7. kepanikan mereka..

karena sudah merasa lelah berdebat dengan abangnya mengenai perkataan Zain yang tadi malam, asma pun kembali melanjutkan perbincangannya pada Icha yang masih berada di dalam kamar.

"asma." panggil ibu sebelum dirinya masuk ke dalam kamar Icha.

"saya bu." sahut asma sembari melihat ke arah ibunya.

"mau ngapain nduk?." tanya ibu.

"asma mau ngobrol lagi sama Mbak Icha Bu." jawabnya.

"nanti saja lanjut ngobrolnya, sekarang kita sarapan dulu sekalian panggil Mbak Icha ya." kata ibu yang sedang menyiapkan sarapan.

"iya Bu." sahutnya.

"assalamualaikum." ucap asma sembari membuka pintu.

"waalaikumsalam." jawab Icha dari dalam.

"Mbak Icha lagi ngapain? . "tanyanya yang menghampiri Icha di tempat tidurnya.

"nggak ngapain-ngapain, lagi pengen tiduran aja." sahutnya.

"masih sakit ya badannya." tanya asma yang memegang bahu Icha.

"Nggak kok, udah mendingan." sahutnya.

asma pun menyahutinya dengan senyuman.

" kita keluar yuk mbak, ibu udah nunggu di luar, kita sarapan dulu. "ajak asma untuk sarapan bersama.

asma membantu Icha berdiri dan berjalan dengan perlahan keluar dari kamar.

"Bu." panggil asma.

"eh..... ayo duduk nduk, kita sarapan dulu sebelum beraktivitas. "kata ibu yang mempersilahkan kedua anak gadisnya duduk di kursi meja makan.

"masmu mana ndok?."tanya ibu yang berbisik pada asma.

"nggak tahu Bu tadi lagi duduk di ruang tengah, mungkin lagi menyiram bunga kali di luar. "balas asma yang juga berbisik.

ibu pun mengangguk.

asma yang sedang membantu ibunya menyiapkan makanan, tiba-tiba saja senyum-senyum sendiri sambil melihat ke arah ruang tengah.

"itu pasti mas Zain kerjain ah....... "gumamnya.

"nggak usah ngintip-ngintip Mas, kalau mau kenal, ke sini aja terus. selagi ada Mbak Icha di sini. "ucapnya.

menyindir Zain yang memang benar sedang mengintip dari ruang tengah.

"aduh! asma ngapain sih kok ngomong kayak gitu." sesalnya sambil menepuk jidatnya.

"opo toh nduk?. "tanya ibu.

"itu loh bu Mas Zain ngintip-ngintip sok malu-malu dia mau kenalan sama Mbak Icha." jawab asma.

"kayak nggak kenal masmu saja, dia kan memang seperti itu." sahut ibu.

"Zain, cah Bagus, sini le kita sarapan dulu, ibu sudah masakin makanan kesukaan kamu, nasi goreng enak loh le. "ucap ibu sambil memanggil Zain untuk datang.

ibu kok kayak gitu sih manggil Mas Zain, seperti anak kecil saja. "eja asma yang menahan tawanya.

" Zain ibu manggil loh. "ucap ibu lagi.

"aduh ibu juga ikut-ikutan asma lagi, makin grogi aku mau ke sana." kata Zain pada dirinya yang masih berada di tempatnya.

Zayn mengatur nafasnya dan perlahan melangkahkan kakinya berjalan mendatangi ibunya yang sudah menunggu dirinya.

"sini, duduk sini le samping ibu . "ucap ibu.

Zain pun duduk di samping ibunya, pas berhadapan dengan Icha yang ada di depannya.

"nah, pas banget tempatnya." ucap asma sambil senyum-senyum sendiri.

"Icha , ini Zain, anak sulung ibu, ya bisa dibilang yang paling ganteng lah, karena nggak ada lagi saingannya. "kata ibu memperkenalkan Zain kepada Icha sembari tersenyum.

"Mas ini juga ya Bu yang sudah menolong Icha." tanya dirinya pada ibu.

"iya! yah mereka berdua inilah, ala-ala mau jalan keluar malam sesekali, eh pulang-pulang sudah bawa anak orang pingsan, untung yang dibawa cantik."tanda ibu.

Icha pun tersenyum.

"terima kasih ya Mas, sudah mau menolong saya." ucap Icha sembari memandang wajah orang yang ada di hadapannya itu.

Zain hanya menjawabnya dengan senyuman tanpa berkata apapun.

"grogi ya.... makanya nggak bisa ngomong."goda asma.

"nggak ah biasa aja kok." bales Zain.

"ah.... masak sih, orang ganteng gak boleh bohong loh, entar hilang gantengnya. "sambung asma lagi yang masih terus-terusan menggoda abangnya di hadapan perempuan lain.

"asma....... "tegur ibunya.

iya Bu...... "

asma masih senyum-senyum sendiri sambil memandang wajah Zain

"aduh ya Allah, nasib nasib, punya adik cerewet selalu dibuat mati kutu sama asma.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

hilangnya Icha dari pesantren membuat semua para santri yang tinggal di sana merasa cemas. termasuk ummah dan Abuya, mereka semua tidak tahu harus mencari Icha di mana. karena Icha pergi tidak meninggalkan jejak apapun di pesantren.

"bagaimana ini Abuya, kita harus mencari Icha di mana?." tanya umah dengan wajah penuh kecemasan.

" Abuya juga bingung, karena Icha pergi tidak meninggalkan jejak apapun. "kyai juga merasakan hal yang sama.

"ummah takut sekali terjadi sesuatu pada diri Icha, dia itu kan masih remaja labil apa tidak sebaiknya kita hubungi saja orang tua Icha. siapa tahu mereka bisa melakukan sesuatu. "ummah memberi usulan.

"apa kalau kita memberitahu mereka, malah akan membuat mereka khawatir. "

"tapi kan setidaknya, mereka tahu dengan keadaan anaknya di sini. daripada nanti mereka dengar dari pihak lain dan kabarnya sudah lain lagi. "ucap ummah.

kyai terdiam dan berpikir sejenak.

"ya sudah, Abuya akan coba menghubungi orang tua Icha. "ucap Abuya sembari mengeluarkan ponsel beliau dan mengetik nomor orang tua Icha.

sudah berkali-kali kyai menghubungi orang tua Icha tapi belum juga diangkat.

"gimana bu ya?." tanya ummah.

kyai menggelengkan kepala.

rumah pun hanya bisa mengelola nafasnya.

"ya Allah lindungilah Icha." ucap ummah.

Zizi, Dina dan yang lainnya terlihat masih bingung dan cemas dengan keadaan Icha, yang mereka pun tidak tahu sama sekali keberadaannya.

"gimana sih, udah ada kabar?." tanya Dina.

Zizi menggelengkan kepalanya.

"belum ada yang menemukan Icha, para santri yang diutus Abuya untuk mencarinya pun belum juga menemukan Icha." jawabnya.

"apa mungkin ya, kalau Kak Icha itu ditolong sama orang, terus dibawa ke rumah orang itu. soalnya kan Kak Ica orang baru di sini belum terlalu mengenal daerah sini, masa langsung hilang gitu aja. "ucap Ika.

"bisa jadi sih, tapi mungkin juga kan kalau Icha itu kabur langsung pulang ke rumahnya. orang nekat itu bisa melakukan apa saja." sambung ana.

"kalau Icha pulang ke rumah, itu nggak mungkin. karena orang tua Icha tidak memberi kabar apapun kepada pesantren, sedangkan Abuya sendiri yang menghubungi orang tuanya pun tidak ada respon apapun dari sana." sahut Dina.

"Ika semakin yakin deh, kalau Kak Icha itu ditolong sama orang lain. "sambung Ika lagi.

"udah-udah, kalian kok malah memberi kesimpulan sendiri sih untuk Icha. kita kan sama-sama nggak tahu keberadaan Icha di mana. nggak usah mikirin yang macam-macam deh. "kata Zizi.

"Zizi bener sih, tapi kalau kita terus-terusan diam seperti ini, kapan Icha akan ketemu. "tanya Dina.

"kita tunggu saja, aku yakin kalau Icha bakalan kembali lagi ke pesantren ini. Allah itu kan selalu menyiapkan rencana yang indah untuk hambanya." sahut Zizi dengan senyumannya.

"kalau lihat Kak Zizi senyum, rasanya Ika tenang banget, kenapa kak Zizi bisa saya yakin itu. "tanya Ika yang juga tersenyum.

"iya sih, kenapa ?. "sambung Ana.

"nggak tahu, aku merasa aja kalau sekarang Icha sedang bersama dengan orang baik dan orang itu akan membawa Icha kembali ke sini." sahutnya.

"persahabatan kita sama Icha memang baru seminggu, tapi ikatan persaudaraannya itu sudah seperti anak dan ibu." kata Dina yang memberi perumpamaan.

akhirnya semua bisa kembali tersenyum bahagia, iya, walaupun masih ada sedikit rasa cemas di hati mereka. tapi karena keyakinan Zizi yang begitu kuat dengan keadaan Icha yang menurutnya baik-baik saja, semua pun menjadi lega. dan berharap semoga saja apa yang dirasakan Zizi sama dengan keadaan Icha sekarang ini....

