9.Tanzilul Kaffa Pradipta

setiap masalah apapun yang datang kepada kita, itu adalah cobaan dari yang kuasa. apapun masalahnya selagi itu masih masalah dunia, pasti Allah akan memberi jalan keluar.

setiap penyakit itu ada obatnya, setiap pertanyaan pasti ada jawabannya dan setiap permasalahan itu pasti ada jalan keluarnya.

tinggal ikhtiar dan doa kita saja rencana Allah itu indah nak, mungkin Allah takdirkan Ica di pesantren karena Allah tahu kalau Icha itu mampu, Allah ingin Icha lebih dekat dengannya lebih meyakinkannya dan lebih mengenalnya.

kalau kita sudah kenal kita sudah dekat, sudah pasti kita akan yakin.

sedikit nasehat dari ibu untuk menenangkan hati dan pikiran Icha.

"sekarang kamu sudah tenang kan."

"Alhamdulillah bu , sudah. "akhirnya Icha sudah bisa tersenyum lepas tanpa beban lagi.

" belajarlah untuk menyelesaikan setiap permasalahan itu dengan sabar dan salat, dan jangan pernah lari dari masalah karena itu bukan mengakhiri masalah, tapi malah menambah permasalahan dalam hidup kita. "ibu menambahkan lagi.

"ya sudah sekarang kamu ambil wudhu dan salat sana agar hati dan pikiran jauh lebih tenang lagi."

"iya ibu." jawabnya.

"ada hikmahnya juga Ica kabur dari pesantren, karena Icha bisa bertemu dengan orang sebaik ibu, bapak, asma juga Mas Zain. "ucapnya dengan senyuman.

"kamu bisa saja nduk nduk. "balas ibu yang juga tersenyum.

Icha pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah untuk mengerjakan salat seperti saran dari ibu kepadanya.

sedangkan di kamar, terlihat asma yang sedang sibuk dengan barang-barang yang akan dibawanya kembali ke pesantren.

"assalamualaikum." ucap seseorang dari balik pintu.

"waalaikumsalam." jawab asma dari dalam.

"boleh Mas masuk." tanya Zain.

Zain membuka pintu kamar asma dan masuk ke dalam kamar adiknya itu.

"tumben beres-beres sendiri."tanya Zain.

"iya ! Mas nggak mau bantuin. "ucapnya.

"lah kok jadi Mas yang jadi sasaran." kata Zain.

"ya sekalian gitu iqrom sama adiknya, balikin adiknya sebelum balik ke pesantren."ucapnya.

"oh , ya udah sini biar Mas bantuin. "Zain menawarkan diri.

"udah nggak usah, udah selesai juga kok beres-beresnya."

"lah gimana toh tadi katanya disuruh Ikrom . "sahut Zain.

"lain kali aja, kalau asma butuh ntar asma panggil Mas Zain aja." candanya dengan sedikit senyuman.

Zayn memandang adiknya itu dengan wajah yang sedikit geram."

"Mas Zain mau ngapain masuk ke kamar asma. pasti ada maunya kan, ya toh. "ucapnya dengan lirikan mata yang tertuju pada Zain.

Zain menunjukkan senyumannya.

"Nggak ah.... cuma mau lihat kamu beres-beres aja. "sahutnya.

"em..... nggak yakin asma sama omongan Mas Zain, biasanya kan kalau tiba-tiba datang sama asma, pasti ada yang mau diomongin. "sindirnya.

"em... kata Zain yang berpikir. "

"nggak ada sih, Mas cuma lagi bosan aja." sambungnya.

"eleh.... yakin?. "..... godanya.

"nggak percaya banget sih sama omongan Mas, nggak lihat nih wajah Mas udah serius." balas Zain.

"nggak..... "tandanya sembari menggelengkan kepala.

"wajah Mas itu nggak pernah terlihat serius di mata asma, selalu terlihat lucu." sambungnya lagi yang diiringi dengan suara tertawanya.

