Bab. 2 Jatuh Sakit

Fatan berusaha menenangkan Mitha. Namun Mitha tak bisa berhenti menangis.Gadis itu sungguh - sungguh merasa sangat hancur.

" Aku minta maaf.....Aku sungguh tak tahu apa yang telah terjadi antara kita berdua semalam.Tapi aku berjanji, bahwa aku akan bertanggung jawab padamu. Kamu bisa memegang kata - kataku. "ujar Fatan dengan terbata - bata dan bingung.

Tangis Mitha sedikit mereda. Namun cewek itu masih belum mau bersuara. Dia kemudian beranjak memunguti pakaiannya kemudian bergegas memakainya, lalu beranjak menuju ke pintu.

" Hei, tunggu dulu..! " Fatan berseru pelan memanggilnya. Mitha menoleh sesaat.

" Namamu, Mitha, kan? Aku Fatan. Kamu bisa mencariku di sini jika kamu memerlukan aku."

Mitha hanya terdiam tak berkata - kata lagi. Dia berlalu dari hadapan Fatan dengan hati yang kacau dan hancur. Cewek cantik bermata bulat itu sudah bisa membayangkan seperti apa masa depannya kelak.

Mitha kembali ke kosan namun dia tak menemukan Gadis di kosan. Mungkin Gadis sudah berangkat kuliah karena sekarang sudah pukul tujuh lewat.

Mitha segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sudah hampir dua jam, Mitha mengguyur tubuhnya dengan air dan menyabuni seluruh bagian tubuhnya. Namun, gadis itu tak juga merasa puas. Air matanya juga tak mau berhenti keluar. Dia merasa jijik dan kotor terhadap tubuhnya. Mengapa semua ini terjadi padaku, Ya Allah. Tangis Mitha dalam hati. Gadis cantik itu benar-benar terpukul.

Dia merasa ingin mati saja. Apa gunanya hidupnya sekarang jika semuanya sudah direnggut paksa oleh pemuda itu. Dunianya seakan hancur. Mendadak, Mitha menjadi sangat membenci pemuda tersebut. Pemuda yang telah merusak hidupnya dan juga masa depannya.

Sempat terbersit dalam otaknya untuk mengakhiri hidup dengan menyilet nadinya.

Namun, sebuah kesadaran datang menggugah hatinya. Kesadaran untuk bersabar dan berserah diri kepada-Nya dan garis takdir yang sudah ditentukan oleh-Nya.

Perlahan, gadis itu bangun dan meraih handuk yang tergantung di kapstok. Dia mengeringkan seluruh tubuhnya dan mengambil pakaian ganti. Lalu berbaring menutupi seluruh tubuhnya. Tak lama kemudian, gadis itu tertidur karena lelah menangis dan juga lelah jiwa.

Sementara itu di rumahnya, Edo kebingungan mencari - cari Mitha. Sejak semalam, dia mencari - cari cewek itu. Parahnya lagi, handphonenya mati sehingga dia tak bisa menghubungi cewek itu. Saat bertemu Gadis, hal yang sama juga dilakukan oleh cewek tomboy itu. Dia juga sedang kebingungan mencari - cari Mitha.

Pagi ini saat membuka hape, puluhan chat dan panggilan tak terjawab dari Mitha memenuhi notifikasi pesan di handphonenya.

Kini, Edo sedang menunggu Mitha di kampus, namun cewek itu tidak menampakan batang hidungnya sama sekali. Hal itu tentu saja membuat Edo merasa keterangan. Kemana Mitha, pikirnya.

...---...

Di tempat lain, di ruangan tempat biasa Fatan dan teman - temannya berkumpul, terlihat cowok itu sedang duduk termenung seorang diri. Otaknya sedang berpikir mengenai kejadian yang baru saja dia alami.

" Ahhh... sial... sial... " makinya kesal.

Dia merutuki kebodohannya sendiri sehingga menyebabkan orang lain yang harus menanggung akibatnya. Cewek lugu yang tak bersalah kini sudah menjadi korban kebiadaban nafsunya.

