6.pertolongan pertama

setelah selesai salat tahajud, mereka pun keluar dari kamar untuk menemui petugas hirosa tadi malam menanyakan tentang Icha.

"kalian kenapa? kenapa wajah kalian tampak begitu cemas? "tanya Safina salah satu petugas hirosa.

"em.... iya Vin, kami lagi bingung mencari Icha. "jawab Dina.

"Icha! Icha si anak baru itu ya!. "tanya Marwah. Dina mengganggu.

"memangnya kenapa dengan Icha." tanya Safina.

"saat kami bangun tadi, Icha sudah tidak ada di kamar. kami cari di kamar mandi juga nggak ada kira-kira salah satu dari kalian ada nggak yang melihat Icha keluar. "tanya Zizi. keduanya menggeleng.

"gimana an,? "tanya Dina ketika Ana dan Ika kembali.

"kami sudah ke seluruh penjuru pesantren tapi juga nggak ada." sahut Ana.

"dari tadi malam, kami nggak ada melihat sesuatu yang mencurigakan sih." kata Marwah.

"tapi aku ada dengan sesuatu seperti suara orang berlari dari balik tembok." sambung Safina.

"lalu?" tanya Zizi.

"ya.... aku hiraukan aja, aku pikir itu adalah suara orang lain dari luar. "sahut safinah.

"jadi bener kalau Kak Icha itu kaburkan?." Ika mengambil kesimpulan.

"ya jelaslah dia kabur orang manja seperti Icha kan nggak mungkin betah tinggal di pesantren." sambung bunga yang tiba-tiba saja datang.

"udah deh, kalian itu nggak usah ngabisin waktu untuk mencari dia, biarkan aja dia kabur biar nggak ada lagi yang sok caper di pesantren ini." sambung lagi.

mereka semua yang ada di situ hanya diam tidak ada yang mau meladeni celotehan bunga tentang Icha.

"eh kak bunga, nggak ada layar putus nggak ada angin nggak ada hujan, nggak usah ikut campur urusan orang, urus tuh diri sendiri."

bentak Ika langsung.

"Ika istighfar , nggak boleh ngomong kayak gitu. "ucap Ana yang menenangkan Ika.

"astagfirullahaladzim." ucapnya pelan sambil menghela nafas.

"eh. udah-udah kalian ini apaan sih, ini kan masih subuh. bunga kamu pergi gih sana. "ucap safina.

"nggak pala kalian suruh pun, aku juga bakalan pergi dari sini. assalamualaikum. "kata bunga yang berlalu pergi bersama dengan satu temannya.

"waalaikumsalam." jawab mereka sambil melihat ke arah bunga.

setelah bunga pergi, suasana menjadi hening. hingga terdengar kumandang adzan subuh dari masjid mereka.

"ya udah, masalah ini kita bahas nanti saja ya, sepertinya kita memang harus melaporkan hilangnya Icha ini kepada ummah dan Abuya." kata Marwah.

"iya! Marwah benar, sekarang kita salat dulu panggilan Allah telah berkumandang." sambung Safina.

semua menyetujui perkataan Safina dan Marwah. lalu mereka pun beranjak pergi ke masjid untuk menunaikan kewajiban mereka sebagai seorang mukminat.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

suara adzan yang berkumandang di masjid, membangunkan Icha dari ketidaksadarannya, setelah semalaman dirinya pingsan. Icha bangun dan duduk bersandar di tempat tidurnya, ia melihat ke sekelilingnya dengan rasa heran dan penasaran.

"Icha di mana ya?." tanya pada dirinya.

semua anggota badannya terasa sakit, Icha bingung dengan keadaannya.

"ini rumah siapa ya? kok Icha bisa ada di sini."

Icha masih bertanya-tanya pada dirinya.

kreeeek......

seseorang datang dan membuka pintu kamar tempat Icha istirahat.

"eh..... cah Ayu sudah bangun. "kata ibu yang datang dan duduk di sebelah Icha berbaring.

Icha hanya diam dan mencoba untuk kembali duduk bersandar.

"ibu sudah bawakan teh hangat, ayo diminum dulu nduk." ucap ibu sembari akan meminumkan teh hangat ke mulut Icha.

"ibu tadi ke sini mau membangunkan kamu untuk salat subuh rupanya sudah bangun duluan, soalnya kamu sudah pingsan semalaman karena kelelahan, masih sanggup kan untuk salat."tanya ibu.

Icha menganggukkan kepalanya.

"ayo nduk biar ibu bantu." aja ibu sambil membantu Icha berdiri.

"ibu siapa?."Icha memberanikan dirinya untuk bertanya.

"nanti saja kita kenalannya ya, setelah kamu selesai salat." sahut ibu sembari tersenyum.

dengan perlahan ibu Zain membantu Icha berjalan menuju kamar mandi dan menemani Icha hingga selesai salat subuh.

