia malah sebaliknya, dia sangat mencemaskan kesehatan Almira apalagi Almira sudah dia anggap seperti saudara nya sendiri.
"Jangan terus berkhayal, lebih baik kamu langsung melakukan nya" kata Livia tak mau ikut berkhayal tinggi seperti teman nya.
"Baiklah, cepat pergi aku akan mencuri banyak untuk makan malam kita" balas Almira lagi.
Livia mengangguk lalu pergi ke tempat yang sudah keduanya janjikan, kawasan ini memang rawan copet dan rata-rata keberhasilan hanya untuk Almira dan Livia yang sudah menjadi pencuri sejak lama.
Almira berjalan dengan santai ke arah wanita seksi di depan nya, dan saat tepat berada di samping wanita seksi itu tanpa basa-basi Almira langsung menarik tas wanita itu.
"Hey lepaskan!" wanita itu tidak mau melepaskan tas nya.
Almira menodongkan pisau nya yang membawa wanita itu langsung melepaskan tas nya, Almira langsung kabur dengan secepat kilat dan si wanita yang kehilangan tas nya langsung berteriak.
"Copet!" teriak wanita itu.
"Tolong copet!" teriak wanita itu lagi.
Seketika orang-orang langsung mengerumuni wanita yang berteriak histeris itu, satpam dan beberapa pria mengejar Almira tapi mereka kehilangan jejak.
Membuat si satpam kembali karena ingin melihat cctv di area pencopetan tadi, wanita yang kehilangan tas nya itu pingsan karena banyak surat-surat berharga di dalam tas nya.
Sedangkan di sisi lain Almira memegang bagian atas perutnya yang terasa sakit, penyakit nya kembali kambuh dan Almira butuh obat.
"Mira kau tak apa?" Livia mendekati Almira.
"Buka Hoodie mu cepat" lanjut Livia.
Almira melakukan nya dia membuka Hoodie dan masker nya dan melemparkannya ke tong sampah, Livia membantu Almira berjalan dan mereka memasukkan tas nya ke dalam kantung kresek hitam yang di siapkan Livia.
Sepanjang perjalanan ke rumah Almira terus mengeluhkan sakit, Livia merasa khawatir apalagi semua obat Almira ada di kamar Almira.
"Mira Paman dan bibi mu pasti akan marah kalau aku kesana" kata Livia takut.
"Tolong bantu aku tiduran saja, aku juga butuh air putih" balas Almira yang baru sampai.
Keduanya masuk ke dalam rumah, dan Almira di bawa ke kamar Livia.
"Minumlah" Livia memberikan minum.
"Terimakasih" kata Almira.
"Hem" balas Livia sambil membuka jantung kresek nya.
Livia melihat ada segepok uang yang jumlahnya mencapai 10 juta, dia tersenyum senang karena bisa membayar uang sekolah adik nya.
"Kita bagi dua ya" kata Livia.
"Ambil saja, aku masih punya dua juta untuk membeli pakaian baru" balas Almira menolak.
"Mir kamu serius?" Livia terharu.
"Sangat serius, sudahlah aku tau kamu lebih butuh uang itu" balas Almira lagi.
Livia terharu dan memeluk Almira, padahal dia tau Almira sangat membutuhkan pengobatan tapi Almira tetap mengutamakan adik nya Livia yang ingin menjadi polisi.
Livia mandi dan meninggalkan Almira di kamar nya, Almira yang di tinggalkan sendirian melihat tas branded mahal yang tergelak di bawah ranjang.
Almira mengambil nya dan melihat apa saja isi tas itu, dan mata Almira membulat saat melihat kartu-kartu yang isi nya sangat besar, tak hanya itu ia juga melihat surat yang mengatakan persetujuan untuk melakukan abor*I.
"Apa-apaan dia seorang ibu atau apa? kenapa membunuh anak nya" tiba-tiba Almira merasa kesal.
Almira bimbang untuk mengembalikan tas nya, tapi jika melihat warna kartu-kartu nya Almira merasa kasihan.
"Uang nya pasti banyak, mungkin dia tidak akan masalah jika 10 juta nya hilang" lanjut Almira lagi.
Livia datang dan dia melongo melihat kartu-kartu yang tak pernah dia lihat itu.
"Mir apa itu milik wanita tadi?" tanya Livia.
"Hem, kita harus mengembalikan nya kasihan kita sudah mendapatkan uang 10 juta" balas Almira.
"Iya sih, lagian di simpan juga buat apa nggak tau password nya juga kan" sahut Livia lagi.
Almira hanya mengangguk, dia menyimpan barang-barang yang bukan milik nya itu di bawah ranjang lagi, lalu melirik Livia yang sudah segar.
"Kaya nya aku sudah baikan, pesan makanan gih aku lapar" kata Almira sambil mengusap perut nya.
"Siap bos kuh" sahut Livia sambil tersenyum.
"Denira Alexander, kenapa nama nya seperti nama pria yang mengambil kesucian ku" batin Almira yang teringat pada Justine.
🌹
Jangan lupa like coment and Vote ya kak ♥️🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Ade Bunda86
hayo kira" siapa tuh yg dicopet
2024-07-17
1
Erika Darma Yunita
siapa itu???adiknya kah...KK nya kah...kembarannyakah...atauuu istri Justin
2022-11-04
2
A.0122
saudaranya justine kli apa istrinya
2022-10-26
2