Mobil milik Ray terperosok ke dalam jurang dan meledak hingga menjadikan mobil itu tidak lagi berbentuk.
CIT!!!
Need mengerem sangat dalam mobil yang dia kendarai.
Seluruh keluarga turun dari mobil yang Need kendarai.
"RAYMOND!!!!" teriak Rara dengan kencang, dia berlari ke arah jurang dengan isak tangis yang menjadi-jadi.
"RAYMOND!! PUTRAKU!!!" pekik Rara, tubuhnya luruh jatuh ke tanah.
"Kakak!!!" Amel pun ikut menangis ketika melihat mobil yang kakaknya tumpangi hancur.
Bimo memeluk tubuh Rara sang istri. "Ma, tenang Ma.." Bimo berusaha untuk tenang meskipun saat ini hatinya juga ikut hancur melihat kejadian buruk yang menimpa sang Putra.
"Papa ini ngomong apa! Gimana Mama bisa tenang, anak kita Pa anak kita.." Rara memukul dada Bimo dengan lemah.
Tubuh Rara lemas dan Bimo langsung menatap wajah sang Istri. "Ma.. Mama.." Bimo menepuk pelan pipi Rara karena Rara pingsan.
Sementara Need, dia memeluk sang sepupu yaitu Amel. "Mel, kau harus tabah.."
"Kak Ray, kak.. Kenapa bisa seperti ini," Amel sudah berderai air mata.
"Need, tolong bawa Tante mu ke rumah sakit! Om akan menghubungi polisi untuk menyelidiki penyebab kecelakaan Raymond. Om berdoa agar ada keajaiban dari Tuhan dan Ray bisa selamat dari kejadian buruk ini, meskipun itu pasti sangat mustahil karena mobil Ray sudah meledak." Bimo berkata sedih.
"Need juga berdoa agar ada keajaiban dan Raymond bisa selamat meskipun kecil kemungkinan. Kita berdoa saja kepada Tuhan, tidak ada yang mustahil Om." Need segera berjalan ke arah mobil dengan Bumi yang menggendong tubuh Rara.
Mereka semua masuk ke dalam mobil dan tak lama kemudian mobil melaju pergi meninggalkan kawasan kejadian.
Bimo menelepon polisi dan juga akan mengabari keluarga Robert.
*
Di gedung tempat acara akan dilaksanakan.
"APA!" pekik Meysa dengan mata melotot sembari membekap mulutnya sendiri.
Meysa menggeleng dan menangis dengan tersedu-sedu.
"Bagaimana mungkin, Ma? Bagaimana mungkin mobil Ray bisa meledak dan masuk ke dalam jurang? Ini pasti sabotase, Mey yakin ada seseorang yang mempunyai dendam kepada Ray. Hiks..." Mey menangis di dalam pelukan sang Mama yang juga sudah berderai air mata.
"Mey, sabar nak.. Kita berdoa saja yang terbaik untuk Ray, semoga ada keajaiban dan Ray bisa selamat dalam kecelakaan maut itu.." Mama terisak, dadanya terasa sesak ketika melihat sang Putri tunggal yang terpuruk.
"Ma.. Mey mau ketempat itu, Mey mau melihat Raymond.." ucap Mey menangis.
Ceklek!
Pintu kamar terbuka.
Muncullah MUA yang sudah berdiri di depan pintu kamar.
"Mohon maaf, Nyonya. Penghulu sudah datang," ucap MUA itu yang memang tidak tau jika terjadi sesuatu kepada calon pengantin pria.
"PERNIKAHAN BATAL!" teriak Mey histeris.
Mua terkejut dan memundurkan langkahnya keluar dari dalam kamar.
"Sayang.. Mama mohon jangan seperti ini,"
Meysa melepaskan paksa pelukannya pada sang Mama.
"Mey! Meysa!!!" teriak Mama sembari menyusul Meysa yang sudah lari keluar.
Sesampainya di dekat tangga.
Brugh!
Mey menubruk tubuh Mico.
"Nona, Nona anda kenapa?" Mico berpura-pura tidak tahu apapun.
Meysa hanya menangis. "Lepas!" pekik Mey dengan melepaskan paksa tangan Mico yang berada di lengannya.
"Meysa!!" teriak Mama yang berlari kecil menghampiri sang Putri.
Mico tidak melepaskan cekalan nya di tangan Meysa meskipun Meysa berontak.
"Mey.."
"Ada apa Nyonya?" Mico menatap Mama Mey.
"Pernikahan dibatalkan." ucap Mama Mey dengan mengatur nafas nya.
"Apa!" pekik Mico pura-pura kaget.
"Ya, mobil yang Raymond kendarai masuk ke dalam jurang dan meledak hancur." Mama Mey menangis.
Mico hanya diam saja. 'Akhirnya semua impianku akan segera tercapai..'
"Lalu, bagaimana dengan acara pernikahan Nona Mey?"
"Apa kau tuli! Mama ku sudah mengatakan bahwa pernikahan dibatalkan!" teriak Mey emosi.
