Bugatti Divo

Setelah Arga memasuki dealer, Grant mendahului Arga menuju Pramuniaga yang sudah terlihat berdiri untuk menyambut kedatangan kedua tamu yang baru saja turun dari mobil audi Q8 RS.

Tamu dengan mengendarai mobil audi Q8 RS dengan harga $170.000 bukanlah tamu yang bisa dipandang dengan sebelah mata.

Meski dalam kenyataannya, audi Q8 RS adalah mobil Grant yang dia gunakan untuk menjalankan taxi online. Tetapi hal tersebut cukup membuat Pramuniaga menghargai kedatangan Arga dan Grant. Karena pada dasarnya, Pramuniaga tersebut tidak mengetahui jika Grant adalah sopir taxi online.

"Hmm… memasuki dealer ini menggunakan mobil Grant cukup membuat Pramuniaga tersebut menyambut dengan baik." Arga berbicara sendiri dalam hatinya.

Grant yang menuju ke meja pramuniaga mengatakan bahwa Arga adalah bosnya dan dia membawa Arga kemari untuk membeli salah satu mobil. Dengan terus terang juga, Grant meminta bonus kepada sang Pramuniaga dari pembelian yang akan Arga lakukan. Sang pramuniaga menjawab dengan memberikan kode oke kepada Grant.

Sang pramuniaga tidak begitu yakin jika Arga adalah bosnya, karena Arga jelas terlihat sangat muda. Tetapi karena Grant sudah mengatakan bahwa Arga adalah bosnya, sang pramuniaga menuju ke tempat Arga duduk. Dengan membawa berbagai kertas, pramuniaga menyapa Arga yang sedang duduk.

"Tuan muda, mobil apa yang anda butuhkan. Anda memiliki dana berapa untuk membeli mobil di sini. Maaf saya bertanya demikian karena harga mobil di sini dari kelas menengah sampai Kelas atas. Dari harga sedang sampai harga super mahal. Karena itu saya menanyakan kebutuhan dan dana yang anda siapkan agar saya dapat memberi pendapat atas tipe pembelian tuan muda." Pramuniaga tersebut sangat yakin bila Arga hanya mampu membeli mobil dengan harga yang tidak begitu mahal, oleh karena itu pramuniaga tersebut menjelaskan tentang harga yang bertingkat.

Meski dengan kata-kata yang sopan, sangat terlihat jika pramuniaga tersebut sedang meremehkan Arga. Dalam hati pramuniaga tersebut memperkirakan Arga hanya mampu membeli mobil dengan harga dibawah $300.000 dolar.

"Aku ingin Supercar yang super mewah yang cocok untuk diriku." Dengan tersenyum Arga berbicara kepada pramuniaga.

"Tetapi mobil di kelas seperti yang tuan muda inginkan berada di kisaran…"

"Kamu tidak perlu mempermasalahkan tentang harga. Aku akan membayar berapapun harganya jika aku suka." Arga memotong perkataan pramuniaga yang masih belum menyelesaikan apa yang ingin dia sampaikan.

"Baiklah tuan, mari ikuti saya." Mobil di dealer tersebut memang memiliki beberapa ruangan yang terpisah-pisah dengan kaca sebagai pembatasnya. Tiap ruangan akan memisahkan Mobil sesuai dengan kelas harga.

"Jika aku memiliki uang dan aku masih seusia tuan muda, maka aku akan memilih Bugatti Divo dengan harga 6,2 juta dollar. Memang ini bukan Mobil termahal, tetapi Mobil ini sangat cocok digunakan oleh tuan muda. Karena Mobil ini memiliki interior yang elegan dan sesuai dengan kriterian anak muda. Mesin ini juga memili…"

"Cukup, tidak perlu dijelaskan. Berikan aku fakturnya. Apa yang kamu butuhkan selain aku harus membayar?" Arga kembali memotong perkataan pramuniaga tersebut yang sedang menjelaskan spesifikasi dari Bugatti Divo yang diinginkan oleh Arga.

"Setelah melakukan pembayaran, saya membutuhkan identitas tuan untuk mengeluarkan Surat Percobaan Kendaraan sebelum Surat Tanda Kepemilikan bisa dikeluarkan. Karena untuk mengeluarkan Surat Tanda Kepemilikan, membutuhkan waktu 30 hari."

"Selain itu, tuan ingin mobil yang berwarna apa?"

"Sepertinya aku lebih menyukai warna ini."

"itu warna Blue Carbon Glossy tuan. Pilihan yang sangat tepat."

"Tuan, saya akan melanjutkan pada inti penjualan. Anda akan melakukan pembayaran menggunakan bank apa?"

"Terserah padamu, bank apapun. Aku akan menggunakan sidik jariku untuk melakukan pembayaran." Arga berucap dengan santai serta menyerahkan identitasnya agar lebih cepat di proses.