"haduh...."sesal Zain.

hening tiba-tiba.......

"mas..... "panggil asma.

"Hem .... "sahut Zain.."Mas jadi mau nikah sama Mbak Icha." katanya tiba-tiba yang spontan langsung membuat Zain terkejut.

"hah.... kamu tuh ngomong apa toh kok ngawur aja. "sahutnya.

"lah kok ngawur to Mas, kan itu sesuai dengan omongan Mas kemarin malam, udah lupa lagi, nih asma ingatkan lagi." ucapnya.

"udah nggak nggak, Mas udah ingat, itu kan Mas cuma bercanda toh as. "ucap Zain dengan wajah sesalnya.

"setiap perkataan itu adalah doa Mas, walaupun itu bercanda lah buktinya lihat sekarang, orangnya udah ada di depan mata kan, begitu Mas selesai ngomong langsung terjadi. "kata asma!.

Zain terdiam memikirkan perkataan apa yang harus ia ucapkan untuk membalas adiknya.

"lah, diamkan. lagi berpikir ya, nggak papa kok mas dipikir-pikir aja dulu, asma tunggu jawabannya untuk beberapa bulan lagi. "sambungnya lagi dengan senyuman.

"asma...."seru Zain dengan wajah yang begitu geram dengan adiknya.

"saya Mas."sahut asma dengan wajah santainnya.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

"hmmm... harum banget ma, mama masak apa sih. "tanya tanzi yang menghampiri ibunya di dapur.

"Mama lagi masak yang spesial." sahut mama.

"tumben Mama masak banyak dan spesial, mau ada tamu ya." ucapnya.

"Nggak kok, yah Mama lagi kepengen aja. entar sore tolong antar Mama ke rumah pakde kamu ya, Mama mau jenguk pakde kamu, sekalian mau ketemu sama keponakan mama, soalnya kan mama sudah lama nggak ke sana. "kata Mama.

"iya mah, tanzi juga kangen sama sepupu tanzi, apalagi sama asma . "sahutnya dengan senyuman ramahnya.

tanzi dan mama berencana untuk pergi ke rumah Zain, selaku sepupu kandungnya. sekalian menjenguk pak Ilham yang masih belum sehat total. hubungan kekerabatan mereka dulu sangat dekat ketika Zain dan tanzi yang masih berumur 10 tahun. namun, semenjak rumah mereka berjauhan hubungan silaturahmi mereka mulai longgar, ditambah lagi kesibukan tanzih dengan tugas kuliahnya, papa yang sering keluar kota dan selalu pindah-pindah kerja hingga papa pergi untuk selamanya. dan hari inilah mereka menyempatkan waktu untuk berkunjung ke sana, kembali bersilaturahmi dengan keluarga yang sudah jauh jarak keberadaannya dengan mereka.

"eh... kamu kok tumben cepet pulangnya. "tanya Mama dengan pandangan serius.

"iya, karena hari ini nggak terlalu banyak tugas, jadi tanzi cepet pulang." jawabnya.

"ohh... Mama kira kamu cabut dari kampus. "canda mama.

"Mama ini bisa aja, tanzi kan mahasiswa teladan, jadi yang nggak mungkin kalau tanzi cabut dari kampus." sahutnya dengan senyuman.

"iya... iya mahasiswa teladan. "ucap mama.

tanzi pun tertawa dengan ucapan mama.

"ya udah mah, tanzi mau mandi dulu ya." katanya.

