Pulang dari tempat Reno, Gadis memutuskan untuk menemui Mitha di rumah sakit. Saat ini kondisi Mitha benar-benar sangat memprihatinkan.
" Hai..! " sapa Gadis saat melihat Mitha rupanya sudah bangun.
Tadi saat dia tinggal keluar, Mitha masih tertidur. Karena itu, diam - diam Gadis menyelinap dan pergi keluar menemui Fatan dan Reno.
" Hai juga." jawab Mitha. Cewek itu lalu duduk dan menatap nanar ke arah Gadis. " Lo dari kampus, Dis? "
Gadis mengangguk, lalu menghampiri Mitha. "Gimana perasaan, lo? Lo mau gue ambilin sesuatu?" Gadis bertanya pada sahabatnya.
Mitha menggeleng lemah. " Gue bosan, dis. " jawabnya.
Gadis terkekeh mendengar keluhan yang terlontar dari bibir mungil Mitha.
" Sabar ya, Mit. Lo kan lagi sakit. Jika kondisi kamu sudah sehat, lo juga bakalan pulang. Lagian, masa calon dokter lemah? " goda Gadis untuk menghibur sahabatnya.
Mitha tersenyum miris mendengar godaan Gadis.
" Entahlah, Dis. Gue nggak yakin bakalan bisa ngelanjutin cita - cita gue. Gue ngerasa hidup gue hancur. Apa lagi yang bisa gue harapkan. Sekarang masa depan gue sudah dirusak oleh bajingan itu. GUE PENGEN MATI AJA..GUE MALU, DIS.....! " Mitha mendadak menangis histeris dan memukuli dirinya dan mengacak - acak rambutnya.
Gadis kewalahan menenangkan sahabatnya dan bergegas memanggil perawat.
Perawat berdatangan ke ruangan Mitha. Mereka berusaha mendekap dan menenangkan Mitha supaya cewek itu berhenti berontak dan menyakiti diri sendiri. Mereka lkemudian menyuntikkan obat penenang melalui selang infusan di tangan Mitha.
Perlahan-lahan gerakan Mitha melemah dan akhirnya cewek itu jatuh terkulai tak sadarkan diri.
Gadis menatap sendu pada sahabatnya. Hatinya terasa sakit melihat penderitaan Mitha.
Kejadian pemerkosaan yang menimpa Mitha sungguh sangat membuat cewek itu menjadi trauma. Kesehatan mentalnya menjadi terpuruk.
Selain itu, trauma phisik yang dialaminya di bagian organ intim akibat 'penyatuan' paksa oleh Fatan membuat gadis itu terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit oleh Gadis.
Kini, Mitha terpaksa harus dirawat di rumah sakit untuk menyembuhkan trauma phisik yang dideritanya. Selain itu trauma psikologis juga amat membekas dalam diri korban pemerkosaan, termasuk Mitha yang sampai saat ini belum mau bertemu dengan siapapun kecuali Gadis.
Bahkan dengan dokter laki-laki atau perawat laki-laki saja dia menjadi takut dan histeris. Untung saja, Gadis selalu ada di sisi Mitha untuk menenangkan dan menghibur hati cewek itu.
Rasa malu dan hilangnya kepercayaan diri dari para korban pemerkosaan membuat mereka biasanya enggan dan trauma untuk berinteraksi kembali dengan orang-orang di sekitarnya.
Terlebih lagi jika seandainya peristiwa tersebut sampai diketahui oleh masyarakat luas. Meskipun tak kurang mendapat simpati dari masyarakat luas, namun pandangan miring dan opini negatif juga sudah pasti akan didulang oleh para korban perkosaan.
Untung saja, tak ada yang mengetahui peristiwa itu. Dan lagi pula, Mitha menolak keras untuk melaporkan peristiwa tersebut ke polisi. Dia tak ingin nama baik keluarganya hancur karena aib yang menimpanya.
Apa nanti kata orangtuanya terhadap pandangan orang terhadap dirinya. Dia tak bisa membayangkan jika hal itu sampai terjadi. Itulah sebabnya, dia bersikeras menolak usul Gadis untuk melaporkan peristiwa tersebut ke pihak yang berwenang.
" Gue tak mau membebani keluarga gue dengan masalah ini, Dis. Ini aib jika sampai diketahui masyarakat luas. Orang tua gue bakalan bunuh gue, kalau sampai nama baik mereka tercemar." jawab Mitha ketika Gadis mendesaknya agar melaporkan perbuatan Fatan ke polisi saat di rumah sakit beberapa hari yang lalu.
" Tapi lo tuh, di sini adalah korban, Mit.!" kata Gadis kesal. Dia sudah capek sejak kemarin membujuk Mitha untuk melaporkan peristiwa ini ke polisi. Bukannya menyetujui, gadis itu malahan menolak keras usul gadis.
Kesal karena hal itulah, maka secara diam - diam Gadis menemui Fatan. Maka habislah Fatan dan kawan - kawannya dihajar Gadis. Walaupun sebenarnya Fatan bisa saja melawan, namun cowok itu lebih memilih mengalah dan membiarkan saja Gadis menghajarnya. Dia tahu, Gadis melakukan hal tersebut demi membela sahabatnya.
Belum lagi puas menghajar Fatan dan dua temannya sampai sampai babak belur, Pak Hermawan, papanya Reno yang juga pemilik universitas ini datang. Terpaksa Gadis menghentikan aksinya.
Hatinya sebenarnya belum puas untuk memberikan pelajaran kepada cowok - cowok tengil yang sudah membuat Mitha sahabatnya menderita.
Gadis yang masih merasa kesal membiarkan saja Fatan dan teman-temannya dan segera berjalan menuju pintu. Dia merasa gusar dan muak dengan mereka dan ingin segera menyingkir dari tempat itu. Namun langkahnya dihentikan oleh Pak Hermawan.
Pak Hermawan menginterogasi Gadis untuk mencari tahu alasan mengapa Gadis berbuat barbar seperti itu.
Pak Hermawan seperti kebakaran jenggot sesaat setelah Gadis mengatakan alasannya berbuat demikian.
Saat itu juga dia langsung menghubungi orang tua Fatan dan Aldo. Setelah kedua orang tua Fatan dan Aldo tiba, mereka lalu berkumpul bersama di ruang kerja Pak Hermawan.
Di sanalah , mereka kembali menginterogasi Gadis. Dengan tenang Gadis menceritakan semua kepada orang tua Aldo dan Fatan dan juga Pak Hermawan, apa yang telah terjadi pada Mitha dan juga bagaimana kondisi Mitha saat ini.
Pak Bramantyo, ayah Fatan menjadi murka setelah mendengar cerita Gadis. Dia sampai menghadiahi pukulan kepada putranya tersebut saking geramnya.
Akhirnya, diputuskan untuk menyelesaikan masalah tesebut secara damai dan kekeluargaan. Mereka berjanji akan menemui orang tua Mitha secepatnya sebelum masalah anak - anak mereka terendus keluar.
Setelah berpamitan dengan Pak Hermawan dan juga kedua orang tua Aldo dan Fatan, Gadis kemudian memutuskan untuk kembali pulang untuk menemui Mitha.
Sepeninggal Gadis, Fatan bangkit dan berjalan mengikuti cewek tersebut. Tentu saja tanpa sepengetahuan Gadis. Dia mengikuti Gadis hingga sampai di rumah sakit di mana Mitha dirawat.
Cowok tersebut sangat merasa bersalah dan juga sedih saat mengetahui bahwa apa yang dikatakan oleh Gadis mengenai kondisi Mitha yang sedang sakit kini sedang dirawat di rumah sakit, adalah benar adanya. Mata kepalanya sendiri, dia melihat Mitha yang tiba-tiba saja histeris dan kemudian tidak sadarkan diri setelahnya.
Dalam hati, Fatan sungguh menyesali diri.
Ya....Tuhan, apa yang telah aku lakukan pada Mitha...? bathin Fatan sambil terus memperhatikan Mitha. Matanya tak lepas memperhatikan segala gerak gerik Mitha.
Tak puas dengan hal itu, diam - diam, Fatan menyelinap masuk ke ruangan tempat Mitha dirawat dan mengawasi Mitha yang kini sedang tertidur pulas di kamarnya karena pengaruh obat penenang.
