Bug.....
"Bajingan..!"
Bug......
"Cabul..! Ini hadiah dariku karena sudah berani menyakiti sahabatku! "
Bug.....
Fatan, mahasiswa calon dokter berwajah tampan itu, tersuruk beberapa langkah ke belakang setelah mendapat beberapa bogem mentah di wajah, dada, dan perutnya. Tak lupa sebuah tendangan mendarat mulus di pinggangnya, membuat cowok itul tersungkur jatuh mencium lantai.
Kedua orang sahabat Fatan merasa kaget tak percaya sekaligus ngeri terlebih saat melihat 'senjata' milik Fatan juga tak luput dari serangan bertubi -tubi itu.
Mata mereka semakin melotot tak percaya saat melihat siapa yang telah menghajar Fatan, CEWEK!!
Fatan dihajar sampai babak belur oleh seorang cewek yang berpenampilan agak tomboy.
Awalnya tak ada yang menyangka, seorang cewek memakai hoodie hitam yang menutupi rambut bob-nya yang hanya sebatas telinga itu, tanpa terduga langsung menerobos masuk ke ruangan Reno yang saat itu sedang duduk - duduk bareng Fatan dan Aldo.
Cewek tomboi tersebut langsung menghajar Fatan tanpa sempat lagi cowok itu menghindar.
Aldo yang ingin menolong Fatan, ikut - ikutan mendapat bogem mentah dari cewek tersebut. Keduanya dibuat tak berkutik di tangan cewek tersebut
" Kalian sama bejatnya dengan bajingan itu..!! " serunya sambil kembali melayangkan tendangan ke wajah Aldo. Aldo jatuh tersungkur tak berdaya.
Kembali Cewek tersebut menghajar Fatan tanpa memberikan kesempatan bagi Fatan untuk membela diri.
Bahkan Reno yang kini juga turut turun tangan membantu kedua orang sahabatnya, tak berdaya menghadapi kehebatan cewek tersebut.
Cewek tomboi itu bukanlah tandingan ketiga cowok ganteng itu, meskipun ketiga cowok itu terkenal jago berkelahi.
"Hari ini akan kuhabisi kalian. Jangan sebut namaku Gadis jika aku tak bisa menghabisi kalian semua para penjahat mesum..!! " bentaknya.
Tangannya bergerak menarik kerah baju di leher Fatan yang sudah terkulai tak berdaya.
" CUKUP!!! " suara bentakan kasar terdengar dari arah depan pintu masuk membuat perkelahian itu langsung berhenti.
Pak Hermawan, Sang pemilik kampus sudah berdiri sambil berkacak pinggang dengan wajah murka.
Gadis lantas melepaskan tangannya dari kerah baju Fatan yang kini keadaannya sudah babak belur.
Dengan wajah sinis, cewek tersebut melenggang meninggalkan tempat setelah sebelumnya berbisik di telinga Fatan. " Urusan kita belum selesai. Aku pastikan, kalian akan membayar semuanya... " bisiknya lirih nyaris tak terdengar.
Belum lagi tubuh Gadis mencapai pintu.
" TUNGGU..!! Siapa yang mengizinkan kamu untuk keluar dari ruangan ini! " bentak Pak Hermawan pada Gadis.
Gadis berbalik dan menatap tajam ke arah Pak Hermawan.
"Bapak menahan saya? " tanya Gadis dengan tatapan datar.
" Seseorang harus menjelaskan padaku tentang semua ini...!! Sekarang, cepat katakan padaku, siapa kamu dan mengapa kamu berbuat onar di ruangan Reno...?" tanya Pak Hermawan dengan sorot mata tajam ke arah Gadis.
" Nama saya Gadis, saya juga salah satu mahasiswa di kampus ini, Pak. Mengenai alasan saya berbuat begini, lebih baik Bapak tanyakan langsung kepada putra kesayangan Bapak itu. Dia yang seharusnya menjelaskan tentang semua ini. Oh, yah, tolong katakan juga padanya, bahwa dia dan juga kedua orang temannya yang 'banci' itu harus bertanggung jawab atas semua yang sudah mereka lakukan terhadap sahabat saya, atau saya akan datang lagi dan membuat perhitungan dengan mereka. Dan untuk kali berikutnya, saya tidak akan mengampuni mereka semua. Saya tidak pernah main - main dengan ucapanku..! " tandas Gadis dengan tatapan tajam kepada semua orang yang ada di ruangan itu.