Andai saja waktu bisa diulang kembali. Maka dia tak akan mau diajak meneguk minuman keras yang disodorkan oleh kedua temannya tadi malam. Dia tak tahu jika di dalam minuman yang dia reguk sudah dibubuhi obat perangsang.

Tadi malam Fatan lepas kendali. Dia tak kuasa menahan hasratnya saat melihat tubuh Mitha yang tergolek tak sadarkan diri di kamar pribadi Reno. Sehingga terjadilah peristiwa itu. Peristiwa yang seumur hidupnya akan dia sesali. Yang merenggut paksa kegadisan Mitha pada malam itu. Dia tahu Mitha masih perawan saat dia melihat bercak darah yang menempel di sprei saat dia akan meninggalkan kamar tadi pagi.

Rasa bersalah kini selalu menghantui dirinya. Dia juga merutuki keisengan temannya, yang membubuhkan obat perangsang itu ke dalam minumannya. Entahlah... semua sepertinya sudah diatur rapi oleh Reno dan Aldo. Dia tak tahu, yang mana dari keduanya yang berperan sebagai dalang dari semua ini, namun satu hal yang pasti dia amat menyesalkan hal tersebut.

" Tumben banget lo sudah nongol, bro. Gimana semalam? Lo dahsyat banget, bro... " seloroh Reno tanpa rasa bersalah.

Seketika darah Fatan mendidih. Benar dugaannya, kedua sahabatnya itulah yang menjadi dalang semua ini.

" Hemm.... jadi itu semua ulah kalian? " tanyanya dengan ekspresi dingin.

" Yoi, bro. Idenya dari Reno. Dia juga yang membubuhkan obat tidur di dalam botol minuman yang dia berikan pada gadis itu. Gue nggak nyangka, pengaruh obat itu segitu dahsyatnya." sahut Aldo menimpali.

Bug....

Bug....

Kedua orang itu jatuh tersungkur ke lantai. Darah segar mengucur dari hidung keduanya. Mereka berdua tak menyangka akan menerima pukulan dari Fatan.

" Gue nggak nyangka, kalian berdua bisa sebejat itu." tunjuk Fatan pada kedua temannya.

Reno bangkit hendak balas menerjang Fatan tapi keburu dicegah oleh Aldo.

" Bro, salah kami apa? " tanya Aldo sambil menyeka hidungnya yang berdarah.

" Lo berdua sudah merusak masa depan seorang gadis yang masih virgin." jelas Fatan dengan emosi.

" Apa kalian tidak pernah memikirkan bagaimana nasib gadis itu. Gue nggak habis pikir, ditaruh di mana otak kalian, Hah! " Serunya lagi sambil menggeleng - gelengkan kepala.

Dia Menatap tajam pada kedua orang temannya yang kini hanya bisa menunduk tak berani menghadapi kemarahan Fatan.

Nafas Fatan memburu menahan emosi. Matanya memerah karena menahan tangis. Kegusaran dan kemarahan terlihat jelas di matanya.

Kedua orang temannya bergerak menghampiri Fatan.

" Sorry, bro. Gue nggak nyangka jika tuh cewek ternyata masih virgin.."

" Iya, gue juga shock mendengarnya. Gue kira tuh cewek sama seperti gladys atau Erika."

Suasana menjadi hening. Ketiganya sama - sama terdiam di sofa.

Fatan bangkit dari sofa dan berjalan keluar. Cowok itu merasa galau sendiri akan dirinya. Tak tahu apa yang mesti dia lakukan. Sebenarnya dia ingin menemui Mitha. Tapi dia tak tahu di mana gadis itu tinggal. Akhirnya Fatan memutuskan untuk kembali ke rumahnya.

...----...

Di tempat kosannya,. Mitha baru saja terbangun dari tidur ketika merasakan tangan Gadis yang mengguncang - guncang tubuhnya.

" Mit... Mitha, bangun, woi...! "

Mitha mengerjab membuka matanya yang terasa sulit untuk dibuka. Kepalanya juga terasa sakit. Dia hanya menggeliat lalu kembali menarik selimut karena merasa tubuhnya menggigil kedinginan.

" Loh, kok malah tidur, sih. Mitha lo kenapa, sih? sakit? "

Tangan Gadis meraba kening Mitha.

" Ya Allah, badan lo panas banget. Mitha, apa yang terjadi? Lo sakit kenapa nggak bilang gue, sih? " seru Gadis gusar.

Dia lalu bergegas mencari obat penurun demam di laci dan bergegas kembali mendatangi Mitha. Tak lupa dia membawa air minum dan sepotong kue.

" Mitha, bangun dulu. Lo makan kue ini dan minum obat, yah. "

Dengan malas, Mitha bangun dan memakan beberapa suapan roti yang dibawa oleh Gadis lantas minum obat yang di sodorkan oleh Gadis.

" Lo dari mana, semalam? Gue nyariin lo, tapi kaga ketemu. Jadi gue pulang ke kosan. Gue pikir lo udah pulang duluan. Tapi pas nyampe disini, lo nya kaga ada. Apa yang terjadi, Mitha? "

Mitha terdiam tak bisa menjawab pertanyaan Gadis. Air matanya kembali tumpah. Kemudian dia mulai terisak.

Gadis menjadi kebingungan melihat Mitha yang menangis tanpa sebab. Kebingungan itu berubah menjadi kepanikan ketika Mitha tiba-tiba histeris sambil memukuli dadanya.

" Gue jijik, Dis. Gue jijik pada diri gue sendiri. Gue mau mati saja!! "

" Tenang, lo tenang dulu, ya Mit. Coba lo ceritain ke gue, apa yang telah terjadi. Mengapa lo sampe begini? " kata Gadis sambil memeluk erat sahabatnya itu.

Mitha masih saja menangis dalam pelukan Gadis untuk beberapa saat lamanya. Barulah setelah tangisnya agak sedikit reda, gadis itu akhirnya melonggarkan sedikit pelukannya.

" Gue diperkosa, Dis." akhirnya Mitha membuka mulut.

Gadis terkesiap mendengar pengakuan Mitha.

" Apa? Lo....." Gadis tercekat tak mampu berkata. Ada kaget dan tak percaya.

Spontan dia langsung memeluk Mitha kembali. " Siapa yang melakukannya, Mit.? Katakan, biar aku yang akan memberinya pelajaran. Lelaki itu harus mempertanggung jawabkan semua perbuatannya. " desis Gadis geram.

Mitha menggeleng lemah.

" Tidak.... lo harus katakan pada gue, siapa bajingan itu. Atau gue akan cari tau sendiri dan akan gue habisi mereka dengan cara gue. Itu yang lo mau? " tanya Gadis dengan berapi-api.

Gadis memang terkenal blak-blakan. Cewek pemegang sabuk hitam karate itu memang sangat menyayangi Mitha. Dia tak rela jika Mitha disakiti. Itulah sebabnya dia menjadi marah saat tahu apa yang menimpa sahabatnya itu.

" Fatan..." lirih suara Mitha menyebutkan sebuah nama.

" Fatan? Maksud lo, Fatan temannya Reno? "

Mitha mengangguk lemah. Air matanya kembali tumpah. Tubuhnya sampai terguncang karena emosi yang menekan dada. Tak kuat menahan emosi, Mitha akhirnya jatuh terkulai. Gadis itu pingsan karena terlalu terguncang.

Dengan panik, Gadis membaringkan tubuh Mitha di tempat tidur dan menyelimutinya setelah sebelumnya mengoleskan minyak kayu putih di dahi dan pelipis Mitha.

Gadis berdiri sambil mengepalkan kedua tangan. " Fatan, akan kucari bajingan itu. Dia harus bertanggung jawab atas semua perbuatannya."

 

Episodes
1 Bab. 1 Awal Tragedi
2 Bab. 2 Jatuh Sakit
3 Bab. 3 Kedatangan Gadis
4 Baik. 4 Getar Rasa di Hati Fatan
5 Bab. 5 Kedatangan Fatan
6 Bab. 6 Hamil
7 Bab. 7 Dua Pilihan
8 Bab. 8 Minggu Depan Kita Nikah....
9 Bab. 9 Perjanjian
10 Bab. 10 Pernikahan
11 Bab. 11 Malam Pertama
12 Bab. 12 Kehadiran Edo
13 Bab. 13 Kecemburuan Fatan
14 Bab. 14 Makan Siang
15 Bab. 15 Kedatangan Arumi.
16 Bab. 16 Cinta dari Masa Lalu
17 Bab. 17 Jangan Sentuh Istri Gue
18 Bab. 18 Masuk Rumah Sakit
19 Bab. 19 Arumi Datang lagi....
20 Bab. 20
21 Bab. 21 Insiden....
22 Bab. 22
23 Bab 23 Aku mampu untuk mengurus Istriku
24 Bab. 24 POV Fatan
25 Bab. 25 Ingin Dipeluk....
26 Bab. 26 Pagi Yang Manis
27 Bab. 27 Pesan Papa Mertua
28 Bab. 28 Ulah Arumi.....
29 Bab. 29 Perhiasan Untuk Mitha
30 Bab. 30 POV Arumi
31 Bab. 31 Putra Tuan Pramono
32 Bab. 32 Mitha Pergi...
33 Bab. 33 Dimana Kamu Mitha
34 Bab. 34 Diam - Diam Rindu
35 Bab. 35 Kembali Pingsan
36 Bab. 36 Bertemu Kembali
37 Bab. 37 Ungkapan Hati Fatan
38 Bab. 38 Bertemu Mbak Mira
39 Bab. 39 Rencana Fatan
40 Bab. 40
41 Bab. 41 Tinggal Bersama.
42 Bab. 42 Kelahiran prematur
43 Bab. 43 Fakta Baru....
44 Bab. 44 Dilema
45 Bab. 45 Ayo Kita Kembali
46 Bab. 46 Fatan dan Mitha
47 Bab 47 Fatan Mitha ( Bagian 2)
48 Bab 48 Teror SMS
49 Bab.. 49 Melacak jejak
50 Bab. 50 Syarat dari Agra
51 Bab. 51 Kembali Diteror
52 Bab. 52 Nasi Harga Satu Juta
53 Bab. 53 Obsesi..?
54 Bab. 54 Masa lalu yang Datang kembali
55 Bab. 55 Rasa itu milik Gara atau Agra.......
56 Bab. 56 Cerita Gara
57 Bab.. 57 Di Gebrak Satpol PP
58 Bab. 58 Episode Pagi
59 Bab. 59 Tidur Bareng
60 Bab. 60 Pernyataan Cinta Agra
61 Bab 61 Kembali Kuliah
62 Bab. 62 Agra Kecelakaan
63 Bab. 63
64 Bab. 64 Sadar Kembali
65 Bab. 65 Break up
66 Bab. 66 Gadis Di Serang
67 Bab. 67 Penyelidikan Agra
68 Bab. 68
69 Bab. 69 Menemukan pelaku Penyebaran Video.
70 Bab. 70 Asmara Edo dan Queen
71 Bab. 71 Pernikahan Edo dan Queen
72 Bab. 72 Kebenaran mulai Terungkap
73 Bab. 73 Lamaran Agra
74 Bab. 74 Menaklukkan Hati Gadis
75 Bab. 75 Fakta tentang Axel
76 Bab. 76 Masa lalu Edo
77 Bab. 77 Pesan Ancaman
78 Bab. 78 Masuk Jebakan
79 Bab. 79
80 Bab. 80 Melacak Keberadaan Mitha
81 Bab. 81 Ternyata itu Kamu
82 Bab. 82
83 Bab. 83 Mitha terluka
84 Bab. 84 Aku Tak Akan Meninggalkanmu
85 Bab. 85 Bahagia itu Simple
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab. 1 Awal Tragedi