Setelah mendapat instruksi demikian, pramuniaga tersebut meninggalkan Arga untuk menyiapkan apa yang dibutuhkan.

Sedangkan Grant sangat terkejut saat melihat hal yang sangat tidak terduga sebelumnya. Grant dari awal mempercayai jika Arga adalah orang kaya. Tetapi Grant tidak menyangka jika Arga melakukan pembelian Mobil dengan harga lebih dari 6 juta tanpa berfikir. Bahkan sebelumnya Arga mengatakan tidak mengetahui tentang Mobil dan langsung membeli ketika sang pramuniaga merekomendasikan.

Tidak lama kemudian, pramuniaga telah kembali dengan membawa beberapa kertas dan juga mesin pembayaran dengan pengenal sidik jari.

"Tuan silahkan melakukan verifikasi di mesin ini. Tolong cek kembali nominal harga yang saya ketik di mesin tersebut."

Arga hanya mengangguk melihat angka di mesin tersebut yang menunjukkan angka $6.200.000. Dengan hanya menyentuhkan sidik jarinya sebanyak tiga kali dengan tiga kali enter di setiap melakukan verifikasi sidik jari, proses pembayaran telah selesai.

("Baru saja melakukan pembayaran pembelian Mobil dengan nominal $6.200.000. Sisa saldo $999.999.892.799.986.")

(0 poin skil baru di dapatkan)

(Total 10 poin skil belum di gunakan)

(Skill saat ini)

(Fisik 22)

(Kecerdasan 15)

(Kecepatan 11)

(Kekuatan otot 17)

(Akurasi 19)

"Suara ini selalu muncul di kepalaku setiap kali aku melakukan transaksi. Apakah tidak ada cara lain untuk memberiku informasi tentang pengeluaran dan sisa saldo yang kumiliki? Jika seperti ini aku akan terganggu jika aku melakukan transaksi kecil yang banyak." Arga berbicara sendiri di dalam hatinya.

"Apakah identitasku sudah selesai? Jika sudah selesai. Aku akan pergi dan nanti biarkan Grant yang mengambil mobilnya jika sudah siap." Arga meminta identitasnya kembali karena Arga ingin cepat pergi dari sana dan membeli sebuah rumah. Karena Arga sudah tidak memiliki rumah setelah rumahnya dibakar oleh pembunuh ibunya. Arga juga meminta Grant untuk meninggalkan no handphone kepada pramuniaga.

Setelah identitas Arga di kembalikan, Arga meminta Grant untuk mengantarnya membeli unit rumah termewah di San Diego. Grant hanya mengangguk dan dengan cepat mengawal Arga meninggalkan dealer. Grant juga membukakan pintu untuk Arga yang kini menjadi tuan sementaranya.

"Akan sangat menyenangkan jika memiliki kekasih tampan dan kaya yang juga loyal. Pasti hidup akan sangat mudah. Mataku tidak dapat melihat dengan jelas, siapa orang yang hanya sekedar kaya dan mana yang benar-benar kaya. Jika saja tadi aku dapat berprilaku lebih sopan, mungkin aku memiliki kesempatan untuk mengenalnya." Pramuniaga yang melayani Arga hanya membatin dan hanya dapat memandang punggung Arga yang berlaku pergi meninggalkan dealer dengan sangat berkesan. Bahkan pramuniaga yang lain juga sampai ikut memperhatikan Arga hingga memasuki mobil.

Sedangkan Grant menganggap dirinya sangat beruntung karena mendapatkan penumpang super kaya. Hingga Grant berangan-angan mendapatkan pembayaran melebihi tarif normal. Bahkan Grant juga berpikir akan mendapat bonus besar karena telah membawa seseorang untuk membeli sebuah mobil mahal ke dealer Bugatti.

Grant memberikan pelayanan terbaiknya. Terlebih kini Grant telah mengetahui kekayaan Arga yang sangat luar biasa. Meski Grant tidak benar-benar tau seperti apa kekayaan Arga. Grant hanya menilai jika Arga merupakan pemuda kaya yang loyal. Karena terbukti dari cara Arga membeli mobil tanpa ingin mengetahui spesifikasinya dan bagaimana dengan asuransinya.

Tanpa mengetahui jumlah kekayaan yang sebenarnya saja, Grant sudah sangat terkejut. Apa lagi jika Grant ditunjukkan kekayaan yang sebenarnya. Kemungkinan besar Grant akan pingsan atau bahkan mungkin mati karena terkejut dengan banyaknya nol di rekening Arga.

Kini yang dipikirkan Grant hanya bagaimana cara untuk dapat memberi pelayanan terbaik kepada Arga yang merupakan penumpang terkaya yang pernah menjadi penumpangnya. Dengan segera Grant menaiki mobil setelah membukakan pintu mobil untuk Grant. Tanpa bertanya lagi, Grant melajukan mobil yang dia kendarai.