"iya.... "sahut mama.

tanzilul Kaffa Pradipta seorang mahasiswa jurusan manajemen yang sudah menyelesaikan studinya S1 Dan kini ia sedang melanjutkan studinya sampai lulus ke S2, setelah itu barulah dirinya akan menikah dan melanjutkan bisnis ayahnya setelah dirinya berumah tangga.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

tak hanya Arli seseorang yang pernah mengisi ruang hati Icha. namun, dirinya juga merasakan hal yang sama. semua itu berawal dari pertemuannya saat dirinya berusaha menyelamatkan nyawa Icha dari kecelakaan hingga kedekatan mereka yang selalu menjadi sensasi di kampus dan di sekolah Icha sendiri. tapi semua itu tidak berlangsung lama, saat dirinya akan mengungkapkan keseriusannya pada Icha, saat itu juga lah Mama kembali mengingatkan tentang perjodohannya dengan anak sahabat mamanya. dan itu semua membuat Icha perlahan mundur lalu menjauhi tanzih hingga menghilang darinya sampai saat ini.

meskipun kian lama hari pernikahannya semakin dekat, tanzi masih belum bisa melupakan masa lalunya bersama dengan Icha, iya masih berharap agar suatu hari nanti dapat bertemu dengannya dan menjelaskan semua kesalahpahaman agar tidak ada yang tersakiti di antara mereka.

Flash back........

setelah pulang kuliah, tanzi dengan mengendarai mobil pribadinya, datang ke sekolah Icha untuk menjemputnya dan mengajaknya makan siang bersama.

"oh... ternyata lo lagi nunggu jemputan dari orang yang spesial makanya nggak mau pulang bareng kita. "ucap kedua temannya.

Icha hanya tersenyum.

"ya udah deh, kami duluan ya. "sambung mereka.

"hati-hati ya." ucap Ica.

"oke!"sahut mereka.

Icha pun masuk ke dalam mobil bersama dengan tanzi yang sudah ada di dalam.

"kita mau pulang duluan, atau langsung jalan? "tanya tanzi, Icha diam dan berpikir.

"kalau pulang pun, pasti nggak ada orang di rumah, apalagi jam segini mama sama papa kan masih sibuk."

"langsung jalan aja deh" jawabnya.

"yakin! nggak mau izin dulu sama orang tua" tanya tanzi.

Icha menggeleng dengan senyuman.

saat masih di tengah perjalanan menuju cafe, terdengar suara telepon yang berdering dari handphone tanzi.

"Mama" nama yang tertulis di panggilan itu.

tanzi pun mengangkat panggilan dari ibunya.

"halo, assalamualaikum ma "ucapnya membuka panggilan.

"waalaikumsalam" jawab Mama dari seberang sana.

"tanzi, ke rumah sakit sekarang ya nak, penting! nanti mama share lokasinya "sambung mama dan langsung menutup teleponnya.

"halo, ma.....mama...."

setelah menerima telepon dari mama, perasaan tanzi berubah cemas, Mama memintanya untuk datang ke rumah sakit tanpa memberitahu alasannya, ia takut terjadi sesuatu dengan ibunya.

"ada apa?" tanya Icha yang melihat wajah cemas tanzi.

"Mama minta aku ke rumah sakit sekarang" jawabnya.

"oh ya udah kalau gitu, kita ke rumah sakit aja, takutnya terjadi sesuatu dengan mama kamu" kata Icha.

"tapi...

udah lain waktu aja, panggilan seorang ibu itu lebih penting "sahut Icha.

"ya udah, kita ke rumah sakit, maaf ya ca."

"nggak papa FA.

Kafa pun menambah kecepatan mobilnya agar lebih cepat sampai di rumah sakit.

setibanya di sana....

Kafa bersama dengan Icha langsung berlari dan mencari ruangan yang dituju mereka sesuai dengan pemberitahuan dari ibunya.

"mama....."ucapnya saat bertemu ibunya.

"tanzi, akhirnya kamu sampai juga" sahut mama.

"siapa yang sakit ma, kenapa Mama begitu cemas" tanya tanzi.

"udah, ayo kita masuk saja, udah ada yang menunggu kamu di dalam" ajak mama sambil menarik tangannya dan masuk ke dalam ruangan.