"Saya siap untuk menggantikan Tuan Raymond menikah dengan anda." ucap Mico berani.
Mata Mey melotot.
PLAK!
Satu tamparan keras berhasil mendarat di pipi Mico.
Semua para tamu menatap ke lantai atas, terdengar kasak-kusuk berita buruk tentang pernikahan Mey yang gagal.
Papa Mey memohon maaf dan menyuruh agar semua para tamu pulang ke rumah masing-masing karena pernikahan tidak akan diteruskan.
Semua tamu pun bubar hingga hanya ada Papa, Mama, Mey dan Mico di dalam rumah serta MUA yang sedang membereskan barang-barangnya.
"Apa kau tidak malu mengatakan itu! Hah!!!" wajah Mey merah padam.
"Maaf, Nona. Saya hanya tidak ingin keluarga anda menanggung malu akibat pernikahan anda yang gagal karena calon pengantin pria tidak akan datang." ucap Mico berani.
Mey menggeleng. "AKU LEBIH MALU JIKA HARUS MENIKAH DENGAN SOPIR SEPERTIMU!"
"Tapi saya hanya berniat ba—"
BUGH!
Papa Mey memberikan bogem mentah di wajah Mico. "APA KAU SADAR DENGAN APA YANG KAU UCAPKAN!" teriak Papa Mey marah.
"Maaf, Tuan." Mico menunduk sopan.
"Sampai kapanpun saya tidak sudi mempunyai menantu sepertimu! Kau harus berkaca terlebih dahulu sebelum mengatakan hal yang akan mempermalukan dirimu sendiri, Mico!" geram Papa Mey dengan emosi.
Mico hanya diam saja. 'Sial! Sia-sia saja segala rencana yang sudah ku susun rapih.' batin Mico kesal.
"Mulai hari ini kau dipecat! Jangan kau pikir kami akan menerima tawaran bodoh mu itu, lebih baik keluarga saya menanggung malu karena Ray daripada Putri saya harus menikah dengan sopir sepertimu. Cih!" Papa Ray pergi dari hadapan Mico.
Mey menatap Mico tajam. "Jangan kau pikir kau bisa mengambil kesempatan dalam kesempitan, aku tidak akan pernah sudi untuk menikah denganmu!" Mey langsung menuruni anak tangga.
Mama Mey mendekati Mico. "Saya tidak menyangka jika kau ingin mengambil kesempatan dalam tragedi buruk ini, Mico." Mama Mey langsung pergi ketika mengatakan hal tersebut.
"ARGH!!!" Mico menyugar rambutnya kasar. "Ku kira jika Raymond mati aku bisa menggantikan posisi nya. Ternyata tidak, orang kaya ini sangat sombong serta angkuh! Lihat saja apa yang akan ku lakukan untuk ke depannya, aku tidak akan membiarkan Meysa menikah dengan siapapun." tekad yang Mico yakini.
Meysa masuk ke dalam mobil dan pergi menuju ke lokasi kejadian untuk melihat bangkai mobil Raymond.
⚛
⚛
⚛
Sementara di desa Mulia Makmur.
Kia sangat bersyukur sebab keadaan nenek akhirnya sedikit membaik ketika sukses melakukan operasi pemasangan Ring Jantung.
"Nek," Kia menghampiri Nenek yang tengah terbaring di atas ranjang.
"Kau mau kemana, cucu ku?" Nenek berbicara dengan nada lemah.
"Kia mau mencuci pakaian di sungai, Nenek jangan kemana-mana ya?" Kia menggenggam sebelah tangan sang Nenek yang kulitnya sudah keriput.
"Jangan lama-lama ya, nduk. Nanti kalau nenek mau ke kamar mandi bingung karena tidak ada yang membantu.."
Kiara mengangguk. "Ya udah, Kia pergi dulu ya, nek? Assalamualaikum.." Kiara beranjak dari ranjang.
"Wa'alaikumsalam.." sahut nenek dengan suara gemetaran.
Setelah mendapat jawaban dari sang Nenek, Kia langsung pergi keluar dari kamar dan bergegas mengambil pakaian kotor serta alat-alat untuk mencuci pakaian.
•
**Kiara Putri ❤❤
•
•
TBC
HAPPY READING
SAMPAI JUMPA DI BAB SELANJUTNYA..
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK SERTA DUKUNGAN, TERIMAKASIH 😘
TAP ❤ agar tidak ketinggalan update 🙏🏻🙏🏻**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
lupa🎃
semoga rey selamat
2022-10-29
0
📴🦋⃟🍾⃝ ʜͩᴀᷞᴍͧɪᷠᴅͣ✿᭄ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠ᴸᴷ
visual kiaa canteeekk bgd oooiii🥰😍
2022-10-23
0
📴🦋⃟🍾⃝ ʜͩᴀᷞᴍͧɪᷠᴅͣ✿᭄ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠ᴸᴷ
kasihan dehh looo micoooo🤣
2022-10-23
0