11.Lepaskan aku fa

"Tanzi"panggil mama dari dalam rumah.

panggilan itu,menyadarkan Kafa dari keheningannya.

"Ya ma".sahut nya dari luar.

Ica mengalihkan dirinya dan beranjak masuk ke dalam rumah lewat pintu belakang.

"Tanzi,ngapain masih berdiri di sini,ayo masuk,udah di tunggu itu Lo sama sepupu kamu".ucap mama yang keluar rumah dan menghampiri dirinya.

"Ya ma".sahut nya yang juga ikut masuk bersama ibunya.

"Assalamualaikum".ucapnya.

"waalaikumsalam"jawab mereka yang di dalam.

"eh mas kafa"sapa asma.

"asma"sahutnya.

"udah besar kamu ya sekarang".

"ya udah dong,masak mau kecil aja"ucapnya sambil menyalami tangan Kafa.

"Assalamualaikum mas zain"sapa Kafa dengan suara khas nya

"waalaikumsalam,bang kafa"sahut nya sambil memeluk sepupu nya.

Rasa rindu setelah bertahun tahun tidak bertemu akhirnya kini terbalaskan sudah.

"Nih loh di minum dulu minumannya,biar segar"ucap ibu yang datang menghidangkan minuman dan juga cemilan untuk tamunya.

"Bu deh"sapa Kafa dengan menyalami tangan ibu.

"eh cah Bagus, gimana kabarnya le, apik to"tanya ibu.

"Alhamdulillah sehat bude" jawabnya.

"Alhamdulillah" ucap ibu.

"ayo silakan dinikmati hidangan seadanya ini" ibu mempersilahkan mereka.

mereka pun menikmati cemilan yang disediakan oleh ibu di atas meja.

kedatangan mereka mengundang bahagia bagi keluarga Zain, rasa rindu yang sudah lama tidak bertemu muka, akhirnya kini bisa terbalaskan, mereka semua tampak begitu senang saling bercanda hingga mengundang tawa.

ketika keadaan sudah mulai hening, Kafa baru menyadari sesuatu, ia kecarian seseorang.

menepati Icha tadi pergi ke mana ya? "tanyanya pada dirinya.

"Mas Kafa mau ke mana?" asma saat melihat kafah beranjak dari tempatnya.

"mau ke belakang sebentar" ucapnya.

"oh...

merasa sungkan dengan keluarga Zain yang berkumpul di depan, Icha pun mengasingkan dirinya dengan duduk di belakang halaman sendirian.

tanda baca Icha "panggil seseorang dari belakangnya.

mendengar suara panggilan itu, Icha seakan mengenal suaranya, dirinya tak berani untuk melihat ke belakang. lalu orang itu pun beranjak menghadap ke dirinya.

"Icha."

"Zain..."ucapnya lega sambil mengangkat pandangannya.

"kamu kenapa duduk sendirian di sini" tanyanya.

"nggak apa-apa, aku segan aja kalau mau ke depan soalnya kan aku ini bukan siapa-siapa" jawabnya.

"oh....."

"ya udah, ayo kita berangkat."

"berangkat?."

"iya,

"sekarang?"

"terus kapan lagi kau makan memang sore ini kita berangkatnya kan?"

"iya sih."

"ya udah ayo buruan."

"iya iya."

Zain beranjak pergi meninggalkannya.

Icha menghembuskan nafas leganya saat mengetahui kalau orang yang menghampirinya itu adalah Zain, bukan kaffah seperti yang ia duga.

Icha pun pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap dengan pakaian seadanya karena kan Icha memang tidak membawa barang apapun saat dirinya pergi dari pesantren.

"amah, asma berangkat dulu ya" kata asma yang berpamitan pada bibinya.

"iya sayang, hati-hati ya."

"iya mah."

setelah banyak berbincang dengan bibinya hingga waktu menjelang senja, asma baru berpamitan dengan beliau karena ia baru ingat kalau keberangkatan sore ini sudah tidak bisa lagi ditunda.

mereka semua berkumpul di depan untuk melihat keberangkatan Zain dan asma.

"oh ya Icha mana?" tanya ibu yang kecarian Icha.

"Mbak Icha tadi masih di kamar Bu mungkin sebentar lagi keluar" ucapannya.

ibu menganggukkan kepalanya.

"Icha."

kali ini suara itu tepat ada di hadapannya, dan orang itu sesuai dengan dugaannya tadi.

"aku mau ngomong sama kamu Cha."

"maaf Pak, Icha nggak ada waktu, Icha mau berangkat sekarang"

"sebentar aja ca."

Icha diam dengan memalingkan wajahnya.

"ya udah, mau ngomong apa?"

cover bisa bernafas lega saat diberi kesempatan untuk berbicara sebentar dengannya.

"aku mau minta maaf sama kamu cah, aku udah kecewain kamu, aku juga udah sakitin kamu sampai kamu pergi gitu aja dari aku tanpa ada penjelasan apapun" jelasnya.

Icha masih diam dengan pikirannya yang Tak tahu entah ke mana.