Kafa atau tanzih bersama dengan mama masuk ke ruangan UGD dan meninggalkan Icha sendiri menunggu di luar ruangan.

di dalam sana, sudah ada seorang wanita paruh baya dengan jilbabnya yang terbaring lemah tak berdaya di tempatnya bersama dengan seorang anak gadisnya yang juga mengenakan jilbab panjangnya, terlihat wajahnya yang begitu sedih dengan air mata yang sudah membasahi pipi merah wanita itu.

Kafa berjalan dengan perlahan menghampirinya.

"ia berdiri di samping wanita itu, pas di hadapan anak gadisnya.

"Mbak, ini Kafa anak saya" beritahu ibunya.

"kaffah..... ucapnya lirih sambil memandang wajah Kafa.

"kamu masih ingat sama tante, kamu masih ingat juga kan dengan orang yang ada di hadapan itu "kata ibu itu dengan suara yang begitu lemah.

Kaffa hanya bisa diam dan sesekali memandang wajah seorang gadis yang ada di hadapannya.

"Tante mau, kamu menikah dengan anak tante ini, Tante yakin dan percaya kalau kamu adalah orang yang tepat untuk menjaga Zizi. tante nggak bisa pergi dengan tenang jika meninggalkan Zizi sendiri, kamu mau kan menuruti permintaan tante untuk yang terakhir ini, sejak kecil, kalian itu selalu bahagia bersama, makanya tante dan mama kamu sudah menjodohkan kalian sejak kecil. tante mohon sekali, tolong tante fah "....

ibu itu memberikan pesan terakhirnya kepada Kafa.

"Zizi... kamu mau kan menikah dengan Kafa "tanya ibu itu sambil memandang wajah anak gadisnya.

"umi...."lirih Zizi dengan air matanya.

Kafa yang terlihat begitu iba saat itu, juga tak mampu untuk membendung air matanya. iya tidak berani menolak permintaan terakhir orang tua Zizi, iya juga belum bisa menerima begitu saja. karena saat ini dirinya sudah memiliki Icha.

Zizi menggenggam erat tangan ibunya, namun perlahan demi perlahan genggaman itu semakin longgar dan akhirnya pun terlepas, kedua mata ibu sudah tertutup dan detak jantungnya pun sudah tidak lagi ditemukan.

"ummi..... umi bangun mi ".

"Mbak.... Mbak "

"dokter dokter" teriak Kaffa memanggil dokter.

saat dokter datang bersama dengan perawatnya dan memeriksa ibu Zizi, ternyata sudah tidak ada lagi yang bisa diharapkan.

"innalillahi wa inna ilaihi rojiun. pasien sudah meninggal "ucap dokter itu.

"umi.... umi bangun, jangan tinggalkan zizi mi... umi bangun "Isa tangis Zizi yang begitu harum membuat semua yang di dalam sana tampak begitu sedih, termasuk juga Icha yang berdiri di luar, ternyata sudah sedari tadi dirinya berdiri di depan pintu dan mendengarkan percakapan mereka.

Icha pun memutuskan untuk pergi dari tempat itu seorang diri, karena ia merasa kehadirannya sia-sia di sana.

ditambah lagi dengan omongan orang tua Zizi yang terdengar olehnya, membuat Icha tak bisa membendung air mata dan juga rasa sakit hatinya, sejak kejadian itulah, Icha tidak lagi berhubungan dengan Kafa dan pergi meninggalkannya lalu menghilang darinya sampai saat ini.