2
Bab. 2 Jatuh Sakit
3
Bab. 3 Kedatangan Gadis
4
Baik. 4 Getar Rasa di Hati Fatan
5
Bab. 5 Kedatangan Fatan
6
Bab. 6 Hamil
7
Bab. 7 Dua Pilihan
8
Bab. 8 Minggu Depan Kita Nikah....
9
Bab. 9 Perjanjian
10
Bab. 10 Pernikahan
11
Bab. 11 Malam Pertama
12
Bab. 12 Kehadiran Edo
13
Bab. 13 Kecemburuan Fatan
14
Bab. 14 Makan Siang
15
Bab. 15 Kedatangan Arumi.
16
Bab. 16 Cinta dari Masa Lalu
17
Bab. 17 Jangan Sentuh Istri Gue
18
Bab. 18 Masuk Rumah Sakit
19
Bab. 19 Arumi Datang lagi....
20
Bab. 20
21
Bab. 21 Insiden....
22
Bab. 22
23
Bab 23 Aku mampu untuk mengurus Istriku
24
Bab. 24 POV Fatan
25
Bab. 25 Ingin Dipeluk....
26
Bab. 26 Pagi Yang Manis
27
Bab. 27 Pesan Papa Mertua
28
Bab. 28 Ulah Arumi.....
29
Bab. 29 Perhiasan Untuk Mitha
30
Bab. 30 POV Arumi
31
Bab. 31 Putra Tuan Pramono
32
Bab. 32 Mitha Pergi...
33
Bab. 33 Dimana Kamu Mitha
34
Bab. 34 Diam - Diam Rindu
35
Bab. 35 Kembali Pingsan
36
Bab. 36 Bertemu Kembali
37
Bab. 37 Ungkapan Hati Fatan
38
Bab. 38 Bertemu Mbak Mira
39
Bab. 39 Rencana Fatan
40
Bab. 40
41
Bab. 41 Tinggal Bersama.
42
Bab. 42 Kelahiran prematur
43
Bab. 43 Fakta Baru....
44
Bab. 44 Dilema
45
Bab. 45 Ayo Kita Kembali
46
Bab. 46 Fatan dan Mitha
47
Bab 47 Fatan Mitha ( Bagian 2)
48
Bab 48 Teror SMS
49
Bab.. 49 Melacak jejak
50
Bab. 50 Syarat dari Agra
51
Bab. 51 Kembali Diteror
52
Bab. 52 Nasi Harga Satu Juta
53
Bab. 53 Obsesi..?
54
Bab. 54 Masa lalu yang Datang kembali
55
Bab. 55 Rasa itu milik Gara atau Agra.......
56
Bab. 56 Cerita Gara
57
Bab.. 57 Di Gebrak Satpol PP
58
Bab. 58 Episode Pagi
59
Bab. 59 Tidur Bareng
60
Bab. 60 Pernyataan Cinta Agra
61
Bab 61 Kembali Kuliah
62
Bab. 62 Agra Kecelakaan
63
Bab. 63
64
Bab. 64 Sadar Kembali
65
Bab. 65 Break up
66
Bab. 66 Gadis Di Serang
67
Bab. 67 Penyelidikan Agra
68
Bab. 68
69
Bab. 69 Menemukan pelaku Penyebaran Video.
70
Bab. 70 Asmara Edo dan Queen
71
Bab. 71 Pernikahan Edo dan Queen
72
Bab. 72 Kebenaran mulai Terungkap
73
Bab. 73 Lamaran Agra
74
Bab. 74 Menaklukkan Hati Gadis
75
Bab. 75 Fakta tentang Axel
76
Bab. 76 Masa lalu Edo
77
Bab. 77 Pesan Ancaman
78
Bab. 78 Masuk Jebakan
79
Bab. 79
80
Bab. 80 Melacak Keberadaan Mitha
81
Bab. 81 Ternyata itu Kamu
82
Bab. 82
83
Bab. 83 Mitha terluka
84
Bab. 84 Aku Tak Akan Meninggalkanmu
85
Bab. 85 Bahagia itu Simple

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!