Dengan gugup Reno maju mendekati papanya. Sedangkan kedua orang temannya juga sama takutnya memilih menyingkir ke sudut dengan wajah menunduk malu.
Aldo sebenarnya masih sedikit bingung tentang kehadiran cewek tomboy yang tiba-tiba saja masuk dan menyerang mereka.
Namun tidak demikian halnya dengan Fatan. Cowok itu sudah bisa menebak siapa dan apa maksud cewek tomboy itu datang dan langsung menghajar dirinya dan juga kedua temannya.
" Sudah, Pah. Jangan dihiraukan..! Cewek ini sudah gila, pah! Tiba-tiba saja dia masuk dan menghajar Fatan. Maka dari itu kami terpaksa turun tangan untuk membantu Fatan. " kata Reno mencoba menjelaskan kepada papanya.
" Cuih...., sesama penjahat pastinya akan saling melindungi! " ejek Gadis.
Mata Reno langsung membulat seketika saat mendengar ucapan Gadis. Sungguh, rasanya dia ingin membungkam mulut Gadis supaya diam.
Pandangan Pak Hermawan beralih ke arah Reno. Dia menatap tajam ke arah putranya yang kini tampak semakin gugup.
" Reno, apa maksud dari kata - kata cewek itu? Cepat jelaskan pada papa, atau papa akan laporkan masalah ini ke dewan kampus.! Karena sudah melanggar kesopanan dan berbuat keonaran di kampus ini..." bentak Pak Hermawan dengan wajah gusar.
Gadis tersenyum setengah mengejek.
" Silahkan Bapak membawa kasus ini ke dewan kampus. Tapi jika saya menjadi Bapak, saya akan mengecek dulu kebenaran apa yang sedang di sembunyikan oleh anak Bapak. Sebab saya tak tahu, apakah saya bisa menjamin nama dan reputasi kampus ini nggak bakalan hancur saat latar belakang masalah ini terkuak. Terlebih lagi ini menyangkut nama baik kampus ini dan juga keluarga Bapak yang terhormat." kata Gadis dengan lantangnya.
" Apa katamu?! Apa kamu mau mengancamku, Hah? "
" Saya tidak bermaksud untuk mengancam Bapak. Tapi sebelum Bapak melakukan hal itu, ada baiknya Bapak bertanya dulu kepada putra Bapak yang manja itu dan kedua temannya. Karena akibat dari perbuatan bejat mereka, salah satu mahasiswi di kampus ini telah dirusak masa depannya oleh mereka. Tindakan mereka sudah merusak nama baik kampus ini. Apakah Bapak masih mau memperkarakan masalah ini ke dewan kampus? " papar Gadis.
Wajah Pak Hermawan seketika berubah merah, usai mendengar ucapan Gadis. Matanya melotot menahan geram dan amarah yang ditahan.
" RENO....!! "
Reno langsung mengkeret ketakutan.
Wajah ketiga cowok tersebut langsung berubah pucat. Sadarlah mereka kini bahwa masalah baru saja mendatangi ketiganya.
...----...
Ketiga orang sahabat itu kini sudah berada di ruangan Pak Hermawan. Tak ketinggalan juga Papa dan mama dari Fatan dan Aldo. Sedangkan Gadis, cewek yang jago bela diri itu juga berada di sana.
" Nak Gadis, sekarang tolong ceritakan pada kami, bagaimana tentang kronologis kejadian yang menimpa sahabatmu itu secara jelas. Agar kami semua faham duduk perkara yang sebenarnya.! " perintah Pak Hermawan.
Gadis sejenak menarik nafas sebelum mulai bercerita. Dengan tenang Gadis menceritakan semua kepada mereka
tentang semua hal yang dia ketahui berdasarkan cerita Mitha.
Tak ada yang berani bersuara atau menginterupsi saat Gadis bercerita. Hening....
Tiba - tiba, Bramantyo, papa Fatan langsung berdiri dan tanpa di duga dia langsung melayangkan tamparan ke wajah Fatan, dua kali di pipi kanan dan kiri. .
Plak.....
Plak....
" Anak kurang ajar. Kamu sudah mencoreng wajahku. Kamu bikin malu nama keluarga.! Apakah ini hasil kamu belajar selama ini?! "
Fatan langsung berlutut di hadapan papanya. Sedangkan Amelia, maminya Fatan hanya bisa menangis dalam pelukan Melinda, mami Aldo
Fatan merasa sangat bersalah dan menyesal sekali. Sebenarnya, cowok itu juga tak menginginkan semua ini terjadi. Semua ini bukanlah murni kehendaknya. Andai saja bukan karena keisengan temannya.
Namun semua sudah terjadi. Dia juga berniat akan mempertanggung jawabkan semua perbuatannya kepada Mitha.
" Maafkan, Fatan, Om. Sebenarnya ini semua bukanlah salah Fatan sepenuhnya. Kami semua juga turut andil karena kamilah yang telah iseng dan menyebabkan Fatan berbuat diluar kontrol. Kami mohon maaf, Om. Jadi kami mohon jangan lagi menyalahkan Fatan." kata Reno.
" Iya, Om. Kami yang bersalah. Kami tak menyangka jika perbuatan kami akan menimbulkan bencana bagi Fatan dan juga Mitha. Sekali lagi kami mohon, maafkan kami, Om. " timpal Aldo.
"Hmm.....jadi nama gadis itu Mitha?" guman Bramantyo. "Bukan kepadaku seharusnya kalian minta maaf, tetapi kepada cewek yang sudah menjadi korban kejahatan kalian." kata Bramantyo, ayah Fatan.
Gadis langsung mendengus tak suka.
" Kalian enak saja kalian berkata maaf semudah membalikkan telapak tangan. Apa dengan meminta maaf bisa mengembalikan keperawanan Mitha yang telah direnggut secara paksa oleh Fatan?" Tuding Gadis. "Apa dengan meminta maaf, bisa mengembalikan kondisi kejiwaan Mitha yang terpuruk seperti sedia kala? Bisa tidak, kalian membayangkan jika hal ini terjadi juga terhadap adik perempuan kalian atau anak perempuan bapak ibu sekalian. Apa kalian mau terima begitu saja kata maaf dari orang yang telah memperkosa adik atau anak kalian setelah dia berkata maaf ? Apa dengan kata maaf bisa menyelesaikan masalah? " tanya Gadis geram.
Wajah - wajah mereka semua langsung tegang. Semuanya langsung terdiam mendengar ucapan Gadis. Cewek tomboy di hadapan mereka ini sungguh memiliki nyali yang begitu besar sehingga berani berkata demikian. Walaupun geram, diam - diam Bramantyo mengagumi keberanian Gadis dalam membela sahabatnya.
Bramantyo dan Pak Hermawan sama - sama dibuat pusing dengan masalah ini. Pun tak ketinggalan dengan David, papa Aldo. Para pria yang sudah mulai berumur tersebut merasa geram atas ulah putra - putra mereka yang kali ini sudah sangat kelewatan.
" Baiklah, kita tak bisa membiarkan masalah ini berlarut - larut apalagi sampai didengar oleh publik. Kita harus secepatnya bertindak. Cepat hubungi orang tua gadis itu dan segera kita selesaikan masalah ini sebelum bocor ke luar kampus dan jadi santapan pers." kata Pak Hermawan.
Bramantyo dan David langsung menyetujui usulan Pak Hermawan yang mereka anggap sebagai jalan keluar yang terbaik.
" Benar sekali, Pak Hermawan. Masalah ini harus segera diselesaikan. Jangan sampai bocor ke tangan publik. Bisa - bisa kacau dan hancur reputasi kampus kita. " kata David, papa Aldo.
Akhirnya mereka semua sepakat untuk menghubungi kedua orang tua Mitha secepatnya. Masalah anak - anak mereka perlu penanganan yang serius karena sudah menyangkut masalah kehormatan banyak pihak. --
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments