"Bell ... Bella ... sejak kapan Bella ada di ... sini ...?" Eros berucap dengan sepasang mata menyelidik yang mengawasi sosok Bella lekat-lekat.
Memang seperti mimpi ... tapi tetap saja Eros merasa aneh dengan apa yang baru saja ia alami.
Mimpi yang terasa begitu nyata, karena Eros bahkan menemukan jejak lembab di atas pipinya, bak sebuah jejak ciuman beneran.
"Barusan kok. Emang napa, Om?" tanya Bella sok polos sembari balas menatap Eros yang terlihat beringsut bangun.
Bella berpura-pura gak ngeh kalo saat ini Eros sedang mencurigainya melakukan sesuatu, yang sebenarnya memang benar telah dilakukan oleh Bella.
'Sepertinya aku deh yang berlebihan ... lagian bocah ini mana mungkin berani nyium aku ...?'
'Gila ... pikiranku ini benar-benar udah gila ...!'
Bathin Eros mengumpat pada dirinya sendiri, begitu melihat sikap Bella yang adem ayem, tenang-tenang saja, seolah tidak tahu-menahu, juga tidak terjadi apa-apa.
Bukan apa-apa sih, karena pada kenyataannya sejak kejadian terakhir di Club Miracle semalam, di mana Eros nyaris khilaf sehingga hampir mendaratkan bibirnya di atas permukaan bibir Bella yang saat itu sedikit oleng, Eros selalu merasa di kejar rasa bersalah hingga detik ini.
Mengingat kedekatannya yang sedemikian rupa dengan keluarga Biyan telah membuat Eros malu hati.
Selama ini, Eros selalu memperlakukan Bella bak anaknya sendiri. Jujurly, Eros merasa malu bahkan merasa sangat berdosa, karena itu adalah kali pertama bagi Eros tidak bisa menahan dirinya se-parah itu.
Harus Eros akui, saat ini Bella telah tumbuh menjadi seorang gadis remaja yang luar biasa cantik, lengkap dengan penampilan fisik yang juga teramat sangat menarik.
Perilaku Bella yang lincah dan rada bandel, pun seolah menjadi pesona tersendiri dari gadis itu.
Semua kenyataan itu akhir-akhir ini telah membuat Eros gundah, sehingga tidak ingin lagi memperlakukan Bella seperti biasanya.
Eros bahkan mulai rikuh jika Bella bermanja secara berlebihan, serta menjadi takut pada sisi liar kelelakiannya, yang akan bereaksi normal selayaknya seorang pria dewasa kepada lawan jenisnya.
Eros benar-benar tidak ingin dirinya dikuasai hasrat yang aneh terhadap Bella, karena itulah sedapat mungkin ia menghindari kontak fisik dengan anak semata wayang sahabatnya itu.
"Kok bengong, Om?"
Eros terperanjat, terlebih saat menyadari wajah Bella telah begitu dekat dengan wajahnya, sedang memperhatikan dirinya dengan seksama dengan senyum jenaka.
"Apaan sih, Bell ... bikin kaget aja ..." ucap Eros mengusap dada, sontak menjauhkan wajahnya sendiri.
Tidak seperti Eros yang terlihat risih, Bella malah terkikik geli mendapati ekspresi wajah Eros yang dimata Bella sangat menggemaskan.
"Cieeee ... Om Eros salting nih ..." goda Bella tanpa rasa malu sedikit pun.
"Enak aja, siapa juga yang salting ...?"
"Lah itu ... pipinya merah ..."
"Merah apanya?"
Sanggah Eros ngotot, yang dibalas Bella dengan sebuah cibiran terang-terangan.
"Besok periksa deh matanya ke dokter, Bell, kayaknya udah minus banyak tuh ..." imbuh Eros cuek.
Tubuh Eros yang tinggi terlihat bangkit begitu saja dari kursi panjang yang tadi sempat membuatnya ketiduran untuk beberapa saat lamanya.
"Loh, Om, mau kemana sih?" Bella buru-buru bangkit, berusaha mengejar langkah Eros yang telah terayun meninggalkan gazebo juga dirinya.
"Pake nanya mau kemana ... ya mau masuklah. Emangnya mau kemana lagi ..."?"
"Ish, Om Eros, tungguin Bella dong ..." tanpa sungkan Bella telah mensejajari langkah Eros, kemudian bergelayut manja di lengan kiri Eros yang kekar.
Diam-diam Eros menarik napasnya.
'Cobaan apalagi ini, Tuhaaannn ...'
Bathin Eros meronta-ronta, berusaha keras menghalau pikiran-pikiran jorok yang ada di otaknya, manakala dua buah benda bulat, padat, dan super kenyal terasa menempal sempurna di otot bisep miliknya.
"Bell, jangan kayak anak kecil gini, bisa gak?"
Langkah Eros terhenti saat Eros berusaha menarik lengannya, namun yang ada kedua lengan Bella malah lebih melingkar dua kali lipat lebih ketat dari semula.
"Gak bisa." Bella malah menjawab dengan entengnya.
"Bell, kamu kan udah gede ... ntar lagi pasti bakalan punya pacar. Masa masih gini aja kelakuannya ...?"
"Biarin ... wekk ..."
"Etdah, malah melet ... Bell ... jangan kayak gini dong, Bell ..."
"Kayak gini gimana sih, Om? Om Eros aneh banget deh, Bella kan dari dulu emang kayak gini ..."
"Iyyyaaa Beeelll, tapi ini ... ini ..." Eros malah bingung sendiri memilah kata apa yang tepat untuk membuat Bella mengerti, bahwa sekali pun Bella terbiasa memeluknya, namun sekarang masalahnya justru ada pada dirinya ... juga otaknya yang malah sibuk membayangkan seberapa gemoy tubuh Bella aslinya.
"Om, Om Eros tau gak kenapa Bella suka banget deket-deket sama Om Eros ...?"
Eros melirik sedikit ke bawah, ke wajah Bella yang menempel lucu di lengannya.
'Sungguh menggemaskan bocah ini ...'
'Biyan ... Biyan ... sadar gak sih kamu kalo anak gadismu ini semakin lama semakin merepotkan jantung aku ...?'
Kepala Eros terlihat menggeleng masygul. Pasrah dengan kemanjaan Bella yang tetap bersikeras menempel padanya seperti kutu.
"Karena ... Om Eros wangi ..."
'Wa de fak ...?'
Eros terjingkat. Alih-alih menjaga jarak, yang ada Bella malah berucap demikian sambil nekad mengendus lengan Eros sampai ke pangkal ... sampai ke ketek ...
"Dihh, apaan sih, Bell ... geli tauk ...!" sontak Eros berusaha menjauhkan tubuh mungil Bella yang masih menempel di tubuhnya seperti lintah.
Pangkal leher Eros sampai merinding menyadari physical touch dari Bella yang sanggup mengacaukan pengendalian dirinya.
'Wuuuanjiiiiirrr ... Eros Rahadiaaaaannn ...!!Inget umur woeeeyy ...!'
'Lagian itu anak gadis Biyan Erlangga, Eroooosss ... bisa-bisanya si 'Rocky-mu' itu bangun dengan mudahnya ... kek pengen ngajak olahraga siang-siang ...?!"
'Giilllaaaa ... gillaaaaa ...!'
Eros panik. Kali ini benar-benar panik.
"Lepas, Bell ... Om kebelet ini ..." kali ini Eros beneran gak main-main saat menarik paksa lengannya dari dalam rengkuhan Bella.
"Kebelet ...?" ulang Bella dengan tampang bingung.
"Iya kebelet be rak. Kalo Bella gak lepasin sekarang, jangan salahin Om kalo Om sampe kelepasan ..."
"Iya deh, iya ... iya ... Om Eros jorok ih ...!" protes sengit Bella yang terlihat bergidik ngeri.
Refleks Bella membebaskan Eros dari tekanan bathin, bahkan langsung mundur menjaga jarak tanpa diminta.
Eros sempat ngakak sejenak, mendapati tanggapan Bella yang spontan.
Tapi detik berikutnya, begitu Eros menyadari pintu kesempatan emas untuk dirinya melarikan diri dari Bella telah terbuka lebar, tanpa ba bi bu lagi Eros langsung ngacir begitu saja ke dalam villa.
Langkah Eros terayun cepat, nyaris berlari ...
...
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Elisa Elis
semoga om Eros cepat hilap 🤭🤭
2022-10-12
1
Elisa Elis
semoga om Eros cepat hilap 🤭🤭
2022-10-12
1
Eka ELissa
erooos tkut hilaf lok dkt"....kmu mulu bel...😁😁
2022-10-08
2