Ketika Keinginanku Tak Sejalan Dengan Takdirku

Ketika Keinginanku Tak Sejalan Dengan Takdirku

bagian 1

"Ica! kamu sudah siap?"

tanya Mama

"Ma, bisa nggak sih di cancel aja."

"Nggak bisa sayang! ini sudah keputusan mama sama papa. Dan ini juga sudah menjadi kesepakatan kita kan, jadi kamu harus mau, nggak ada cancel cancel an."

kata Mama.

"tapi kan Icha nggak mau mah, Icha masih mau sekolah. Icha nggak mau ke pesantren

keluhnya lagi.

"Icha . "

mata Mama menatap wajah Icha dengan penuh keseriusan.

melihat tatapan itu, ica seakan tak berdaya iya hanya bisa terdiam dan memalingkan wajahnya.

"ayo! papa sudah menunggu di depan. "

ajak mama

tak punya pilihan lain, Icha terpaksa mengikuti permintaan kedua orang tuanya.

dengan wajah yang menyimpan banyak kekesalan, Icha berjalan ke depan mengikuti ibunya yang sudah ditunggu oleh papa di dalam mobil.

"Icha! ayo masuk. "

kata Mama.

Icha pun masuk ke dalam mobil di bangku belakang setelah semuanya siap, mobil melaju perlahan keluar dari pekarangan rumah.

hening......

hanya ada keheningan dalam mobil itu, tak ada satupun yang mau memulai pembicaraan apalagi Icha. pandangan matanya tak sedikitpun melihat ke arah depan, ia hanya memandangi kaca mobil yang di sebelahnya.

Annisa as syadzi sering disapa Icha, seorang remaja labil yang masih berumur 17 tahun titik iya memiliki kehidupan yang sangat berkecukupan titik semua yang diinginkannya pasti bisa ia dapatkan. harta berlimpah, paras yang indah dan prestasi gemilang. membuat siapa saja kagum dengannya. tapi meskipun Icha hidup dengan materi yang berkecukupan, itu sama sekali tidak membuat hidupnya bahagia tanpa ada kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya.

mama dan papa Icha adalah orang tua yang sangat sibuk dengan pekerjaan, sampai untuk mengurus satu anak pun tidak ada waktu banyak untuk dirinya sejak kecil, Icha sudah diasuh oleh baby sitternya yang sudah dianggapnya sebagai orang tuanya sendiri di sekolah, Icha juga terkenal sebagai siswi yang berprestasi kebanggaan guru, dan orang tuanya. namun, semua itu hilang, Icha kehilangan semuanya, karena dirinya pernah berbuat satu kesalahan fatal hingga membuatnya diskors dari sekolah, kedua orang tua Icha merasa malu, dan berpikir untuk menari Icha dari sekolah.

mereka tak ingin anak tunggalnya bernasib buruk di masa depan, makanya kedua orang tua Icha berniat memasukkan Icha ke pesantren agar Icha bisa belajar menjadi lebih baik lagi dan tidak mengulangi kesalahannya untuk yang kesekian kalinya.

kedua orang tua Icha pernah dipanggil menghadap kepala sekolah untuk menyelesaikan permasalahan Icha dengan temannya. dari kesalahan itulah, Icha pernah berjanji tidak akan mengulanginya untuk yang kedua kali, jika ia mengingkari maka orang tuanya sendiri yang bertindak tegas padanya.

dan kini tindakan itu berlaku padanya. Icha ditarik dari sekolah dan akan dikirimkan ke pesantren untuk melanjutkan pendidikannya.

"Icha nggak butuh harta yang berlimpah, dan materi yang berkecukupan, Icha hanya butuh kehadiran kalian di samping Icha, di saat Icha lemah di saat Icha terjatuh dan di saat Icha sendiri. Icha nggak bisa hidup hanya dengan materi. lebih baik Icha hidup sederhana, tapi kalian ada selalu untuk Icha. daripada Icha hidup kaya tapi seperti sebatang kara. "

3 jam kemudian.

mobil pun sampai di depan gerbang pesantren.

"Icha! ayo keluar, kita sudah sampai nak. "

ajak ibunya yang sudah keluar dari mobil dengan membawa barang-barangnya.

Icha pun keluar dari mobilnya dengan penampilan jilbabnya yang berantakan.