"assalamualaikum." ucap asma yang berdiri di depan pintu kamar

"waalaikumsalam. masuk nduk." jawab ibu mempersilahkan asma untuk masuk ke dalam kamar.

"nah, ini asma anak bungsu ibu yang paling cantik, dia inilah yang tadi malam membawa Icha ke rumah ini. "ucap ibu yang memperkenalkan asma selaku Putri bungsunya.

"asma Mbak." kata asma yang memperkenalkan diri dengan menyodorkan tangan kanannya.

"Icha." balasnya dengan senyuman.

asma pun ikutan duduk bersama dengan Icha dan ibunya.

"anak ibu cuma satu?." tanya Icha.

"oh..... nggak, anak ibu ada dua, yang satu lagi laki-laki ya abangnya asma namanya Zain, dia juga yang sudah membawa Icha ke sini. "jelas ibu.

"terima kasih ya.... asma sudah mau menolong saya. "ucap Icha.

"sama-sama Mbak." sahut asma.

"oh ya, masmu mana nduk ?. " tanya ibu.

"belum pulang Bu masih di masjid, palingan ya sebentar lagi pulangnya." jawabnya. Icha terdiam dan termenung sendiri.

"Icha!." seru ibu sambil menyenggol bahunya Icha. Icha langsung tersentak dari lamunannya.

"kamu kenapa melamun?." tanya ibu. Icha hanya menggeleng dengan senyuman manisnya.

"Mbak Icha tadi malam kenapa bisa ada di jalanan sepi, larut malam lagi, apa Mbak tersesat, sebenarnya Mbak mau ke mana?. "asma melontarkan beberapa pertanyaan pada Icha.

"aku jawab apa ya pada mereka, apakah aku harus jujur kalau sebenarnya aku kabur dari pesantren. "batinnya.

"Mbak! Mbak melamun lagi." seru asma. Icha tampak sedikit gugup pada saat itu.

"assalamualaikum." ucap seseorang dari pintu depan.

"suara ucapan salam itu, menenangkan sedikit kegugupan yang ada di hati Icha.

"itu pasti mas Zain." ucap asma.

ibu pun hendak bangkit dan berniat untuk membukakan pintu untuk Zain.

"biar asma aja Bu yang bukakan pintu." cegah asma yang juga berdiri dari tempat duduknya.

"oh, ya sudah." sahut ibu.

asma beranjak keluar dari kamar, menuju ke ruang depan untuk membuka pintu rumahnya yang terkunci.

"oh iya! ibu lupa titik ibu belum buat teh untuk bapak, ibu tinggal sebentar ya nduk. "ucap ibu yang juga beranjak pergi dari kamar.

setelah keduanya keluar, Icha merasa lebih tenang lagi, tinggallah dia sendiri di kamar itu.

"ya waalaikumsalam Mas. "jawab asma yang membuka pintu untuk Zain.

asma terlihat senyum-senyum sendiri sambil memandang wajah abangnya itu.

"kamu kenapa senyum-senyum sendiri." tanya Zain yang merasa heran dengan adiknya itu.

"kenapa emangnya nggak boleh ya?." goda asma.

"yah enggak sih, aneh aja lihat kamu tiba-tiba senyum-senyum sendiri,Mas jadi ngeri sama kamu. "balas Zain.

asma kemudian menunjukkan wajah cemberutnya.

Zain pun tertawa melihat asma karena wajah cemberutnya yang lucu di mata Zain.

"kamu kenapa sih senyum-senyum sendiri, mau ngasih kode apa?." kode Zain lagi sambil menahan tawanya.

"haduh.... pura-pura lupa lagi. "sindir asma.

"Mas beneran nggak tahu loh as." balasnya.

asma menghela nafas kesalnya.

"Mas masih ingat sama omongan Mas yang tadi malam." ucapnya

"yang mana?." pertanyaan Zain semakin membuat dirinya kesal.

"aduh... udah mulai Lola nih. "sahut asma. udah deh capek asma ngomong sama mas yang mulai pikun, lebih baik asma lanjutin ngobrol sama Mbak Icha. "sambungnya sembari akan beranjak pergi.

"Icha! siapa Icha?. "tanya Zain sebelum asma pergi.

"kalau mau tahu kenalan aja sendiri, orangnya ada tuh di kamar . "kata asma yang melanjutkan langkahnya.

"tadi malam, aku ngomong apa ya sama asma, aku benar-benar lupa. aduh Zain Zain kok udah mulai pikun sih. "tanya Zain pada dirinya.

Asmaul Husna Salsabila adik perempuan Zain yang paling ia sayangi. asma adalah seorang gadis ramah, cantik, baik dan juga pintar. baru satu tahun dirinya mondok di ponpes tahfidzul Quran dan kini hafalannya sudah 26 juz alquran tinggal tersisa 4 juz lagi, mungkin hanya membutuhkan waktu 1 bulan untuk asma menyelesaikan hafalannya.

hari ini adalah terakhir dirinya liburan di rumah. besok, sudah saatnya dirinya kembali ke pesantren untuk melanjutkan hafalan qurannya hingga selesai 30 juz.

sebagai seorang adik perempuan satu-satunya yang ceria, cerewet, ramah dan baik pada semua orang kehadirannya begitu menghibur Zain abangnya. asma selalu menjadi penyemangat, menjadi adik sekaligus sahabat yang selalu ada untuknya di saat dalam keadaan apapun. ya, meskipun kadang-kadang mereka sering juga beradu, sebagaimana Kakak adik pada umumnya....

Episodes
1 bagian 1
2 2.mulai bersahabat dengan mereka
3 3. Muhammad Zainal Adnani
4 4. mengenang yang lalu...
5 5. mencoba untuk kabur
6 6.pertolongan pertama
7 7. kepanikan mereka..
8 8. bersama dengan keluarga baru...
9 9.Tanzilul Kaffa Pradipta
10 10.Bertemu lagi dengannya
11 11.Lepaskan aku fa
12 12.Kembalinya Icha ke pesantren
13 13.Kabar bahagia dari ustazah
14 14.Mama, Papa!
15 15.Tolong Mengerti Perasaan Ica Ma,Pa
16 16.Ke khawatiran Zain untuk Ica.
17 17.Berkata yang sejujurnya
18 18.Arly kembali mencari Icha
19 19. Kepedulian nya pada Annisa
20 20.Wisuda Kaffa
21 21. Wanita itu adalah Zizi
22 22. Zizi akan pergi Dengannya
23 23. Seorang Mantan Pacar?
24 24.Salah faham
25 25. Seorang Penghibur hati Icha
26 26. Keputusan yang Menyakitkan
27 27. Keputusan Zain
28 28. Pengorbanan
29 29. Aku Menyayangi nya Sebagai Saudara
30 30. Ulang Tahun Ica
31 31. Belajar untuk Lebih Bisa mengikhlaskan
32 32. Dia akan Pergi
33 33. Sebuah Perasaan
34 34. Melupakannya untuk sejenak
35 35. Teman Baru
36 36. Kabar Duka
37 37. Rumah Sakit
38 38. Menemani
39 39. Reuni Sebelum Berpisah
40 40. Kembali ke Jakarta
41 41. Perasaan itu Masih Ada?
42 42. Kerinduan Yang Mendalam
43 43. Rasa Gelisah
44 44. Bimbang
45 45. Kembali Ke Indonesia
46 46. Salah Faham
47 47. Mengikhlaskan
48 48. Kembali Bertemu
49 49. Sebuah Penjelasan
50 50. Pergi Ke Kalimantan
51 51. Menata Hidup Baru
52 52. Tentang Lamaran
53 53. Sebuah Jawaban
54 54. Persiapan Diri
Episodes

Updated 54 Episodes

1
bagian 1
2
2.mulai bersahabat dengan mereka
3
3. Muhammad Zainal Adnani
4
4. mengenang yang lalu...
5
5. mencoba untuk kabur
6
6.pertolongan pertama
7
7. kepanikan mereka..
8
8. bersama dengan keluarga baru...
9
9.Tanzilul Kaffa Pradipta
10
10.Bertemu lagi dengannya
11
11.Lepaskan aku fa
12
12.Kembalinya Icha ke pesantren
13
13.Kabar bahagia dari ustazah
14
14.Mama, Papa!
15
15.Tolong Mengerti Perasaan Ica Ma,Pa
16
16.Ke khawatiran Zain untuk Ica.
17
17.Berkata yang sejujurnya
18
18.Arly kembali mencari Icha
19
19. Kepedulian nya pada Annisa
20
20.Wisuda Kaffa
21
21. Wanita itu adalah Zizi
22
22. Zizi akan pergi Dengannya
23
23. Seorang Mantan Pacar?
24
24.Salah faham
25
25. Seorang Penghibur hati Icha
26
26. Keputusan yang Menyakitkan
27
27. Keputusan Zain
28
28. Pengorbanan
29
29. Aku Menyayangi nya Sebagai Saudara
30
30. Ulang Tahun Ica
31
31. Belajar untuk Lebih Bisa mengikhlaskan
32
32. Dia akan Pergi
33
33. Sebuah Perasaan
34
34. Melupakannya untuk sejenak
35
35. Teman Baru
36
36. Kabar Duka
37
37. Rumah Sakit
38
38. Menemani
39
39. Reuni Sebelum Berpisah
40
40. Kembali ke Jakarta
41
41. Perasaan itu Masih Ada?
42
42. Kerinduan Yang Mendalam
43
43. Rasa Gelisah
44
44. Bimbang
45
45. Kembali Ke Indonesia
46
46. Salah Faham
47
47. Mengikhlaskan
48
48. Kembali Bertemu
49
49. Sebuah Penjelasan
50
50. Pergi Ke Kalimantan
51
51. Menata Hidup Baru
52
52. Tentang Lamaran
53
53. Sebuah Jawaban
54
54. Persiapan Diri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!