Episodes
1 bagian 1
2 2.mulai bersahabat dengan mereka
3 3. Muhammad Zainal Adnani
4 4. mengenang yang lalu...
5 5. mencoba untuk kabur
6 6.pertolongan pertama
7 7. kepanikan mereka..
8 8. bersama dengan keluarga baru...
9 9.Tanzilul Kaffa Pradipta
10 10.Bertemu lagi dengannya
11 11.Lepaskan aku fa
12 12.Kembalinya Icha ke pesantren
13 13.Kabar bahagia dari ustazah
14 14.Mama, Papa!
15 15.Tolong Mengerti Perasaan Ica Ma,Pa
16 16.Ke khawatiran Zain untuk Ica.
17 17.Berkata yang sejujurnya
18 18.Arly kembali mencari Icha
19 19. Kepedulian nya pada Annisa
20 20.Wisuda Kaffa
21 21. Wanita itu adalah Zizi
22 22. Zizi akan pergi Dengannya
23 23. Seorang Mantan Pacar?
24 24.Salah faham
25 25. Seorang Penghibur hati Icha
26 26. Keputusan yang Menyakitkan
27 27. Keputusan Zain
28 28. Pengorbanan
29 29. Aku Menyayangi nya Sebagai Saudara
30 30. Ulang Tahun Ica
31 31. Belajar untuk Lebih Bisa mengikhlaskan
32 32. Dia akan Pergi
33 33. Sebuah Perasaan
34 34. Melupakannya untuk sejenak
35 35. Teman Baru
36 36. Kabar Duka
37 37. Rumah Sakit
38 38. Menemani
39 39. Reuni Sebelum Berpisah
40 40. Kembali ke Jakarta
41 41. Perasaan itu Masih Ada?
42 42. Kerinduan Yang Mendalam
43 43. Rasa Gelisah
44 44. Bimbang
45 45. Kembali Ke Indonesia
46 46. Salah Faham
47 47. Mengikhlaskan
48 48. Kembali Bertemu
49 49. Sebuah Penjelasan
50 50. Pergi Ke Kalimantan
51 51. Menata Hidup Baru
52 52. Tentang Lamaran
53 53. Sebuah Jawaban
54 54. Persiapan Diri
Episodes

Updated 54 Episodes

1
bagian 1
2
2.mulai bersahabat dengan mereka
3
3. Muhammad Zainal Adnani
4
4. mengenang yang lalu...
5
5. mencoba untuk kabur
6
6.pertolongan pertama
7
7. kepanikan mereka..
8
8. bersama dengan keluarga baru...
9
9.Tanzilul Kaffa Pradipta
10
10.Bertemu lagi dengannya
11
11.Lepaskan aku fa
12
12.Kembalinya Icha ke pesantren
13
13.Kabar bahagia dari ustazah
14
14.Mama, Papa!
15
15.Tolong Mengerti Perasaan Ica Ma,Pa
16
16.Ke khawatiran Zain untuk Ica.
17
17.Berkata yang sejujurnya
18
18.Arly kembali mencari Icha
19
19. Kepedulian nya pada Annisa
20
20.Wisuda Kaffa
21
21. Wanita itu adalah Zizi
22
22. Zizi akan pergi Dengannya
23
23. Seorang Mantan Pacar?
24
24.Salah faham
25
25. Seorang Penghibur hati Icha
26
26. Keputusan yang Menyakitkan
27
27. Keputusan Zain
28
28. Pengorbanan
29
29. Aku Menyayangi nya Sebagai Saudara
30
30. Ulang Tahun Ica
31
31. Belajar untuk Lebih Bisa mengikhlaskan
32
32. Dia akan Pergi
33
33. Sebuah Perasaan
34
34. Melupakannya untuk sejenak
35
35. Teman Baru
36
36. Kabar Duka
37
37. Rumah Sakit
38
38. Menemani
39
39. Reuni Sebelum Berpisah
40
40. Kembali ke Jakarta
41
41. Perasaan itu Masih Ada?
42
42. Kerinduan Yang Mendalam
43
43. Rasa Gelisah
44
44. Bimbang
45
45. Kembali Ke Indonesia
46
46. Salah Faham
47
47. Mengikhlaskan
48
48. Kembali Bertemu
49
49. Sebuah Penjelasan
50
50. Pergi Ke Kalimantan
51
51. Menata Hidup Baru
52
52. Tentang Lamaran
53
53. Sebuah Jawaban
54
54. Persiapan Diri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!