"lo, kok berantakan sih jilbabnya, sini mama benerin. "

kata ibunya, sambil merapikan jilbab Icha.

"nah gini kan rapi."

"ayo sayang kita masuk!" ajak ibunya.

tak terlihat sedikit senyum pun yang terpancar dari wajah cantik Icha, ia hanya diam dengan wajah kesalnya.

kaki mereka melangkah perlahan memasuki kawasan pesantren yang terlihat ramai dengan para santriwan dan santriwati pada saat itu.

"em..... maaf dek, kami mau ketemu sama pimpinan pesantren ini. di mana ya? "

tanya papa Icha pada salah satu santriwan yang berpapasan dengan mereka.

"oh.... iya Pak. mari saya antar kebetulan sekarang Abuya lagi ada di pesantren."

jawab santriwan itu.

kedua orang tua Icha dan juga dirinya mengikuti santriwan tadi menuju rumah kyai yang ada di kawasan pesantren.

dalam perjalanannya, pesona Icha menarik perhatian para santriwan dan santriwati, pandangan mereka semua tertuju pada Icha.

"Masya Allah, Ayu ne....... sopo to iku. "

salah satu santriwan memuji Icha pada temannya.

"heh..... istighfar kwe Ki, nggak pantes laki-laki mandang perempuan berlebihan seperti itu."

kata temannya.

"oh. ya astaghfirullahaladzim . "

ucapnya.

mereka pun kembali berjalan menuju asrama.

"assalamualaikum." ucap kedua orang tua Icha saat tiba di depan rumah kyai.

"waalaikumsalam wr.wb "jawab kyai yang ternyata sudah menunggu di depan.

papa Icha pun mengeluarkan tangannya bersalaman dengan sang pemimpin pesantren.

"Masya Allah, akhirnya yang ditunggu datang juga mari masuk, kita bicarakan di dalam saja."

kata kyai dengan senyuman ramahnya.

kedua orang tua Icha mengikuti kyai dari belakang dan memasuki rumah beliau.

"Icha ! ayo!. "ajak mama.

"sudah mah, biarkan saja Ica di luar. "kata papa sedikit membela Icha.

setelah orang tuanya masuk, Icha mengambil posisinya duduk di kursi yang sudah tersedia di teras rumah kyai sembari membuka ponselnya.

"17 panggilan tak terjawab siapa ya? "

tanya Icha pada dirinya.

dari kemarin, Icha memang belum ada membuka ponselnya, dan baru kali ini ia membukanya sudah ada 17 panggilan yang terlewatkan olehnya.

"Arli....... "kata Icha.

Icha langsung menutup kembali ponselnya.

arliansyah seorang lelaki yang pernah mengisi ruang hatinya, kenangan manis bersama dirinya masih tersimpan dalam ingatan Icha. saat-saat mereka menghabiskan waktu bersama dalam suasana suka maupun duka. tapi sayangnya itu semua hanya bisa dikenang dan tak bisa lagi terulang, Icha harus rela kehilangan cinta pertamanya, lalu melupakan semua itu dalam hidupnya.

beberapa saat kemudian, kedua orang tua Icha pun keluar bersama kyai.

Icha langsung berdiri dari duduknya dan menyimpan ponselnya kembali dalam tas ranselnya.

"ya sudah kyai, kalau gitu kami pamit pulang dulu, kami titipkan anak kami di sini semoga saja beliau ini bisa berubah jadi yang lebih baik lagi." kata papa yang menitipkan pesan pada kyai.

"insya Allah, dia akan berubah jadi yang lebih baik lagi. "sahut kyai.

"terima kasih kyai." kami pamit dulu.

"assalamualaikum."

"waalaikumsalam wr.wb." jawab kyai dengan senyumannya.

pandangan wajah mama beralih pada Icha.

iya memandang wajah anaknya itu dengan penuh Iba.

"Icha, Mama sama papa titipkan kamu di sini, jaga diri kamu baik-baik ya nak. belajar untuk jadi diri Icha yang lebih baik lagi. mama sama papa melakukan ini karena sayang sama Icha bukan mama sama papa nggak peduli pada Icha. iya sayang. "

pesan Mama Icha.

Mama memeluk Icha dengan penuh kehangatan.

"udah lama, Icha merindukan pelukan ini ma. "batinnya.

