Untuk beberapa saat kemudian, hanya suasana hening yang menguasai udara.
Di bangku depan, Biyan terlihat fokus menyetir, sementara di sampingnya Eros terlihat sibuk mengetik sesuatu di ponsel miliknya yang telah menerima beberapa notifikasi dari pesan masuk.
Ayu yang duduk bersisian dengan Bella yang sedang memejamkan matanya, akhirnya memilih bersandar miring di sandaran.
Ayu diam seraya mengembarakan tatapan ke arah jendela di sebelahnya, menatap jalanan yang mulai berkurang hiruk-pikuknya karena jalur yang mereka lewati telah mengarah keluar kota.
"Tumben weekend begini gak punya planning ...?" suara berat Biyan sayup terdengar, seolah menyeruak diantara hening yang tercipta.
Sepertinya setelah Bella berucap ngantuk dan suasana berubah hampa setelahnya, Biyan telah menganggap bahwa Bella benar-benar tertidur ... begitu juga dengan Ayu.
"Planning apalagi, Yan? Mau weekend atau enggak, biasanya setiap malam aku juga di Miracle ..." ucap Eros acuh.
Meskipun tidak menoleh namun senyum di bibir Biyan seolah menyimpan sesuatu.
"Ada apa?" tanya Eros mendapati ekspresi aneh Biyan di belakang kemudi.
"Yang aku dengar akhir-akhir ini malah sebaliknya ..."
"Maksudmu?"
"Seseorang telah mengatakan kepadaku, kalau kamu kembali dekat dengan Mentari ..."
Menerima ucapan Biyan, Eros refleks terkekeh.
"Malah ketawa ..."
"Just a business, nothing more ..." kilah Eros ringan, namun dengan ekspresi wajah yang serius.
"Really ...?"
"Sure ...!"
"He ... he ... he ..."
Tak disangka Biyan malah terkekeh pelan, membuat Eros yang duduk di sebelahnya melirik masam.
Meskipun terdengat intens, namun obrolan keduanya terucap lirih, seolah tidak ingin pembicaraan mereka terdengar apalagi jika sampai mengusik tidur dua bocah remaja yang berada di belakang punggung mereka.
"Kamu pasti telah mendengar hal-hal menyesatkan di luar sana kan, Yan? Makanya kamu ber-sikap se-aneh ini ..." imbuh Eros sambil menyimpan ponsel yang sejak tadi berada di tangannya ke dalam saku.
"Gak juga sih ..."
"Kalau gak, lalu kenapa tertawa?"
"Aku hanya sedang mengira-ngira, apakah mungkin ada sebuah kisah lama yang belum selesai ..." goda Biyan.
Lagi-lagi Eros tersenyum masam mendengarnya. "Yang lalu biarlah berlalu ..." jawab Eros, seolah ingin menggambarkan isi hatinya lewat sebuah kalimat receh.
"Benarkah?"
"Hhmm ..."
"Kenapa terdengar seperti ungkapan seorang pria patah hati ...?"
"Becanda yah ...?"
Tawa lirih Biyan kembali terdengar.
"Begini deh, agar kamu gak menganggapku gamon, maka aku akan mengatakannya dengan jujur. Dua hari yang lalu, Mentari mengajakku dinner di xx,"
Eros menyebut nama sebuah restoran mewah yang letaknya bersebelahan persis dengan sebuah pusat perbelanjaan.
"Wah ..."
"Katanya sih ingin membicarakan masalah endorse ..."
"Kamu setuju?"
"Hhmm ..."
"Kalian bertemu?"
"Iya, tapi aku mengajak Roni ikut serta ..." ujar Eros lagi sambil menyebut nama Roni, yang dalam kesehariannya menjabat sebagai Manager di Miracle, sebuah club malam terkenal milik Eros, yang letaknya berada tepat di jantung kota.
Pupil mata Biyan melebar mendengar penuturan Eros. "Apa? Kamu mengajak Roni untuk undangan dinner dari Mentari ...?"
"Lah ... kenapa memangnya? Aku kan membawa orang berkompeten, yang berhubungan langsung dengan tawaran kerja yang dia tawarkan ..." kilah Eros dengan wajah tanpa dosa, seolah tak peduli dengan mimik wajah Biyan yang kini sedang menahan tawa.
"How foolish you are ...!" semprot Biyan.
Eros tertawa kecil mendengar umpatan Biyan untuknya.
"Bilang aja kamu sedang berpura-pura bodoh. Masa iya, kamu gak paham apa maksud Mentari yang sebenarnya, bro ..."
Eros cengengesan. "Tadi kan udah kubilang, business is business ..."
"Kejam juga kamu, Ros ..." desis Biyan.
Eros menggeleng. "Aku hanya gak ingin, Mentari salah memaknaiku lagi. Sejujurnya ... dia wanita baik, makanya aku gak mau lagi memberikan dia harapan ..."
Biyan mengangguk-anggukkan kepala mendengar penuturan Eros yang kali ini terdengar sangat serius.
Mentari Aulia Sari, adalah seorang wanita masa lalu Eros, yang juga merupakan wanita pertama yang dekat dengan Eros setelah hubungan Eros dan Anya memburuk.
Kedekatan mereka berawal dari beberapa pertemuan intens, saat Mentari yang saat itu bekerja di sebuah Event Organizer, tengah menghandle sebuah acara mini konser dari salah seorang diva terkenal di club milik Eros.
Singkat cerita, karena tuntutan pekerjaan mereka menjadi dekat dan mulai mengenal satu sama lain.
Di mata Eros, Mentari adalah tipe wanita mandiri dan pekerja keras.
Eros menyukai kepribadian Mentari, dan secara fisik Mentari juga cukup menarik.
Berbeda dengan Anya atau wanita pada umumnya yang memiliki kulit putih berseri, seolah senada dengan namanya, kulit eksotis yang dimiliki Mentari cukup memukau dan terlihat unik.
Setelah event mini konser berakhir mereka terus berhubungan satu sama lain.
Mentari tahu bahwa Eros sedang berada dalam lingkaran pernikahan yang sulit, dan Eros sendiri tidak pernah berusaha untuk menutupi.
Namun meskipun demikian, Mentari masih mau menerima Eros dengan tangan terbuka, sehingga terjalinlah hubungan Friends With Benefit diantara mereka.
Pada awalnya semuanya terasa menyenangkan, namun seiring waktu berlalu Mentari mulai terlihat posesive.
Benar kata banyak orang, bahwa wanita memang sukar jika menjalin hubungan tanpa memakai hati.
Eros tahu dirinya memanglah pria brengsek, sehingga memutuskan untuk melepaskan Mentari daripada harus menabur janji.
Tapi mau bagaimana lagi?
Eros sendiri tahu persis bahwa dirinya tidak bisa memberikan semua yang diinginkan Mentari, terkait dengan status pernikahannya dengan Anya yang terombang-ambing tanpa kepastian ...
...
NEXT ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Eka ELissa
lha..kasus kmu ma anya knpa ros..
ada orang ke tiga atau apaan...pnasarn aku maak..😁😁
2022-09-29
2
Eka ELissa
nex ...mak...😘💃🌹🌹🌹🍒
2022-09-29
2