"Hei, Kiev?"
"Delisa?"
Kiev dapat menangkap raut penasaran Delisa and the geng melihat keberadaan Kivia di sisinya.
"Oh iya, ini Kivia," ujar Kiev sambil menepuk pundak Kivia.
"Hai, aku Delisa. Salam kenal ya." Delisa mengulurkan tangan dan disambut oleh kivia.
Kivia tersenyum ramah. "Kivia."
Teman-teman Delisa; Gena, Early dan Vanessha juga mengajak Kivia berkenalan.
"Mau bareng kita, Kiev?" ajak Delisa.
Kiev menggeleng. "Oh, nggak. Gue sama Kivia duluan ya."
Sebelum Kiev dan Kivia pergi dari situ, 6 orang remaja mendekati mereka.
"Kak, boleh minta foto bareng ya? Kami ngefans banget sama kakak!" oceh salah satu gadis berbando kucing. Dari wajahnya, sepertinya mereka sedang duduk di bangku SMP.
"Oh, iya! Sama Kak Delisa juga boleh? Aku suka banget chemistry kalian sejak Cinta-cintaan," celoteh cewek dengan kaos mickey mouse. Menyebutkan serial remaja yang pernah Kiev dan Delisa bintangi.
Delisa tentu sudah mengiyakan permintaan penggemarnya itu. Kiev menoleh pada Kivia. Kivia langsung mengangguk kecil. "Gue nggak apa-apa."
Baik, biarkan Kiev dan Delisa melakukan fanservice. Kiev dan Delisa mengambil swafoto dengan kelima penggemar mereka. Early, Vanessha dan Gena juga ikut di beberapa foto. Sementara Kivia hanya melihat dan mengangguk menenangkan ketika Kiev menatapnya khawatir.
"Misi ya, Mbak...." ujar gerombolan cewek remaja yang datang dari belakang. Kivia terpaksa perlahan mundur dan membiarkan para penggemar itu berinteraksi dengan idolanya.
Kiev beberapa kali ingin melepaskan diri namun situasi memaksanya untuk bertahan di sana. Contohnya penggemar yang menarik tangannya untuk menatap ke arah kamera atau terus menghujaninya dengan obrolan tanpa rem. Kiev tersenyum ke arah kamera dan menanggapi dengan ramah para penggemarnya.
"Langgeng ya, Kak!
"Kalian berdua cocok banget."
Delisa hanya tersenyum seolah mengiyakan komentar-komentar itu. Kivia yang benar-benar tersingkirkan menepi dan bersandar menunggu Kiev di salah satu pilar yang tak begitu jauh dari kerumunan meet and greet dadakan itu. Kivia termenung ketika tiba-tiba Kiev menyeruak dari kerumunan itu, berlari ke arahnya. Seperti adegan slow motion, Kiev menarik Kivia ke dalam dekapan.
BRAK!
Suara dentuman benda berat yang jatuh memekakkan telinga. Salah satu properti berbahan besi yang terpasang di atas pilar yang Kivia sandari jatuh ke lantai tepat di kaki Kiev dan Kivia. Andai saja Kiev tak cepat tanggap, Kivia bisa terluka dan mendapatkan jahitan di kepalanya.
Jeritan terkejut terdengar beritingan dengan jatuhnya benda itu. Digantikan oleh tatapan melongo pada Kiev yang masih memeluk Kivia erat. Kivia mengerjapkan mata. Jantungnya berdebar amat cepat. Aroma tubuh Kiev yang menguar membuat pikirannya berkabut. Juga hela napas Kiev yang cepat, secepat Kiev berlari menggapainya. Hingga Kivia tersadar ia dan Kiev sedang menjadi subjek utama pandangan orang-orang.
Tersadar, Kivia kontan mengurai pelukan Kiev.
"Lo nggak apa-apa, Ya? Ada yang sakit?" tanya Kiev super khawatir.
Kivia menggeleng kaku. Kiev memeriksa keadaan Kivia lalu menghela napas lega. Lalu menggandeng tangannya erat meninggalkan tempat itu. Delisa tak bisa melepaskan pandangannya dari Kiev dan Kivia. Sedangkan Early, Vanessha dan Gena saling pandang setelah melihat itu. Seperti sedang bergosip dalam bahasa kalbu.
Early, aktris pendatang baru yang langganan jadi pemeran sahabat si pemeran utama, memandangi interaksi Kiev dan Kivia. Kiev terlihat begitu perhatian dengan gadis manis itu. Dari gesturenya saja Early bisa melihat bahwa Kiev ada hati dengan Kivia. Alamat patah hati deh Delisa, si nyai protagonis, batin Early. Jiwa julidnya memang menuju tak terbatas dan melampauinya.
"Wow, love birds, couple goals, namanya juga mirip Kiev-Kivia, uwaw, jodoh dari langit," ujar Early entah sengaja atau keceplosan, membuat Delisa mendelik ke arahnya. Sedangkan Gena dan Vanessha hanya berusaha menahan tawa melihat ekspresi bloon Early.
Sepanjang perjalanan, Kiev beberapa kali memastikan keadaan Kivia. Kiev juga bicara pada salah satu pegawai mal untuk meninjau segala sesuatunya agar kejadian berbahaya itu tidak akan terulang ke depannya. Kivia berulang kali meyakinkan bahwa ia baik-baik saja.