Icha tak bisa berkata apapun ia hanya diam dengan pandangannya yang sayu di hadapan mama.

"Mama pulang ya nak." kata Mama.

"papa juga." sambung papa sembari mengusap kepala Icha.

"assalamualaikum." ucap mereka.

"waalaikumsalam." jawab Icha dengan lembutnya.

setelah berpamitan kedua orang tuanya pun masuk ke dalam mobil dan berlalu pergi meninggalkan Icha. bersama dengan teman-teman barunya nanti.

mobil mereka telah berlalu, tapi Icha masih berdiri di depan gerbang pesantren.

"Icha, ayo masuk nak, Abuya sudah ada teman baru untuk Icha." kata kyai dari balik gerbang.

Icha mengusap air matanya, dan berjalan masuk dalam kawasan pesantren.

"zizi, kamu tolong arahkan dia ya." perintah kyai.

"iya Abuya."sahutnya dengan lembut.

Zidni Ilma, salah satu santriwati yang memegang kepercayaan kyai. dia juga sebagai pendamping dan pengarah para santriwati di bawah ustadzah.

namanya sudah disegani oleh para santri, wajahnya yang cantik, tegas juga tutur katanya yang lembut dan menjaga sopan santun pada siapapun membuat para guru, santriwan dan santriwati bahkan kyai kagum dengan dirinya.

"biar Zizi bantu ya membawakan barangnya. "

kata Zizi dengan membawa koper Icha.

mereka berjalan beriringan menuju asrama di sela-sela perjalanannya Zizi mencoba untuk membuka pembicaraan pada Icha.

"oh ya. kita belum kenalan kan titik nama kamu siapa?. "tanya Zizi.

"Icha." jawabnya singkat.

Zizi menganggukkan kepalanya.

"namaku Zidni Ilma, panggil aja Zizi. "

Zizi memperkenalkan dirinya.

Icha masih saja diam, tapi Zizi mencoba untuk mengajaknya bicara lagi.

"kamu kok diam aja sih, kamu masih sedih ya udah tenang aja, di sini kita sama-sama kok, kita satu perjuangan, kita belajar untuk hidup mandiri, belajar untuk jadi orang yang lebih baik lagi, iya kan.

seperti itu kan pesan orang tua kamu tadi. "kata Zizi.

Icha sekilas memandang wajah Zizi tanpa berkata apapun.

"kita belok kiri ya, kalau ke kanan asrama putra." beritanya saat berada di persimpangan.

sampai sudah masuk kawasan asrama pun Icha masih juga diam, karena merasa dirinya terlalu banyak bicara ikut diam hingga tiba di pintu depan kamar mereka.

"assalamualaikum." ucap Zizi.

"waalaikumsalam." sahut mereka yang ada di dalam kamar, tanpa melihat ke arah Zizi.

"kalian lagi ngapain sih." yang menghampiri.

"ini loh z, kami lagi ada tugas kerja kelompok dari ustadzah. "jawab salah satu temannya.

"penting banget ya, sampai ngeliat Zizi sebentar aja nggak bisa kayaknya." sendirinya.

" Nggak kok sih, bisa bisa. "kata temannya.

mereka pun mengangkat pandangannya dari buku dan melihat Zizi bersama dengan Icha.

"sopo Zi?. "

"santri baru?"

siapa namanya. "

mereka bertanya satu persatu.

"iya, ini santri baru, namanya Icha. "jawab Zizi.

"Icha to"tanya Dina. teman Zizi.

"nanya nama lengkapnya nanti aja soalnya dia masih sedih." kata Zizi berbisik pada Dina.

"cantik...... nya. " Masya Allah. "puji Ika.

"11,12 sama Kak Anna. "sambungnya lagi. semuanya tertawa.

" and. ada saingan nih. "ledek Dina.

"Ana hanya tersenyum.

"aku capek, boleh istirahat nggak. "tanya Icha tiba-tiba.

"oh..... boleh, boleh, silakan. ayo biar tak siapkan tempat tidurnya. "kata Dina yang mempersilahkan.

