waktu sore setelah salat ashar adalah istirahatnya untuk para santri, mereka semua berkumpul dan saling berbaur satu sama lain saatnya untuk bercanda, bermain untuk menghilangkan sejenak penat dalam pikiran.
di ujung sana ada Zizi, Dina, Ika, Ana dan juga Icha yang sedang berkumpul dengan canda tawa mereka sendiri.
Icha sebagai santri baru merasa begitu terhibur dengan teman-teman baru seperti mereka. rasa sedih dalam diri karena orang tuanya, sedikit demi sedikit mulai luntur dan Icha mulai bisa beradaptasi dengan suasana di pesantren.
"gimana ca, kamu udah betah kan tinggal di sini." tanya Dina.
Icha menjawab dengan senyumannya.
"ya betahlah pastinya, kan ada Ika di sini yang menghibur Kak Icha ya kan." kata Ika yang membanggakan dirinya.
"eleh..... sok jadi pahlawan. "sahut Ana.
"loh emang iya kok ya kan Kak Ica."
"emangnya hiburan apa yang kamu kasih sama Icha. sampai Icha betah di sini." ledek Ana.
"ada deh..... Kak Ana nggak boleh tahu ini rahasia. "sahut Ika dengan wajahnya yang lucu.
semua jadi tertawa dengan tingkah laku Ika yang menggemaskan orang.
"Nggak cuma Ika aja kok yang lainnya juga titik Icha senang bisa bertemu dan berteman dengan kalian semua sebelumnya Icha nggak pernah sebahagia ini." kata Icha dengan wajah haru.
"masa sih, Kak Icha kan anak tunggal, pasti orang tua kakak kasih perhatian lebih dong sama Kakak, Kak Icha juga pernah sekolah kan, pasti banyak juga dong teman yang menghibur kakak. kenapa Kakak bilang kalau Kak Icha nggak pernah sebahagia ini. "
pertanyaan yang dilontarkan Ika berhasil membuat Icha langsung terdiam dan menundukkan kepalanya, Icha seakan ingat lagi dengan orang tuanya.
"Kak Icha kenapa? kok sedih, Ika salah ngomong ya. "tanya Ika yang merasa bersalah.
"hayo....ka... kamu terciduk udah buat Icha sedih. "kata Ana menakuti Ika.
"Cha, kamu kenapa?. "tanya Zizi.
"kangen sama orang tua?"sambung Dina titik Icha masih diam.
"Kak Icha, Ika minta maaf ya, kalau Ika salah ngomong sampai buat Kak Icha jadi tersinggung." ucap Ika.
"Nggak kok Icha nggak kenapa-napa titik cuma lagi kangen aja sama orang tua." kata Icha dengan senyumannya membuat teman-temannya sedikit lega.
"tuh kan ka, makanya kalau bercanda jangan kelewatan kamu jadi buat Icha sedih kan. "beritahu Zizi.
"iya, maafin Ika ya Kak Icha. karena Ika asal ngomong, Kak Icha jadi sedih deh." minta Ika dengan wajah polosnya.
"iya Kak, nggak papa kok. Kakak aja yang terlalu ke baperan." sahut Icha sembari tersenyum lagi.
"udah udah, kok malah jadi sedih-sedihan gini sih kita kan tadi mau menghilangkan penat sejenak sambil canda dan tawa, bukan malah sedih-sedihan. "kata Ana mencairkan suasana.
"iya, maaf ya ini semua gara-gara Ika." katanya.
"udah, lupain saja titik kita bahas aja yang lain yang bisa mengundang canda tawa lagi." sahud Dina dengan logat Jawanya.
"oh iya, aku baru kelingan.ada kabar bagus yang harus aku sampaikan sama kalian nih."sambung Dina saat dirinya mengingat sesuatu.
"kabar apa?"tanya Ika kepo.
"lah.... kalian pasti pada kepo kan. "canda Dina.
"Kak Dina kebiasaan banget sih buat orang penasaran, cepetan kasih tahu apa kabarnya." Ika tampak semakin penasaran.
"ehem.... ehem..... "Dina berdehem sebelum bercerita.
"kalian masih ingatkan sama Zain, santri yang paling ganteng dan paling semuanya. "kata Dina yang sembari melirik wajah Zizi.
"masih dong, siapa sih yang nggak kenal sama Kak Zain yang wajahnya tidak bisa terlupakan." sahut Ika.
"memangnya ada apa dengan Zain." tanya Ana.
"em.... aku mau ke kamar mandi dulu ya. "kata Zizi yang bangkit dari duduknya dan beranjak akan pergi dari mereka.
"eits..... mau ke mana ntar dulu dong, Dina kan belum selesai ngomong. "Dina mencegahnya dengan menarik tangan Zizi.
"Kak Zizi kenapa menghindar, belum bisa move on kan. "goda Ika.
"cie....... "
karena semua temannya menyudutkan dirinya, Zizi pun tak bisa menghindar lagi titik ia kembali duduk dari tempatnya dan mendengarkan celotehan temannya tentang Zain.
"jadi kata Abuya, lusa itu, Kak Zain akan kembali ke pesantren." jelas Dina.
"Kak Zain akan kembali ke pesantren? emang bener? kapan Abuya ngomong sama Kak Dina?"tanya Ika.
"kemarin, ndak cuma Kak Dina aja kok yang tahu, sisi juga titik malahan, Abuya langsung ngomong sama Zizi ya kan zi. "kata Dina sambil melirik Zizi yang sedang menundukkan wajahnya.
Zizi tak bisa berkata apapun ia hanya terdiam sambil dengan menahan rasa malunya di hadapan teman-temannya.
"oh... jadi Kak Zizi udah tahu duluan, pantesan aja tadi kok sok-sokan mau menghindar, karena takut kami comblangin lagi ya. "ledek Ika.
semuanya tertawa karena perkataan Ika kecuali Zizi yang hanya bisa diam.
"kalian ngomongin siapa sih. Zain, Zain itu siapa? kok sepertinya ada hubungannya dengan Zizi. "
Icha yang tidak tahu menahupun akhirnya bertanya karena merasa penasaran dengan seorang Zain.
"oh ya.. Kak Ica kan masih santri baru, belum tahu menahu tentang Kak Zizi dan Kak Zain. jadi begini kisahnya. "perkataan Ika terputus.
"Ika....... "teriak Zizi sepertinya sudah tidak bisa diam lagi mendengar celotehan Ika tentang dirinya.
"oh... tidak, harimaunya mulai bangun..... "ucap Ika yang langsung lari menuju kamar.
"Ika.. Ika, ada-ada aja tingkah lakunya. "kata Dina yang tertawa sembari menggelengkan kepalanya.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
senja yang indah dengan warna langitnya yang jingga kini telah usai, berganti dengan gemerlapnya malam dengan langitnya yang gelap, namun tampak terang karena cahaya dari rembulan dan para bintangnya.
di seberang sana, tampak seorang lelaki yang sedang berdiri seorang diri, menetapi langit dengan lamunannya.
lelaki itu adalah tanzi. pikirannya masih tertuju pada seseorang yang hingga saat ini namanya masih terukir di hatinya.
seseorang datang menghampirinya sambil menepuk lembut bahunya.
"mama..... "kata tanzi yang melihat ke arah ibunya. ibunya hanya tersenyum menatap wajah tanzi.
"Mama kok belum tidur?"tanyanya.
"Mama nggak bisa tidur, tadi mama ke kamar kamu. Mama kira kamu sudah tidur, ternyata kamu ada di sini." sahut ibunya.
"iya ma, tanzi juga belum bisa tidur." katanya lagi.
"kamu lagi mikirin apa nak?"tanya ibunya.
"Nggak kok mah, tanzi nggak mikirin apa-apa."jawabnya.
hening.........
keduanya saling diam dan sama-sama berpaling pandangan ke depan.
"tinggal 3 bulan lagi karena, mama sudah tidak sabar lagi menunggu hari itu datang. kamu juga kan?"ibunya kembali mengingatkan dirinya tentang hal itu. tanzi hanya menggangguk senyumannya menjawab perkataan ibunya tadi.
"Mama ingin sekali melihat jalan menantu Mama pasti dia sangat cantik, baik dan pintar seperti ibunya. ya Allah, jika engkau masih memberikan umur panjang pada hamba, izinkanlah hamba menyaksikan pernikahan anak hamba nanti. "kata ibunya yang penuh dengan harapan.
wanita paruh baya yang ada di sampingnya itu adalah satu-satunya orang yang paling berarti dalam hidupnya. karena pengorbanannya lah dirinya masih ada sampai saat ini, makanya tanzi begitu sangat menyayanginya melebihi dirinya. ditambah lagi dengan keadaan ibunya yang sudah tidak sekuat dulu lagi akibat penyakit dalam yang diderita beliau sejak lama. semua itu membuat tanzi tidak ingin jauh-jauh dari ibunya.
"mah... udah malam, takutnya kesehatan Mama terganggu lagi. biar tanzi yang temenin Mama sampai Mama tertidur. "tanzi membujuk ibunya untuk segera beristirahat.
ibunya mengangguk dengan senyuman dan mengikuti bujukan dari anaknya tercinta. tanzi masuk ke dalam rumah bersama dengan ibunya untuk beristirahat karena hari memang sudah larut malam.
"kamu di mana Cha, waktuku hanya tinggal 3 bulan lagi, jika aku tidak bisa menemukan kamu dan membawamu kepada ibuku maka aku akan kehilangan kamu untuk selamanya.
ya Allah, apakah ini pertanda, kalau aku dan Icha tidak ditakdirkan untuk bersama?"
berilah jalan terbaik untuk hamba ya Allah. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments