Saat Bella membuka matanya, hidungnya langsung ikut menangkap aroma menggiurkan khas makanan yang lezat!
Hal itu yang membuat Bella yang semula masih ngantuk poll, sontak langsung bangkit begitu saja dari pembaringan.
"Udah bangun, Bell?" tanya Ayu dari arah dapur mini yang hanya bersekat tembok dengan tinggi setengah badan, mirip desain sebuah mini bar untuk dapur minimalis, yang menjadi sekat antara dapur dan kamar.
"Bau apa nih? Enak banget ...?" ujar Bella sambil mengendus beberapa kali. Seolah terhipnotis, tanpa sadar gadis itu langsung beranjak turun dari ranjang dengan semangat empat lima.
Bella tahu persis bahwa Ayu lumayan pintar dalam hal masak-memasak.
So, tak diragukan lagi kalau masakan Ayu selalu enak rasanya, gak heran kalau belum apa-apa Bella sudah bersemangat.
"Kamu masak apaan, Yu?" sepasang mata Bella jelalatan pada hamparan makanan yang terlihat mengepul nikmat, berjejer rapi diatas meja marmer yang beralaskan taplak bercorak bunga-bunga kecil.
Tempe goreng tepung, ayam woku, tumis kangkung, tak ketinggalan sambel terasi.
Kontan aja semua pemandangan itu membuat air liur Bella nyaris menetes.
"Macem-macem tuh ..." imbuh Ayu sambil berkacak pinggang dengan bangga.
Saat ini penampilan Ayu
terlihat sangat segar khas orang yang baru selesai mandi, sementara penampilan Bella adalah sebaliknya, wajahnya kusut, lengkap dengan rambut yang awut-awutan mirip don king.
"Mandi dulu sana, Bell, baru sarapan. Sekarang udah jam tujuh, pasti bentar lagi kamu dijemput ..."
Ayu mengingatkan Bella yang tak lagi berkedip menatap makanan yang telah siap santap.
Bukannya mengindahkan kalimat peringatan Ayu, Bella malah nekad mencomot sebuah tempe goreng yang masih hangat, langsung memasukkannya ke dalam mulut yang kemudian megap-megap kepanasan.
"Ih, jorok deh, Bell, belum juga sikat gigi ... kumur-kumur ... udah comot makanan aja ..."
Bella nyengir mendengar protes sengit Ayu. "Bagaimana kalau dibalik, Yu? Makan dulu aja, baru mandi ...?" tawar Bella dengan wajah bersungguh-sungguh.
"Gak. Gak boleh!"
"Dih, pelit ..."
"Bukannya pelit, tapi Ayu maunya kamu mandi dulu, Bell ... biar bersih, seger juga ..."
"Iya deh, iya ... cerewet banget deh mirip mpok-mpok ..."
Bella manyun mendapati sepasang mata Ayu yang melotot tegas, seolah ingin menekankan bahwa kali ini aturan yang dibuatnya tidak boleh dibantah Bella.
"Ambil handuk yang baru aja, Bell, ada di rak paling atas." imbuh Ayu pada Bella yang telah berbalik dan berjalan gontai ke arah lemari pakaian Ayu yang berada di sudut kamar.
"Siap bosku ..." jawab Bella tanpa menoleh.
Ayu geleng-geleng kepala mendapati tingkah polah Bella yang kelewat santuy.
Untuk pakaian dan beberapa perlengkapan pribadi Bella memang tidak perlu pusing, karena begitu seringnya Bella menginap di kost Ayu, Bella sengaja telah meninggalkan beberapa lembar pakaian serta perlengkapan mandi miliknya di kost Ayu.
Sedangkan Ayu baru bisa menarik napasnya lega, begitu menyaksikan tubuh ramping milik Bella yang telah benar-benar menghilang dibalik pintu kamar mandi.
❤️❤️❤️❤️❤️
Bella masih berada di dalam kamar mandi saat Ayu mendengar suara pintu kamarnya yang di ketuk beberapa kali.
Jantung Ayu berdegup kencang, berpikir bahwa kemungkinan besar yang melakukannya adalah Biyan, yang tak lain adalah Papanya Bella.
Sejujurnya hal ini adalah moment yang telah Ayu tunggu-tunggu untuk beberapa saat, karena seperti perkataan Bella, akhir-akhir ini aktifitas Papanya memang semakin sibuk. Jadi jangankan Ayu, bahkan Bella sendiri jarang bertemu Papanya.
Ayu merasa sangat kangen, karena sepertinya sudah hampir sebulan Ayu tidak bertemu Biyan, bahkan saat Ayu ke rumah Bella beberapa kali, diam-diam Ayu selalu kecewa karena tidak pernah bertemu muka dengan sang pujaan hati.
Untuk itulah begitu semalam Ayu mendengar sendiri bahwa Biyan berniat menjemput Bella pagi ini, meskipun Ayu takut kebohongannya terkuak jika Bella tak kunjung muncul di kostnya, tapi di sisi lain Ayu justru tak sabar bertemu Biyan.
Sungguh, Ayu merasa sangat lega manakala Bella akhirnya muncul di bingkai pintu kamarnya usai pembicaraan mendebarkan dengan Biyan.
Kemudian setelah itu, jauh setelah Bella jatuh tertidur dengan lelapnya, malah giliran Ayu yang kesulitan memejamkan kedua kelopak matanya. Sibuk berpikir dan terus berdebar, tak sabar menunggu waktu berputar agar bisa segera bertemu Biyan.
Ayu telah memutuskan, bahwa ia harus bisa mencuri atensi Biyan, lewat sebuah terobosan yang unik, dengan tujuan utama agar Biyan terkesan ... tentu saja.
Karena itulah pagi-pagi sekali Ayu rela bangun demi menunggu kang sayur yang biasa lewat di depan kost, membeli beberapa jenis bahan yang bisa ia olah terlebih dahulu, sebelum akhirnya mulai berkutat di dapur mini, disaat Bella masih terlelap memeluk bantal.
Demi mencuri perhatian Biyan, Ayu berniat membuat sarapan sederhana namun berkesan, special untuk Biyan seorang.
Jemari Ayu terasa dingin dan gemetar saat menyentuh handle pintu, hendak membukanya.
"Selamat pagi, Ay ..." sapaan hangat lengkap dengan senyum yang menawan khas Biyan Erlangga membuat Ayu terpaku untuk beberapa saat.
Moment indah yang dinanti Ayu akhirnya datang juga, kini Biyan berdiri tegak dihadapan Ayu dengan tubuhnya yang jangkung, pakaian necis, serta senyum memikat.
"S-selamat pagi juga, Om Biyan ..."
Grogi, sudah pasti. Selalu seperti itu acap kali Ayu berinteraksi dengan Biyan.
"Bella-nya ada kan, Ay?" ujar Biyan kearah Ayu yang berdiri terpana, terpesona.
"Oh, egh ... iya, iya, tentu saja Bella ada, Om. Tapi sabar sebentar yah, Om, Bella-nya masih mandi ..."
"Ooo,"
Biyan hanya ber 'Ooo-ria', membuat Ayu semakin salah tingkah.
"Maaf Om, tapi Om mau berdiri di luar atau nunggu di dalam?"
Biyan terlihat berpikir sejenak, mendengar tawaran Ayu.
Masuk kedalam kamar Ayu membuat Biyan tak enak hati, meskipun Biyan juga tahu persis, jika Bella putrinya berada didalam sana.
Tapi kalau disuruh nunggu sambil berdiri diluar dengan sinar matahari yang mulai meninggi seperti ini ... kok gerah juga yah ...?
Biyan bimbang memutuskan, karena di depan pintu kamar kost Ayu yang tepat menghadap ke timur, sama sekali tidak terdapat area yang teduh.
"Maaf, kalau Ayu lancang, Om. Tapi sebaiknya Om Biyan nunggunya di dalam aja. Kebetulan Ayu baru kelar masak, biar bisa sekalian sarapan, bareng sama Bella juga ..."
Sejujurnya untuk mengucapkan tawaran manis tersebut, Ayu telah mengumpulkan segenap keberaniannya. Sejak semalam, Ayu bahkan telah berkali-kali berlatih didalam hati.
Biyan berdiri dipenuhi keraguan. Niat hati ingin menimbang terlebih dahulu apakah harus menerima tawaran Ayu atau malah menolaknya, manakala mulut Biyan malah tidak sinkron sehingga mengucapkan satu kata yang diluar pengendalian dirinya.
"Baiklah ..."
Namun meskipun demikian, Biyan yang keceplosan pada akhirnya bisa merasa lega, karena lewat persetujuannya itu ... senyum Ayu telah terkembang sempurna ...
...
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Ladydiana Diana
crazy up donk yg buaaanyyyakkk lg donk
2022-09-25
1
Lina Atiek Budiarti
lanjutkan
2022-09-22
1
🌹Mariana 🌹
ku harap om Biyan mempunyai prasaan yg sama ma ayu ya 😊
2022-09-22
1