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Salken,Kak..
Aq mampir yaa..
😊🙏💪

2023-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 bagian 1
2 2.mulai bersahabat dengan mereka
3 3. Muhammad Zainal Adnani
4 4. mengenang yang lalu...
5 5. mencoba untuk kabur
6 6.pertolongan pertama
7 7. kepanikan mereka..
8 8. bersama dengan keluarga baru...
9 9.Tanzilul Kaffa Pradipta
10 10.Bertemu lagi dengannya
11 11.Lepaskan aku fa
12 12.Kembalinya Icha ke pesantren
13 13.Kabar bahagia dari ustazah
14 14.Mama, Papa!
15 15.Tolong Mengerti Perasaan Ica Ma,Pa
16 16.Ke khawatiran Zain untuk Ica.
17 17.Berkata yang sejujurnya
18 18.Arly kembali mencari Icha
19 19. Kepedulian nya pada Annisa
20 20.Wisuda Kaffa
21 21. Wanita itu adalah Zizi
22 22. Zizi akan pergi Dengannya
23 23. Seorang Mantan Pacar?
24 24.Salah faham
25 25. Seorang Penghibur hati Icha
26 26. Keputusan yang Menyakitkan
27 27. Keputusan Zain
28 28. Pengorbanan
29 29. Aku Menyayangi nya Sebagai Saudara
30 30. Ulang Tahun Ica
31 31. Belajar untuk Lebih Bisa mengikhlaskan
32 32. Dia akan Pergi
33 33. Sebuah Perasaan
34 34. Melupakannya untuk sejenak
35 35. Teman Baru
36 36. Kabar Duka
37 37. Rumah Sakit
38 38. Menemani
39 39. Reuni Sebelum Berpisah
40 40. Kembali ke Jakarta
41 41. Perasaan itu Masih Ada?
42 42. Kerinduan Yang Mendalam
43 43. Rasa Gelisah
44 44. Bimbang
45 45. Kembali Ke Indonesia
46 46. Salah Faham
47 47. Mengikhlaskan
48 48. Kembali Bertemu
49 49. Sebuah Penjelasan
50 50. Pergi Ke Kalimantan
51 51. Menata Hidup Baru
52 52. Tentang Lamaran
53 53. Sebuah Jawaban
54 54. Persiapan Diri
Episodes

Updated 54 Episodes

1
bagian 1
2
2.mulai bersahabat dengan mereka
3
3. Muhammad Zainal Adnani
4
4. mengenang yang lalu...
5
5. mencoba untuk kabur
6
6.pertolongan pertama
7
7. kepanikan mereka..
8
8. bersama dengan keluarga baru...
9
9.Tanzilul Kaffa Pradipta
10
10.Bertemu lagi dengannya
11
11.Lepaskan aku fa
12
12.Kembalinya Icha ke pesantren
13
13.Kabar bahagia dari ustazah
14
14.Mama, Papa!
15
15.Tolong Mengerti Perasaan Ica Ma,Pa
16
16.Ke khawatiran Zain untuk Ica.
17
17.Berkata yang sejujurnya
18
18.Arly kembali mencari Icha
19
19. Kepedulian nya pada Annisa
20
20.Wisuda Kaffa
21
21. Wanita itu adalah Zizi
22
22. Zizi akan pergi Dengannya
23
23. Seorang Mantan Pacar?
24
24.Salah faham
25
25. Seorang Penghibur hati Icha
26
26. Keputusan yang Menyakitkan
27
27. Keputusan Zain
28
28. Pengorbanan
29
29. Aku Menyayangi nya Sebagai Saudara
30
30. Ulang Tahun Ica
31
31. Belajar untuk Lebih Bisa mengikhlaskan
32
32. Dia akan Pergi
33
33. Sebuah Perasaan
34
34. Melupakannya untuk sejenak
35
35. Teman Baru
36
36. Kabar Duka
37
37. Rumah Sakit
38
38. Menemani
39
39. Reuni Sebelum Berpisah
40
40. Kembali ke Jakarta
41
41. Perasaan itu Masih Ada?
42
42. Kerinduan Yang Mendalam
43
43. Rasa Gelisah
44
44. Bimbang
45
45. Kembali Ke Indonesia
46
46. Salah Faham
47
47. Mengikhlaskan
48
48. Kembali Bertemu
49
49. Sebuah Penjelasan
50
50. Pergi Ke Kalimantan
51
51. Menata Hidup Baru
52
52. Tentang Lamaran
53
53. Sebuah Jawaban
54
54. Persiapan Diri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!