"ca."

"iya, Icha udah maafin kok, lagian kamu juga nggak salah ini salah Icha, kenapa Icha harus hadir untuk kamu di saat kamu sudah ada pemiliknya" sahur Icha dengan senyumannya.

Kaffa diam..

"ya udah, udah nggak ada lagi kan yang mau diomongin, Icha mau pergi ya . "

"eh, tunggu ca."

"ada apa lagi gua mah udah selesai kan ngomongnya."

"belum."

"terus apalagi, waktu Icha nggak banyak FA. "

"em.. aku belum kasih keputusan tentang perjodohan itu ca "

"kenapa belum."

"karena aku masih bingung dengan perasaan aku, aku belum bisa lupain kamu Cha."

"terus kamu mau apa sekarang, kita udah nggak bisa seperti dulu lagi fa."

"iya aku tahu ca."

"lalu?"

"kamu mau minta pendapat dari Icha tentang perjodohan itu "tanya Icha.

"Kafa terdiam.

"kalau kamu mau pendapat dari Icha, Icha mau kamu terima itu, karena itu adalah amanah untuk kamu menjaga dia."

"nggak usah pikirin Icha lagi ya, kamu harus belajar lupain Icha. karena kita memang nggak akan pernah bersatu. jalan kehidupan kita berbeda fa. "jelas Icha.

"apa kamu udah lupain aku ca."

Icha menghembuskan nafasnya.

"udah" kata Ica dengan senyuman.

"Icha mau, kamu terima dia, kamu nikah sama dia, kamu jaga dia Dan sayangi dia titik seperti kamu menyayangi Icha. Icha ikhlas kok fa. "

karena tak ingin terlihat sedih di depan Kafa, Icha selalu berusaha melebarkan senyumannya walaupun itu begitu berat.

"Mbak Icha" panggil asma dari luar.

"iya as, sebentar" jawabnya.

"udah ya, Icha udah ditungguin dari tadi, Icha titip salam kenal untuk calon istri kamu."

"assalamualaikum" di ucapnya sambil beranjak pergi.

"waalaikumsalam" jawabnya dengan suara pelan.

Icha melangkahkan kakinya keluar dari rumah dan meninggalkan Kafa yang masih berdiam di tempatnya.

"lah ini Mbak Icha, ayo Mbak kita berangkat." ucap asma ketika melihat Icha keluar dari rumah.

Icha mengganggu dengan senyuman.

"Bu Icha pergi dulu ya, terima kasih banyak atas semua kebaikan ibu yang sudah ibu beri untuk Icha" ucap Icha yang berpamitan dengan ibu.

"sama-sama cah ayu. ingat pesan ibu ya" sahut beliau sambil mengusap kepalanya.

"insya Allah Bu."

Icha memeluk ibu sebelum dirinya pergi meninggalkan ibu.

"asma, juga ya Bu."

"iya ndok."

"eh Mas Zain udah pamitan sama ibu."

"udah."

"bapak."

"juga udah."

"oh... ya udah."

"loh, mas Kafa kenapa? habis nangis ya. pasti sedih kan karena asma mau balik ke pesantren "kata asma saat melihat Kaffa keluar dengan matanya sedikit berkaca-kaca.

"iya! aku sedih, karena baru ketemu, kamu udah pergi lagi "sahutnya dengan wajah yang berusaha tersenyum.

"cie... kangen ya sama asma, nggak bisa jauh dari asma ya "Kaffa diam dengan senyumannya sambil mengusap kepala asma.

"ya udah asma pergi dulu ya Mas."

"ya hati-hati."

"oke."

tak hanya dengan ibu saja Icha berpamitan, tapi dirinya juga datang menghampiri Mama Kafa dan menyalami tangannya.

"walaupun baru kenal, Icha bolehkan pamitan sama tante."

"boleh dong sayang."

mata itu tak bisa berhenti memandangnya.

Icha pamit juga ya! "mas Kafa."

Kafa menyahutinya hanya dengan senyuman.

"assalamualaikum semuanya."

"waalaikumsalam."

setelah semuanya sudah selesai berpamitan, Icha dan asma pun masuk ke dalam mobil yang di dalamnya sudah ada Zain yang menunggu.

"lah, Mas kok nggak salaman sama Mas Kafa.

"udah duluan."

"asma kok nggak lihat."

"ya karena kamu nggak ada di situ."

"oh... gitu toh. "

"em.. Mbak Icha nggak apa-apa kan duduk sendiri di belakang. "

"Nggak apa-apa kok as."

"ntar kalau ada perlu, bilang aja ya Mbak, nggak usah sungkan, kita kan sudah seperti keluarga" ucapnya sambil melirik ke arah zain.

"ya as" sahut Icha dengan senyuman.

dengan perlahan, mobil mulai berjalan dan keluar dari pekarangan rumah.

Hening....

Icha masih kepikiran dengan perkataan nya tadi yang ia katakan pada Kafa. air matanya juga perlahan mulai mengalir, tapi Icha langsung menghapusnya karena ia tak ingin kesedihannya terlihat oleh asma dan juga Zain.

"sebenarnya, berat banget untuk bisa melupakan kamu dalam hidup Icha, fa. Icha juga masih sayang sama kafa, tapi Icha nggak punya pilihan lain, nggak mungkin Icha terima Kafa lagi. sedangkan kakak sudah ada perjodohan dengan perempuan lain. Icha akan coba untuk ikhlas menerima semua ini.

ya Allah, hilangkanlah perasaan ini, Icha ingin belajar ikhlas ya Allah. "

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

Lepaskanlah ikatanmu......

2023-03-09

1

lihat semua
Episodes
1 bagian 1
2 2.mulai bersahabat dengan mereka
3 3. Muhammad Zainal Adnani
4 4. mengenang yang lalu...
5 5. mencoba untuk kabur
6 6.pertolongan pertama
7 7. kepanikan mereka..
8 8. bersama dengan keluarga baru...
9 9.Tanzilul Kaffa Pradipta
10 10.Bertemu lagi dengannya
11 11.Lepaskan aku fa
12 12.Kembalinya Icha ke pesantren
13 13.Kabar bahagia dari ustazah
14 14.Mama, Papa!
15 15.Tolong Mengerti Perasaan Ica Ma,Pa
16 16.Ke khawatiran Zain untuk Ica.
17 17.Berkata yang sejujurnya
18 18.Arly kembali mencari Icha
19 19. Kepedulian nya pada Annisa
20 20.Wisuda Kaffa
21 21. Wanita itu adalah Zizi
22 22. Zizi akan pergi Dengannya
23 23. Seorang Mantan Pacar?
24 24.Salah faham
25 25. Seorang Penghibur hati Icha
26 26. Keputusan yang Menyakitkan
27 27. Keputusan Zain
28 28. Pengorbanan
29 29. Aku Menyayangi nya Sebagai Saudara
30 30. Ulang Tahun Ica
31 31. Belajar untuk Lebih Bisa mengikhlaskan
32 32. Dia akan Pergi
33 33. Sebuah Perasaan
34 34. Melupakannya untuk sejenak
35 35. Teman Baru
36 36. Kabar Duka
37 37. Rumah Sakit
38 38. Menemani
39 39. Reuni Sebelum Berpisah
40 40. Kembali ke Jakarta
41 41. Perasaan itu Masih Ada?
42 42. Kerinduan Yang Mendalam
43 43. Rasa Gelisah
44 44. Bimbang
45 45. Kembali Ke Indonesia
46 46. Salah Faham
47 47. Mengikhlaskan
48 48. Kembali Bertemu
49 49. Sebuah Penjelasan
50 50. Pergi Ke Kalimantan
51 51. Menata Hidup Baru
52 52. Tentang Lamaran
53 53. Sebuah Jawaban
54 54. Persiapan Diri
Episodes

Updated 54 Episodes

1
bagian 1
2
2.mulai bersahabat dengan mereka
3
3. Muhammad Zainal Adnani
4
4. mengenang yang lalu...
5
5. mencoba untuk kabur
6
6.pertolongan pertama
7
7. kepanikan mereka..
8
8. bersama dengan keluarga baru...
9
9.Tanzilul Kaffa Pradipta
10
10.Bertemu lagi dengannya
11
11.Lepaskan aku fa
12
12.Kembalinya Icha ke pesantren
13
13.Kabar bahagia dari ustazah
14
14.Mama, Papa!
15
15.Tolong Mengerti Perasaan Ica Ma,Pa
16
16.Ke khawatiran Zain untuk Ica.
17
17.Berkata yang sejujurnya
18
18.Arly kembali mencari Icha
19
19. Kepedulian nya pada Annisa
20
20.Wisuda Kaffa
21
21. Wanita itu adalah Zizi
22
22. Zizi akan pergi Dengannya
23
23. Seorang Mantan Pacar?
24
24.Salah faham
25
25. Seorang Penghibur hati Icha
26
26. Keputusan yang Menyakitkan
27
27. Keputusan Zain
28
28. Pengorbanan
29
29. Aku Menyayangi nya Sebagai Saudara
30
30. Ulang Tahun Ica
31
31. Belajar untuk Lebih Bisa mengikhlaskan
32
32. Dia akan Pergi
33
33. Sebuah Perasaan
34
34. Melupakannya untuk sejenak
35
35. Teman Baru
36
36. Kabar Duka
37
37. Rumah Sakit
38
38. Menemani
39
39. Reuni Sebelum Berpisah
40
40. Kembali ke Jakarta
41
41. Perasaan itu Masih Ada?
42
42. Kerinduan Yang Mendalam
43
43. Rasa Gelisah
44
44. Bimbang
45
45. Kembali Ke Indonesia
46
46. Salah Faham
47
47. Mengikhlaskan
48
48. Kembali Bertemu
49
49. Sebuah Penjelasan
50
50. Pergi Ke Kalimantan
51
51. Menata Hidup Baru
52
52. Tentang Lamaran
53
53. Sebuah Jawaban
54
54. Persiapan Diri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!