“Istilah The Celebrity CEO pernah dikemukakan oleh Majalah Forbes pada tahun 2010. The Celebrity CEO bisa didefinisikan secara sederhana sebagai sebuah sebutan untuk selebriti yang mungkin dikagumi dengan bakat menyanyi atau acting mereka di layar kaca, tapi ... nggak banyak yang tahu bahwa di balik layar, mereka juga berhasil dengan bisnis besar yang mereka jalankan. Contohnya selebriti yang juga sukses sebagai pelaku bisnis yaitu Jay-Z, Oprah Winfrey, Jennifer Lopez dan sederet bintang lainnya.”
Owi Cyntia, host berambut bob itu membetulkan letak kacamatanya dan menatap kamera dari angle yang berbeda.
“Bagaimana dengan selebriti kita di Indonesia? Tahun lalu, pasangan selebriti Raffi Ahmad dan Nagita Slavina digadang-gadang sebagai selebriti terkaya di tanah air. Namun, idola sejuta umat dengan segudang prestasi, yang sebenarnya juga sempat vakum cukup lama dari dunia entertain, mungkin bisa dipertimbangkan sebagai next The Celebrity CEO of Indonesia. Bersama saya, Owi Cyntia dalam program, Satu Jam Bersama Kiev Bhagaskara.”
Tepuk tangan mewarnai saat Kiev masuk dan duduk di kursi empuk di samping host. Kiev masih mengenakan setelan sehabis pemotretan tadi. Ia menyalimi Owi yang langsung tersenyum riang.
“Apa kabar, Kiev? Kabarnya ganteng-ganteng saja, kan?” tanya Owi setengah bercanda.
Kiev tertawa ringan. “I'm feeling grateful. Mbak Owi gimana kabarnya?”
Senyum Mbak Owi makin lebar. “Pretty good. Sebuah kehormatan bagi saya karena bisa wawancara secara eksklusif bersama CEO K-Entertainment.”
“Saya yang merasa terhormat bisa diwawancarai dengan wartawan senior seperti Mbak Owi,” kata Kiev tak ingin merasa diagungkan.
“Kalau ada kata senior itu terdengar menunjukkan umur saya juga senior gitu ya.” Mbak Owi terkekeh. “Baik, Kiev Bhagaskara. Kamu menulis lirik lagu dan kamu juga memproduserinya. Lagu kamu benar-benar easy listening. Akting kamu juga luar biasa, bahkan ada yang menyebut kamu sebagai The Next Reza Rahadian. karena kamu benar-benar bisa masuk ke peran apa saja yang dituntut oleh film tersebut.”
“Mbak Owi terlalu memberi saya limpahan pujian pada hari ini. Saya bersyukur tentunya kalau respons masyarakat baik terhadap kemampuan acting saya, tapi di sisi lain saya merasa nggak pantas untuk disandingkan dengan skill acting seorang Mas Reza Rahadian. Mungkin itu terlalu ... bagaimana ya?”
“Ya, Kiev. Saya mengerti. Apa pun itu, kamu melakukan yang terbaik dengan caramu.” Mbak Owi menepuk pundak Kiev bersahabat.
“By the way, kalau saya nggak salah. Sepanjang tahun kemarin kamu sibuk menghias layar bioskop dengan berbagai judul film. Sekarang apa rencana kamu ke depannya?”
“Seperti kata mbak, kemarin udah full projek film. Untuk sementara ini saya mungkin akan beristirahat sejenak dari dunia perfilman dan akan fokus menggarap album terbaru saya. Setelah itu ... mungkin bisa balik ke film lagi. Tapi saya nggak bisa memastikan yang terjadi ke depannya. Beberapa hal tak terduga bisa aja terjadi ya kan, Mbak?” Kiev tersenyum tipis.
“Wah, saya selalu menantikan karya-karya kamu tentunya. By the way in the bus way lagi nih ya, mungkin ini topik yang agak sensitif. Saya nggak bermaksud untuk mengoyak luka lama untuk kamu. Namun, hal ini mungkin bisa jadi pelajaran bagi pemirsa. Bagaimana sih kamu bisa melewati skandal besar kamu di masa lalu, yang saya dan masyarakat tahu dengan baik bahwa itu bukan kesalahan kamu. Jatuh bangun kamu dulu, dan bisa survive sampai kita bisa saksikan K-Entertainment hadir dengan megahnya saat ini.”
Kiev membasahi bibir. Topik ini memang belum pernah dibahas di manapun. Kiev menarik napas lalu mengembuskannya dengan perlahan. Cowok itu juga meminta izin untuk minum terlebih dahulu. “Hm ... skandal itu terjadi sepuluh tahun yang lalu. Waktu saya berumur 17 tahun, tentang narkoba bernilai cukup besar, dan kalau saya nggak terbukti nggak bersalah waktu itu mungkin saya bakal kena hukuman mati.”
Mbak Owi menyimak kemudian menimpali omongan Kiev, “Nggak sampai di sana, setelah kamu bebas dari tuduhan. Kamu juga mengalami penculikan dan percobaan pembunuhan oleh mafia narkoba yang terkait dengan kasus kamu itu.”
Kiev mengangguk. “Saya harus direhab dan melakukan hipnoterapi karena trauma yang mengguncang hidup saya. Setiap malam itu, seperti mimpi buruk. Saya juga menerima ancaman, orang itu akan mencelakai bunda saya jika saya buka mulut. Alasan terkuat kenapa saya harus jadi ‘orang’ saat ini. Bukan semata-mata karena materi atau kekuasaan, tapi saya ingin melindungi orang-orang yang saya sayangi apa pun yang terjadi. Saya nggak mau jadi remaja 17 tahun yang saat itu nggak bisa melakukan apa-apa, bahkan untuk melindungi diri saya sendiri.”
Terhenyak dengan penuturan Kiev, Mbak Owi tersenyum getir. “Masa lalu yang buruk memang nggak bisa diubah. Tapi kamu sudah bekerja keras, Kiev. Saya yakin bunda kamu, keluarga, sahabat dan penggemar kamu sangat bangga dengan apa yang kamu perjuangkan saat ini. Terimakasih sudah bertahan, Kiev.”
“Terimakasih banyak, Mbak. Benar kata mbak, setelah masa kelam itu saya benar-benar bersyukur masih banyak dikelilingi orang-orang baik. Nama baik saya telah pulih, perlahan trauma dari tindak penculikan itu juga berkurang meski belum punah seutuhnya. Saya menikmati sisa kehidupan SMA saya dengan teman-teman di sekolah. Menata masa depan saya.”
“Oke, aduh jadi mau nangis saya.” Mbak Owi tampak berkaca-kaca mengenang betapa beratnya beban yang Kiev pikul saat itu.
“Kita banting setir ke pembahasan berikutnya ya, ini tentang single kamu yang berjudul Come. Gosipnya ada cerita istimewa tentang lagu itu ya?”
“Eits, sebelum cerita Kiev akan membawakan lagu Come di studio kita. Ini versi akustik, eksklusif hanya di Satu Jam Bersama Kiev Bhagaskara.”
Kiev telah memangku sebuah gitar akustik. Kiev yang bersetelan formal dipadankan dengan gitar akustik entah kenapa membuat auranya semakin mempesona. Jari Kiev kemudian mulai menari memetik senar.
When i looking into your eyes
You crying under thousand stars
So breaking my heart
Unconditional fate
Oh ... out of my control
You are leaving me
Alone...
Darling i wish you could come
Even i never to be your home
I know its been a while
But i always wish you to come
Even i never to be your home
Oh, darling....
I wish you could come
Even i never to be your home
Come into my life...
Again....
Every single day i thinking of you ...
Tepuk tangan dari Mbak Owi dan kru lainnya terdengar riuh. Apalagi seandainya ada penonton bayaran tentu ruangan ini akan gempar lagi.
“Versi aslinya agak rock, dan diakustikin gini jadi makin sedih parah, Kiev. Kamu mikirin apa sih sebenernya waktu ciptain lagu ini?”
“Mikirin ... seseorang.” Kiev tersenyum misterius. “Intinya, saya mau dia datang. Walaupun saya tahu, saya nggak pernah jadi rumah buat dia.”
catatan:
aku boleh minta bantuan agar cerita ini dapat lebih banyak ditemukan oleh pembaca lain? caranya mudah, cukup dengan kasih vote dan komentar di setiap babnya. jangan lupa rekomendasi ke teman kamu ya!
tolong kasih panggung untuk cerita ini bisa menjangkau pembaca baru. it will help me a lot. terimakasih ❤️
menikmati cerita ini? update tentang The Celebrity CEO di instastory kalian dan tag aku @inkinaoktari 💓
salam, Inkina Oktari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Indah
kiev luv banget
2021-09-28
0
Indah
padahal penasaran nadanya gimana
2021-09-28
0
Indah
nadanya gimana ya kira kira
2021-09-28
0