"Lo bahkan nggak sempat pamit ke Delisa sama teman-temannya, Kiev," tegur Kivia, ia dan Kiev sedang menaiki eskalator menuju lantai tempat Bunda dan Bu Mia spa.
"Nggak apa-apa, Ya. Nanti juga gue sama mereka ketemu waktu syuting."
Kivia mengerucutkan bibir. "Ya ... tetap aja kan harusnya pamit dulu. Bukannya langsung nyelonong pergi. Mereka pasti bingung."
"Iya-iyaaa, Ndorooo." Kiev tertawa dan mengacak puncak kepala Kivia gemas.
Sesampainya di tempat spa, Kiev dan Kivia duduk di sofa, menunggu Bunda dan Bu Mia yang sedang bersiap-siap. Sambil menunggu, mereka menikmati gelato rasa oreo, cokelat dan tiramisu.
"Lo sama Delisa pacaran?" tanya Kivia penasaran, ia menggigiti sendok es krim tanpa sadar.
"Nggak." Kiev berdeham dan meminum air mineral. "Gue nggak pernah pacaran."
Mata Kivia membulat. Serius? Kiev Bhagaskara? Idola remaja seantero negeri nggak pernah pacaran?
"Kalian masih PDKT maksudnya?" tanya Kivia takut-takut.
Kiev menggeleng. "Gue nggak ada perasaan sama Delisa. Dia cuma rekan kerja. Gue sama dia juga cuma ketemu di lokasi syuting."
"Hhh... hm ta-tapi...."
Kiev memicingkan matanya. "Lo baca artikel gosip tentang gue ya?"
Mata Kivia berkedip gugup. Aduh, ketahuan kan!
"Nggak sengaja," kata Kivia gengsi.
"Jangan percaya. Cukup tanya ke gue aja." Kiev tersenyum tipis dan menghapus es krim di sudut bibir Kivia.
Kivia tercenung. Jantung Kivia rasanya ingin meledak.
"Hm, gue ... gue...." Kiev mengusap pahanya dengan perasaan gugup. Apa yang harus ia katakan?
"Hai, maaf lama yaaa. Maklumlah ibu-ibu ini kalau ketemu bisa panjang banget ngobrolnya," ujar Bunda yang datang bersama Bu Mia.
Bu Mia tertawa geli. "Habis dari toilet aja tadi sempat-sempatnya gosip sama karyawan di sini."
Kiev mengusap tengkuknya dan melirik Kivia. Mereka saling melemparkan senyum dan berdiri. Sesampainya di parkiran, Bunda memeluk Kivia sebagai salam perpisahan.
"Nanti kalau ada waktu kita ketemu lagi ya," ujar Bunda sembari mengusap helai rambut Kivia.
Kivia mengangguk. "Bunda jaga kesehatan ya."
"Pasti, kamu juga ya sayang."
Saat Bunda dan Bu Mia sibuk berpamitan, Kiev berdiri di hadapan Kivia. Kiev memeluk Kivia bersahabat. "Jangan ilang-ilangan lagi, Ya."
Kivia terkekeh geli. "Siap, komandan!"
"See you later."
Kivia tersenyum. "See you."
----
"Gilaaa!!! Mimin lambe gercep banget!" seru Early melihat postingan instagram mimin lambelambean. Sebelum ini ada foto Delisa dan Kiev yang berfoto bersama dengan fans. Itu sih sudah hal yang biasa dan Early nggak akan seheboh ini.
Lagu dari mobil Vannesha juga sudah tidak mereka pedulikan. Early yang duduk di depan bersama Gena yang menyetir, memiringkan tubuhnya agar lebih leluasa menatap audience yang menunggu limpahan kabar terbaru.
Postingan terbaru mimin lambe adalah kebersamaan Kiev dan Kivia hari ini. Wajah Kivia tidak terlalu jelas karena kualitas foto yang dikirimkan juga jarak mengambil foto-foto itu yang lumayan jauh. Mulai dari foto Kiev dan Kivia yang makan bersama Bunda dan Bu Mia, kebersamaan mereka di toko buku, di toko aksesories, funworld juga video ketika Kiev berlari memeluk Kivia melindunginya dari properti yang terjatuh.
Tak sampai di sana, mimin lambelambean menulis caption yang cukup menuai perdebatan di kolom komentar.
lambelambean: hmmm hmmmm babang kiev pilih yang manaaaa
bersambung
ayooo siapa yang ada di tim Kivia dan Kiev? atau Kiev-Delisa?
kalau ada aktor kesukaan kamu yang sering dipasangkan kayak Kiev dan Delisa, kira-kira ... kamu terima nggak kalau dia sebenarnya suka sama orang lain?
Hmm... share di komentar yaaa xixixi
ciao
ig : inkinaoktari
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Kelabu Biru
ini nih lebay nya I-net, kalo ada artis yg mereka suka dalam satu projek pasti langsung main jodoh²in. kesan nya kayak gak totalitas gitu dalam pekerjaan.
2021-11-20
3
Indah
masuk lambe turah doooong wkwkwk
2021-09-28
0
Anonymous
mereka kan saling jatuh hati~~~~
2021-07-15
1