Wajah kuyu dan sembab terlihat di wajah cewek cantik berkulit bersih itu. Fatan bisa melihat kalau Mitha baru saja menangis. Fatan bisa melihat jejak - jejak air mata di sana. Keadaannya sangat rapuh dan lemah sekali.
Andai saja Fatan tak merasa malu dan takut pada penolakan Mitha, ingin rasanya Fatan berada di dekat cewek itu. Dia ingin menjaga Mitha. Dia juga ingin meminta maaf atas semua dosa - dosanya. Bahkan andaikan disuruh bersujud dan mencium kaki cewek itu, Fatan sanggup dan rela melakukannya demi untuk memperoleh maaf dari Mitha.
Fatan ingin mengatakan pada Mitha bahwa dia akan bertanggung jawab pada cewek itu. Karena hanya itu saja yang bisa dia lakukan untuk memperbaiki semua keadaan ini.
Namun, dia tak memiliki cukup keberanian untuk melakukan semua itu. Dengan langkah gonta, akhirnya.Fatan pergi diam - diam meninggalkan tempat tersebut.
Sepeninggal Fatan, Mitha terbangun dari tidur. Dia menoleh ke arah pintu. Dia merasa seperti ada orang yang sedang mengawasi dirinya secara diam - diam.
" Dis,...apa itu kamu? "
Sepi, tak ada sahutan.
Tiba-tiba pintu terkuak. Muncul Gadis yang datang bersama Edo. Melihat kedatangan Edo Mitha tiba-tiba histeris. Cewek itu menangis sambil menjerit mengacak-acak rambut dan memukuli dadanya.
Bergegas Gadis menenangkan Mitha agar kembali tenang. Mitha langsung bersembunyi sambil menangis di pelukan Gadis. Sedangkan Edo hanya bisa melongo tak mengerti apa yang telah berlaku.
Dengan isyarat mata, Gadis meminta Edo untuk menunggu di luar. Edo paham akan isyarat Gadis dan segera melangkah pergi ke luar.
Sebenarnya Edo pun sangat kaget ketika melihat keadaan Mitha. Dia belum tahu apa yang telah terjadi pada Mitha karena Gadis tak pernah menceritakan apa yang menimpa cewek itu kepada Edo. Edo hanya diberitahu jika Mitha sedang sakit.
...----...
Sudah lebih seminggu Mitha tidak pernah datang ke kampus. Fatan mulai terlihat gelisah. Semenjak mengetahui jika Mitha masuk rumah sakit. Fatan mengutus seseorang untuk mengawasi keadaan Mitha secara diam-diam.
Tanpa sepengetahuan Gadis atau Mitha, Fatan telah memerintahkan kepada orang suruhannya untuk mengambil alih semua biaya rumah sakit dan biaya perawatan Mitha. Karena dia tak mau Mitha kembali terbebani dengan memikirkan biaya rumah sakit .
Sedangkan, di kampusnya, Fatan akhir - akhir ini merasa resah. Cowok berwajah rupawan itu terlihat selalu melamun.
Ada perasaan aneh yang kini hinggap di diri cowok itu. Rasanya ingin kembali bertemu dengan Mitha begitu kuat. Dia tak tahu apa yang membuat dia selalu teringat pada cewek yang bernama lengkap Paramitha Kusuma Wardani itu. Entah karena rasa iba, atau rasa tanggung jawab. Tapi yang jelas, rasa resah karena tak bisa menemui Mitha membuat hatinya gusar.
Di dalam otaknya yang ada hanyalah bayangan Mitha. Senyum manis Mitha, air mata gadis itu, juga bagaimana bayangan wajah gadis itu saat berada di bawahnya. Semua menari - nari dalam ingatannya.
Menyadari saat ini cewek tersebut sedang sakit. Dan itu semua karena dirinya, dia jadi kesal dan menyalahkan diri sendiri.
" Arghhh...... ! " serunya kesal.
Gusar, Fatan meremas rambutnya. Resah, dia merasa serba salah. Dia ingin menemui Mitha, tapi nyalinya ciut Menyadari bagaimana jika cewek itu menolak kehadirannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments