"Om Eros mana, Bell? Kok gak kelihatan?" Bella dan Ayu yang baru saja selesai menyusun pakaian dan peralatan pribadi mereka di rak lemari, kompak menoleh kearah daun pintu yang memang terbuka lebar.
Sosok Biyan terlihat berdiri di sana, dengan wajah yang diliputi tanya, karena tidak menemukan Eros dimana-mana.
"Ada kok, Pa ..."
"Kalau ada terus di mana? Udah Papa cari kemana-mana tapi gak ketemu ..."
Bella mendekat kearah Biyan. "Loh? Tadi Bella ketemu Om Eros kok, di dekat kolam ..."
"Udah papa cari ke sana juga, tapi gak ada tuh ..."
"Masa sih ...?" Bella ikut-ikutan menautkan alis mendengar pernyataan Biyan sejak tadi. "Bella aja yang cariin deh, kali aja Om Eros ada di gazebo ..." Bella berniat beranjak keluar namun kalimat penuh keheranan Biyan kembali menahan langkahnya.
"Gazebo?" alis Biyan terlihat bertaut.
"Iya, gazebo ..."
"Emangnya ada gazebo dekat kolam?" tanya Biyan.
"Lah ... emang Papa gak lihat kalo ada gazebo kecil di dekat kolam ...?" Bella malah balik nanya.
Biyan terlihat menggeleng bodoh.
Memang benar tadi Biyan hanya melongokkan kepalanya sesaat ke arah kolam renang, lewat jendela samping yang terpentang lebar, dan sepertinya ia tidak terlalu memperhatikan bahwa ada gazebo kecil di sana, yang bisa jadi Eros memang berada di sana.
"Ya udah deh, Bella aja yang nyari Om Eros ..." putus Bella sambil beranjak begitu saja keluar kamar, melewati tubuh Biyan yang berdiri tegak di pinggir bingkai pintu, langsung menuju ke arah samping dimana kolam renang berada.
Sementara itu, sepeninggal Bella ...
Saat Biyan menoleh kembali ke dalam kamar, sosok Ayu yang sejak tadi hanya menyimak pembicaraan Biyan dan Bella terlihat masih berdiri di tempatnya, belum beranjak se-inchi pun.
"Gimana, Ay? Udah beres-beresnya?" tanya Biyan berbasa-basi, ke arah Ayu yang terlihat berusaha mengatupkan pintu lemari usai dirinya dan Bella berbenah.
"Sudah, Om," jawab Ayu singkat, kembali berdiri di tempatnya dengan gestur tubuh yang canggung.
"Ay, Om Biyan bisa minta tolong Ayu gak ...?" ucap Biyan lagi seraya menatap Ayu dengan seksama.
"Kalo Ayu bisa bantu, pasti Ayu bantu. Emangnya ada apa, Om ...?"
"Begini, Ay, saat ini Om merasa capek banget jadi mau istirahat sebentar. Lagian sekarang kan cuacanya masih terlalu panas kalo kita ke pantai. So ... nanti Ayu jangan lupa bujuk Bella biar ke pantainya agak sorean aja yah, biar sekalian kita nungguin sunset di sana ..."
Ayu mengangguk patuh mendengar permintaan Biyan. "Iya, Om, nanti kalo Bella ngotot, Ayu coba bujuk deh ..."
"Sip, biasanya kan kalau sama Ayu, Bella mau tuh dengerin ..." imbuh Biyan, seraya menarik napas lega, menyadari jika untuk hal bernegosiasi dengan putrinya, dirinya selalu bisa mengandalkan Ayu.
Biyan pasti gak sadar bahwa rentetan kalimatnya barusan mampu membuat Ayu merona.
Di telinga Ayu, ucapan ringan Biyan secara gak langsung bak sebuah penghargaan yang sangat tinggi juga berarti, hanya karena Ayu memang sering berhasil melakukan negosiasi dengan Bella, yang tabiatnya keras kepala jika sudah ada maunya.
Ayu sangat senang saat menyadari, bahwa Biyan tanpa sungkan mau mengandalkan dirinya, demi membuat Bella menurut ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Seperti dugaan Bella sejak awal, bahwa Eros memang berada di dalam gazebo, yang letaknya berada di sudut kolam renang.
Justru yang tidak di sangka Bella adalah bahwa ternyata ia malah menemukan tubuh kekar Eros yang tertidur pulas di atas kursi panjang yang terbuat dari rotan.
Awalnya Bella ingin membangunkan Eros, namun urung begitu mendapati wajah damai milik pria itu yang terlihat begitu tenang, lengkap dengan dengkuran halus.
"Ya ampun, Om Eros ... bisa-bisanya ketiduran di sini ..." lirih Bella sambil duduk di kursi rotan, tepat di sebelah Eros yang pulas.
Bella duduk diam menopang dagu, sambil mengawasi wajah tampan milik Eros, dan merasa terhibur saat menyadari bahwa mumpung dalam keadaan tertidur seperti ini, ia bisa dengan leluasa dalam menikmati ketampanan Eros sebanyak-banyaknya.
"Om Eros cakep banget sih ... sumpah Bella naksir banget sama, Om, tapi Om malah gak peka ..."
Bella berucap lirih.
"Bella bisa apa dong, Om, biar Om Eros tuh ngerti kalo Bella sayang banget sama Om Eros. Bella pengen banget jadi pacar Om Eros, bahkan istri Om Eros sekalian ..."
Kali ini Bella memberanikan diri mengangkat tangannya, berusaha menjangkau helai rambut Eros agar bisa membelainya dengan lembut.
"Apa Bella harus nembak Om Eros terang-terangan? Apa Bella harus ungkapin semua isi hati Bella sama Om Eros ...?"
Terus berbicara perlahan, seolah pada dirinya sendiri.
"Tapi kalau Bella nembak Om Eros, apakah Bella bakal diterima? Lagian selama ini Om Eros selalu anggap Bella anak kecil ..."
Tarikan napas berat Bella terurai ke udara.
"Bella kok gak yakin kalo Om Eros bakal nerima Bella, yah?"
Hening.
"Kenapa sih Om gak bisa suka sama Bella ...?"
Hening.
Bella tertunduk dalam.
Setelah untuk beberapa saat gadis itu nyaris putus asa atas semua rasa cinta terpendamnya untuk Eros yang tak kunjung berbalas, pada akhirnya Bella memutuskan untuk kembali menguliti keseluruhan wajah Eros yang tergolek rileks di atas kursi rotan.
Entah dari mana datangnya keberanian Bella, yang tiba-tiba telah membuatnya beringsut mendekat, hendak mengikis jarak yang ada.
Cup.
Sebuah kecupan hangat dari bibir Bella singgah di sebelah pipi Eros begitu saja.
Bella terhenyak saat menyadari bahwa ia baru saja begitu berani melakukan hal yang super duper gila, dan lebih terhenyak lagi saat menyadari akibat dari perbuatan nekadnya itu kini Eros terlihat menggeliat, menampilkan gestur tubuh khas seseorang yang hendak terjaga dari tidurnya.
"Bella ...?"
Eros kaget saat mendapati seraut wajah panik milik Bella yang berada tak jauh dari wajahnya sendiri, sementara tangan kanan Eros refleks terangkat guna meresapi pipi kanannya yang terasa lembab.
'Gak mungkin ...'
Eros membathin, menepis praduga yang mencoba mengotori akal sehatnya.
Bukan apa-apa, karena sebelum terjaga awalnya Eros sedang bermimpi bertemu seorang putri yang cantik jelita, yang kemudian datang mendekat dengan serta-merta, dan langsung mendaratkan sebuah ciuman lembut di pipinya.
Anehnya, begitu Eros terjaga, Eros malah tidak menemukan seorang putri yang ada dalam mimpinya, melainkan sosok Bella yang sedang tersenyum kikuk dengan kedua pipi yang di penuhi semburat!
'Bella gak mungkin nyium aku. Semua itu beneran gak mungkiiiii ... nnnn ...!'
Mati-matian Eros membantah nuraninya sendiri yang mulai terkontaminasi, akibat penemuan dari sesuatu yang lembab di ujung jemarinya, mirip bekas kecupan yang basah tepat di atas pipi.
"Om Eros, di cariin Papa tuh ..."
Bella berucap ringan serta berusaha bersikap sewajar mungkin, padahal asli sih rasanya Bella merasa ingin mati saja karena harus menahan kegugupan, akibat ulah nekadnya mencium Eros diam-diam ... yang nyaris ketahuan ...
...
Bersambung ...
Yuk bantu berikan bintang lima untuk karya author ini yah. ... Terima kasih 🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Eka ELissa
wah...bella udh brani curi"...cium ya..😁😁
2022-10-08
2
Aurizra Rabani
heemmm udah ada yg berani nyuri pipi nih
2022-10-04
1
Nanik Puspita
Wah wah bela dah mulai pasang aksi ni
2022-10-04
1