***Flashback and......

😁😁😊😊😊😊😊***

Episodes
1 bagian 1
2 2.mulai bersahabat dengan mereka
3 3. Muhammad Zainal Adnani
4 4. mengenang yang lalu...
5 5. mencoba untuk kabur
6 6.pertolongan pertama
7 7. kepanikan mereka..
8 8. bersama dengan keluarga baru...
9 9.Tanzilul Kaffa Pradipta
10 10.Bertemu lagi dengannya
11 11.Lepaskan aku fa
12 12.Kembalinya Icha ke pesantren
13 13.Kabar bahagia dari ustazah
14 14.Mama, Papa!
15 15.Tolong Mengerti Perasaan Ica Ma,Pa
16 16.Ke khawatiran Zain untuk Ica.
17 17.Berkata yang sejujurnya
18 18.Arly kembali mencari Icha
19 19. Kepedulian nya pada Annisa
20 20.Wisuda Kaffa
21 21. Wanita itu adalah Zizi
22 22. Zizi akan pergi Dengannya
23 23. Seorang Mantan Pacar?
24 24.Salah faham
25 25. Seorang Penghibur hati Icha
26 26. Keputusan yang Menyakitkan
27 27. Keputusan Zain
28 28. Pengorbanan
29 29. Aku Menyayangi nya Sebagai Saudara
30 30. Ulang Tahun Ica
31 31. Belajar untuk Lebih Bisa mengikhlaskan
32 32. Dia akan Pergi
33 33. Sebuah Perasaan
34 34. Melupakannya untuk sejenak
35 35. Teman Baru
36 36. Kabar Duka
37 37. Rumah Sakit
38 38. Menemani
39 39. Reuni Sebelum Berpisah
40 40. Kembali ke Jakarta
41 41. Perasaan itu Masih Ada?
42 42. Kerinduan Yang Mendalam
43 43. Rasa Gelisah
44 44. Bimbang
45 45. Kembali Ke Indonesia
46 46. Salah Faham
47 47. Mengikhlaskan
48 48. Kembali Bertemu
49 49. Sebuah Penjelasan
50 50. Pergi Ke Kalimantan
51 51. Menata Hidup Baru
52 52. Tentang Lamaran
53 53. Sebuah Jawaban
54 54. Persiapan Diri
Episodes

Updated 54 Episodes

1
bagian 1
2
2.mulai bersahabat dengan mereka
3
3. Muhammad Zainal Adnani
4
4. mengenang yang lalu...
5
5. mencoba untuk kabur
6
6.pertolongan pertama
7
7. kepanikan mereka..
8
8. bersama dengan keluarga baru...
9
9.Tanzilul Kaffa Pradipta
10
10.Bertemu lagi dengannya
11
11.Lepaskan aku fa
12
12.Kembalinya Icha ke pesantren
13
13.Kabar bahagia dari ustazah
14
14.Mama, Papa!
15
15.Tolong Mengerti Perasaan Ica Ma,Pa
16
16.Ke khawatiran Zain untuk Ica.
17
17.Berkata yang sejujurnya
18
18.Arly kembali mencari Icha
19
19. Kepedulian nya pada Annisa
20
20.Wisuda Kaffa
21
21. Wanita itu adalah Zizi
22
22. Zizi akan pergi Dengannya
23
23. Seorang Mantan Pacar?
24
24.Salah faham
25
25. Seorang Penghibur hati Icha
26
26. Keputusan yang Menyakitkan
27
27. Keputusan Zain
28
28. Pengorbanan
29
29. Aku Menyayangi nya Sebagai Saudara
30
30. Ulang Tahun Ica
31
31. Belajar untuk Lebih Bisa mengikhlaskan
32
32. Dia akan Pergi
33
33. Sebuah Perasaan
34
34. Melupakannya untuk sejenak
35
35. Teman Baru
36
36. Kabar Duka
37
37. Rumah Sakit
38
38. Menemani
39
39. Reuni Sebelum Berpisah
40
40. Kembali ke Jakarta
41
41. Perasaan itu Masih Ada?
42
42. Kerinduan Yang Mendalam
43
43. Rasa Gelisah
44
44. Bimbang
45
45. Kembali Ke Indonesia
46
46. Salah Faham
47
47. Mengikhlaskan
48
48. Kembali Bertemu
49
49. Sebuah Penjelasan
50
50. Pergi Ke Kalimantan
51
51. Menata Hidup Baru
52
52. Tentang Lamaran
53
53. Sebuah Jawaban
54
54. Persiapan Diri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!